Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grace Juliana
"Karya akhir ini membahas mengenai analisis perancangan dan implementasi sistem penilaian kinerja manajemen industri ritel, ditinjau dari pendekatan audit kinerja dan konsep Balanced Scorecard (BSC). Problematika utama dalam audit kinerja manajemen industri ritel diantaranya adalah rujukan atas kinerja pesaing yang sulit diperoleh, kinerja manajemen yang sangat rentan dengan aspek perilaku dalam menyiasati ukuran kinerja yang ditetapkan, kinerja manajemen yang merupakan kolektifitas multi dimensi sedangkan penilaian kinerja saat tertentu hanyalah merupakan pengulcuran terminal. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat studi kasus pada PT X, perusahaan publik sektor ritel yang sedang agresif berkembang di Indonesia dewasa ini.
Audit kinerja manajemen PT X bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efelctifitas organisasi baik untuk keseluruhan (korporat) maupun hanya untuk departemen/unit atau fungsi-fungsi tertentu raja seperti divisi dan took/gerai.
Pengembangan tolok ukur berbasis BSC dilihat dari 4 perspektif yakni perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran-pertumbuhan. Disamping itu tolok ukur BSC dilandasi pula oleh strategi, hubungan sebab-akibat, pemacu kinerja dan keterkaitan keuangan. Dalam pengembangan ini, diperhatikan pula kharakteristik industri ritel, dimana digunakan pendekatan strategis model laba kotor, yakni untuk mengukur kinerja persediaan (GMROI), produktivitas karyawan (GMROL) dan produktivitas tempatlruang (GMROS) yang bersifat sebagai pemacu kinerja (performance drivers).
Dalam karya akhir ini dibahas pula hasil evaluasi terhadap Indeks Kinerja Manajemen PT X untuk unit gerai/toko, dan usulan pengembangan lanjutan dengan menerapkan kerangka BSC berbasis auditabilitas dan strategis.
"
2001
T15579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"OEE atau yang dikenal dengan Overall Equiment Effectiveness adalah suatu pengukuran yang menandakan efektifitas dari suatu alat. Dalam proses produksi OEE merupakan salah satu Key Performance Index yang sangat diperhatikan. Pada akhirnya hal ini akan menentukan apakah suatu proses produksi sudah berjalan dengan efektif. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya terhadap mesin kemas blister di PT. Soho Industri Pharmasi, ditemukan bahwa stop mesin paling banyak terjadi dan mengambil durasi yang paling panjang disebabkan oleh permasalahan coding emboss. Permasalahan ini juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi adanya stop mesin dan menyebabkan speed loss. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi kecepatan yang optimal pada proses produksi sediaan solid dengan mesin kemas blister serta tindakan improvement terhadap permasalahan utama yang menyebabkan speed loss pada mesin. Berdasarkan pengamatan kecepatan optimal pada Mesin Kemas Blister adalah 24 cycle/menit dengan output 96 blister/menit, didasari pada waktu stop mesin yang paling sedikit. Penyebab utama stop mesin adalah permasalahan pada coding emboss. Rekomendasi yang diberikan adalah pembuatan rumah coding dan rekondisi / normalisasi Heater Coding.

OEE, also known as Overall Equipment Effectiveness, is a measurement that indicates the effectiveness of a tool or equipment. In the production process, OEE is one of the Key Performance Indicators that is closely monitored. Ultimately, it determines whether a production process is running effectively. Based on previous observations of the blister packaging machine at PT. Soho Industri Pharmasi, it was found that the most frequent and longest machine stops were caused by emboss coding issues. This problem can also contribute to machine stops and result in speed loss. Therefore, it is necessary to verify the optimal speed for the solid dosage form production process using the blister packaging machine and take measures to improve the main issue causing speed loss in the machine. Based on observations, the optimal speed for the Blister Packaging Machine is 24 cycles per minute with an output of 96 blisters per minute, considering the least amount of machine stops. The main cause of machine stops is the issue with emboss coding. The recommended actions are the establishment of a coding house and the refurbishment or normalization of the coding heater."
