Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirradewi Rianty
"Work Breakdown Structure WBS adalah perincian deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat dikelola lebih baik. Meskipun setiap proyek unik, kebanyakan bangunan dapat distandarisasi kegiatannya sehingga memungkinkan penyediaan dasar perkiraan yang lebih kuat untuk pengelolaan proyek. Dalam pengelolaan proyek, kinerja kualitasnya juga penting untuk dikontrol dan pendekatan pertimbangan risiko sekarang disyaratkan untuk keseluruhan proses manajemen mutu dalam perkembangan ISO 9001. Pekerjaan finishing atau arsitektur merupakan pekerjaan yang paling sering mengalami rework atau ketidaksesuaian hasil dengan spesifikasi dibanding pekerjaan lainnya dalam proyek. Pada Oleh karena itu, pengembangan WBS berbasis risiko diusulkan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan WBS berbasis risiko untuk perencanaan kualitas pekerjaan arsitektur bangunan tinggi. Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap dengan metode analisis risiko kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan WBS standar terdiri dari 5 level utama dan 2 level pelengkap, dengan 14 variabel risiko dominan terhadap kinerja kualitas proyek, dan rekomendasi respon risiko sebagai pengembangan WBS standar.

Work Breakdown Structure WBS is a breakdown of deliverables and project work into smaller components so it can be better managed. Although each project is unique, most buildings can be standardized in their activities so as to enable the provision of a stronger forecast basis for project management. In project management, quality performance is also important to be controlled and a risk consideration approach is now required for the overall quality management process in the development of ISO 9001. Finishing or architectural work has the most frequent degree of rework compared to other work in the project, it is the non conformity with specifications. Therefore, the development of risk based WBS is proposed.
The objective of the study was to develop risk based WBS for high quality building architectural work planning. The research consisted of several stages with qualitative risk analysis method. The result indicate that standardized WBS consists of 5 primary level and 2 complementary level, with 14 dominant risk variables on quality performance, and recommended risk responses as the development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Widhi Adnyana Surya Pratita
"Work Breakdown Structure WBS adalah perincian deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat dikelola lebih baik. Kualitas proyek juga penting untuk dikontrol dan pendekatan risiko kini disyaratkan untuk keseluruhan proses manajemen mutu. Oleh karena itu, pengembangan WBS berbasis risiko diusulkan untuk perencanaan kualitas pekerjaan flyover.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap dengan metode analisis risiko kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa standar WBS terdiri dari 6 level dengan 5 variabel risiko dominan pada kualitas kinerja dan direkomendasikan respon risiko sebagai pengembangan standar WBS.

Work Breakdown Structure WBS is a breakdown of project works into smaller components so it can be better managed. It is also known that the quality of project works is also important to controlled in order to avoid mismatch. The approaches of risk considerations are now required for the whole process on quality management. Therefore, the development of risk based standardized WBS is proposed for quality planning of flyover works.
The conducted research consists of several stages with qualitative risk analysis method. The result indicate that standardized WBS consists of 6 level with 5 dominant risk variables on quality performance and recommended risk responses as the development of standardized WBS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Anindyaswari
"Kualitas proyek dan tingkat ketidakpastian merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi investor dalam menyediakan dana untuk usaha, penelitian ini menekankan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kualitas proyek dan tingkat ketidakpastian terhadap pendanaan UMKM yang berfokus pada platform crowdfunding ekuitas di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel UMKM yang terdapat pada equity crowdfunding di Indonesia tahun 2018-2019. Penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman manajerial, pengalaman bisnis dan proyeksi keuangan terhadap pendanaan UMKM pada equity crowdfunding. Namun, tidak ada pengaruh yang ditemukan antara saham ekuitas, latar belakang pendidikan, dan laporan proyeksi non-keuangan.
Project quality and level of uncertainty are two factors that can influence investors in providing funds for businesses, this study emphasizes Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Therefore, this study aims to analyze the effect of project quality factors and the level of uncertainty on MSME funding that focuses on equity crowdfunding platforms in Indonesia. This study uses a sample of MSMEs contained in equity crowdfunding in Indonesia in 2018-2019. This research uses Ordinary Least Square. The results of this study indicate that there is an influence between managerial experience, business experience and financial projections on MSME funding on equity crowdfunding. However, no effect was found between equity shares, educational background, and non-financial projected statements.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Anindyaswari
"Kualitas proyek dan tingkat ketidakpastian adalah dua faktor yang dapat mempengaruhi investor dalam menyediakan dana untuk bisnis, penelitian ini menekankan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kualitas proyek dan tingkat ketidakpastian pada pendanaan UMKM yang berfokus pada platform crowdfunding ekuitas di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel UMKM yang ditemukan dalam crowdfunding ekuitas di Indonesia untuk tahun 2018-2019. Penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman manajerial, pengalaman bisnis dan proyeksi keungan terhadap pendanaan UMKM di equity crowdfunding. Namun, tidak ditemukannya pengaruh antara equity share, latar belakang pendidikan, dan laporan proyeksi non-keuangan.

