Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fink, Arlene
Los Angeles: Sage, 2010
001.42 FIN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Agatha
"Tersebarnya virus Covid-19 pada 2020 lalu membuat banyak orang harus menetap
di rumah untuk menghindari penyebaran virus. Hal ini membuat konsep healthy building
menjadi hal yang ramai dibicarakan karena desain bangunan dan material dari bangunan
yang kita tinggali secara langsung dan tidak langsung dapat berdampak pada kesehatan
fisik, fisiologis, dan psikologis. Selain itu, desain bangunan juga dapat berpengaruh pada
potensi penyebaran virus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah negara di
dunia yang diteliti menggunakan konsep healthy building, jumlah penelitian di Indonesia
dengan konsep healthy building, implementasi konsep healthy building di Indonesia dan
dunia, dan tantangan dalam melaksanakan healthy building. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review. Sintesis yang digunakan adalah
sintesis deskriptif. Hasilnya menunjukkan, sebanyak 36 literatur yang meneliti tentang
konsep healthy building dikaji pada penelitian ini. Dari 36 literatur, 18 di antaranya
meneliti konsep healthy building pada negara tertentu di dunia dan 4 di antaranya meneliti
konsep healthy building di Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan tantangantantangan
dalam melaksanakan konsep healthy building.

The spread of the Covid-19 virus in 2020 forced many people to stay at home to
avoid the spread of the virus. This makes the concept of healthy building an area of
interest because the building design and materials of the buildings we live in can directly
and indirectly have an impact on our physical and psychological health. In addition, the
design of the building can also affect the potential for the spread of the virus. This study
aims to analyze the number of countries in the world that have been studied using the
healthy building concept, the number of studies in Indonesia using the healthy building
concept, the implementation of the healthy building concept in Indonesia and the world,
and the challenges in implementing healthy building. The method used in this research is
Systematic Literature Review. The synthesis used is descriptive synthesis. The results
show that as many as 36 literatures that studied the concept of healthy building were
reviewed in this study. Of the 36 literatures, 18 of them studied the concept of healthy
building in certain countries in the world and 4 of them studied the concept of healthy
building in Indonesia. This research also shows the challenges in implementing the
concept of healthy building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlene, Fink
Los Angeles: Sage, 2014
001.42 FIN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Onwuegbuzie, Anthony
"Summary:
With a key focus on mixed methods, coverage of the 'why' as well as the 'how', and clear explanation of the CORE system, this book will be instrumental in helping readers to produce organized, ethical, insightful and, of course, comprehensive literature reviews"
Los Angeles: SAGE, 2016
001.42 ONW s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Nurbaiti
"ABSTRAK
Dalam rangka mengurangi dan memperlambat penyebaran Covid 19, banyak negara di dunia telah mengadopsi kebijakan kesehatan physical distancing, dimana belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dampak kebijakan kesehatan physical distancing terhadap penurunan kejadian Covid-19 di dunia tahun 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif dengan metode narrative literature review, sedangkan sumber penelitian berasal dari kanal jurnal internasional Google Scholar, ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Scopus dengan data pencarian selama lima tahun terakhir. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input, process, dan output (IPO). Dari hasil penelusuran jurnal, terdapat 10 artikel ilmiah yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi pencarian. Sedangkan hasil penelitian keseluruhan menunjukkan bahwa adanya dampak kebijakan kesehatan physical distancing terhadap penurunan jumlah kejadian Covid 19 di dunia tahun 2020. Selain itu, terjadinya penurunan kejadian Covid 19 ini menurut penelitian juga dikarenakan adanya intervensi kesehatan lain yang dilakukan secara bersamaan. Seperti menggunakan masker ketika bepergian, mencuci tangan, menggunakan alat pelindung diri, melakukan tes cepat, melakukan isolasi atau karantina mandiri, melakukan penelusuran kontak, dan melakukan desinfeksi. Rekomendasi atau saran dari penelitian ini yaitu, perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama terkait dampak kebijakan kesehatan physical distancing. Khususnya tentang faktor faktor apa saja yang menjadi penentu utama keberhasilan kebijakan physical distancing, sehingga dapat secara efektif menurunkan angka kejadian Covid 19.

