Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Gunawan
"ABSTRAK
Pembahasan tentang kinerja portofolio reksa dana selalu menjadi perhatian para investor, setiap tahunnya dilakukan pemeringkatan kinerja reksa dana dan manajer investasi. Namun dasar pemeringkatan dan pembahasan dari kaca mata komersial, sehingga evaluasi kinerja tidak dilakukan secara komprehensif. Pada kesempatan ini penulis melakukan evaluasi kinerja reksa dana saham Indonesia secara komprehensif. Evaluasi kinerja menggunakan data historis empat tahun terakhir dengan cut-off time per tahunnya, menggunakan beberapa metode evaluasi untuk meneliti segala aspek (stock selection, diversifikasi, market-timing, risk-return), dan hasil evaluasi dapat dibuktikan secara akademis. Wacana evaluasi kinerja ini pun terdorong oleh kesempatan langka untuk meneliti kinerja pada saat pasar abnormal (crash market dan rebound market).

ABSTRACT
Portfolio performance is always an interesting issue for investor, annually there are many evaluation that ranks mutual funds and fund managers? performance. However the rating is limited from commercial point of view, so the evaluations are not conducted comprehensively. This thesis evaluates the performance of Indonesian stock mutual funds in a comprehensive manner. The evaluation use four years historical data with yearly cut-off time period, several methods are used to evaluate all aspects (stock selection, diversification, market-timing, riskreturn), and the results can be proved academically. This thesis is also driven by a rare opportunity to examine the portfolio performance in the abnormal market (market crash and market rebound).
"
2010
T28112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Fitriani
"ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai alternatif investasi,
maka perlu kiranya dicari strategi-strategi pemilihan saham yang dapat membantu
investor dalam melakukan investasi melalui BEJ. Sampai saat ini sudah banyak yang dapat membantu
dan strategi pemilihan saham yang ditawarkan oleh para pakar asing yang telah sukses
diterapkan di bursa-bursa Iuar negeri. Tetapi, keberhasilan strategi-strategi tersebut di
bursa asing belum menjadi jaminan bahwa strategi tersebut akan berhasil pula bila
diterapkan di BEJ, karena adanya perbedaan kondisi di Indonesia dengan kondisi di luar
negeri, Untuk itu, sebelum diterapkan di Indonesia, strategi-strategi tersebut perlu diuji
terlebih dahulu.
James O?Shaughnessy (1997) telah melakukan suatu penelitian yang menarik di Wall
Street dengan membandingkan hasil antara satu strategi dengan strategi lain. Selanjutnya
dari hasil perbandingan ini la membuat suatu strategi dasar yang disebut sebagai
cornerstone value strategy dan cornerstone growth strategy.
Penetitian ini menarik untuk dilakukan di Indonesia, karena dapat dipakai untuk mencari
strategi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia. Untuk itulah dalam tugas akhir ini
dilakukan penelitian untuk membandingkan hasil yang didapat oleh berbagai kriterìa
yang blasa dipakai untuk memilih saham. Perbandingan lebih difokuskan untuk
membandingkan antara rasio rendah dengan rasio tinggi. kriteria tunggal dengan kriteria
kombinasi, kategori seluruh saham dengan kategori saham besar serta rnembandingkan
sirategi yang dapat memberikan hasil baik dengan hasil yang tidak memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil tersebut maka pertama-tama dibentuklah dua kategori untuk
membedakan antara populasi seluruh saham dengan saham besar. Kemudian dari kedua
kategori ini dibentuk portofolio-portofolio yang terdiri dari 25 saham, dimana saham-
saham tersebut dipilih berdasarkan beberapa kriteria, antara lain PER (Price to Earning
Ratio), PSR (Price to Sales Ratio), PBV (Price to Book Value), ROE (Return on Equity),
dividend yield dan relative price strength (RPS), strategi dasar value dan strategi dasar
growth.
