Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anugrah Cahyo Widodo
Abstrak :
Lawson 2-hidroksi-1,4-naftokuinon merupakan salah satu senyawa alam yang memiliki aktivitas antimikroba, termasuk antibakteri. Keberadaan cincin 1,4-naftokuinon memiliki potensi yang menjanjikan untuk aktivitas antibakteri. Namun, perkembangan derivat lawsone sebagai senyawa antibakteri dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas dan mengimbangi evolusi bakteri. Pada penelitian ini, senyawa lawsone diderivatkan dengan mengikat gugus hidroksietilamino, menghasilkan 2- 2-hidroksietil amino -1,4-naftokuinon senyawa A , sebagai intermediet dan gugus aminoetilasetat, menghasilkan 2- 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2-il amino etil asetat senyawa B , pada reaksi kedua. Reaksi pertama menghasilkan senyawa A dengan persentasi yield sebesar 56,1 sementara reaksi kedua menghasilkan senyawa B dengan persentasi yield sebesar 51,6. Metode difusi cakram dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri melawan S. aureus dan E. coli sebagai bakteri uji. Baik senyawa A maupun senyawa B menghasilkan zona inhibisi pertumbuhan. Dengan begitu, kedua senyawa produ, senyawa A dan senyawa B memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri. ......Lawsone 2 hydroxy 1,4 naphthoquinone is one of natural compound which posses antimicrobial activity, including antibacterial. The presence of 1,4 naphthoquinone ring have promising potential for antibacterial activity. However, development of lawsones derivate as antibacterial compound is required to increase the activity and equilibrate bacterial evolution. In this research, lawsone compound was derived by binding of hydroxyethylamino group, yielding 2 2 hydroxyethyl amino 1,4 naphthoquinone A compound, as intermediet and aminoethylacetate group, yielding 2 1,4 dioxo 1,4 dihydronaphthalen2 yl amino ethyl acetate B compound, at second reaction. The first reaction yielded A compound with 56,1 yield percentation. Meanwhile, the second reaction yielded B compound with 51,6 yield percentation. Disc diffusion methode was done to determine antibacterial activity against S.aureus and E.coli as bacterial sample. Either A or B compound produced inhibition zone at antibacterial activity. Therefore, the both derivatization product, A and B compound, posse activity as antibacterial compound.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthews, Brian
Melbourne: McPhee Gribble, 1987
821.2 MAT l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Henry, 1867-1922
Australia: Angus and Robertson, 1972
828.92 LAW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jenita Rahmi
Abstrak :
Antioksidan merupakan suatu zat yang mampu menghambat atau menunda stres oksidatif yang muncul akibat radikal bebas. Ketersediaan antioksidan cukup banyak ditemukan di alam. Senyawa lawson diperoleh dari hasil isolasi tanaman Pacar Kuku dengan nama latin Lawsonia inermis. Senyawa lawson merupakan senyawa turunan dari 1,4-naftakuinon yang memiliki aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis derivat lawson menggunakan katalis GO/Fe3O4/L-prolin dan dilakukan uji aktivitas antioksidan. Kondisi optimum reaksi sintesis derivat senyawa lawson dengan benzaldehid adalah menggunakan katalis GO/ Fe3O4/L-prolin sebanyak 0,04 gram, dengan waktu reaksi selama 8 jam dan suhu reaksi 780C dengan %massa produk I sebesar 36,08% sedangkan %massa produk II sebesar 43,87%. Karakterisasi produk sintesis dilakukan dengan menggunakan KLT, Uji Titik Leleh, FT-IR, UV-Vis dan LCMS/MS. Senyawa produk I memiliki nilai IC50 80,88 ppm, senyawa produk II memiliki nilai IC50 67,39 ppm. Senyawa produk memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari lawson. ......Antioxidant is a substance that is able to inhibit or delay oxidative stress from free radicals. The availability of antioxidants is quite widely found in nature. Lawsone is isolation product of the Henna plant, Lawsonia inermis. Lawsone is a derivative compound of 1,4-naphthaquinone that has antioxidant activity. In this study, the synthesis of lawson derivates by using GO/Fe3O4/L-prolin catalyst and antioxidant activity test have done. Optimum reaction of the synthesis lawson derivats with benzaldehyd were using 0.04 grams of GO/Fe3O4/L-prolin catalyst, with reaction time for 8 hours and reaction temperature was 780C. The yields of product I was 36.08% while product II was 43.87%. Characterization of products was confirmed using KLT, melting point test, FT-IR, UV-Vis and LCMS/MS. IC50 of product I was 80.88 ppm and IC50 of product II was 67.39 ppm. The products have better antioxidants activity than lawsone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Mafazi
Abstrak :
ABSTRAK
Lawson atau 2-hydroxy-1,4-naphtaquinone adalah senyawa yang berasal dari 1,4- naphtaquinone yang dilaporkan memiliki manfaat yang baik dalam hal uji aktivitas biologis dan farmakologi seperti antimikroba, antiretik, antioksidan, dan aktivitas baik untuk penderita tuberkulosis. Dalam skala produksi senyawa Lawson dapat meningkatkan waktu dan efisiensi dalam pembentukan senyawa antioksidan dengan menggunakan katalis asam amino (L-proline). Dalam penelitian ini asam amino (L-proline) yang digunakan sebagai katalisator untuk sintesis senyawa Lawson melibatkan pereaksi benzaldehida, sinamaldehida dan 2-hidroksibenzaldehida. Karakterisasi Katalis L-prolin dan sintesis senyawa Lawson dilakukan menggunakan FT-IR, GC-MS dan UV-Vis, Kromatografi Lapis Tipis dan uji antioksidan dengan metode DPPH.