ABSTRACT
In order to reduce and slow the spread of Covid19, many countries in the world have adopted health policy physical distancing, which have never happened before. This study aims to get an overview of the impact of health policy physical distancing to reduced of Covid 9 incidence in the world at 2020. The research design used was descriptive with a narrative literature review method, while the research source came from international journal channel like Google Scholar, ProQuest, PubMed, Science Direct, and Scopus with search data for the past five years. The approach used is the input, process, and output (IPO). From the journal search results, there are 10 scientific articles obtained in accordance with the inclusion and exclusion criteria of the search. While the overall results of the study show that the impact of physical distancing health policy can reduce of Covid 19 incidence in the world in 2020. In addition, the decline in the incidence of Covid- 9 according to the study is also due to other health interventions carried out simultaneously. Such as wearing a mask when traveling, washing hands, using personal protective equipment, conducting rapid tests, conducting isolation or quarantine independently, tracing contacts, and doing disinfection. Recommendations or suggestions from this study are that further research is needed on the same topic related to the impact of physical distancing health policy. Specifically about what factors are the main determinants success of physical distancing health policy, so that it can effectively reduce the Covid 19 incidence rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galvan, Jose L.
London: Routledge, 2017
808.066 GAL w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Savitrie Joanna
"Kasus penyakit LES mempunyai prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia dan dunia. Prevalensi di berbagai negara sangat bervariasi antara 2.9/100.000 – 400/100.000. Namun, belum terdapat data epidemiologi LES yang mencakup semua wilayah Indonesia. Diagnosis Lupus Eritematosus Sistemik tidak mudah dan sering terlambat akibat dari gejala yang timbul menyerupai gejala berbagai penyakit sehingga Lupus dikenal dengan sebutan penyakit 1000 wajah. Gejala penyakit Lupus sangat beragam, mulai dari gejala ringan hingga yang dapat mengakibatkan kematian. Penelitian berupa kajian kepustakaan (literature review) terhadap 3 jurnal penelitian internasional pada tahun 2000-2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran faktor risiko paparan silika pada kejadian Lupus Eritematosus Sistemik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan silika dengan kejadian Lupus Eritematosus Sistemik dengan rata-rata OR 3,6. Paparan silika yang terhirup tidak mungkin menjadi penyebab utama LES pada populasi umum, namun paparan silika menjadi salah satu faktor risiko yang berperan dalam pengembangan penyakit LES. Memahami mekanisme yang digunakan oleh silika dalam LES dapat membantu kita lebih memahami peran paparan lingkungan terutama paparan silika pada LES.

Literature Review: The Role of Risk Factors for Silica Exposure in Systemic Lupus Erythematosus. Systematic Lupus Erythematosus have a high prevalence in Indonesia and the world. Prevalence in various countries varies greatly between 2.9 / 100.000 - 400/100,000. However, there are no epidemiological data covering all regions of Indonesia for SLE. Diagnoses of Systemic Lupus Erythematosus is not easy and often late due to symptoms that resemble the symptoms of various diseases, so that Lupus is known as 1000 facial diseases. Symptoms of lupus are very diverse, ranging from mild symptoms to those that can result in death. The research was in the form of a literature review of 8 international research journals in 2000-2020. This study aims to determine the role of risk factors for silica exposure in the incidence of Systemic Lupus Erythematosus.
The results showed that there was a significant relationship between exposure to silica with the incidence of Systemic Lupus Erythematosus with an average OR of 3.6. Exposure to inhaled silica may not be a major cause of SLE in the general population, but silica exposure is one of the risk factors that play a role in the development of LES disease. Understanding the mechanism used by silica in SLE can help us better understand the role of environmental exposure especially silica exposure in SLE.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviananda Zahra Amalia
"Pendahuluan: Media sosial merupakan hasil perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial menjadi media online favorit remaja. Media sosial memiliki berbagai macam jenis mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Kelompok remaja merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan internet pada tahun 2022 yaitu sebesar 75% dari total populasi kelompok usia 15-24 tahun di dunia. Menurut survei, remaja menggunakan media sosial dan internet untuk memperoleh informasi kesehatan. Namun, pemanfaatan media sosial juga memberikan dampak bagi remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial bagi remaja dan dampaknya terhadap kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review pada database PubMed, Science Direct, Scopus, dan Garuda untuk artikel yang dipublikasi pada rentang tahun 2016-2023. Penelitian ini menghasilkan 24 studi terinklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa media sosial dan internet memberikan manfaat untuk remaja yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada mereka untuk mendapatkan informasi kesehatan. Informasi kesehatan yang umumnya didapatkan oleh remaja adalah tentang gaya hidup, kesehatan mental, kesehatan seksual, dan masalah kehidupan sehari-hari. Remaja yang memanfaatkan media sosial tersebut mendapatkan dampak berupa dampak positif seperti peningkatan motivasi maupun dampak negatif seperti cyberbullying dan gangguan kesehatan mental.