Strategi dasar value dan growth yang dimaksud dalam tugas akhir ¡ni adalah cornerstone
value dan growth strategy yang diperkenalkan oleh Shaughnessy. Dalam strategi dasar
value, saham-saham yang dipilih adalah saham yang memiliki dividend yield tertinggi
dan saham-saham yang memiliki kriteria sebagai berikut:
. saham berasal dari kategori saham besar
. jumlah saham blasa outstanding yang dimiliki Iebih besar daripada rata-rata jumlah
saham biasa outstanding bursa
. cashflow per share lebih besar danipada rata-rata cashflow per share bursa
. penjualan 1,5 x lebih besar daripada rata-rata penjualan saham-saham yang terdaftar
di bursa.
Sedangkan dalam strategi dasar growth, saham-saham yang dipilih adalah saham yang
memiliki relative price strength terbaik dan saham-saham yang memenuhi kniteria
benikut:
. saham berasal dari kategori seluruh saham
. memiliki earning gain selama 5 tahun berturut-turut
. memiliki Price to Sales ratio dibawah 1,5
Sementara itu untuk membandingkan antara hasil rasio tinggi dan rendah, maka untuk
kriteria PER., PSR dan PBV dibentuk masing-masing dua portofolio lagi, dimana
portofolio pertama terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio tertinggi, dan
portofoio kedua terdiri dari saham-saham yang memiliki rasio terendah.
Selanjutnya, dibentuk pula portofollo yang saham-sahamnya dipilih dengan
menggunakan kombinasi antara dua kriteria, yaitu dengan mengkombinasikan PER,
PBV, PSR dan ROE dengan relative price strength.
Portofolio-portofolio ini mulai dibentuk pada awal bulan Mei 1993, dan dirubah setiap
tahunnya sampai awal bulan Mei 1997 Sedangkan return dihitung sampai dengan akhir
April 1998. Setelah portofolio tersebut dibentuk, kemudian dilakukan perbandingan
kinerja masing-masing portofolio dengan menggunakan ranking berdasarkan return rata-
rata per bulan, standard deviasi sebagal gambaran resiko, dan Sharpe Measure. Selain ¡tu
diperbandingkan pula presentase return negatif yang diperoleh serta presentase return
yang berhasil mengatakan return pasar.
Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa portofolio yang dibentuk dengan
menggunakan kriteria PER, PBV dan PSR terendah memberikan hasil yang lebih balk
daripada kriteria PER, PBV dan PSR tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
rasio rendab memberikan basil yang Iebih baik danipada penggunaan rasio tinggi.
Selain itu, bila diperbandingkan antara kategori seluruh saham dengan kategori saham
besar, terlihat bahwa hasil yang didapat oleh saham besar tidak sebaik hasil yang
ditunjukkan oleh kategori seluruh saham. Hasil ini diperkuat lagi oleh hasil yang didapat
dan penelitian lanjutan yang rnembandingkan antara portofolio saham besar dengan
portofolio saham kecil, dìmana terlihat kinerja portofoijo saham kecil memberikan hasil
yang jauh lebih balk daripada portofolio saham besar. Penemuan ini menunjukkan
hahwa pembatasan pemilihan saham pada saham besar dapat merugikan investor karena
ternyata salinan keciI dapat memberikan kinerja yang Iebih baik, baik dari segi return
nya saja maupun dan segi risk-aJdjusted return (Sharpe Measure).
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan kriteria
kombinasi tidak dapat memperbaiki penggunaan kriteria tunggal. Terlepas dari
ketidakakuratan pemilihan kriteria yang digabungkan tersebut, hasil ini dapat dijadikan
petunjuk bahwa investor harus berhati-hati dLam menggunakan kriteria kombinasi
karena hasilnya dapat memperburuk kinerja portofolionya.
