Indonesia telah mengeksploitasi gas alam dan mengekspornya ke negara-negara di dunia. Sejak eksploitasi gas alam dilakukan, ekonomi global banyak berubah arah penggunaannya dari minyak menjadi gas alam yang dikenal lebih bersih. Setiap peristiwa yang menyebabkan fluktuasi di dalam kondisi perekonomian dunia dapat pula mengganggu pasar komoditas termasuk minyak dan gas bumi. Peristiwa tersebut dikenal dengan shock dengan karakteristik black swan, sebagai contohnya gempa bumi pada tahun 2011 di Fukushima, Jepang yang mengakibatkan kebocoran nuklir akibatnya kebergantungan akan sumber energi utama tersebut terganggu; contoh lainnya adalah pada tahun 2016 ketika terjadi anjloknya harga minyak mintah ke level di bawah 50 Dollar Amerika Serikat per barrel. Shock tersebut mentransmisikan efeknya hingga ke Indonesia sebagai negara pengekspor LNG ke Jepang dan engara-negara lain di Asia. Bilamana prediksi secara akurat dibutuhkan untuk suatu pasar tertentu akibat pasar lainnya atau karena peristiwa tertentu yang tercermin dari indeks pasar modal suatu negara atau kawasan guna mengambil kesempatan, membuat strategi, atau mengambil langkah tertentu, maka dibutuhkan alat/metode. metode yang dipergunakan untuk prediksi sebagaimana disebutkan dipergunakan di dalam kajian ini, dan metode tersebut adalah analisis contagion dengan mempergunakan analisis korelasi lokal akibat dari indeks pasr modal negara tertentu terhadap harga LNG Bintuni, Papua Indonesia sebagai komoditas yang diperdagangakan. Hasilnya adalah adanya efek contagion dari pasar modal Jepang ke harga LNG sementara LNG itu sendiri mentransmisikan efeknya ke indeks pasar modal Indonesia dan Filipina secara tidak langsung. Signifikansi dimaksud terbukti dari nilai uji estimasi Z dengan hasil uji masing-masing adalah 3.7417 pada pengaruh indeks pasar modal Jepang terhadap harga LNG untuk hasil analisis estimasi koefisien korelasi pada titik kuantil 2.5% lebih besar daripada median, 9.2389 pada harga LNG terhadap indeks pasar modal Filipina untuk estimasi koefisien korelasi pada titik kuantil 2.5% lebih besar daripada median, dan 6.7935 untuk estimasi koefisien korelasi pada titik kuantil 95.5% lebih besar daripada median, serta 2.4986 pada harga LNG terhadap indeks pasar modal Indonesia untuk estimasi koefisien korelasi pada titik kuantil 2.5% lebih besar daripada median, dan 6.6617 untuk estimasi koefisien korelasi pada titik kuantil 97.5% lebih besar daripada median.
Indonesia has been exploiting natural gas and exporting it to countries all around the world. Since the exploitation of natural gas, global economy changes its direction due to changes in the usage of energy sources, from oil to natural gas which is cleaner. Every event that causing disturbances in the economy can cause disturbances in comodity market, especially oil and gas. That event known as shock with the characteristics of a ‘black swan’, as an example in the 2011 earthquake in Fukushima, Japan in which causing leaks in nuclear reactor and therefore causing disturbance in the dependencies of nuclear as an energy source; other example is in the 2016 on which within that period crude oil price plummeted below 50 United State of America Dollar per barrel. Those shocks transmit effect to Indonesia as an LNG exporting countries to Japan and other countries di Asia. Due to this, if one would like to predict what will happen to a specific market due to others or due to a certain event reflected by the index market of a certain countries or region, to gain an opportunity, to make a strategy or to take a better action, one would need a tool/method. The method to predict as explained is used in this study, and it is the prediction of a contagion using a local correlation analysis due to certain market index against the Bintuni, Papua Indonesia LNG price as a commodity being trade. The results are the existence of a contagion effect from Japan market index to LNG Price while LNG itself transmit its effect to Indonesian and Philippines market index indirectly. Its siginicance is proven by the test with each value of 3.7417 on Japanese market index to LNG Price for the analysis of analysis of Estimated correlation coefficients on lowest percentile of 2.5% is higher than the median, 9.2389 on LNG Price to Philippines market index for analysis of Estimated correlation coefficients on lowest percentile of 2.5% is higher than the median, and 6.7935 for analysis of Estimated correlation coefficients on highest percentile of 97.5% is higher than the median, and 2.4986 on LNG Price to Indonesian market index for analysis of Estimated correlation coefficients on lowest percentile of 2.5% is higher than the median and 6.6617 for analysis of Estimated correlation coefficients on highest percentile of 97.5% is higher than the median.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pada umumnya melakukan pemanfaatan hutan di sektor pertanian sesuai dengan instruksi dan dukungan modal dari Perhutani. LMDH Wana Cendana bergerak di sektor ekowisata tanpa instruksi dan bantuan modal dari Perhutani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pemberdayaan komunitas lokal (LMDH Wana Cendana) yang tidak memiliki keahlian di bidang pengelolaan hutan dan ekowisata. Konsep yang digunakan adalah pemberdayaan komunitas lokal dan ekowisata dengan pendekatan kualitatif studi kasus. Studi ini mengedepankan kebaruan kasus dan wawancara mendalam terhadap informan yang terlibat secara langsung dalam pengembangan ekowisata Gunung Dago. Beberapa riset terdahulu menunjukkan pemberdayaan yang kurang memprioritaskan komunitas lokal. Pengembangan ekowisata di Desa Dago yang dimulai pada 2019 sangat mengedepankan potensi lokal dan proses belajar secara mandiri, sehingga komunitas lokal mampu mengubah lahan bekas tambang menjadi tempat wisata yang asri. Kemandirian komunitas lokal tergambar pada keterlibatannya dalam proses pengembangan ekowisata, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Di samping itu, komunitas lokal sebagai pengelola mampu memanfaatkan pengetahuan, budaya dan sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan anggota tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah konservasi hutan.
Forest Village Community Institutions (LMDH) generally use forests in the agricultural sector in accordance with instructions and capital support from Perhutani. LMDH Wana Cendana operates in the ecotourism sector without instructions and capital assistance from Perhutani. This study aims to analyze the implementation of empowering local communities (LMDH Wana Cendana) who do not have expertise in the field of forest management and ecotourism. The concept used is the empowerment of local communities and ecotourism with a qualitative case study approach. This study emphasizes the novelty of cases and in-depth interviews with informants who are directly involved in the development of Gunung Dago ecotourism. Some previous research shows that empowerment does not prioritize local communities. Ecotourism development in Dago Village, which began in 2019, prioritizes local potential and independent learning processes, so that local communities are able to transform ex-mining land into beautiful tourist attractions. The independence of the local community is reflected in its involvement in the ecotourism development process, from planning to implementation. In addition, local communities as managers are able to utilize local knowledge, culture and resources to improve the welfare of members without overruling the rules of forest conservation.