Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dwi Putri Sari, Author
Abstrak :
ABSTRAK Obat antihiperkolesterolemia merupakan obat yang di konsumsi dalam jangka waktu yang lama, untuk itu dilakukan penelitian yang membuktikan keamanan penggunaan obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keamanan penggunaan obat LS yang merupakan obat antihiperkolesterolemia hasil sintesis golongan statin, terhadap organ jantung ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan kreatin kinase (CK) pada plasma. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus novergicus L), galur Sprague Dawley, berumur 2 bulan dengan berat badan kuranglebih 200 gram, berjumlah masing-masing 40 ekor tikus jantan dan betina. Setelah itu, hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu: 3 kelompok diberikan dosis yang berbeda, dan 1 kelompok merupakan kelompok kontrol. Dosis yang diberikan yaitu: 1,8 mg/200 g bb tikus/hari; 3,6 mg/200 g bb tikus/hari dan 7,2 mg/200 g bb tikus/hari; sedangkan kelompok kontrol diberikan CMC 0,5%. Pemberian obat LS dilakukan secara oral dengan alat sonde lambung, sekali sehari, selama 90 hari. Pemeriksaan pengaruh pemberian Obat LS terhadap organ jantung dilakukan dengan mengukur aktivitas AST dan CK plasma. Data yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan aktivitas AST dan CK yang bermakna antar kelompok I, II dan III dibandingkan terhadap kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan Obat LS aman terhadap organ jantung. ABSTRACT The cholesterol lowering drugs, is consumed for several months. It’s necessary to prove its toxic effect if using that drug in a long term. The research was carried out to prove the toxic effect of LS as cholesterol lowering drug, to the heart by measuring the activities of aspartic aminotransferase and creatine kinase. The research had done on albino rats of 2 month old with body weight about of 200 gram. There was each 40 male and female rats and divided into four groups. Group I, II, and III were treated by giving LS drug with dosage: 1,8 mg/200 g of rat’s weight /day; 3,6 mg/200 g of rat’s weight/day; and 7,2 mg/200 g of rat’s weight/day. Group IV was treated as negative control by giving CMC 0,5%. The whole treatment was given orally, once a day for 90 days. The heart examination had done by measuring the enzymes activities of AST and CK plasm. The report had analysed by ANAVA test if significant difference found, the analysis was continued by LSD test. The result showed that was no significant differences of the activity of AST and CK plasm between group I, II, III compared with group IV as the control. The conclusion of LS drug had tested that wasn’t effect to the heart.
2008
S33034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Nurwidya Hening
Abstrak :
Jamu hingga saat ini masih digunakan sebagai pengobatan alternatif di masyarakat. Jamu yang akan dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka harus terlebih dahulu diuji secara ilmiah dalam uji pre-klinik mengenai manfaat dan keamanannya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh sediaan jamu dalam bentuk teh celup untuk mengatasi kelainan asam urat terhadap organ jantung tikus putih jantan (Rattus novergicus) dengan melihat aktivitas AST dan kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung sebagai parameter. Digunakan 40 ekor tikus yang dibagi menjadi satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dosis. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal yang diberi larutan CMC 0,5%. Kelompok II, III, dan IV adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturutturut 1800 mg/kg bb, 3600 mg/kg bb, dan 7200 mg/kg bb. Larutan uji diberikan secara oral setiap hari selama 90 hari. Hasil pengukuran plasma tikus pada hari ke-91 menunjukkan tidak adanya perbedaan secara signifikan (α = 0,05) aktivitas AST plasma dan kreatin kinase plasma antara kelompok II, III, dan IV maupun kelompok I. Hal ini juga ditunjang oleh gambaran histologis otot jantung. Dengan demikian penggunaan jamu teh celup asam urat selama 90 hari tidak mempengaruhi organ jantung.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Nadhilah
Abstrak :
Jamu K yang mengandung ekstrak rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dan daun mimba (Azadirachta indica) secara empiris digunakan untuk terapi kanker. Oleh karena obat antikanker umumnya digunakan dalam jangka waktu panjang, maka penelitian tentang keamanannya terhadap organ vital tubuh perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian jamu ?K? peroral selama 90 hari terhadap organ jantung tikus putih dilihat dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Hewan uji yang digunakan adalah 48 ekor tikus putih (Ratus novergicus L) galur Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan. Kelompok I sampai III diberi bahan uji dengan dosis sebesar 1980 mg/kg bb, 3960 mg/kg bb, dan 7920 mg/kg bb. Kelompok IV, sebagai kontrol, diberi larutan CMC 0,5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis jantung antara kelompok dosis dengan kelompok kontrol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Utami Ningrum
