Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kathleen H. Liwijaya-Kuntaraf
Bandung: Indonesia Publishing House, 2003
302.2 KAT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniati
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola komunikasi pada keluarga dengan Ibu bekerja terkait topik seksualitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode indepth interview sebagai metode pengumpulan data dan menggunakan fenomenologi sebagai strategi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam tipe keluarga dalam kaitannya dengan komunikasi topik seksualitas, yaitu keluarga yang terbuka, keluarga yang tertutup, keluarga yang menekankan pada kepatuhan, keluarga yang bebas, keluarga dengan Ibu yang memahami internet dan keluarga dengan Ibu yang tidak memahami internet. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Ibu merupakan komunikator utama dalam mengkomunikasikan topik seksualitas.

This study aimed to describe the communication patterns in families with a working mother related the topic of sexuality. This research is a qualitative descriptive research that uses "in-depth interview" as a method of data collection. This study also used phenomenology as a research strategy. The results of this study indicate that there are six types of families in relation to sexuality talks in family communication. The types are as follows : an open family, a closed family, a family that emphasizes on compliance, a family that not emphasizes on compliance, a family with a mother who understand the internet and a family with a mother who does not understand the internet. In addition, this study also found that in sexuality talks, mother is the primary communicators in family."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Fawzia Ahmad
"Masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dengan berbagai tantangan yang menyebabkan adanya risiko untuk mengalami stress dan menjadi faktor risiko suicidal behavior. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa salah satu faktor risiko suicidal behavior pada remaja adalah kerusakan hubungan interpersonal. Pada remaja, keluarga merupakan ikatan sosial terpenting dimana remaja dengan persepsi pola komunikasi keluarganya bermasalah lebih rentan untuk menunjukkan suicidal behavior. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan intervensi psikologis untuk meningkatkan kemampuan yang menunjang hubungan interpersonal dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Interpersonal Psychotherapy (IPT) untuk menurunkan intensitas suicidal behavior pada remaja dengan permasalahan pola komunikasi keluarga. IPT dilaksanakan selama empat sesi dengan jeda satu minggu antar sesi serta terdapat sesi follow-up. Pengukuran pola komunikasi keluarga dilakukan melalui alat ukur Revised Family Communication Pattern (RFCP) sedangkan pengukuran intensitas perilaku bunuh diri dilakukan menggunakan alat ukur Youth Risk Behavior (YRB) kluster perilaku bunuh diri. Pengukuran dilakukan sebelum intervensi, setelah intervensi (post-test), serta follow-up. Terdapat tiga partisipan yang terlibat hingga follow-up. Ketiga partisipan tersebut berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPT dapat menurunkan intensitas suicidal behavior pada ketiga partisipan. Hal ini terlihat dari penurunan skor intensitas perilaku bunuh diri dan wawancara kualitatif yang dilakukan.

Adolescence is one of the developmental stages with various challenges that can induce the risk of experiencing stress. It then can lead to be a risk factor for suicidal behavior. Previous research revealed that one of the risk factors for suicidal behavior in adolescents is damage in interpersonal relationships. In adolescents, family is the most important social bond. Adolescents who perceive their family communication patterns as problematic are more prone to conduct suicidal behavior. Psychological intervention is needed to improve the abilities that support interpersonal relationships with parents in order to overcome suicidal behavior. This study aims to determine the effectiveness of Interpersonal Psychotherapy (IPT) to reduce the intensity of suicidal behavior in adolescents with family communication pattern problems. IPT was carried out for four sessions with a one-week interval between sessions and a follow-up session. Family communication pattern is measured through the Revised Family Communication Pattern (RFCP) while the intensity of suicide behavior is measured by Youth Risk Behavior (YRB) cluster of suicidal behavior. Measurements were taken before (pre-test), after the intervention (post-test), and follow-up (two weeks after post-test). Three participants are involved in this research until the follow-up. The three participants are female with an average age of 18 years. The result shows the IPT can reduce the intensity of suicidal behavior. This can be seen from the decrease in the intensity of suicidal behavior and qualitative interviews conducted."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmita Aulia Dewi
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa remaja di DKI Jakarta memiliki tingkat kecemasan yang tergolong tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pola komunikasi keluarga dan kualitas pertemanan dapat bersama-sama menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja SMA di DKI Jakarta. Untuk meneliti hal tersebut, peneliti melakukan pengambilan data kembali terhadap 584 siswa dari 5 SMA di wilayah urban provinsi DKI Jakarta, yang terlibat dalam penelitian serupa di tahun sebelumnya. Peneliti menggunakan data kecemasan tahun 2018 sebagai outcome variable serta data pola komunikasi keluarga dan kualitas pertemanan dari tahun 2017 sebagai variabel prediktor. Pada penelitian ini, pengukuran tingkat kecemasan menggunakan instrumen Hopkins Symptom Checklist-25 HSCL-25 . Untuk mengukur pola komunikasi keluarga peneliti menggunakan Revised Family Communication Pattern RFCP, dan Friendship Qualities Scale FQS untuk mengukur kualitas pertemanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya kecemasan di tahun sebelumnya dan dimensi conversation orientation ayah yang dapat bersama-sama menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan ibu dapat menjadi prediktor dari tingkat kecemasan pada remaja, terutama bagi remaja perempuan. Perbedaan terkait dengan jenis kelamin juga didiskusikan dalam penelitian ini.