2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Gina Fawziyah
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, terutama karena masifnya pembangunan di perkotaan. Ruang Terbuka Hijau dapat memberikan manfaat untuk manusia melalui pepohonan yang ditanam di RTH tersebut. Pohon dengan karakteristik yang sesuai dapat menyediakan fungsi ekologis yang lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi jenis pohon yang terdapat di tiga jenis RTH di Kecamatan Beji (tepi jalan, taman, dan pemukiman warga), membandingkan keanekaragaman jenis pohon yang terdapat di masing-masing RTH, serta menganalisis pohon sebagai penyedia fungsi ekologis berdasarkan karakter morfologisnya. Parameter lingkungan berupa suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan pH di tiga jenis RTH diukur. Pepohonan di tiga jenis RTH tersebut diamati dan dicatat karakter morfologisnya. Selanjutnya dilakukan analisis keanekaragaman dengan Indeks Shannon-Wiener (H’) dan analisis fungsi ekologis sesuai dengan kriteria lima fungsi ekologis, yaitu modifikasi suhu sebagai penaung, kontrol kelembaban udara, peredam kebisingan, penahan angin, serta penghadir satwa (burung). Ditemukan 235 sampel yang terdiri dari 40 spesies dan 22 famili, dengan spesies yang paling banyak ditemukan di ketiga rute RTH, yaitu Swietenia macrophylla, Tectona grandis, dan Nephelium lappaceum. Diperoleh indeks Shannon-Wiener tertinggi hingga terendah berturut-turut pada rute pemukiman warga dengan nilai 2,72 (keanekaragaman sedang), tepi jalan dengan nilai 2,32 (keanekaragaman sedang), dan taman dengan nilai 1,49 (keanekaragaman rendah). Dilakukan analisis fungsi ekologis pepohonan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Secara keseluruhan, diperoleh rerata nilai Key Performance Index (KPI) lima fungsi ekologis dari yang tertinggi hingga terendah yaitu tepi jalan dengan nilai 64,17%, pemukiman warga dengan nilai 61,16%, dan terakhir taman dengan nilai 59,15%. Seluruh nilai masuk ke dalam kategori Baik. Selain itu, penilaian fungsi ekologis untuk seluruh spesies pohon dilakukan secara representatif dengan spesies pohon yang jumlahnya paling banyak di tiga rute dan dua spesies yang memiliki nilai KPI terendah. Diperoleh hasil rerata nilai KPI 62,23% untuk S. macrophylla, 60,14% untuk T. grandis, 65,52% untuk N. lappaceum sebagai spesies dengan jumlah terbanyak. Selain itu, diperoleh pula nilai rerata KPI 52,22% untuk Syzygium myrtifolium dan 51,11% untuk Stereospermum tetragonum sebagai dua spesies dengan rerata KPI terendah. Seluruh KPI tergolong ke dalam kategori Baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pepohonan di ketiga Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Beji, Kota Depok, sebagai penyedia lima fungsi ekologis tergolong Baik serta memiliki karakteristik yang cukup sesuai dengan regulasi dan literatur terkait.

Urban Green Space (RTH) is a public need that must be met, especially due to the massive development in the cities. Urban green space can provide benefits to humans through the trees planted in the RTH. Trees with the appropriate characteristics can provide an optimal ecological function, and the evaluation is yet to be done. This study aimed to recird the tree species found in three types of RTH in Beji District (roadside, park, and residential areas), compare the diversity of each RTH, and analyze the trees as providers of ecological functions based on their morphological characteristics. Environmental parameters such as temperature, humidity, light intensity, and pH in three types of RTH space were measured. The trees in the three types of RTH were observed and their morphological characters were recorded. Furthermore, an analysis of diversity was carried out with the Shannon-Wiener Index (H') and an analysis of ecological functions according to the criteria of five ecological functions, namely temperature modification as a shade tree, humidity control, noise reduction, windbreak, and presence of animals (birds). There were 235 samples consisting of 40 species and 22 families, with the most abundant species found in the three routes are Swietenia macrophylla, Tectona grandis, and Nephelium lappaceum. The H’ index from the highest to the lowest was obtained on residential routes with a value of 2.72 (medium diversity), roadside with 2.32 (medium diversity), and parks with 1.49 (low diversity). Analysis of the ecological function of trees was carried out based on predetermined criteria. Overall, the average value of the Key Performance Index (KPI) for the five ecological functions from the highest to the lowest was obtained, namely roadsides with a value of 64.17%, residential areas with 61.16%, and parks with 59.15%. All scores fall into the Good