Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugihardjo
Abstrak :
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi. Meskipun demikian tidak berarti faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Faktor-faktor sosial, budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai pengaruh yang cukup menentukan dalam keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Orang melakukan migrasi pada umumnya mengharapkan memperoleh kesempatan yang lebih baik di daerah tujuan. Setelah sampel di daerah tujuan terdapat pilihan sektor pekerjaan yang dapat dimasuki oleh para migran. Pada penelitian ini sektor pekerjaan dibedakan menjadi dua yaitu sektor formal dan sektor informal. Gambaran di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa sektor formal mulai menunjukkan kejenuhan dalam menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu sektor informal menjadi alternatif lain bagi para migran. Tesis ini mencoba menganalisa probabilitas migran dari Jawa Tengah untuk masuk kegiatan di sektor informal dengan menggunakan data hasil Supas 1985. Data yang digunakan dibatasi hanya migran yang saat pindah berusia 10 tahun ke atas. Selain itu juga dibatasi hanya migran yang saat wawancara dilakukan, bertempat tinggal di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur. Kriteria migran yang dipakai untuk analisa adalah migran berdasarkan tempat tinggal lima tahun yang lalu (recent migrant). Berdasarkan pembatasan dan kriteria terssebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel migran yang dianalisa adalah 818 dengan perincian menuju DKI Jakarta sebanyak 439 dan 379 menuju Non DKI Jakarta. Model statistik yang dipakai untuk memperkirakan probabilitas migran dari Jawa Tengah masuk kegiatan sektor informal adalah regresi logistik berganda. Variabel bebas yang diamati, yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal adalah persepsi mengenai rasio penghasilan di sektor informal dan formal, tingkat pendidikan, usia saat pindah, status perkawinan dan jenis kelamin. Selain pengaruh variabel utama tersebut, juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi antara daerah tujuan dan persepsi rasio penghasilan usia saat pindah dan tingkat pendidikan serta tingkat pendidikan dan persepsi rasio penghasilan. Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat pendidikan dengan probabilitas migran untuk masuk di sektor informal. Semakin rendah tingkat pendidikan migran, semakin besar probabilitasnya untuk masuk di sektor informal dan sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendidikan migran semakin kecil probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Hal ini berlaku baik untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta. Bagi migran yang mempunyai karakteristik usia saat pindah 20 tahun, perempuan, berstatus kawin, nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan satu dan berpendidikan hanya tamat SD ke bawah, mempunyai probabilitas masuk di sektor informal 0,49 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,50 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Sedangkan bagi migran dengan pendidikan SMTP dan SMTA ke atas, besarnya probabilitas masuk di sektor informal adalah 0,48 dan 0,12 untuk daerah tujuan DKI Jakarta serta 0,49 dan 0,13 untuk migran dengan daerah tujuan Non DKI Jakarta. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel interaksi raducl dan ra2ducl mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran masuk di sektor informal. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh persepsi rasio penghasilan menurut tingkat pendidikan. Pengaruh variabel persepsi rasio penghasilan terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal berbentuk huruf U. Akan tetapi karena jumlah sampel pada saat probabilitas meningkat setelah mencapai nilai terendah sangat kecil maka hal ini dianggap tidak "representative" untuk dianalisa. Untuk itu pembahasan selanjutnya hanya memperhatikan pengaruh persepsi rasio penghasilan pada saat probabilitas untuk masuk di sektor informal menurun. Nilai probabilitas terrendah bagi migran dengan karakteristik usia saat pindah 20 tahun, perempuan, berstatus kawin adalah sebagai berikut : Untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta, probabilitas terendah dicapai pada saat persepsi rasio penghasilan sama dengan 2,94 bagi migran berpendidikan Tamat SD ke bawah dan 2,82 bagi migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas. Sedangkan bagi migran dengan daerah tujuan Non DKI Jakarta, probabilitas terendah dicapai pada saat nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan 4,33 untuk yang berpendidikan Tamat SD ke bawah dan 3,38 untuk migran yang berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas. Adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Usducl menunjukkan adanya perbedaan pengaruh usia saat pindah antara migran berpendidikan Tamat SD ke bawah dengan migran berpendidikan SMTA ke atas. Dari nilai Odds ratio dapat diketahui bahwa setiap peningkatan usia saat pindah sebesar 10 tahun, kemungkinan (resiko) seorang migran berpendidikan tamat SD ke bawah dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta untuk masuk di sektor in-formal adalah 1,12 kali. Sedangkan untuk migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas, untuk setiap peningkatan usia saat pindah sebesar 10 tahun, kemungkinan (resiko) migran untuk masuk di sektor informal adalah 0,48 kali. Ini terjadi balk untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta. Dari nilai Odds ratio dapat diketahui bahwa bagi migran berpendidikan tamat SD ke bawah usia saat pindah mempunyai pengaruh positif terhadap probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Sedangkan bagi migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas, usia saat pindah mempunyai pengaruh negatif terhadap probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Status perkawinan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran untuk masuk sektor informal. Migran berstatus kawin mempunyai probabilitas untuk masuk di sektor informal lebih besar bila dibandingkan dengan migran belum kawin. Untuk migran dengan karakteristik Tamat SD ke bawah, usia saat pindah 20 tahun, nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan satu, jenis kelamin perempuan dan belum kawin, besarnya probabilitas untuk masuk di sektor informal adalah 0,49 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,50 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Sedangkan untuk migran belum kawin, dengan karakteristik yang sama, probabilitasnya untuk masuk di sektor informal adalah 0,26 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,27 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Dari semua variabel bebas yang diperhatikan, variabel jenis kelamin ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal. Hal ini berarti migran dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk masuk di sektor informal.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T6831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
With the movement of capital, goods, and services, comes the movement of people as a driving force of globalization...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The SAGE Handbook of Modern Japanese Studies includes outstanding contributions from a diverse group of leading academics from across the globe. This volume is designed to serve as a major interdisciplinary reference work and a seminal text, both rigorous and accessible, to assist students and scholars in understanding one of the major nations of the world.
London: Sage Publications, 2015
e20510947
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: Sookmyung Institute for Multicultural Studies, 2017
350 OMNES
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Gyuchan Kim
Abstrak :
ABSTRACT
South Korea has transformed itself into a dominantly migrant-receiving country over the last three decades. Korea makes an important case in studying-migration transition due to the high speed of migration growth and diversifying patterns of migration. This paper identifies the patterns of migration growth in Korea and analyzes various contributing factors from both migrant sending and receiving countries perspectives. It was found that labor migrants, un-skilled in particular, are the largest contributor to the growth and family migrants, notably female marriage migrants, have been increasingly important. On top of that, ethnic Korean migrants are significant in both the labor market and family migration routes. The factor analysis shows that labor market conditions, in terms of higher income and wider job opportunity, in the destination are the strongest driver, but the actual migration flows are not fully explained by economic disparities. Rather, migration flows to Korea, either economic migration or non-economic migration, are influenced by a complex interplay of push, pull, and network factors on the state, family and individual level. However, in all cases the state's policy considerations and settings have played, and will continue to play, a pivotal role in determining the scale and patterns of migration transition in Korea.
