Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faris Hanif Amrullah
Abstrak :
Realisme magis berusaha menggabungkan dua sisi mata uang yang berbeda, yaitu sisi realita dan sisi magis. Magis disini berarti suatu kenyataan yang tidak tampak dihadapan kita, tetapi bisa dirasakan keberadaannya bahkan didalam jiwa yang paling dalam. Gabungan dari dua sisi ini nantinya dapat menciptakan gejolak magis yang dapat menolong manusia masuk kedalam dunia yang tidak nyata, tetapi penuh dengan kesempurnaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya realisme magis dalam novel Собачье Сердце. Novel ini bercerita tentang seekor anjing liar bernama Sharikov, yang ditemukan oleh seorang ahli bedah, dan menjalani operasi ekstensif untuk tujuan eksperimental untuk menciptakan manusia Soviet Baru, seseorang yang berkomitmen pada cita-cita komunisme di Uni Soviet. Selanjutnya akan dibahas secara mendalam tentang bagaimana novel ini memiliki karakteristik yang terdapat dalam realisme magis. ......Magical realism tries to combine two different sides of the coin, namely the reality side and the magical side. Magic here means a reality that is not visible in front of us, but its existence can be felt in the deepest soul. The combination of these two sides can later create a magical turmoil that can help humans enter a world that is not real, but full of perfection. This study aims to describe the style of magical realism in the novel Собачье Сердце. This novel tells the story of a lying dog named Sharikov, who is found by a surgeon, and undergoes surgery for experimental purposes to create a New Soviet man, someone who is committed to the ideals of communism in the Soviet Union. Furthermore, it will be discussed in depth about how this novel has the characteristics contained in magical realism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tjahjono Widijanto
Abstrak :
Artikel ini mengkaji kumpulan cerpen Godlob karya Danarto dan novel Cala Ibi karya Nukila Amal dari sudut pandang realisme magis. Realisme magis dipahami sebagai gaya estetetik yang mengandung unsur-unsur magis bercampur aduk dengan realitas. Dalam realisme magis wilayah mistis dan realitas empiris diperlakukan sejajar karena yang fantasi dan supranatural mengakar pada realitas kultural dan historis. Kajian dalam tulisan ini berdasarkan pandangan bahwa teks sastra pasti akan terpengaruh oleh kultur masyarakat dan pengarangnya. Muatan makna yang terdapat di dalam karya sastra akan dipengaruhi dan ditentukan oleh kosmologi budaya, nila-nilai, norma, konvensi sosial budaya atau bahkan ideologi pengarangnya. Metode dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis yang menunjukkan kadar realisme magis dalam cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Godlob dan dalam novel Cala Ibi karya Nukila Amal. Dalam kumpulan crpen Godlob karya Danarto maupun novel Cala Ibi Nukila Amal dapat ditemukan ciri-ciri realisme magis, yakni elemen yang tidak dapat direduksi, dunia fenomenal, keraguan-keraguan yang menggoyahkan, penggabuangan antara yang magis fantasi dengan realitas dan rusaknya batas, ruang, waktu dan identitas. Dalam cerpen-cerpen Danarto, realisme magis berlandaskan mistisisme Jawa berupa konsep-konsep sangkan paraning dumadi, mulihmulanira, dan manunggaling kawula-gusti, sedangkan dalam novel Cala Ibi, realisme magis berdasarkan mitos-mitos historis Ternate, dan sufisme Islam dengan konsep wahdatul wujud.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Arifin
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis dari aspek teknik penerjemahan dan fungsi teks yang digunakan oleh penerjemah dalam mempertahankan unsur magis. Dalam genre fantasi, pemahaman unsur magis oleh pembaca merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, penerjemah harus dapat mempertahankan unsur magis yang terdapat dalam bahasa sumber dengan baik. Penelitian ini berfokus pada proses dan teknik yang dilakukan oleh penerjemah. Metode yang digunakan oleh penerjemah turut mempengaruhi pemilihan kata serta hasil terjemahan. Pendekatan skopos yang dilakukan oleh penerjemah menunjukkan hasil terjemahan yang optimal, sedangkan hasil terjemahan yang tidak optimal tidak menggunakan pendekatan skopos Ketidak optimalan pada teks sasaran terjadi, dikarenakan penerjemah tidak dapat mempertahankan unsur magis yang ada dalam bahasa sumber.
