Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marfu`ah
"Menstruasi adalah terjadinya perdarahan melalui vagina yang bersifat fisiologis karena terkelupasnya lapisan endometrium dari dinding rahim. Pada siklus menstruasi endometrium dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang telah dibuahi setelah terjadi ovulasi, dibawah pengaruh secara ritmik hormon-hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron. Menstruasi bagi sebagian anak merupakan pengalaman psikis yang traumatis. Perasaan yang negatif dapat menyebabkan perasaan sangat lemah karena merasa kehilangan banyak darah sehingga timbul perasaan rendah diri atau merasa sakitsakitan, malu karena masih kecil sudah mendapat menstruasi dan adanya kecemasan dan takut darah menstruasi tembus ke pakaiannya sehingga anak tidak berani keluar rumah.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat gambaran pengetahuan dan perilaku mengenai menstruasi pada siswi kelas 1 di SMPN 1 dan MTs Al-Furqon Kecamatan Kragilan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam. Sumber informasi adalah siswi kelas 1 yang sudah menstruasi, ibu, guru IPA/biologi, guru agama serta guru bimbingan dan konseling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswi tentang menstruasi dan menjaga kebersihan diri cukup baik, namun demikian pengetahuan mengenai organ reproduksi dan fungsinya belum diketahui oleh siswi secara lengkap. Perilaku siswi dalam pencarian informasi yang berkaitan dengan menstruasi cukup bagus namun hanya seputar informasi keagamaan saja. Perilaku pencarian informasi mengenai menstruasi dari segi kesehatan masih sangat kurang. Peranan orang tua dan guru di kedua sekolah sudah menunjukkan fungsinya sebagai pendidik, pembimbing dan pengawas bagi anak. Meski demikian peranan sebagai pemberi informasi seputar kesehatan menstruasi dirasa masih sangat kurang, baik informasi dari ibu maupun dari guru di sekolah. Peranan teman sebaya masih sangat kurang dalam hal pemberian informasi tentang menstruasi. Sumber informasi khususnya media cetak yaitu majalah atau bukubuku dan media elektronik yaitu televisi belum dapat sepenuhnya menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk anak yang berkaitan dengan menstruasi. Khusus majalah dan buku-buku tentang kesehatan dan menstruasi khususnya bagi masyarakat awam belum dapat terjangkau sehingga anak tidak mendapatkan informasi yang cukup dari sumber ini.
Pada akhirnya peranan ibu, guru dan sekolah perlu ditingkatkan dalam memberikan pengetahuan tentang menstruasi bukan hanya pengetahuan seputar agama tetapi juga pengetahuan seputar kesehatan organ reproduksi khususnya menstruasi. Komunikasi perlu dijalin lebih intensif agar adanya keterbukaan pada anak sehingga anak dapat mempersiapkan fisik dan mentalnya dalam menghadapi masalah yang timbul berkaitan dengan menstruasi.

Menstruating the happening of blood passing vagina having the character of physiological because abrading of coat endometrium from gracious wall. cycle menstruate the endometrium drawn up regularly to accept the ovum which fruit have after happened the ovulasi, below influence by ritmik ovary hormone that is estrogen and progesteron. Menstruate for some of child represent the traumatic psychical experience. Negative feeling can cause the feeling very weak because feeling loss a lot of blood so that arise the low feeling themself or feel sickly, lose face because minimize have got to menstruate and existence of dread and fear the blood menstruate to penetrate its clothes so that child not dare to go out house.
This research is conducted to get the knowledge picture and behavioral hit to menstruate at class 1 schoolgirl in SMPN 1 and MTS Al-Furqon of Subdistrict Kragilan. Data collecting conducted with the directional group discussion method and circumstantial interview. Information source is class schoolgirl 1 menstruate the, mother, learn the IPA / biological, religion teacher and learn the tuition and konseling.