Previous research showed that adolescents in DKI Jakarta have a high anxiety level. This study aimed at investigating whether family communication pattern and friendship quality will predict anxiety level among high school students in DKI Jakarta. We conducted a follow up study among 584 students from 5 high schools from five urban areas in DKI Jakarta. Those students had been participating in the same study in the previous year. We used the student rsquo s anxiety level from this year study as the outcome variable. Meanwhile, all the predictors were from 2017 data. We used the Hopkins Symptom Checklist 25 to measure anxiety level, the Revised Family Communication Pattern to measure family communication pattern, and the Friendship Qualities Scale to measure friendship quality. The result shows that the previous anxiety level and father 39 s conversation orientation can predict present anxiety level in adolescents. This study also finds that mother 39 s education level predicts anxiety level in girls, but not boys. The differences related to gender is also discussed in this study. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Evania Azmi
"Tingginya tingkat kepemilikan dan durasi penggunaan telepon pintar memunculkan fenomena adiksi telepon pintar di kalangan remaja. Penggunaan telepon pintar yang berlebihan mengurangi intensitas komunikasi remaja dan berdampak pada pola komunikasi keluarga, padahal pola komunikasi keluarga yang fungsional diperlukan agar anggota keluarga dapat menjalankan fungsi dan perannya. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi hubungan adiksi telepon pintar dengan pola komunikasi keluarga pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian cross sectional, teknik pengambilan voluntary sampling, dan uji statistik chi-square. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adiksi telepon pintar dengan pola komunikasi keluarga pada remaja (p = 0,04; α=0,05). Peneliti merekomendasikan penguatan program unit kesehatan sekolah (UKS) dengan pengadaan kampanye pembatasan waktu bermain telepon pintar anak dan orang tua di rumah.

The high level of ownership and duration of smartphone use has given rise to the phenomenon of smartphone addiction among teenagers. Excessive use of smartphones reduces the intensity of adolescent communication and has an impact on family communication patterns. Functional family communication patterns are needed so family members can carry out their functions and roles. The research aims to identify the relationship between smartphone addiction and family communication patterns in adolescence. This research uses quantitative methods, cross-sectional research design, voluntary sampling techniques, and chi-square statistical tests. Bivariate analysis shows that there is a significant relationship between smartphone addiction and family communication patterns in adolescence (p = 0.04; α=0,05). This research recommendation is strengthening the school health unit program by implementing a campaign to limit children's and parents' screentime on smartphones at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Shaskara Siwi Andini
"Tulisan ini bertujuan untuk mengupas secara lebih dalam mengenai komunikasi keluarga dan pengaruhnya dalam perilaku anak. Konsep dan teori yang digunakan adalah konsep komunikasi keluarga dan teori pola komunikasi keluarga. Dalam proses pengumpulan datanya, karya ini menggunakan metode studi literatur dari beberapa artikel, jurnal, dan buku terdahulu yang berkaitan dengan komunikasi keluarga dan teori dan konsep pendukungnya. Berdasarkan penelitian dan jurnal terdahulu, maka dapat ditelaah secara lebih lanjut bahwa perilaku anak dapat berbeda-beda sesuai dengan pola komunikasi keluarga yang diberlakukan oleh orang tua. Hasil kajian literatur menunjukan bahwa pola komunikasi orang tua sangat berpengaruh kepada perilaku, kesehatan mental, tindakan asertif, tindakan agresif, cara menyelesaikan masalah, serta pengendalian emosi anak. Selain itu akan terjadi perbedaan pada perilaku anak dari keluarga yang bercerai dan yang hanya memiliki orang tua tunggal.