ABSTRACT
This thesis analyzed the methods of translation and the function of the text that used by the translator to keep the magical elements. In the genre of phantasie, the comprehension of the reader is one of the most important things. Therefore, the translator has to keep the magical elements of the text. This research focused on the process of the translation and the function of the text that did by the translator. The method that used by translator affects the words and also the result. The skopos method that is used by the translator was considered, in order to analyze the result of the translation. The results showed, that there are optimized and also unoptimized translated sentence. The unoptimized sentences are the sentences that do not have the magical elements. The translator could not keep the magical elements due the absence of the skopos approach. While the optimized sentences are the sentences that used the skopos approach.
2016
S65815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Catur Prasetyohadi
Abstrak :
This article uses concepts of magical realism by Wendy B. Faris to analyze Shakespeare's A Midsummer Night's Dream. We analyze elements of magical realism of the work in mapping discourses between the text and the real life. The chosen material object that published earlier than the theory we chose make this work contributes to describe the trace of the civilization development; event of in-betweeness of human consciousness. However, we have found that A Midsummer Night’s Dream is only a magical realism-like mode, since realism is dominant in the text as the trace of modernity. Meanwhile, the characteristics of Magical Realism that is postulated by Faris is in-between realism and fantasy as a trace of transition era; modern to postmodern.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
Abstrak :
ABSTRAK
Kearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang telah difungsikan sebagai tari yang memiliki fungsi religiusmagis, fungsi sosial, keharmonisan terhadap lingkungan alam, serta memiliki makna moral yang sederhana baik gending maupun pakaiannya yang sangat tergantung pada alam. Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, antara lain, 1) kenapa tari Sanghyang di Banjar Jangu diberdayakan; 2) apa usaha pemberdayaan yang sudah dan yang akan dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Tujuan penulisan ini yaitu, 1) menghidupkan kembali Tari Sanghyang sebagai warisan budaya lokal; 2) membangkitkan suasana magisreligius; 3) Mempertahankan Tari Sanghyang sebagai salah satu Tari Wali yang harus tetap hidup ikut menunjang pelaksanaan upacara agama Hindu. Agar pemberdayaan Tari Sanghyang dapat optimal, dan bertaksu, maka model pemberdayaannya perlu dilakukan melaluicara structural dan kultural.
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marzam
Yogyakarta: Kepel Press, 2002
959.81 MAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lenggogeni Zakiyami
Abstrak :
ABSTRAK
Dua karya dari sastrawan yang berbeda kebangsaan atau negara sering memperlihatkan kemiripan dalam hal ide dan gaya. Ayahku Bukan Pembohong karya Tere Liye dan Big Fish karya Daniel Wallace memperlihatkan hal itu. Dalam konteks itu menarik kaitannya bila dua karya tersebut ditelaah dan dibandingkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan gaya realisme magis dalam kedua novel tersebut. Setelah membandingkan dua karya tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kedua novel tersebut sama-sama menunjukkan penokohan yang menempatkan tokoh Ayah sebagai pribadi yang hidup di dunia nyata dengan mimpi dan ambisi. Hal itu tertuang dalam cerita petualangan tokoh Ayah yang narasi dan peristiwanya berada di antara dunia nyata dan dunia magis.