ABSTRACT
Lawson or 2-hydroxy-1,4-naphtaquinone is a compound derived from 1,4-naphtaquinone which is reported to have good benefits in terms of biological and pharmacological activity tests such as antimicrobial, antiretic, antioxidant, and good activity for tuberculosis sufferers. In the production scale of Lawson compounds, it can increase the time and efficiency in the formation of antioxidant compounds by using an amino acid catalyst (L-proline). In this study, the amino acid (L-proline) which is used as a catalyst for the synthesis of Lawson compounds involves the reagents benzaldehyde, cinamaldehyde and 2 hydroxybenzaldehyde. Characterization of L-proline catalyst and synthesis of Lawson compounds were carried out using FT-IR, GC-MS and UV-Vis, Thin Layer Chromatography and antioxidant assays using the DPPH method.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Derry Luthfi Yudhi
Abstrak :

Lawson merupakan senyawa bahan alam golongan naftokuinon yang dapat diperoleh dari tanaman pacar kuku (Lawsonia inermis) yang merupakan tanaman asli benua Afrika Utara dan Asia. Lawson memiliki gugus fungsi berupa gugus diketon dan enol yang dapat membentuk senyawa heterosiklik yang memiliki bioaktivitas. Salah satu senyawa heterosiklik tersebut adalah senyawa golongan spirooksindol. Telah disintesis senyawa spirooksindol dari lawson menggunakan reaksi multikomponen dengan perlakuan penambahan katalis maupun tanpa penambahan katalis. Pengukuran aktivitas katalisasi terbaik pada jumlah penambahan katalis tertentu dilakukan terhadap penggunaan katalis homogen L-prolin dan katalis heterogen metal–organic framework berbasis zirkonium dengan ligan H2NDC termodulasi L-prolin (Zr-NDC-Pro) untuk mengetahui jumlah rendemen yang dihasilkan. Hasil katalisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis L-prolin optimum pada penambahan katalis sebanyak 3% b/b dengan persen rendemen sebesar 49,05%, sedangkan Zr-NDC-Pro optimum pada penambahan katalis pada jumlah yang lebih sedikit, yaitu 1% b/b dengan persen rendemen sebesar 47,43%, mengindikasikan bahwa Zr-NDC-Pro lebih unggul pada penambahan jumlah katalis yang lebih sedikit pada pembentukan senyawa spirooksindol.

 


Lawsone is a naphthoquinone-class natural product that could be obtained from native Northern Africa and Asia’s plant, henna tree (Lawsonia inermis). Lawsone has a diketone and enol functional group which can form heterocyclic compounds with some bioactivities. One of the examples of the heterocyclic compounds is spirooxindole. Spirooxindole had been synthesized from lawsone using a multicomponent reaction with and without adding catalysts to the reaction. Determination of the catalytic activity had been conducted toward L-proline homogeneous catalyst and zirconium-based metal–organic framework modulated by L-proline heterogeneous catalyst (Zr-NDC-Pro) in order to know the amount of yield generated from the reaction. The catalytic result indicated that the usage of L-proline as a catalyst showed optimum activity on 3% w/w which generated 49.05% yield, whereas Zr-NDC-Pro showed optimum activity on 1% w/w which generated 47.43% yield, indicated that Zr-NDC-Pro had high catalytic activity toward less amount of catalyst at the formation of the spirooxindole than L-proline.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Alfiandri
Abstrak :
Isatin (indoline-2,3-dione atau indole -1H-2,3-dione merupakan produk alami yang banyak ditemukan pada tanaman yang bergenus Isatis dan pada Couropita guiananci aub. Isatin dan senyawa turunannya memiliki berbagai aktivitas biologis seperti senyawa anti kanker, anti jamur, anti oksidan, anti diabetes, anti HIV, pelindung saraf, anti inflamasi, analgesik. Pada penelitian ini, dilakukan proses sintesis dari senyawa turunan isatin dengan berbagai variasi prekusor dan penggunaan MgCl2 sebagai katalis. Prekusor utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isatin dan Lawson (1,4 naphtoquinon) serta variasi prekusornya berupa malononitril, hidrazin, fenil hidrazin, dan etil asetoasetat. Hasil sintesis dari masing-masing variasi diisolasi untuk mendapatkan produk murni dan dilakukan karakterisasi FT-IR. Untuk karakterisasi NMR dilakukan hanya untuk produk variasi 1 dan variasi 3. Massa produk yang didapatkan setelah diisolasi yakni variasi 1 sebesar 0.0378 gram; variasi 2 sebesar 