Seoul: Sookmyung Institute for Multicultural Studies, 2017
350 OMNES 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Ajeng Widowati
Abstrak :
Teori Krugman mengungkapkan bahwa adanya skala ekonomi, wilayah maju memiliki karakteristik perindustrian, sehingga tenaga kerja akan melakukan migrasi ke wilayah tersebut. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan antar pola migran tenaga kerja terhadap konsentrasi industri. Sehubungan dengan itu penelitian ini bertujuan untuk melihat teori Krugman dapat diterapkan di Pulau Jawa atau tidak. Pulau Jawa memiliki tingkat ekonomi yang maju dibandingkan Pulau-pulau lainnya di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah data kependudukan, pertumbuhan ekonomi, dan industri. Kemudian diolah dengan menggunakan metode overlay dan crosstab. Pergeseran karakteristik migran tenaga kerja yang terlihat yaitu migran tenaga kerja perempuan terampil serta lakilaki ahli. Migran tenaga kerja perempuan terampil bergeser dari zona tengah dan selatan Pulau Jawa ke zona tengah Pulau Jawa dalam status ekonomi yang sama yaitu tidak maju. Migran tenaga kerja laki-laki ahli tetap berada di zona selatan dengan status ekonomi tidak maju, tetapi mengalami pergeseran dari wilayah dengan 1 jenis spesialisasi ke wilayah dengan 2 jenis spesialisasi industri. Sedangkan konsentrasi industri manufaktur mengalami pergeseran hanya di zona utara dan tengah. Dengan demikian pergeseran pola migran tenaga kerja tidak memiliki keterkaitan dengan pergeseran konsentrasi industri. ......Krugman's theory reveals that in the existence of economies of scale, developed region has characteristic of industry, so that labor will migrate to the region. This shows an association between the patterns of migrant labor to the industrial concentration. The study aimed to look at whether The Krugman's theory could be applied in Java or not. The island of Java had an advanced economic level compared to other islands in Indonesia. The variables used were population data, economic growth, and industry. Then the data processed using the overlay method and crosstab. There were shift characteristics of skilled migrant woman workers and male experts. Skilled migrant woman workers shifted from central and southern zones of the island of Java to the middle zone of the island of Java in the same unprogressive economic status. Experted migrant man labors remained in the southern zone with the unprogressive economic status, but they shifted from areas with a kind of specialization to the region with two types of industrial specialization. On the other hand, the concentration of manufacturing industry shifted only in the northern and central zones. In the conclusion, the shift pattern of migrant labor had no connection with the shift of industrial concentration.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1956
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emirpahsha Eddy Tabrani
Abstrak :
Migrasi tenaga kerja internasional di dorong oleh factor daya tarik dari negara tujuan. Tenaga kerja menilai bahwa kondisi negara tujuan merupakan salah satu faktor yang menentukan negara tujuan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Terlebih, sebuah negara berkembang dan/atau maju menjadi destinasi utama bagi tenaga kerja untuk bermigrasi karena daya tariknya, dalam kasus ini, negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Maka dari itu, penting untuk diketahui besar pengaruh dalam faktor yang mempengaruhi brain gain di negara OECD sebagai daya tarik bagi tenaga kerja untuk bermigrasi serta faktor yang menentukan tenaga kerja untuk bermigrasi. Riset ini bertujuan untuk menyelidiki peran dari globalisasi, pembangunan ekonomi, dan tata kelola pemerintahan dalam migrasi tenaga kerja internasional di negara OECD. Riset ini berdasarkan hasil fixed effect regressions dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 29 negara anggota OECD pada tahun 2013-2017. Hasil riset menunjukan bahwa globalisasi dan tata kelola pemerintahan memiliki efek positif dalam migrasi tenaga kerja internasional, sedangkan pembangunan ekonomi memiliki efek sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa negara OECD mendapatkan efek dari brain gain dari pengaruh globalisasi dan tata kelola pemerintahan dari negara tujuan. Namun, keterbatasan pengambilan data dari seluruh negara OECD menjadi implikasi dari riset ini. ......The nature of international labor migrations are driven by the pull factors of the host country. Mainly, migrants do perceive that the host country condition becomes one of the factors for them to migrate in order to achieve a better return. Additionally, a developing and/or developed country becomes a favorable destination for labor to migrate due to its country's attractiveness, in this case, the OECD countries. However, it is essential to know the magnitude regarding the drivers of brain gain in OECD countries as the pull factors for labor migration as well as determinants for international labor to migrate. This research aims to investigate the role of globalization, economic development, and political governance on international labor migration in OECD countries. In order to do so, the research is based on fixed effect regressions with secondary data obtained from 29 members of OECD countries between 2003-2017. The research found that globalization and political governance have a positive effect on international labor migration, while economic development has a counter effect. Therefore, it can be concluded that OECD countries gain the effect of brain gain by the nature of globalization and political governance of the host countries. However, the lack of available datasets of all OECD countries becomes the implication of the research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library