Introduction: Social media is the result of the development of information and communication technology. Social media is the favourite online media for adolescents. Social media has various types, from Facebook, Instagram, Twitter, Etc. The adolescent group is the group that uses the internet the most in 2022, namely 75% of the total population in the world's 15-24 year age group. According to surveys, adolescents use social media and the internet to obtain health information. However, the use of social media also has an impact on adolescents. Therefore, this study aims to determine adolescents' use of social media and its impact on health. Methods: This study used the literature review method on the PubMed, Science Direct, Scopus, and Garuda databases for articles published in the 2016-2023 range. This research resulted in 24 included studies. Results: This study found that social media and the internet benefit adolescents, providing convenience and comfort in obtaining health information. Adolescents generally obtain health information about lifestyle, mental health, sexual health, and daily life problems. Adolescents who use social media get positive impacts, such as increased motivation and also negative impacts, such as cyberbullying and mental health disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan
"Postpartum Hemorrhage (PPH) merupakan suatu keadaan dimana kehilangan darah 500 ml atau lebih dalam 24 jam setelah persalinan ibu. PPH menduduki posisi pertama pada penyebab langsung pada kematian ibu dengan menyumbang 19,7% kematian ibu pada tingkat global. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mengatasi masalah tingginya angka PPH, namun sampai saat ini angka kejadian PPH masih dapat dikatakan tinggi. Untuk dapat mengetahui penyebab yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan pencegahan PPH dapat dilakukan melalui studi implementasi kebijakan publik. Penelitian ini membahas mengenai implementasi kebijakan pencegahan PPH diberbagai negara di dunia tahun 2022. Analisis implementasi kebijakan dilakukan menggunakan gabungan teori implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III dan Peters. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis implementasi kebijakan pencegahan Postpartum Hemorrhage pada ibu dari berbagai negara di dunia. Penelitian ini menggunakan studi literature review melalui delapan database, yaitu Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC dan PMC. Terdapat 13 artikel terinklusi dari 7.153 artikel yang diidentifikasi dari kedelapan database. Hasil studi menunjukkan terdapat hubungan faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi, standar dan sasaran kebijakan dan lingkungan terdapat pelaksanaan implementasi kebijakan PPH di berbagai negara.

Postpartum Hemorrhage (PPH) is a condition in which blood loss of 500 ml or more within 24 hours after delivery of the mother. PPH occupies the first position in the direct cause of maternal death by contributing 19.7% of maternal deaths at the global level. Various policies have been issued to address the problem of the high rate of PPH, but until now the incidence of PPH is still high. To be able to find out the causes that affect the process of implementing PPH prevention policies, it can be done through a study of the implementation of public policies. This study discusses the implementation of PPH prevention policies in various countries in the world in 2022. Analysis of policy implementation is carried out using a combination of public policy implementation theories proposed by Van Meter and Van Horn, Grindle, Sabatier and Mazmanian, Edward III and Peters. The aim of this study was to determine the analysis of the implementation of Postpartum Hemorrhage prevention policies in mothers from various countries in the world. This study uses a literature review study through eight databases, namely Ebsco, Emerald, Sage, Science Direct, Scopus, Pubmed, BMC and PMC. There were 13 included articles out of 7,153 articles identified from the eight databases. The results of the study show that there is a relationship between communication factors, resources, disposition, bureaucratic structure, policy standards and objectives and the environment on the implementation of PPH policies in various countries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadifa Fikriyuanti
"Pendahuluan: Leptospirosis merupakan penyakit reemerging infectious disease yang disebabkan oleh Leptospira sp. dan memiliki distribusi global dengan kejadian yang lebih tinggi di daerah tropis dan subtropis berkisar dari 10 hingga 100 kasus manusia per 100.000 orang.
Tujuan: Mengetahui faktor risiko lingkungan dan individu yang menyebabkan kasus peningkatan leptospirosis di Asia Pasifik.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi literature review dengan jumlah literatur sebanyak 8 artikel internasional dan waktu penelitian pada bulan Maret 2021-November 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa artikel internasional dalam bentuk full text pdf dari database internasional seperti ScienceDirect, ProQuest, Scopus, dan PubMed. Analisis data yaitu deskriptif dengan menyajikan hasil sintesis data penelitian dalam bentuk teks narasi dan tabular untuk melihat perbandingan faktor risiko dari masing-masing literatur.
Hasil: Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling signifikan menyebabkan leptospirosis berdasarkan case-control study ialah jenis pekerjaan di bidang pertanian (OR 4,588), sedangkan berdasarkan cross-sectional study faktor risiko yang paling signifikan adalah keberadan tikus (p value 0,001) dan jenis pekerjaan (p value 0,005).
Kesimpulan: Jenis pekerjaan dan keberadaan tikus merupakan faktor risiko yang paling signifikan berhubungan meningkatkan kejadian leptospirosis. Hal ini didukung oleh jenis pekerjaan yang tergolong high risk occupational, misalnya bekerja di bidang pertanian lebih berisiko meningkatkan leptospirosis dibanding pekerjaan yang berisiko rendah.

Introduction: Leptospirosis is a reemerging infectious disease that caused by Leptospira sp. and has a global distribution with higher incidence in tropical and subtropical regions ranging from 10 to 100 human cases per 100,000 people.
Objective: To examine the environmental and individual risk factors that cause leptospirosis infection in Asia Pacific region.
Method: This study uses a literature review study approach and analyzed using qualitative methods. This study uses secondary data of international articles from the internet or websites, with a total of 8 international articles. Data were collected from the international database which is ScienceDirect, ProQuest, Scopus, and PubMed. Most of the articles are from Sri Lanka, India, Laos, Vietnam and Malaysia.
Results: The results of this study indicate that the most significant risk factor for leptospirosis based on the case-control study is the occupation, especially in the wet cultivation sector (OR 4.588), while the most significant risk factor based on the cross-sectional study is the presence of rats (p value 0.001) and type of work (p value 0.005).
Conclusion: Occupation and presence of rats are the most significant risk factors of leptospirosis. The occupation that classified as high risk occupational, especially agricultural. People who work in high risk occupational has a higher risk of leptospirosis than people who work in low risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>