The Result of research indicate that the schoolgirl knowledge of about menstruating and keep cleaning good enough x'self, but that way knowledge of concerning organ reproduce and its function for themself not yet been known by schoolgirl completely. Schoolgirl behavior in information seeking of related to menstruating enough nicely but only in around just religious information. behavior of information Seeking hit to menstruate from health facet still very less. Learn in second school have shown its function as educator, counsellor and supervisor for child. Still role as information giver around health menstruate felt still very less, information goodness from mother and also from teacher at school. Friend role coeval still very less in the case of information gift about menstruating. Information source specially media print that is magazine or book and electronic media that is television not yet earned full submit the worthwhile information for the child of related to menstruating. magazine and book about health and menstruate specially for civil society not yet earned reached so that child not get the information which enough from this source.
In the end mother role, teacher and school require to be improved in giving knowledge of about menstruating not merely knowledge in around religion but also knowledge in around organ health reproduce specially menstruate the. Communications require to be braided more intensive to be existence of openness child so that child can draw up the physical and bounce it in face of problem arising out go together to menstruate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy OI Santoso
"Pendahuluan : Obesitas merupakan suatu keadaan yang dapat mencetuskan berbagai penyakit kronik pada anak di masa depan. Indonesia mencatatkan angka obesitas pada anak usia sekolah sebanyak 8,8% dan tertinggi adalah di DKI Jakarta dengan angka obesitas sebanyak 14%. Tingginya angka ini diperkirakan karena tingginya perilaku sedentary pada anak. Perilaku sedentary ini dapat dipengaruhi oleh buruknya pengetahuan dan perilaku anak dalam aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atara pengetahuan dan perilaku anak usia 10-12 tahun mengenai aktivitas fisik terhadap kesehatan yang dinilai dengan status gizi dan kebugaran pada anak.
Metode : metode yang digunakan adalah cross-sectional dengan pengkajian analitik. Data pengetahuan diperoleh dengan kuesioner yang telah divalidasi dengan realibilitas sedang (Alpha's cronbach=0,57) sedangkan data perilaku dengan kuesioner PAC-Q yang telah dimodifikasi dan divalidasi dengan nilai realibilitas tinggi (Alpha's cronbach=0.71). Status kebugaran dinilai dengan BMI dan status kebugaran dinilai denga menghitung VO2 maksimum dari PACER test.
Hasil : Hasil penelitian adalah 22,2% tergolong obesitas, 63% memiliki pengetahuan yang buruk mengenai aktivitas fisik, 63% tergolong memiliki perilaku sedentary, dan 59,3% tergolong tidak bugar. Dari uji hipotesis, diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna (p<0.05) antara perilaku aktivitas fisik dengan status gizi (p=0,022) dan status kebugaran (p=0,001) namun tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara pengetahuan dengan status gizi (p=0,5) dan kebugaran (p=0,932).
Diskusi : tidak berpengaruhnya pengetahuan anak terhadap status gizi dan kebugaran dapat disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan yang memungkinkan anak memiliki aktivitas fisik yang lebih baik meskipun pengetahuannya buruk. Perilaku yang berhubugnan dengan status gizi dan kebugaran mengindikasikan diperlukan perbaikan perilaku aktivitas fisik pada anak sekolah.

Introduction : Obesity is a condition that can trigger many chronic diseases in children in the future. Indonesia recorded a prevalence of childhood obesity as much as 8.8% and the highest number is Jakarta with rates of obesity is 14%. This high number is expected because of the sedentary behavior in children. This behavior can be affected by poor knowledge and behavior among children in physical activity. This study aims to determine the relationship between knowledge and behavior of children aged 10-12 years old about physical activity with fitness and nutritional status.
Methods: This study was cross-sectional. Knowledge data obtained by a validated questionnaire with moderate reliability, while behavioral data with PAC-Q questionnaire that has been modified and validated with a high value of reliability. Fitness status was assessed by BMI and fitness status assessed by the maximum VO2 from PACER test.
Results: This study showed that 22.2% of children classified as obese, 63% had poor knowledge, 63% classified as sedentary behavior, and 59.3% classified as unfit. From the hypothesis test, it is known that there was a significant relationship (p <0.05) between behavior with nutritional and fitness status but there was no correlation (p> 0.05) between knowledge with the nutritional and fitness status.
