Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safari Wahyu Jatmiko
Abstrak :
Background: Number of patients with tuberculosis (TB) in the region of Surakarta ranked 10th largest in the Central Java, although the government has already implemented the DOTS strategy. One factor contributing to the high number of TB patients is the lack of public knowledge of TB. The population of the city of Surakarta is 552.650 inhabitants and 12.480 of them live in Kalurahan Jagalan. Of the 12,480 people, nearly 60 percent of them have junior high school education and below. This requires education about TB to improve people's understanding of TB with the right method. Objective: to determine the effect of counseling using the lecture method in increasing public knowledge of TB disease in the Sunday Morning Prayer of Jagalan Baiturrohman Mosque. Method: This study used one group pretest and posttest pre-experimental research design involving 84 research subjects. Counseling was conducted with lecture methods on research subjects. Pretest and posttest were conducted to determine the effectiveness of the lecture method counseling. Results: The results showed that the average value of pre-test was 5.48 (1.2) while the average value of the post-test was 7.42 (0.9). The results of the analysis using Wilcoxon statistical test found that there was a significant difference between the mean of the pre-test value with the mean post-test value (p = 0,000). Conclusion: counseling with varied lecture methods is an effective method to increase public knowledge about tuberculosis
Sragen: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan, 2018
306 SUK 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Viktor Kurahman
Abstrak :
Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan negara. Negara dengan sistem pendidikan yang baik, akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Di samping dukungan pemerintah dalam hal peningkatan kualitas guru dan pembenahan sistem pengajaran, pendidikan anak juga di dukung oleh aspek ekonomi orang tua. Pendapatan rumah tangga akan menentukan fasilitas pendidikan anak yang dapat dibiayai oleh orang tuanya. Masalah ekonomi, pekerjaan orang tua, ketimpangan pendapatan rumah tangga menyebabkan perbedaan tingkat pendidikan bagi setiap anak. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan keluarga petani sawit terhadap lamanya pendidikan anak. Metode analisis yang digunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang berpengaruh secara signifikan terhadap lama tahun anak bersekolah adalah tingkat pendidikan orang tua dan biaya pendidikan anak. sedangkan variebel pendapatan keluarga petani tidak berpengaruh terhadap lama tahun anak bersekolah. Hal ini dikarenakan adanya pandangan setiap orang tua yamg berbeda terlihat dari tingkat pendidikan keluarga petani sawit tersebut ......Education is an important aspect in the development of the country. A country with a good education system will produce quality human resources. In addition to govermant support in terms of improving the quality of teachers and improving the teaching system, children’s education is also supported by the economic aspect of parents. Household income will determine children’s education facilities that can be financed by their parents. Economic problems, parental work inequality in household income cause differences in the level of education for each child. This study examines the factors that influence the decisions of oil palm farmers’ families on the lenath of their children’s education. The analytical method used is simple linear regression. The results of the study indicate that the main factors that significantly influence the number of years a child is in school are the education level of the parents and the cost of the child’s education. While the variebel of farmer family income has no effect on the length of the child’s school year. This is because the views of each parent are different, which can be seen from the level of education of the oil palm farmer family.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izati
Abstrak :
ABSTRAK Lingkungan dengan higienitas yang buruk ditambah dengan kurangnya pemahaman dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di banyak tempat di Indonesia menyebabkan masih tingginya prevalensi infeksi parasit usus di negara ini. Anak sekolah dasar merupakan kelompok yang paling rentan mengalami infeksi parasit usus. Apabila infeksi tersebut tidak ditangani, seorang anak dengan infeksi parasit usus akan mengalami penurunan kualitas hidup dengan terganggunya proses tumbuh kembang dan terhambatnya proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar. Desain studi yang digunakan ialah cross sectional dengan data yang diambil dari sebuah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bekasi, yang berlokasi cukup dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ialah murid kelas 4, 5, dan 6 dengan total sebanyak 133 orang anak (total sampling). Setiap anak bertugas mengumpulkan pot feses yang isinya kemudian diperiksa di laboratorium dengan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68,1% murid kelas 4 terinfeksi parasit usus, sedangkan murid kelas 5 dan 6 yang terinfeksi sebanyak 51,4% dan 75,9%. Dari angka tersebut, diketahui bahwa ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012.