ABSTRACT
Two works of different national or state litterateur often show similarities in ideas and styles. Ayahku Bukan Pembohong by Tere Liye and Big Fish by Daniel Wallace show it. In that context it is interesting to review and compare its relation. This study aims to describe and compare the style of magical realism in both novels. After comparing the two works, the authors conclude that the two novels show characterizations that place father 39 s character as a living person in the real world with dreams and ambitions. It is embodied in the adventure story of the character of father whose narrative and event are between the real world and the magical world.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Depictions of human reproduction is found in many megalithic buildings. The magical reproductive function is often equated between the phallus and the vulva. It tends to occur in communities that no longer has a cultural context that is consistent with the idea of megalithics. for it is very important to do a review of reproductive function approach to the concept of the symbols and the binary opposition. This is done considering means of reproduction Aas a symbol that has a different function with each other. Moreover, the concept of binary opposition developed until now.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Putri Fadliawati
Abstrak :
Ilmu magic adalah sebuah kepercayaan dan juga praktik, di mana praktiknya melibatkan alam bawah sadar dan juga hal-hal tak kasat mata. Magi oleh banyak orang dapat memengaruhi kekuatan alam dan diri mereka sendiri secara langsung, entah untuk tujuan baik atau buruk, dengan usaha-usaha mereka sendiri untuk memanipulasi daya-daya yang lebih tinggi. Praktek magi sebenarnya tak secara penuh bisa dilepaskan begitu saja dari praktik agama tertentu. Contohnya dalam agama Yahudi ritual Kabbalah dan Yoga dalam Hindu. Tetapi kemudian agama- agama monotheistik menganggapnya sebagai hal menyimpang dan berkonotasi buruk. Ini diawali dengan periodesasi agama-agama monotheistik yang membenci ritual yang dianggap bid’ah dan dianggap menyimpang dari ajaran Kristen maupun Islam murni. Di Asia Tenggara sendiri, magi masih menjadi hal yang dianggap tradisional dan hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Termasuk pula anggapan negatif bahwa shaman (dukun) lekat dengan dengan ilmu teluh dan mendatangkan nasib buruk bagi korbannya. Padahal, shaman juga memiliki kemampuan pengobatan tradisional, yang tergolong sebagai ilmu magi, entah karena diturunkan dari shaman terdahulu atau “melalui mimpi.” Namun, kedua hal tersebut masih dilanggengkan keberadaannya sampai sekarang dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang primitif. Pengobatan tradisional dengan ritual tertentu, serta sihir (baik yang bertujuan mencelakakan atau menguntungkan orang lain) masih eksis di tengah masyarakat yang tinggal di kota, desa atau daerah suburban. Bahkan meski sudah mempraktikkan “sihir baik” sekalipun, dengan cara menjadi pemeluk agama yang taat, shaman-shaman di negara dengan mayoritas penduduk beragama monotheis rentan mendapat persekusi. Di sisi lain, jasa-jasa dalam pengobatan tradisional pun tetap dibutuhkan lantaran status beberapa negara Asia Tenggara sebagai negara berkembang, di mana ketersediaan fasilitas medis modern belum merata. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba menyajikan data pustaka anotasi bibliografi tentang jurnal yang membahas ilmu magi di Asia Tenggara dan juga memberikan gambaran mengapa ilmu magi adalah salah satu sub-ilmu yang patut diperdebatkan dan diteliti lebih lanjut. ......Magic is both a belief and a practice, where its practice involves the subconscious as well as the invisible. Magic, as seen by many people, can affect the forces of nature and themselves directly, for good or for bad, by their own efforts to manipulate higher powers. The practice of magic actually cannot be completely separated from the practice of a particular religion. For example in Judaism Kabbalah rituals and Yoga in Hinduism. But then monotheistic religions regard it as deviant and contains bad connotations. This begins with the periodization of monotheistic religions that opposing rituals that are considered heretical and deviate, especially by the religious scholars from Christianity and Islam. In Southeast Asia itself, magic is still a thing that is considered traditional and only done by certain people. This include the negative assumption that shamans are attached to witchcraft and bring bad luck towards their victims. In fact, shamans also have traditional medicinal abilities, which are classified as magic, either because they are passed down from previous shamans or "given through dreams." However, these two things are still preserved until now and are not considered as something primitive. Traditional medicine with certain rituals, as well as magic (whether aimed at harming or benefiting the others) still exist in people who live in cities, villages or suburban areas. Even if they’re practicing “white magic”, by becoming devout religious adherents, shamans in countries where the majority of the population are monotheists are still vulnerable to persecution. On the other hand, services in traditional medicine are still needed, regarding the status of Southeast Asian majority as developing countries, where the availability of modern medical facilities is not evenly distributed. In this paper, I will try to present bibliographic annotated literature on journals discussing magic in Southeast Asia and also provide an overview of why magic is one of the sub- sciences that deserves to be debated and researched further.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>