This paper aims to explore more deeply about family communication and its influence on children's behavior. The concepts used are family communication concept and family communication patterns theory. In the process of collecting data, this study used the method of studying literature from several articles, journals, and books related to family communication and supporting theories and concepts. Based on previous research and journals, it can be further examined that children's behavior can vary according to the pattern of family communication imposed by parents.The main results of a literature review show that family communication patterns greatly influence mental health, assertive actions, aggressive actions, how to solve problems, and emotional control of children. In addition, there will be differences in the behavior of children from families who are divorced and those who only have a single parent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Lestari Khoirunnisa
"Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif skizofrenia yang cenderung menetap setelah perawatan dari Rumah Sakit Jiwa. Komunikasi merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan perawatan antara keluarga dengan klien. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengalaman keluarga berkomunikasi dengan anggota keluarga yang mengalami isolasi sosial paska hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 7 partisipan dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan metode Collaizi (1978).
Hasil penelitian yaitu terdapat 5 tema, yaitu reaksi emosional terhadap perubahan komunikasi paska hospitalisasi, strategi koping keluarga dalam berkomunikasi dengan klien paska hospitalisasi, stigma dan ekspresi emosi sebagai faktor yang memperburuk interaksi sosial, bentuk komunikasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikologis, dan interaksi sebagai sistem pendukung internal dan eksternal. Penelitian ini merekomendasi perawat jiwa untuk memberikan pendidikan kesehatan dan terapi psikoedukasi keluarga terutama mengenai keterampilan komunikasi keluarg.

Social isolation is one of the negative symptoms of schizophrenia are likely to persist after treatment of the Mental Hospital. Communication is a tool in conveying messages between the family and client care. This research was aimed to describing the family experiences in communicating with family members who experience social isolation post-hospitalization. This research used descriptive phenomenology qualitative approach. The research sample consist ofs 7 participants taken by purposive sampling method. The data had been analyzed Colaizzi method (1978).
Five themes revealed were: emotional reaction of communication changes of post-treatment, families coping strategies in communicating with clients posthospitalization, stigma and expressed emotion as a factor that aggravates social interaction, types of family communication in meeting the psychological needs, and interaction as internal and external support system. It recommended that nurses provide mental health education and family psychoeducation on communication skill in family caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Asriati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat asosiasi hubungan antara pola komunikasi keluarga dan conduct problems pada remaja di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada lima kotamadya di DKI Jakarta, menggunakan Revised Family Communication Pattern Ritchie, 1991 untuk mengukur pola komunikasi keluarga dan The Strength and Difficulties Questionnaire Goodman, 1997 untuk mengukur conduct problems. 632 responden pada penelitia n ini merupakan siswa SMA berusia 15-19 tahun yang tinggal bersama kedua orangtua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada kedua dimensi pola komunikasi yang diterapkan ibu dengan conduct problems, dimana dimensi conformity orientation menunjukkan hubungan positif sedangkan conversation orientation memiliki hubungan negatif. Namun demikian, pada pola komunikasi yang diterapkan oleh ayah, hanya dimensi conformity orientation yang memiliki hubungan positif signifikan dengan conduct problems remaja. Berdasarkan hasil tersebut, maka sangat penting bagi orangtua terutama ibu dalam menerapkan pola komunikasi yang efektif, sebab hal tersebut berhubungan dengan masalah kesehatan mental remaja yaitu conduct problems.

ABSTRACT
This correlational research aimed to investigate the association as correlation of family communication pattern and conduct problems among adolescent in DKI Jakarta. This research were conducted in five urban cities in DKI Jakarta province. Family communication were measured with Revised Family Communication Pattern Ritchie, 1991 and conduct problems were measured with The Strengths and Difficulties Questionnaire Goodman, 1997 . 632 respondents were high school student aged 15 19 years old who live together with their parents. The result of this research showed a significant correlation on those dimension of family communication pattern which applied by mother, whereas the conformity orientation dimension had positive correlation otherwise conversation orientation has negative correlation on conduct problems. On the other hand, family communication pattern which applied by father showed that only conformity orientation dimension had a significant ands positive correlation on conduct problems. This research indicated that it is very important to parents, especially mother to use the effective communication pattern to their children, because it is related to adolescent rsquo s mental health problems called conduct problems. "
2017
S67752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofura
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan antara pola komunikasi keluarga, penerimaan teman, dan school connectedness dengan conduct problems pada siswa SMA di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah conduct problems, pola komunikasi keluarga, penerimaan teman pada tahun sebelumnya serta school connectednes ssecara bersama-sama memprediksi kemunculan conduct problems di tahun ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain longitudinal. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang dapat memprediksi kemunculan conduct problems pada siswa SMA di DKI Jakarta adalah tingkat conduct problemsdi tahun sebelumnya. Hasil yang sama ditemukan pada siswa laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menyarankan agar masalah conduct problemspada remaja ditangani langsung oleh ahli seperti psikolog sehingga dapat mencegah kemunculan kembali perilaku conduct problems dikemudian hari.