ABSTRACT An environtment with bad hygienity coupled with lack of understandimg amd implementation of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) in many place in Indonesia cause the prevalence of intestinal prasitic infection stays high. Primary school children have the most risk to get the infection. Intestinal parasitic infection that is not managed properly can decrease the quality of life and distrub the learning process. The aim of this research is to understand whether there is an association between intestinal parasitic infection and level of education on primary school children. The design study used in this research is cross scetional study with data taken from two primary schools located at Kabupaten Bekasi, stands near a landfills. The samples for this research is the 4th, 5th, and 6th grade students with a total of 133 children (total sampling). Each children had to collect a pot filled with their faeces which will be examined later under the microscope. The result shows that as many as 68,1% of the 4th grade children are infected, meanwhile the number of infection for the 5th and 6th grade children are as many as 51,4% dan 75,9%. From the numbers, known that there are no meaningful association between intestinal parasitic infecion with level of education on primary school children in Kabupaten Bekasi in 2012.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rino Nugrahaputra
Abstrak :
Infeksi parasit di intestinal adalah masalah endemik utama yang biasanya ditemukan pada daerah dengan status ekonomi yang rendah, padat penduduk, dan higienitas yang buruk. Pekerja perkebunan dan keluarganya yang tinggal di Desa Pacet mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi parasit intestinal karena mereka sering berkontak dengan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit intestinal pada siswa-siswi madrasah di Desa Pacet dan hubungannya dengan tingkat pendidikan mereka. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10-11 September 2011 di Desa Pacet, Cianjur. Seluruh siswa-siswi (171 orang) diminta untuk mengumpulkan feses mereka untuk diperiksa secara mikroskopik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi parasit intestinal siswa-siswi tsanawiyah adalah 53% dan aliyah 49% tetapi hasil tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (chi square, p=0,626). Jumlah infeksi tunggal A. lumbricoides adalah 4 orang, T. trichiura 3 orang, B. hominis 69 orang, G. lamblia 2 orang, dan E. Coli 2 orang. Infeksi campuran B. hominis dan A. lumbricoides berjumlah 5 orang, serta B. hominis dan E. Coli berjumlah 4 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prevalensi infeksi STH dan G. lamblia cukup rendah serta tidak terdapat hubungan di antara prevalensi infeksi parasit intestinal dan tingkat pendidikan. ...... Intestinal parasitic infection is a major endemic problem found in the area with low economic status, densely populated rural areas, and poor hygiene. Plantation worker and their family who lives in Pacet village has greater risk of getting infected by parasitic infection because they often contact with soil. The aim of this study is to know the prevalence of intestinal parasitic infections among madrasah students in Pacet and its association with the level of education. This study used a cross-sectional design. Data was collected in 10-11 September 2011 in Pacet Village, Cianjur. All students (171 people) were asked to collect their stool sample then examined microscopically. The result showed the prevalence of intestinal parasitic in tsanawiyah student was 53% while aliyah was 49% but the difference was not significant (chi square, p=0,626). Total single infection among students that were infected by A.lumbricoides is 4 students, T. trichiura 3 students, B.hominis 69 students, G.lamblia 2 students, and E.coli 2 students. Mixed infection of B.hominis with A.lumbricoides in 5 students and B.hominis with E.coli in 4 students. It was concluded that STH and G.lamblia infection is low and no association between the prevalence of intestinal parasitic infection with the levels of education.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frances Roi
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa pengamh dari surnber daya alam dan tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Model yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan satu variabel terikat dan empat variabel bebas. Pcnelitian ini menggunakan mctode OLS (Ordinary Least Square) yang taksiran parameter model- modelnya diverifikasi dengan uji statistik. Variabel yang digunakan di dalam penelitian ini antara Iain adalah waktu atau lamanya sekolah (year of schooling), jumlah tenaga kerja (labor), produk tambang, dan PMTDB (pembentukan modal tetap domcstik bruto). Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa sumber daya alam (produk tambang) mempunyai kontribusi yang positifterhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemudian semakin tinggi tingkat (level) pendidikan maka akan memberikan konlribusi yang positif jugn terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. ......his thesis analizes the impact ofthe natural resources and the level of the education to the growth of the economy in Indonesia. The model which is used in this thesis is multiple regression. This thesis usecl_Ordinary Least Square (OLS) to estimate the variable of the parameters and was tested by statistics’ test. The variables which is used in this thesis are the mean year of schooling, the number of labor, share of mining, and the gross domestic fixed capital formation at 2000 constant market prices. The results of the analysis of the data showed that the natural resources has given the positif contribution to the lndonesia’s Economic Growth. The higher of the level of the education will have the higher of Indonesia's Economic Growth.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33863
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Romadhon
Abstrak :
Perkembangan ekonomi dan teknologi menuntut ketersediaan tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang memadai. Data Produk Domestik Bruto (PDB) serta Sakemas tahun 2003 dan 2006 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap kenaikan l persen pertumbuhan ekonomi membutuhkan pekerja berpendidikan Sl ke atas sebesar 2,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak ketersediaan tenaga kerja berpendidikan Sl ke atas. Karena untuk menghasilkan pekerja berpendidikan tinggi memerlukan pembiayaan yang cukup besar, maka subsidi pendidikan menjadi suatu hal yang tidak dapat guna mendukuug pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi di masa akan datang. Pemerintah Indonesia telah lama mencanangkan subsidi pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia yang handal. Perubahan sasaran subsidi pendidikan terus berlangsung sesuai dengan proses berjalannya waktu. Indonesia pernah mencanangkan wajib belajar 6 tahun, kemudian bergeser menjadi wajib belajar 9 tahun, bahkan saat ini masyarakat sudah menuntut supaya dana pendidikan mencapai 20 persen dari APBN/APBD. Dibeberapa daerah kaya, 20 persen anggaran untuk pendidikan telah terealisasi. Social Accounting Matrix (SAM) Indonesia tahun 2006 digunakan untuk mentransformasi pembahan alokasi anggaran subsidi pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah, guna meningkatkan pendapatan rumah tangga yang pada akhirnya akan mendorong rumah tangga mengalokasikan dananya untuk biaya pendidikan tinggi. Sedangkan alur subsidi pendidikan dirunut dengan menggunakan Structural Path Analysis (SPA). Analisis dampak dari tabel SAM tahun 2006 menunjukkan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi naik sebesar 1 persen akan menyediakan kesempatan kerja berpendidikan Sl ke atas sebanyak 24| ribu ekivalen tenaga kerja (EIK). Apabila dilihat pertumbuhannya, maka setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan meminta pekerja berpendidikan S1 ke atas sebesar 4,l2 persen. Apabila golongan rumah tangga secara desil berdasarkan jumlah penduduk, maka 10 persen rumah tangga golongan paling bawah hanya menikmati pendapatan rumah tangga secara keseluruhan sebesar Rp 35,1 triliun. Untuk 10 persen golongan rumah tangga paling kaya menikmati pendapatan rumah tangga sebesar Rp 1.075,2 triliun. Ini menunjukkan bahwa gap pendapatan antara rumah tangga 10 persen termiskin dengan rumah tangga 10 persen terkaya sebesar 1 banding 31. Hasil simulasi subsidi pendidikan menunjukkan bahwa apabila subsidi pendidikan diberikan secara merata ke seluruh rumah tangga, melalui fasilitas pendidikan, maka pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan meningkat sebesar l4 persen. Jika subsidi pendidikan hanya diberikan untuk rumah tangga golongan bawah, maka pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan meningkat sebesar 13 persen
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Salsabila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik diversitas pada Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit terhadap biaya agensi perusahaan. Penelitian ini juga mencari tahu apakah kepemilikan keluarga dapat mempengaruhi pengaruh karakteristik boards terhadap biaya agensi. Karakteristik boards yang diamati pada penelitian ini terbagi menjadi gender, usia, tenur, dan latar belakang pendidikan dari Direksi, Dewan Komsiaris, dan Komite Audit. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011 hingga 2013. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 200 perusahaan. Biaya agensi pada penelitian ini diproksikan melalui asset turnover ratio dan Selling, General, and Administrative (SGA) expense ratio. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kehadiran Direksi wanita, usia Dewan Komisaris dan Komite Audit, masa jabatan Dewan Komisaris, dan tingkat pendidikan Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh positif terhadap agency cost, sedangkan masa jabatan Direksi berpengaruh negatif terhadap agency cost. Kemudian, besarnya kepemilikan keluarga juga terbukti berpengaruh pada hubungan beberapa karakteristik terhadap agency cost perusahaan, yaitu karakteristik gender pada Direksi dan Dewan Komisaris, usia Dewan Komisaris dan Komite Audit, dan tingkat pendidikan Komite Audit. ......This study examines how diversity characteristics on boards affect agency cost, and also examines whether family ownership responds those relationships. Boards characteristics used in this study are gender, age, tenure, and level of education. Since the study uses companies in Indonesia, term of boards is divided into three subjects, they are Board of Director (BoD), Board of Commissioner (BoC), and Audit Committee (AC). This study uses asset turnover ratio and Selling, General, and Administrative (SGA) expense ratio as the proxy for agency cost. Based on criteria on determining the sample from companies listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2011, 2012, and 2013, this study has 200 companies as the observation. The results suggest that proportion of women in BoD, BoC and AC's age, BoC's tenure, and BoC and AC's level of education have positive impact on agency cost, whereas BoD's tenure is negatively related to agency cost. This research also finds that family ownership has impacts on the relationship between some board diversity and agency cost. The board diversities affected by the family ownership refer to gender of Bod and BoC, age of BoC and AC, and level education of AC.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Rezaprasga
Abstrak :
ABSTRAK
Soil-transmitted helminthes (STH) adalah penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di daerah terpencil dan kumuh. Desa Pacet, Cianjur merupakan daerah pertanian yang penduduknya bekerja sebagai petani dan anak-anaknya sering membantu orang tuanya berkebun/atau kontak dengan tanah sehingga berrisiko terinfeksi STH. Tujuan riset ini adalah mengetahui hubungan perilaku membersihkan diri murid yang berhubungan dengan dengan STH dan tingkat pendidikannya. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan subyek semua murid madrasah X, di desa Pacet, Cianjur. Data dikumpulkan pada 10-11 September 2011 dengan meminta murid untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai perilaku membersihkan diri. Data dianalisis dengan program SPSS versi 20 dan diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan murid tsanawiyah yang berperilaku buruk adalah 11,7%, sedang 54%, dan baik 34,1% sedangkan aliyah 18%, 9.5%, dan 46%. Pada uji chi-square tidak terdapat perbedaan bermakna antara Tingkat perilaku membersihkan diri dengan tingkat pendidikan (p=0.210). Disimpulkan perilaku membersihkan diri murid tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan di madrasah.
ABSTRACT
Soil-transmitted helminthes (STH) is a disease that has always been a health problem in Indonesia especially in the rural areas, slums, and densely-populated areas. Pacet Village, Cianjur is a plantation area in which the villager?s profession is usually agricultural-related. In addition, their children often help their parents at the plantation which cause the children to be exposed to soil and thus at risk for STH infection. The purpose of this research is to know the association between the self-hygiene behavior related to STH infection and their level of education. This study uses a cross-sectional study design with all of the students in madrasah X in Pacet Village, Cianjur as the subject. The data was collected in 10-11 September 2011. During data, all of the students are asked to fill the questionnaire to assess their level of self-hygiene behavior. The data is analyzed using SPSS 20.0 and are tested with chi-square. The result shows that tsanawiyah students that have poor self-hygiene behavior are 9.5%, tsanawiyah students that have ?fair? score are 56.8%, and tsanawiyah student that have ?good? score are 33.5% whereas 18% of aliyah students had ?poor? score, 46% of tsanawiyah student have ?fair? score and 36% of tsanawiyah student had ?good? score. Result analysis using Chi-square shows that there is no significant association between the level of self-hygiene behavior and level of education (p=0.210). In conclusion, there is no association between self-hygiene behavior and level of education in madrasah students
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Wahyuningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai hal ndash; hal yang berpengaruh dalam upaya mobilitas sosial pada kelompok imigran internasional asal Cina di Indonesia. Teori migrasi menyebutkan bahwa perpindahan penduduk terjadi dari negara maju ke negara berkembang. Tapi, berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan bahwa imigran internasional di Indonesia berpindah dari negara maju ke negara berkembang. Dengan pendekatan kuantitatif dan teknik purposive sampling terhadap lima puluh orang imigran internasional asal Cina penelitian ini menguji dua variabel yang dianggap berpengaruh, yaitu tingkat pendidikan dan identitas etnis. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat pendidikan dan identitas etnis terhadap mobilitas sosial. Tetapi, hasil penelitian menggiring pada temuan baru yang menjadi kunci mobilitas sosial imigran internasional, yaitu relasi, peluang sektor informal, dan etos kerja.