Discussion: the non-significant relationship between knowledge of physical activity with nutritional status and fitness may be due to the influence of the environment that allows children to have a better physical activity despite bad knowledge. The significant relationship between behavior with fitness and nutritional status indicates a required improvement of physical activity behavior in school-aged children
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfida Nadira
"Pada bulan desember tahun 2019, seluruh dunia dikejutkan dengan kemunculan wabah penyakit baru di Wuhan yang menyerang sistem pernafasan manusia dan menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara di dunia. Penyakit yang dikenal sebagai Coronavirus Disease (COVID-19) ini ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) akibat kenaikan kasus yang cepat disertai angka kematian yang tinggi. DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah dengan kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia, maka diperlukan perilaku pencegahan dan pengendalian COVID-19 di masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku penggunaan dan pengelolaan masker dalam upaya pencegahan COVID-19 masa pasca pandemi di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi masyarakat berusia 16-64 tahun di wilayah DKI Jakarta dengan total sampel sebanyak 624 responden. Analisis dilakukan secara bivariat dengan chi-square. Hasil uji bivariat diperoleh adanya hubungan antara tempat tinggal (p=0,010 <0,05), pengetahuan (p=0,000 <0,05), dan perilaku (p=0,023 <0,05) dengan kejadian COVID-19. Variabel lain seperti usia (p=0,457) dan jenis kelamin (p=0,165) ditemukan tidak memiliki hubungan signifikan (>0,05) dengan kejadian COVID-19. Oleh karena itu, perlu meningkatkan edukasi atau sosialisasi penggunaan masker dalam bentuk infografis yang lebih menarik sehingga dapat mengendalikan angka kejadian COVID-19.

The entire world was astonished in December 2019 by the appearance of a new illness outbreak in Wuhan, that affects the human respiratory system and spreads fast to more than 190 nations. Due to the rapid increase in cases and high fatality rate, Coronavirus Disease (COVID-19) has been designated a Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). DKI Jakarta is one of the regions with the greatest COVID-19 instances in Indonesia, hence a COVID-19 prevention and control culture is required in the community. The purpose of this study was for analyzing the association between public knowledge and mask usage behavior and management in COVID-19 attempts at prevention in the post-pandemic Period in DKI Jakarta. This is a quantitative study using a cross-sectional design. Purposive sampling was the method used for this study, with inclusion criteria for people aged 16-64 in the DKI Jakarta area, yielding a total of 624 respondents. The analysis was performed bivariately using chi-square. The bivariate test results showed an association between residence (p = 0.010 <0.05), knowledge (p = 0.000 <0.05), and behavior (p = 0.023 <0.05) and COVID-19 incidence. Other characteristics, such as age (p = 0.457) and gender (p = 0.165), were found to have no significant association (>0.05) with COVID-19 incident. As this occurs, it is required to increase education or socialization on the use of masks in the form of visually appealing infographics in order to control the occurrence of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baitil Atiq
"Demam merupakan manifestasi klinis yang sering muncul pada berbagai kondisi sebagai respon inflamasi. Pada anak, demam merupakan salah satu hal yang menjadi sumber kecemasan orangtua. Kecemasan tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orangtua mengenai demam yang akhirnya memicu orangtua untuk melakukan tindakan yang cenderung berlebihan untuk mengatasi demam pada anak, salah satunya dengan memberi antipiretik sebelum berobat ke dokter. Pada orangtua, pekerjaan merupakan lingkungan yang cukup berpengaruh dalam perilakunya sehari-hari. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk membantu upaya edukasi orangtua mengenai penggunaan antipiretik.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan pekerjaan orangtua.
Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode seksi silang menggunakan kuesioner terancang. Sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling.
Hasil dan kesimpulan: tidak terdapat perbedaan gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua mengenai pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat pada orangtua dengan jenis pekerjaan yang berbeda, sebagian besar orangtua dari setiap jenis pekerjaan memberikan antipiretik pada anak sebelum berobat.

