Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gine Intan Pratidinaningsih
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Terdapat suatu tolak ukur yang dipergunakan sebagai suatu pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang disebut dengan standar pelayanan kefarmasian. Salah satu aspek pelayanan farmasi yang memiliki peranan penting adalah mengenai peran apoteker dalam memberikan pelayanan konseling. Tujuan penulisan tugas khusus praktik kerja profesi apoteker ini adalah agar penulis dapat memahami informasi apa saja yang perlu disampaikan kepada pasien dan/atau keluarga pada saat pemberian konseling obat, serta mengetahui praktik konseling yang dilakukan di Apotek Roxy Jakasampurna. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengambilan data resep yang ada di Apotek Roxy Jakasampurna, kemudian dilakukan penguraian hal yang berhubungan dengan konseling obat, serta melakukan pengamatan dan wawancara mengenai praktik konseling yang dilakukan. Kesimpulan dari tugas khusus ini adalah Apotek Roxy Jakasampurna telah melakukan konseling sesuai dengan Permenkes No. 73/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dimulai dari tahapan awal konseling sampai dengan dokumentasinya. Namun masih tidak adanya ruang konseling khusus yang disediakan di apotek dan juga pelatihan terkait konseling belum diadakan secara intensif. Diharapkan untuk ke depannya pelayanan dapat ditingkatkan lagi dengan menyediakan ruang konsultasi khusus serta pelatihan bagi apoteker secara intensif.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacy practice is carried out by pharmacists. There is a benchmark that is used as a guideline for pharmaceutical personnel in providing pharmaceutical services which is called pharmaceutical service standards. One aspect of pharmacy services that has an important role is the role of pharmacists in providing counseling services. The purpose of writing this special assignment for the pharmacist's professional practice is so that the author can understand what information needs to be conveyed to patients and/or families when giving drug counseling, as well as knowing the counseling practices carried out at the Roxy Jakasampurna Pharmacy. Data collection was done by taking prescription data at the Roxy Jakasampurna Pharmacy, then describing matters related to drug counseling, as well as observing and interviewing about the counseling practices carried out. The conclusion of this special task is that Roxy Jakasampurna Pharmacy has conducted counseling in accordance with Permenkes No. 73/2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies, starting from the initial stages of counseling to documentation. However, there is still no special counseling room provided in pharmacies and training related to counseling has not been held intensively. It is hoped that in the future the service can be improved again by providing a special consultation room and intensive training for pharmacists.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Brades, supervisor
"Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, konseling obat merupakan salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau wawancara dengan pasien dan/atau keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien yang membuat terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat. Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi dan edukasi obat kepada pasien, seperti pasien dengan terapi obat jangka panjang yang memerlukan pemantauan kepatuhan dalam penggunaannya, pasien dengan kondisi khusus, pasien dengan polifarmasi serta untuk pasien yang diberikan obat-obatan dengan cara penggunaan khusus. Laporan ini berisi panduan konseling obat-obatan dengan cara penggunaan khusus yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk.

Regulation of the Minister of Health No. 74 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Puskesmas, drug counselling is one of the methods of face-to-face medication education or interviews with patients and/or their families which aims to increase patient knowledge and understanding which results in changes in behaviour in the use of drugs. Pharmacists have the responsibility to provide information and drug education to patients, such as patients with long-term drug therapy that requires monitoring compliance in its use, patients with special conditions, patients with polypharmacy and for patients who are given drugs with special ways of use. This report contains guidelines for counselling medicines with special usage methods at Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Sukaeti
"Telah dilakukan penelitian tentang gambaran pengobatan pasien diabetes melitus (OM) di Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Fatmawati Jakarta. Analisis data terhadap pasien OM RSUP Fatmawati belum pernah dilakukan kembali sejak 10 tahun terakhir, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan pengelolaan pasien OM. Tujuan penelitian untuk mendapat gambaran tipe OM dan gambaran pengobatan pasien OM rawat jalan. Manfaat penelitian adalah dapat mengamati indikasi ketidakpatuhan berobat pasien OM sebagai bahan masukan untuk rumah sakit. Penelitian dilakukan secara cross sectional cleskriptif selama kurun waktu Januari 2004 - Mei 2004 terhadap data sekunder Februari 2002 - Februari 2004 (n = 315), serta pengisian angket dan pemeriksaan hemoglobin glikosilasi (HbA1c) (n = 257). Indikator yang dipakai adalah angka proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : proporsi OM tipe 2 adalah 99,05%; ratarata nilai HbA1c adalah 7,25; proporsi HbA1c (menurut kriteria PERKENI 2002) : baik 32,29% (HbA1c < 6,5), sedang 41,64% (HbA1c 6,5 - 8) dan buruk 26,07% (HbA1c > 8). Proporsi obat-obat anti diabetes adalah sulfonilurea (generasi 1, 2, 3) 24,12%, biguanid 22,96%, kombinasi sulfonilurea dan biguanid 30,35%, insulin 13,23%, kombinasi oral dan insulin 5,84%; proporsi keadaan tanpa obat oral 13,01%, suntikan 2,22%. Proprosi efek samping : hipoglikemia 21,6%, gastritis 6,62%; proporsi : edukasi 66,70%, konseling gizi 95,34% dan konseling obat 26,46%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
T39536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library