ABSTRACT This article discusses about correlating factors on social mobility of Chinese Mainland Immigrants in Indonesia. migration theory states that the movement happened form developing to developed countries. But, in contrast to previous studies, this study found that international migrants in Indonesia moved form developed to developing countries. With the quantitative approach and purposive sampling techniques to fifty international immigrants of Chinese mainland this study tested the two variabels that are considered influential, level of education and ethnic identity. This study found that there is a negative relationship between level of education and ethnic identity on social mobility. However, research results leads to new findings are the key to social mobility of immigrants, namely chances of informal sector, economic relation, and work ethic.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Ramadhan Widitya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh diversitas direksi terhadap praktik manajemen laba. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peran komite audit sebagai variabel moderasi terhadap pengaruh diversitas direksi pada praktik manajemen laba. Pada penelitian ini, diversitas direksi dibagi menjadi 4 empat variabel, yaitu diversitas gender, diversitas tingkat pendidikan, diversitas masa jabatan, dan diversitas etnis. Untuk masing-masing diversitas, diukur menggunakan Blau Index. Manajemen laba diukur dengan menggunakan model Kasznik-Kothari. Komite audit sebagai variabel pemoderasi diukur menggunakan ASEAN Corporate Governance Scorecard. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari perusahaan-perusahaan publik non-keuangan di Indonesia selama periode 2014-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang pada dewan direksinya terdapat diversitas tingkat pendidikan, dapat mencegah praktik manajemen laba di perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peran komite audit sebagai pemoderasi, dapat menjadikan diversitas gender pada direksi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba dan memperlemah hubungan negatif diversitas tingkat pendidikan terhadap manajemen laba. Selain itu, komite audit sebagai pemoderasi dapat menjadikan diversitas masa jabatan pada direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Namun, komite audit tidak dapat memberikan peran moderasinya pada hubungan diversitas etnis dan manajemen laba, karena setelah dimoderasi komite auditpun diversitas etnis tetap tidak mampu mempengaruhi manajemen laba. ......The purpose of this study is to examine the effect of diversity on board of directors on earnings management. This research also examines the influences of audit committee as the moderator effect to diversity on board of directors on earnings management. In this research, diversity on board of directors is divided into 4 four variables, i.e. gender diversity, level of education diversity, tenure diversity and ethnic diversity. Each diversity is measured using Blau Index. Earnings Management is measured using accrual based Kasznik Kothari model. As a moderator effect, audit committee measured by ASEAN Corporate Governance Scorecard. This study using secondary data derived from publicly non financial listed firms in Indonesian during 2014 2016. The results show evidences that companies with more diversified level of education on board of directors can make lower earnings management. The results also show that the role of the audit committee as a moderator can make the gender diversity of the directors negatively affect earnings management and weaken the negative relationship of education level to profit management. In addition, the audit committee as moderator can make the diversity of tenure on the board of directors have a positive effect on earnings management. However, the audit committee can not provide its moderating role in the relationship of ethnic diversity and earnings management, because once the audit committee is moderated the ethnic diversity remains unable to influence earnings management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>