Fever is a common clinical manifestation for many conditions resulting from inflammatory response. When it comes to children, fever is one of many reasons of parents? anxiety. The anxiety is mostly developed due to the parents? lack of knowledge about fever and results in overreacting to treat the fever, by giving the child antipyretics before seeing the family physician. For adults, including the parents, occupation is one of the most influential environment for their knowledge and behavior. Therefore, the objective of this study is assisting parental education program regarding the use of antipyretics.
Objective: to know the parental knowledge and behavior in giving antipyretics to the children before having medical advice based on parents? occupations.
Methods: This research is a descriptive study , questionnaires filled by patients? parents who came to Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM during May 2009.
Result and Conclusion: There is no differences of parental knowledge and behavior in giving antipyretics to children between parents with various occupations. Most of the parents give antipyretics to their children before having medical advice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Setyowati
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvana
"Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada mulut rahim dimana pembelahan sel menjadi tidak terkendali dan akan membentuk suatu massa jaringan yang patologis. Di Indonesia, prevalensinya cenderung meningkat mencapai 11,78% dan menempati peringkat kedua setelah kanker payudara. Penelitian dengan desain deskriptif sederhana ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswi S1 Reguler di salah satu Fakultas Universitas di Depok terhadap pencegahan kanker serviks. Metode yang digunakan adalah metode accidental sampling pada 100 orang responden mahasiswi dengan rentang usia 17-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswi tergolong rendah dan perilaku pencegahan kanker serviks tergolong negatif. Penelitian ini memberikan gambaran kepada institusi pendidikan keperawatan, untuk mensosialisasikan kanker serviks dan pencegahannya.

Cervical cancer is the growth of abnormal cells on the cervix where the fission of
cells become uncontrolled and will shape a mass of pathological tissue. In Indonesia, the prevalence is likely increase reached 11,78% and took the second rank after breast cancer.This research with simple descriptive desain aimed to know the description of undergraduate student?s knowledge level and behaviour of preventing cervical cancer in one of Faculty University in Depok to prevent cervical cancer. The method used a accidental sampling method to 100 respondents from Psychology students of University of Indonesia with range of age 17-25 years old. The results showed that the knowledge level of students classified as low and behaviour of preventing cervical cancer classified as negative. This study provides an overview to the nursing education institution, to socialize cervical cancer and its prevention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43591
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Enis Rosuliana
"Pemberian pendidikan kesehatan berkaitan erat dengan pengetahuan dan perilaku ibu merawat balita penderita pneumonia di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan dan perilaku ibu merawat balita penderita pneumonia di rumah sakit di provinsi Nusa Tenggara Barat. Desain dalam penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen pretest posttest design with non equivalent control group dengan 32 sampel di RSUP NTB dan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan independent t test, menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam aspek pengetahuan dan perilaku ibu merawat balita penderita pneumonia antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (pengetahuan: p=0,000, α=0,05, Perilaku: p = 0,000, α=0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan sebaiknya menggunakan media audiovisual.

The provision of health education is closely related to the knowledge and behavior of mothers caring for children under five years with pneumonia in the hospital. The aim of this research was to identify the effect of health education using audiovisual media on mother?s knowledge and behavior of mothers caring for children under five years with pneumonia in the hospital in West Nusa Tenggara. This research used quasi experimental pretest posttest design with non equivalent control group. Data was collected from 32 respondents with consecutive sampling technique and was analized with independent t-test. The result showed significant differences between intervention and control groups (knowledge, p value = 0,000, α=0,05, behavior, p value = 0,000, α=0,05). This research recommendates the use of audiovisual media in providing health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uyun Mufaza
"Pengetahuan dan Perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sangat mencerminkan bagaimana dalam tatalaksana sehari-hari Pemberian antipiretik pada anak dengan demam, sering dilakukan sendiri oleh orang tuanya. Walaupun masih ada yang memberikannya dengan indikasi dan cara yang kurang tepat. Semua jenis antipiretik mempunyai efek samping oleh sebab itu, perlu diberikan informasi yang jelas tentang cara penggunaannya pada merekaTujuan: penelituan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat sosio-ekonomi, yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian deskriptif ini dengan desain cross sectional yang dilakukan pada orangtua pasien yang datang ke Poliklinik Umum Ilmu Kesehatan Anak, RS.Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada Mei 2009. Hasil: Pada penelitian ini ditemukan masih banyak juga indikasi pemberian antipiretik cenderung berlebihan bahkan diberikan pada suhu tubuh yang masih normal. Responden dengan tingkat sosio-ekonomi rendah menengah dan tinggi juga memperlihatkan persentase yang sama dalam penggunaan antipiritek dalam kehidupan sehari-hari. Antipiritek yang sering digunakan adalah asetaminofen. Sumber informasi penggunaan antipiretik terbanyak dari dokter. Kesimpulan: Frekuensi penggunaan antipiretik sudah benar dan dosis yangdiberikan juga sudah mengikuti dosis takar obat. Antipiretik yang sering digunakan adalah asetaminofen karena mudah didapat dan harga murah. Penggunaan antipiritek terutama didapat dari informasi tenaga medis maka diharapkan tenaga medis yang memberikan pelayanan primer memberikan informasi dengan tepat.