Project quality and level of uncertainty are two factors that can influence investors in providing funding to a business, this study emphasis on Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Therefore, this study aims to analyze the influence of project quality factors and the level of uncertainty on MSMEs’ funding focused on the equity crowdfunding platform in Indonesia. This study uses a sample of MSMEs found in equity crowdfunding in Indonesia for the year 2018-2019. This research uses Ordinary Least Square. The results of this study indicate that there is an influence between managerial experience, business experience and financial projections on the submission of MSMEs in equity crowdfunding. However, no effect was found between equity share, educational background, and non-financial forecast."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Yunita Setyaningsih
"Gedung - gedung sekolah dasar banyak mengalami kerusakan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data tahun 2004 dari 17.402 Sekolah Dasar/Sekolah Luar Biasa 35 % mengalami kerusakan. Untuk Kabupaten Bantul akibat terjadinya gempa pada tanggal 26 Mei 2006 hampir sebagian besar sekolah mengalami kerusakan. Oleh karena itu Direktorat Pembinaan TK dan SD memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk tahun anggaran 2006 di Kabupaten Bantul.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor paling sering terjadi Pada proyek bantuan Dana Alokasi Khusus sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas mutu bangunan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul. Faktor - faktor resiko tersebut sangat berdampak terhadap penurunan kualitas terutama di Kabupaten Bantul. Dalam penelitian menggunakan Analisa data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan faktor resiko yang paling sering terjadi dan dilanjutkan dengan analisis Korelasi terhadap kinerja mutu bangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kualitas juga masih sering terjadi ini akibat ketidaktahuan Tim Pelaksana mengenai bangunan, dan tidak melaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang ada. Hal ini juga terjadi kurangnya pengawasan dari Dinas Kabupaten ke sekolah-sekolah dan keterbatasan konsultan disetiap kabupaten. Setelah analisa korelasi terdapat tiga variabel yang sangat berpengaruh yaitu tim pelaksana tidak paham akan perhitungan biaya bangunan, tim pelaksana tidak mengetahui mutu bangunan yang sesuai dengan rencana kerja struktur, kenaikan harga alat dan material.