Selain itu, dalam penelitian ini juga terlihat bahwa kinerja terbaik ditunjukkan oleh
portofolio-portofolio yang menggunakan kriteria PER terendah, PBV terendah, dividend
yield tertìnggi dan ROE tertinggi, dimana keempatnya dapat mengarahkan pasar. Dari
keempat kriteria ini, portofolio yang dibentuk dengan kriteria PBV terendah memiliki
resiko tertinggi, sedangkan portofollo dengan kriteria ROE tertinggi memiliki resio
terendah. Sementara ¡tu, kriteria PER terendab dapat menghasilkan return yang tertinggi.
Bila hasil kriteria PBV terendah dibandingkan dengan kriteria PER terendah dan
dividend yield tertinggi, terlihat bahwa kriteria PBV menempati urutan terbawah dari
segi return, tetapi menempati urutan teratas dari segi resiko. ini berarti dengan
menggunakan kriteria ini investor menghadapi resiko yang Iebih tinggi untuk
mendapatkan return yang lebih rendah.
Sementara itu, diantara keempat kriteria tersebut, kriteria ROE memiliki return terendah
dan resiko terendah pula. Jadi. kriteria ¡ni dapat dipakai untuk investor yang tidak mau
menanggung resiko yang tinggi. tetapi menghendaki return yang cukup baik, yaitu
return yang dapat mengalahkan return pasar.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estie Nurina
"[ABSTRAK
Perkembangan IHSG yang masih fluktuatif semenjak terjadinya krisis keuangan dan ekonomi pada tahun 2008 membuat para investor pun mulai memperhatikan instrumen investasi yang akan mereka pilih dan investasi yang akan memberikan keuntungan paling optimum. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan metode yang digunakan untuk memilih saham dan bagaimana membangun portofolio investasinya secara optimal untuk mengoptimalkan tingkat imbal hasil investasi dan mengurangi sekecil mungkin risiko yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk menggambarkan dan membandingkan kinerja portofolio pada saham indeks LQ45 dengan Model Black-Litterman Pada PT Mandiri Sekuritas Tbk dan PT Bahana Securities Tbk sebagai perusahaan sekuritas yang sangat aktif di Indonesia selama periode Agustus 2009 ? Juli 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan obyek penelitiannya adalah enam belas saham yang selama periode penelitian secara berturut-turut selalu masuk ke dalam daftar indeks LQ45 dan memiliki data yang lengkap selama periode penelitian. Dalam menganalisis kinerja portofolio optimal pada saham indeks LQ45, penelitian ini melakukan seleksi saham dengan metode Single-Index Model metode Cut-Off Rate. Saham-saham hasil seleksi ini kemudian dioptimasi dengan Black-Litterman Model dimana return equilibrium yang dipakai berasal dari hasil perhitungan model tiga faktor Fama dan French dan menggunakan target/fair price PT Mandiri Sekuritas Tbk dan PT Bahana Securities Tbk sebagai private views-nya, yang kemudian hasil kinerja portofolio kedua perusahaan tersebut dibandingkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa portofolio optimal pada PT Mandiri Sekuritas Tbk memiliki kinerja dan return yang lebih baik dibandingkan portofolio PT Bahana Securities Tbk namun secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio kedua perusahaan sekuritas tersebut. Meskipun kinerja portofolio PT Mandiri Sekuritas Tbk lebih tinggi, ternyata risiko yang dimiliki portofolio ini pun juga besar karena menunjukkan dari hasil perhitungan Black-Litterman Model, nilai standard deviasi, beta dan risikonya lebih besar dibandingkan portofolio pada PT Bahana Securities Tbk.;

ABSTRACT
The Jakarta Composite Index is still have flluctuative movement sincethe financial and economic crisis in 2008. Hence, the investor need to recognize the method used to select the stock s and how to build optimal portfolio to optimize the return on investment and reduce the risk faced by the smallest possible. In addition, this research was conducted to describe and compare the optimum portofolio performance in index shares of LQ45 between PT Mandiri Sekuritas Tbk and PT Bahana Securities Tbk with Black-Litterman Model for period August 2009 until July 2014. This research was conducted by using quantitative research method and the object of this research was sixteen stocks that during the research period in a row was always entered into the list of LQ45 index. In analyzing the optimum portofolio performance in index shares of LQ45, this research was selected the stocks by using Single-Index Model with cut-off rate. Stocks of the selection results are then optimized by using Black-Litterman method. In addition to comparing the performance of both methods, this research also compared the performance between these two securities companies. The results of this research showed that optimal portfolio from PT Mandiri Securities Tbk had better performance and return than the portfolio from PT Bahana Securities Tbk but there was no significant difference statistically using paired t test was between the portofolio performance of these two securities companies. Although the portfolio performance of PT Mandiri Securities Tbk was higher, it turns out the risk of the portfolio was also great because it showed from the calculation of the Black-Litterman model, the value of the standard deviation, beta and the risk was greater than the portfolio at Bahana Securities Tbk.