ABSTRACT
This study discusses the relationship between family communication pattern, peer acceptance, school connectedness with conduct problems in high school students in DKI Jakarta. The purpose of the study is to determine whether the conduct problems and family communication pattern and peer acceptance in the previous year and school connectedness together predict the appearance of conduct problems in this year. This research is a quantitative research with longitudinal design. The result of the research indicates that the variables that can predict the appearance of conduct problems in high school students in Jakarta are the level of conduct problems in the previous year. Similar results were found in both male and female students. This research suggests that the conduct problems in adolescents is handled directly by experts such as psychologists so as to prevent reappearance of conduct problems in the future. "
[Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Sri Elwani
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan penggunaan media sosial, orientasi percakapan serta orientasi konformitas dalam komunikasi keluarga dengan harga diri remaja. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei online. Sampel penelitian berjumlah 185 siswa yang bersekolah di SMK Wira Utama yang terletak di Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Dari tiga variabel yang diukur, hasil penelitian menunjukkan hanya orientasi percakapan dalam komunikasi keluarga yang memiliki hubungan signifikan dengan harga diri remaja dengan nilai r=0.254, ρ=0,00. Orientasi konformitas dalam komunikasi keluarga dan penggunaan media sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap harga diri remaja masing-masing dengan nilai r=0,106, ρ=0,150 dan r=0.2, ρ=0,773. Orientasi percakapan memiliki hubungan positif dengan harga diri remaja karena keluarga yang yang memiliki orientasi percakapan tinggi cenderung memiliki iklim komunikasi terbuka dan sering melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Dampaknya adalah anak memiliki perasaan positif terhadap diri dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini sangat baik bagi perkembangan harga diri anak. Orientasi konformitas tidak memiliki hubungan signifikan dengan harga diri responden, baik secara positif maupun negatif. Orientasi konformitas yang banyak dikaitkan membawa dampak negatif terhadap anak, dalam penelitian ini tidak terbukti Penggunaan media sosial responden juga menunjukkan tidak berhubungan secara signifikan dengan harga diri. hal ini disebabkan persepsi responden tentang pentingnya media sosial dalam kehidupan mereka dan hubungan emosional yang terbentuk dengannya tidak terlalu tinggi. Hasil penelitian menyarankan agar setiap keluarga menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dan mendorong anak untuk memiliki dan mengekspresikan pendapat mereka karena hal ini sangat baik bagi perkembangan harga diri remaja. Komunikasi yang hangat ketika menyampaikan pendapat juga sangat baik bagi orang tua agar dapat mengurangi dampak negatif dari orientasi konformitas. Dampak negatif penggunaan media sosial juga dapat dikurangi selama penggunaan media sosial tidak terlalu melibatkan emosi dan tidak terintegrasi menjadi keseharian utama remaja.

This study aims to explain the relationship between social media use, conversational orientation and conformity orientation in family communication with adolescent self-esteem. The research was conducted with a quantitative approach and using an online survey method. The research sample consisted of 185 students who attended SMK Wira Utama which is located in Nyalindung Village, Nyalindung District, Sukabumi Regency. Of the three measured variables, the results showed that only conversational orientation in family communication had a significant relationship with adolescent self-esteem with a value of r = 0.254, ρ = 0.00. Conformity orientation in family communication and social media use did not have a significant relationship with adolescent self-esteem with a value of r = 0.106, ρ = 0.150 and r = 0.2, ρ = 0.773 respectively. Conversation orientation has a positive relationship with adolescent self-esteem because families with high conversational orientation tend to have an open communication climate and often involve children in decision making. The impact is that children have positive feelings about themselves and their own abilities. This is very good for the development of children's self-esteem. Conformity orientation does not have a significant relationship with the respondent's self-esteem, either positively or negatively. The conformity orientation that is widely associated with negative impacts on children is not proven in this study. The respondents' use of social media also shows that it is not significantly related to self-esteem. This is because the respondents' perceptions of the importance of social media in their lives and the emotional relationships they form are not very high. The results suggest that each family creates a climate of open communication and encourages children to have and express their opinions because this is very good for the development of adolescent self-esteem. Warm communication when expressing opinions is also very good for parents in order to reduce the negative impact of conformity orientation. The negative impact of using social media can also be reduced as long as the use of social media does not involve too much emotion and is not integrated into the main daily lives of teenagers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>