Abstrak :
Masyarakat Indonesia secara empiris menggunakan tanaman obat untuk mengobati penyakit atau meningkatkan kesehatan. Jamu ?D? adalah obat tradisional yang mengandung ekstrak tanaman obat Centella asiatica (L.) Urban dan Apium graveolens L. yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Kebanyakan orang biasanya menggunakan obat tradisional ini secara berulang dan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, obat tradisional harus tidak memiliki efek toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamu ?D? selama 90 hari terhadap organ jantung tikus putih ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Jamu ?D? diberikan secara oral pada 24 ekor tikus jantan dan 24 ekor tikus betina, yang masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III masingmasing diberikan dosis 1980; 3960; 7920 mg/kg bb tikus, sedangkan kelompok IV merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan larutan CMC 0,5 %. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah dan organ jantung untuk mengetahui aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis jantung. Hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah (α = 0,05) dan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan bermakna aktivitas AST dan CK serta gambaran histologis jantung antara kelompok perlakuan dengan kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan jamu ?D? selama 90 hari tidak mempengaruhi organ jantung tikus putih.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmah Fitrianti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas konsumsi sari kedelai terhadap pemulihan atlet dayung nasional. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental. Responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan 14 orang atlet dayung nasional pria yang berusia 21 ndash; 30 tahun. Seluruh responden dikelompokkan berdasarkan kelompok perlakuan dan kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan minuman pemulihan berupa sari kedelai dengan rasio kandungan karbohidrat dan protein senilai 4,2:1 setelah melakukan latihan endurance, sedangkan kelompok kontrol tidak. Sari kedelai diberikan dalam jumlah 1000 ml. Indikator pemulihan yang diukur adalah kreatin kinase darah dalam satuan U/L terkait dengan pemulihan otot , pada waktu sebelum, setelah, dan 5 jam setelah latihan. Hasil yang didapatkan yaitu, adanya peningkatan kadar kreatin kinase darah kelompok perlakuan 42,29 U/L dan kontrol 64,83 U/L dari pemeriksaan sebelum hingga 5 jam setelah latihan. Meskipun peningkatan kadar kreatin kinase darah pada kelompok perlakuan lebih rendah daripada kontrol, namun perbedaan tersebut tidak bermakna P value > 0,05 . Kesimpulannya adalah efektivitas konsumsi sari kedelai terhadap pemulihan otot pada atlet dayung nasional tidak bermakna secara statistik, namun cenderung berpotensi dalam menurunkan peningkatan kadar kreatin kinase darah setelah latihan.
ABSTRACT
This study aims to assess the effectiveness of soy milk in national kayak canoeing athlete rsquo s recovery. Design of this study used quasi experimental. Respondents involved in this study were 14 national kayak canoeing athletes, which aged 21 ndash 30 years. All respondents were grouped by treatment and control group. The treatment group were given recovery beverage in the form of soy milk with ratio of carbohydrate and protein equal as 4,2 1 after endurance exercise, while control group were not. Soy milk was given in 1000 ml. Recovery indicator that measured was blood creatine kinase in U L related to muscle recovery at the time before, after, and 5 hours after exercise. The result showed that there was an increase of creatine kinase level in treatment group 42,29 U L and control 64,83 U L from before exercise examination, up to 5 hours after exercise. Although the elevated blood creatine kinase level in treatment group were lower than the control, they were not significant P value 0,05 . To conclude, effectiveness of soy milk consumption in national kayak canoeing athlete 39 s muscle recovery is not statistically significant, however it tends to be potentially decreases the elevated blood creatine kinase levels after exercise.
2017
S67723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library