, The Jakarta Composite Index is still have flluctuative movement sincethe financial and economic crisis in 2008. Hence, the investor need to recognize the method used to select the stock s and how to build optimal portfolio to optimize the return on investment and reduce the risk faced by the smallest possible. In addition, this research was conducted to describe and compare the optimum portofolio performance in index shares of LQ45 between PT Mandiri Sekuritas Tbk and PT Bahana Securities Tbk with Black-Litterman Model for period August 2009 until July 2014. This research was conducted by using quantitative research method and the object of this research was sixteen stocks that during the research period in a row was always entered into the list of LQ45 index. In analyzing the optimum portofolio performance in index shares of LQ45, this research was selected the stocks by using Single-Index Model with cut-off rate. Stocks of the selection results are then optimized by using Black-Litterman method. In addition to comparing the performance of both methods, this research also compared the performance between these two securities companies. The results of this research showed that optimal portfolio from PT Mandiri Securities Tbk had better performance and return than the portfolio from PT Bahana Securities Tbk but there was no significant difference statistically using paired t test was between the portofolio performance of these two securities companies. Although the portfolio performance of PT Mandiri Securities Tbk was higher, it turns out the risk of the portfolio was also great because it showed from the calculation of the Black-Litterman model, the value of the standard deviation, beta and the risk was greater than the portfolio at Bahana Securities Tbk.
]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Rosalina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang ada antara biaya reksa dana dengan kinerja dalam industri reksa dana saham di Indonesia. Secara khusus penelitian ini membahas kinerja reksa dana dengan menggunakan metode 4 faktor milik Carhart yang dipengaruhi oleh market portofolio, size, book to market, dan momentum.
Metode Carhat akan menghasilkan nilai konstanta intercept ( ) yang akan menjelaskan apakah sebuah reksa dana menghasilkan (tidak menghasilkan) excess return. Nilai konstanta intercept ( ) ini yang dipakai untuk melihat hubungan yang ada antara biaya dengan kinerja pada reksa dana saham. Penelitian ini menggunakan 27 produk reksa dana saham yang terdaftar di BAPEPAM selama periode 2009-2013.
Berdasarkan data analisis, penelitian ini menemukan adanya hubungan negatif antara biaya reksa dana dengan kinerja yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana saham. Hubungan negatif antara biaya dengan kinerja pada reksa dana dapat dijadikan referensi bagi para investor dalam memilih produk reksa dana untuk berinvestasi berdasarkan biayanya.

The objective of this research is to study the relation between fee and performance in Indonesia?s equity mutual fund industry. In particular this research examines how to investigate mutual fund performance using four factors
Carhart method influenced by market portfolio, size, book to market and momentum. This method generates the intercept () which explain whether the value of () will generate (or not generate) the excess return in a mutual funds. The value of intercept () will be used to correlate the relation between fee and performance in equity mutual funds. This research uses 27 equity mutual funds listed in BAPEPAM from 2009-2013.