category. In addition, the assessment of ecological function for all tree species was carried out in a representative manner with the species with the highest number in the three routes and two species with the lowest KPI. The results obtained an average KPI value of 62.23% for S. macrophylla, 60.14% for T. grandis, 65.52% for N. lappaceum as the species with the highest number. In addition, an average KPI value of 52.22% was also obtained for Syzygium myrtifolium and 51.11% for Stereospermum tetragonum as the two species with the lowest average KPI. All KPIs fall into the Good category. These results indicate that the ability of trees in three Urban Green Spaces (RTH) in Beji District, Depok City, to provide five ecological functions is classified as Good and has sufficient characteristics according to regulations and related literature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Brahmantyo
"ABSTRACT
Olahraga Sepak Bola merupakan olahraga nomor satu di dunia dalam hal popularitas maupun dalam hal pengembangan teknologi. Popularitas dan perkembangan pesatnya mengubah sepak bola menjadi sebuah industri besar, di mana kemenangan merupakan tujuan paling penting dalam olahraga tersebut. Persaingan yang ketat membuat semua tim ingin meraih kemenangan. Kompetisi sepak bola kini telah menyentuh tingkat amatir yang bertujuan untuk mencari bakat-bakat terpendam dalam permainan sepak bola. Oleh karena itu, investasi untuk penelitian di bidang sains dan teknologi di perdalam dalam mendukung kebutuhan untuk mencari strategi dalam meningkatkan performa atlet sepak bola amatir demi meraih hasil tersebut. Beberapa adaptasi perubahan pada sepak bola terjadi seiring berkembangnya teknologi, perubahan jenis lapangan, jenis pelatihan hingga jenis peralatan. Perubahan-perubahan ini digunakan para pelatih dan analis dalam dunia persepakbolaan untuk mencari celah pengembangan performa dari pemain sepak bola yang ada. Salah satu perubahan yang paling terlihat adalah banyaknya sepatu sepak bola dengan jenis desain yang berbeda, dari jenis desain permukaan hingga jenis desain pul sepatu. Sepatu sepak bola dianggap alat yang paling berperan penting dalam kinerja atlet selama pelatihan dan pertandingan. Dengan meningkatnya jumlah desain model yang tersedia di pasar, peninjauan pengaruh interaksi sepatu sepak bola berjenis pul yang berbeda pada kinerja atlet menjadi hal yang penting. Peninjauan ini ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi jenis sepatu bola yang paling baik menanggapi kebutuhan tim yang didasari oleh posisi yang berbeda-beda dalam peningkatan kinerja atlet sepak bola amatir. Dalam penelitian kali ini digunakan analisis performa dengan tahapan yang didasari oleh ergonomi dalam berolahraga dan penilaian performa oleh pelatih, hasil yang didapatkan adalah bentuk rekomendasi jenis sepatu yang paling sesuai digunakan di lapangan sintetis Stadion Universitas Indonesia bagi pemain sepak bola amatir, lalu rekomendasi jenis sepatu sepak bola yang paling sesuai per posisi dan analisis lanjutan mengenai Key Performance Index yang diberikan oleh pelatih.

ABSTRACT
Football is the world 39 s number one sport in terms of popularity and technology development. Football Culture and rapid development are making Football to be global industry in the world. Football competition is encouraging to make all the teams want to win. The football competition has now produced an amateur level that aims to find the hidden talents in the game of football. Therefore, investing for research in technology and environment in support of need to find the best performance in amateur football for the results of the test. Some adjustments have been made with emerging technologies, both for the type of work, the type of training to the type of equipment. These changes will be use by coaches and analysts in the world of football to look for loopholes from the existing soccer performance. One of the most visible change is the shoes with different design types. Football shoes are the most useful tool for training athletes during training and matches. By the increasing design models available on the market, this research becomes one of urgent research that people needs. The invention is used to identify and evaluate what different teams need in different positions. In the present study, the performance principles undertaken by ergonomics in sports and performance by trainers, the results obtained are the most appropriate forms of shoes that used well in the field of synthetic grass. The research will be given the analysis of shoes per level and position, and will be check by the Key Performance Index provided by the trainer."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library