Fever has been a problem since long time age. It often causes a phobia to parents so that they often give antipyretic to febrile children without knowing the cause of the fever. Parents knowledge behavior also tape part in the giving of antipyretic to febrile children. There are still many parents who give antipyretics without knowing proper indication. Therefore, information about antipyretics needs to be given to them. Objective : This study is aimed to give the description about parents knowledge and behaviour in giving antipyretics to febrile children based on parents socio-economy level in order to rasionalize the giving of antipyretics to febrile children. Method : This study is a descriptive study whose design is cross sectional done by giving questionaire to parents whose children are patients at general polyclinic in pediatric health care department cipto mangunkusumo hospital in june 2009. Results : This study reveals that there aise still many parents who give antipyretic improperly. Responden who is in middle and high socio-economy level shows the same percentage in the use of antipyretics. The most common antipyretics used by parents is asetaminophen and most parents get the information about antipyretics from their doctors. Conclusion : The most common antipyretics used by parents is asetaminophen because it’s cheap and available everywhere most parents get the information about antipyretics from their doctors so the doctor expected to give the right information about antipyretics to the parents."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Asmara Jannati
"Pengetahuan dan perilaku merupakan interaksi dari berbagai faktor. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pendidikan, maupun dari informasi lingkungan sekitar dan media. Pengetahuan orangtua yang berbeda satu sama lain menimbulkan perilaku yang berbeda dalam menghadapi demam anak. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik kepada anak sebelum pergi mencari pertolongan di pelayanan kesehatan. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif yakni dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi langsung oleh reponden. Data dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS ver. 16.0. Hasil dan kesimpulan: Sebagian besar orangtua tidak mengetahui kandungan/zat aktif, efek samping, dan tidak menghitung dosis antipiretik yang mereka berikan kepada anak. Penggunaan antipiretik sebagai tindakan pertama saat anak demam dilakukan oleh sebagian besar orangtua. Perilaku orangtua tersebut sebagian besar dilakukan oleh orangtua dengan tingkat pendidikan menengah diikuti dengan tingkat pendidikan tinggi dan terakhir oleh orangtua dengan tingkat pendidikan rendah.

Knowledge and behavior are resulted from several factors interacted to each other. Knowledge can be gained either from education, information from others, or the media. Differences of parents’ knowledge in handling febrile children result in the differences of parents’ behavior in handling them. Therefore, this research is conducted to know about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care. Objective: Being knowledgeable about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care related to the parents’ level of education that can be used as an effort to rationalize the use of antipyretics in children. Methods: This study is a descriptive study by using questionnaire answered by the respondents without any interventions. Data gained are handled by SPSS Ver. 16.0. Result and Conclusion: Most of the parents use antipyretics as soon as they find their children get fever, but most of them do not know about the active ingredients, side effects, and the proper dose of antipyretics that they give to their children. That parents’ behavior does by most of parents who is in middle level education followed by those who is in high education level and low education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library