Based on analysis, this study found there is a negative relation between fee and performance of each equity mutual funds. The negative relation between fee and performance in mutual fund can be used as reference for investors to choose which mutual fund product for investment based on their fee.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Adityawan
"Arnott Hsu dan Moore 2005 memperkenalkan metode penyusunan portofolio saham menggunakan Indeks Fundamental. Metode ini dianggap lebih akurat dalam menentukan proporsi saham karena lebih menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Arnott Hsu dan Moore menyatakan bahwa Indeks Fundamental menghasilkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan Capitalization Weighting Index. Indeks Fundamental lebih menekankan pada ukuran perusahaan. Penerapan Indeks Fundamental dapat saja berbeda apabila dilakukan terhadap masing-masing sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan pergerakan saham masing masing sektor berbeda berdasarkan pergerakan sektor masing-masing saham.

Arnott Hsu and Moore 2005 introduced a method of constructing a stock portfolio using Fundamental Index. This method is considered more accurate in determining the proportion of shares becasuse reflect to the actual condition of the company. Arnott Hsu and Moore stated that the Fundamental Index return higher than Capitalization Weighting Index Fundamental. Index more emphasis on company size. Application of the Fundamental Index may be different for each sector in the Indonesia Stock Exchange This is caused by the movement of stock of each sector based on its sector."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Agusta Bangun
"Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode optimasi portofolio terdiversifikasi yang memiliki kinerja paling unggul pada uji out-of-sample. Metode pembentukan dan optimasi portofolio terdiversifikasi menggunakan 3 metode, yaitu: Minimum-Variance, Inverse-Variance, dan Hierarchical Risk Parity. Kinerja portofolio akan dilihat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan, sum of squared errors antara return yang aktual dengan yang diharapkan, dan sharpe ratio yang dihasilkan portofolio pada uji out-of-sample. Portofolio yang terdiversifikasi akan dibentuk dengan menggunakan 18 saham yang telah melewati proses seleksi saham dengan pendekatan Single Index Model dengan Cut-off Rate, dimana ke-18 saham tersebut memiliki excess return over beta lebih besar dari cut-off rate yang berasal dari 71 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji out-of-sample akan dibagi atas 3 skenario dengan holding period 4 minggu, 12 minggu, dan 16 minggu dengan melakukan rebalancing di setiap akhir holding period. Hasil uji out-of-sample membuktikan bahwa metode Hierarchical Risk Parity mampu mengungguli 2 metode optimasi portofolio lainnya dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan paling besar, SSE yang paling rendah, dan shape ratio paling besar diantara ketiga metode yang ada. Penelitian ini menyimpulkan perlunya menggunakan pendekatan yang lebih kompleks dalam membangun portofolio di Bursa Efek Indonesia untuk menghasilkan portofolio dengan kinerja yang lebih baik.

This research aims to find a portfolio optimization method that has superior performance in out-of-sample simulation in the Indonesia equity market. The portfolio will be optimized utilizing 3 methods: Inverse-Variance, Minimum-Variance, and Hierarchical Risk Parity. Portfolio performance will be measured based on the actual return generated by portfolio, Sharpe ratio, and the accuracy with the sum of squared errors and T-test between actual return and expected return of the portfolio in out-of-sample simulations. The out-of-sample simulation will be done in 3 scenarios of holding period and rebalancing at the end of the holding period. The simulation results suggest that the Hierarchical Risk Parity method outperformed 2 other portfolio optimization methods having the highest actual return, Sharpe ratio, and accuracy in predicting returns. This research concludes that a more sophisticated approach is required to build an equity portfolio that has better performance in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Zetira