There is many ewlementary School Building become damaged. It inplicit based on data year 2004 from 17.402 Elementary / Exraordanary School exist there is 35 % damaged. Especially for Bantul regency almost building damaged because of earthquake in May 26, 2006. That natural disaster Kindergarten have Elementary Direktorat. Take the inisiative ti Allocate Special Donator ( Dana Alokasi Khusus). Special donator source from APBN which is allocated for to help donator with natural priority. This special area is the area with special qualification.
This research to know the most other factor on special donatour yhat impact desending quality of building. This reasearch on Bantul regency on Budget year 2006. Analysis data in this research use Analytic Hierarchy Process (AHP) method to produce result what is the most often risk factor and extende with correlate analysis on quality building.
The result of this rescend show that descend quality is often happined because lack of knowledges executor team about the building do not work apporoprate desrre specificator. This hapnned because lack of control aofravall quality to the building and limitedness consultan an every regency. After analysis corellated can it three variable very influence that is executor tim not understand with caculated cost building, excutor tim not quality building of fit planning work structur. Up cost tool and material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovi Efidori
"Permintaan akan menara pada Industri Telekomunikasi mengharuskan perusahaan penyedia penyewaan menara mengaplikasikan ilmu manajemen proyek dalam melakukan pembangunan menara yang baru dimana proses yang dibutuhkan selain rumit juga terdiri dari ratusan atau ribuan proses. Dengan pengaplikasian ilmu manajemen proyek maka perencanaan yang dilakukan dalam pembuatan menara menjadi lebih rapi dan detil sehingga jadwal pelaksanaan proyek menjadi sesuai dengan perencanaan proyek maka keterlambatan dalam waktu penyelesaian proyek dapat dihindari.
Untuk memenuhi kualitas proyek pembangunan menara maka diperlukan suatu manajemen kualitas proyek dan bisnis proses yang baik agar pembangunan menara bisa mencapai waktu pembangunan yang diinginkan, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan seperti yang diharapkan, data yang di dapat anatara lain adalah data mengenai lokasi yang memiliki kekurangan material ukuran kecil maupun besar, kurang lubang, kualitas material galvanis yang buruk, spesifikasi vendor, pemesanan material, dan kapasitas produksi vendor.
Kesimpulannya adalah ketidak presisian material tower dan kurang lubang adalah karena 57% vendor masih melakukan pabrikasi secara manual, dan vendor menggunakan karung goni pada saat packaging material tower kecil, serta overload dari vendor yang mengakibatkan lamanya produksi material tower.

The demands of towers in Telecommunication Industry recently require a tower provider company to apply Project Management on their next project which process is going to be complicated and contains hundreds or thousands processes. With the implementation of project management, the process in erecting tower can be well-planned so the project schedule appropriate with the project plan and the delay of time in finishing a project can be avoided.
To fulfill the quality of tower erecting project, it requires a wellknowledged of project quality management and business process to reach the time that we wish to achieve customer satisfaction. The focus in this study includes some data such as: some locations that have a lack of amount in materials both in small size and big size, lack of hole, terrible galvanish quality material, vendor specification, material order, and vendor capacity production.
The conclusion is the unprecision of tower material and the lack of hole is because 57% of vendors still do the manufacturing manually, and vendors use gunny sack in packaging for the smaller material of tower, and they are also overload so that cause the production of tower material need more lenght of time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51909
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmanita Ayu Amini
"Penyediaan jalan memberikan akses bagi masyarakat pedesaan dan kelautan terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan layanan sosial lainnya yang dibutuhkan. Sebuah proyek konstruksi jalan dengan WBS Work Breakdown Structure sebagai hasil dari perencanaan yang buruk dapat mempengaruhi kualitas proyek. WBS sangat penting dalam proses perencanaan manajemen dengan merubahnya menjadi tahapan, dan paket kerja.
Standarisasi WBS berbasis risiko merupakan hal yang dapat menjadi acuan dalam proyek konstruksi jalan agar tercapai kualitas proyek. Variabel risiko yang paling dominan dipilih menggunakan kuisioner dan dianalisa menggunakan SPSS Statistical Package for Social Science kemudian ditambahkan kedalam susunan WBS agar mendapatkan hasil yang hasilnya akurat. Hasil tersebut berupa 4 level utama dan 2 level pelengkap, yang kemudian direkomendasikan dengan respon risiko.

Provision of roads provides access for rural and marine communities to health, education, employment and other necessary social services. A road construction project with the WBS Work Breakdown Structure as a result of poor planning can affect the quality of the project. WBS is very important in the management planning process by turning it into phases, and work packages.
Risk based WBS standardization is one that can be a reference in road construction projects to achieve project quality. The most dominant risk variables were chosen using questionnaires and analyzed using SPSS Statistical Package for Social Science then added to the WBS arrangement in order to obtain results that were accurate results. The results are 4 main levels and 2 complementary levels, which are then recommended with a risk response.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library