0.0232 gram; variasi 3 sebesar 0.0494 gram; variasi 4 sebesar 0.0266 gram. Berdasarkan hasil NMR yang dilakukan, produk variasi 1 dan variasi 3 bukan merupakan produk yang diharapkan. Prediksi struktur dari produk variasi 1 memiliki rumus molekul C11H7N3O dengan m/z 197 ......Isatin (indoline-2,3-dione or indole -1H-2,3-dione) is a natural product which is found in many plants with the genus name of Isatis and in Couropita guiananci aub. Isatin and its derivatives have various biological activities such as anti-cancer, anti-fungi, anti-oxidants, anti-diabetes, anti-HIV, neuroprotective, antiinflammatory, and analgesic. In this study, the synthesis process of isatin derivatives with various precursors was carried out and the use of MgCl2 as a catalyst. The main precursors used in this study were Isatin and Lawson (1,4 naphtoquinone) and its precursor variations in the form of malononitrile, hydrazine, phenyl hydrazine, and ethyl acetoacetate. The synthesis results of each variation were isolated to obtain a pure product and performed FT-IR characterization. and variation 3. The mass of the product obtained after being isolated for variation 1 is 0.0378 grams; variation 2 is 0.0232 grams; variation 3 is 0.0494 grams; and variation 4 is 0.0266 grams. Based on the results of the NMR, the product of variation 1 and variation 3 was not the expected product. The predicted structure of the product variation 1 has the molecular formula C11H7N3O with m / z 197
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Henry, 1867-1922
Sydney : Angus & Robertson, 1972
828.99 LAW a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Henry, 1867-1922
London : Angus and Robertson, 1970
826.2 LAW l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kusuma Wardana
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir teknologi WiMAX telah menarik perhatian dunia telekomunikasi karena bandwidth dan bit rate-nya yang besar. WiMAX menawarkan mobilitas, flexibilitas, kemudahan, dan juga biaya pemasangan yang relatif murah dibandingkan layanan kabel pita lebar. Untuk mendukung kinerja teknologi WiMAX dibutuhkan sebuah antena yang tidak hanya memiliki kinerja yang baik, namun juga murah, kecil, dan mudah dalam pemasangannya. Salah satu jenis antena yang dapat memenuhi kebutuhan ini adalah antena mikrostrip. Pada skripsi ini dirancang bangun sebuah antena mikrostrip patch segiempat array 8 elemen untuk aplikasi BTS WiMAX. Antena dirancang agar bekerja pada frekuensi 3,3 GHz ( 3,3 - 3,4 GHz ) dengan Gain > 17 dBi dan pola radiasi sektoral 60o. Pencatuan electomagnetic magneting coupling (emc) digunakan agar bandwidth yang dihasilkan mencapai 100 MHz. Sedangkan untuk mendapatkan gain yang tinggi dan pola radiasi yang diinginkan digunakan array 8 elemen dengan metode sintesis Woodward-Lawson. Dari hasil pengukuran, antena yang telah dirancang mampu bekerja pada rentang frekuensi 3,3-3,4 GHz. Nilai VSWR ? 1,5 dapat dicapai pada rentang 3,29 GHz - 3,47 GHz . Sedangkan untuk pola radiasi berkisar pada sudut 35 o dan Gain sebesar 9,085 dBi.
Recently WiMAX technology has attract the telecommunications world's attention because of its large bandwidth and bit rate. WiMAX offers mobility, flexibility, convenience, and also the installation costs are relatively cheap compared to broadband cable services. To provide WiMAX technology performance required an antenna that not only has a good performance, but also low-cost, low-profile, and easy on installation. One type of antenna that can meet these requireents is microstrip antenna. In this final project an 8 element rectangular patch microstrip array antenna for WiMAX BTS applications is designed and fabricated. The antenna is designed to work at a frequency of 3.3 GHz (3.3 to 3.4 GHz) with Gain > 17 dBi and 60o sectoral radiation pattern. Electomagnetic magneting coupling (emc) feeding technique is used for the resulting bandwidth reaches 100 MHz. Meanwhile, to get high gain and the desired radiation pattern used an 8 elements array with Woodward-Lawson synthesis methods. From the results of measurements, the antenna has been designed capable of working at 3,3-3,4 GHz frequency range. At VSWR ? 1,5 can be achieved in the range 3,29 GHz - 3.47 GHz with about 35_ radiation pattern with Gain 9,085 dBi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library