"Dampak pandemi Covid-19 di pasar saham menyebabkan pergerakan indeks JII dan LQ45 sangat fluktuatif, sehingga mempengaruhi return dan risiko portofolio saham syariah dan konvensional. Penelitian ini menganalisis volatilitas portofolio JII dan LQ45, membandingkan kinerja kedua portofolio, dan merekomendasikan portofolio dengan keuntungan optimal. Penelitian dilakukan pada periode Maret 2020-2021 dengan metode kuantitatif risk adjusted return, serta uji signifikansi dengan uji Mann-Whitney. Hasil pengolahan data dan analisis adalah return, volatilitas, indeks Sharpe, Treynor, Jensen, dan Sortino, portofolio JII lebih baik dibanding portofolio LQ45, dengan selisih masing-masing 0,004%, 0,034%, 4,866%, 1,111%, 0,203% dan 0,756%. Artinya, portofolio JII lebih menguntungkan untuk berinvestasi di masa pandemi karena sektor yang terdapat dalam portofolio JII lebih tahan terhadap ketidakpastian ekonomi, terutama sektor pertambangan yang kinerjanya meningkat signifikan. Sementara indeks Roy menunjukkan portofolio JII lebih buruk dibanding portofolio LQ45 dengan selisih -0,032% karena portfolio JII tidak mampu memaksimalkan keuntungan dengan asumsi MAR 0%. Hasil uji signifikansi adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return, Sharpe, Treynor, dan Jensen antara kedua portofolio, dengan nilai z masing-masing -0,310, -1,560, -1,227, dan -1,214. Artinya, pandemi tidak berpengaruh pada return dan kinerja karena saham syariah yang terdaftar di indeks JII beririsan dengan saham di LQ45. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada volatilitas, Sortino, dan Roy antara kedua portofolio, dengan nilai z -4,103, 19,730, dan 19,730. Artinya, volatilitas portofolio JII lebih tinggi karena terjadi peningkatan return portofolio JII. Indeks Sortino menunjukkan kinerja portofolio JII lebih baik karena mampu menekan kerugian saat risiko kerugian sangat tinggi. Indeks Roy menunjukkan kinerja portofolio JII lebih buruk karena portofolio JII tidak terdapat empat saham bank terbesar di Indonesia yang memiliki kapitalisasi pasar sangat besar, likuiditas sangat tinggi, dan secara fundamental sangat baik sehingga dapat bangkit lebih cepat di masa pemulihan ekonomi. Penelitian ini merekomendasikan portofolio JII kepada investor syariah, khususnya di masa krisis, karena kinerjanya yang baik.

The emergence of Covid-19 pandemic has led to an increased volatility of JII and LQ45 indices, therefore affecting the performance of Islamic and conventional stock portfolios, especially returns and risks. This study attempts to analyze the volatility of JII and LQ45 portfolios, to compare the performances of the two portfolios, and to recommend portfolio with the optimal return. The period of analysis is from March 2020 to March 2021 with quantitative methods, which are risk adjusted return and the significance test using the Mann-Whitney test. Data processing and analysis find that the return, risk, and Sharpe, Treynor, Jensen, and Sortino indices of JII portfolio are better than LQ45 portfolio, with the differences of 0.004%, 0.034%, 4.866%, 1.111%, 0.203%, and 0.756%, meaning that JII portfolio is more profitable because JII sectors are more resilient during economic uncertainty, especially mining sector whose performance increases significantly. However, Roy index shows that JII portfolio is worse than LQ45 portfolio with the difference of -0.032% because JII portfolio is unable to make a positive profit above 0%. Further, the significance test shows that there is no significant difference between returns of JII and LQ45, and among Sharpe, Treynor, and Jensen indices of both portfolios, with z values of -0.310, -1.560, -1.227, dan -1.214. This means that pandemic has no effect on returns and performance because Islamic stocks listed in the JII index coincide with stocks in LQ45. However, there are significant differences in JII and LQ45 portfolio risk, also shown in Sortino and Roy indices with z value of -4.103, 19.730, and 19.730. This means that the volatility of the JII portfolio is higher due to an increase in the return of the JII portfolio. Sortino index shows JII portfolio performance is significantly better because it has the ability to suppress losses when the risk of loss is very high. Roy index shows that JII portfolio performance is worse because JII portfolio does not contain the four largest bank stocks in Indonesia which have very large market capitalization, very high liquidity, and very good fundamentals so that they can rise faster during the economic recovery period. This study recommends JII portfolio to Islamic investors, especially during crisis due to robust portfolio performance.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library