Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fernando Susanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai apakah nilai matematika perempuan lebih buruk dibandingkan dengan nilai matematika laki-laki yang mana akan berdampak pada ketimpangan gender dalam bidang STEM. Pada penelitian ini, dilakukan sebuah analisis baik itu deskriptif maupun inferensial dalam menjelaskan mengenai fenomena terkait di Indonesia dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey gelombang 5 pada tahun 2014 dan SAKERNAS 2019 sebagai data acuan. Penelitian ini melakukan analisis pada tiga tingkat pendidikan yaitu tingkat SD, tingkat SMP, dan tingkat SMA. Dalam melakukan analisis deskriptif, penulis melakukan perhitungan rata-rata dan distribusi responden antara nilai rata-rata matematika responden dengan aspek yang terlihat memengaruhi berdasarkan beberapa teori dan penelitian terdahulu. Sedangkan, pada bagian analisis inferensial dilakukan metode Ordinary Least Square dan regresi Logistik Binomial dan Multinomial dalam membantu perhitungan. Hasil dari penelitian ini, ditemukan bahwa pada data IFLS 5 yang dipakai, pada tahun 2014, untuk ketimpangan nilai antar gender, terlihat bahwa pada nilai matematika tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dan dapat dikatakan tidak terjadi di Indonesia pada tahun 2014, sedangkan, hasil menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada nilai Bahasa. Sedangkan, dengan menggunakan data SAKERNAS 2019, terlihat bahwa terjadinya ketimpangan gender pada bidang STEM di Indonesia 5 tahun setelah data dari IFLS 5. Hal ini menjadi dasar argumen bahwa penyebab perempuan kurang berminat memasuki STEM adalah bukan dikarenakan kurangnya kemampuan perempuan dalam matematika melainkan dimungkinkan perempuan memiliki kemampuan yang lebih baik pada bidang lain yaitu bahasa Indonesia. Selain itu, beberapa aspek yang terlihat signifikan memengaruhi nilai matematika merupakan kursus, daerah tempat tinggal (pedesaan atau perkotaan) dan kohort (tahun kelahiran), dan pengeluaran per kapita rumah tangga.

This study aims to find out whether women's math scores are worse than men's math scores which will have an impact on gender inequality in the STEM field. In this study, an analysis was carried out both descriptive and inferential in explaining the phenomenon in Indonesia using Indonesian Family Life Survey wave 5 that was conducted in 2014 as main data. This study conducted an analysis on three levels of education, those are the Elementary level, the Junior High School level, and the High School level. In conducting a descriptive analysis, the authors cross-tabulated the average mathematical scores of respondents and aspects that seemed to influence based on several theories and previous research. Meanwhile, in the inferential analysis section, the Ordinary Least Square method is carried out in helping with calculations. The results of this study, it was found that in the IFLS 5 data used, in 2014, the inequality of mathematics scores between genders in mathematics scores was not exist. It can be seen that in mathematics scores there is no significant difference between men and women and it can be said that this did not occur in Indonesia in 2014, while women have better ability in other fields, language. Meanwhile, using the SAKERNAS 2019 data, it can be seen that the occurrence of gender inequality in the STEM field in Indonesia 5 years after the data from IFLS 5. This is the basis of the argument that the reason why women are less interested in entering STEM is not because of women's lack of ability in mathematics but it is probably because of women's better language skills. In addition, several aspects that appear to significantly affect the value of mathematics are the course, area of residence (rural or urban), cohort (year of birth) and household per capita expenditure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ahyati
"Penelitian ini membahas mengenai ketimpangan gender yang ada di dalam drama Korea Because This Is My First Life. Drama tersebut dianggap menarik karena memiliki alur yang ringan tetapi membahas masalah ketimpangan gender yang masih menjadi isu sensitif di Korea. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk ketimpangan gender apa sajakah yang ada di dalam drama ini, serta bagaimana realitas gender yang ada di Korea. Hasil penelitian ini menampilkan bahwa isu ketimpangan gender yang ada di Korea merupakan hasil dari ajaran Konfusianisme yang memang menjadi landasan dalam setiap sektor kehidupan di Korea. Ajaran konfusianisme menjadi faktor sistem patriarki dan pandangan bahwa laki-laki berada diatas perempuan. Ada 5 manifestasi isu ketimpangan gender yang ditemukan di dalam drama ini yaitu marjinalisasi, stereotip, subordinasi, kekerasan atau pelecehan, serta beban ganda. Ketimpangan gender banyak terjadi di lingkungan keluarga dan juga lingkungan kerja.

This study discusses gender in the Korean drama Because This Is My First Life. The drama is considered interesting because it has a light plot but discusses gender issues which are still a sensitive issue in Korea. This study aims to see what forms of gender exist in this drama, as well as what gender reality is in Korea. The results of this study show that gender issues that exist in Korea are from Confucianism philosophy which are indeed the foundation in every sector of life in Korea. Confucianism is a factor in the patriarchal system and the view that men are superior than women. There are 5 manifestations of gender issues found in this drama, namely marginalization, stereotypes, subordination, violence, and double burdens. Gender inequality often occurs in the family environment as well as in the work environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestary Jakara Barany
"ABSTRACT
The globalization brings gains from trade which are not equally distributed. It generates winners and losers. It prompts economic agents to question globalization for whom In many trade literatures, the answers focus more on the impact of trade openness between developed and developing countries, capitalist and labor, and skill premium. In terms of labor market, the studies about gender stressed on the supply side. This study aims to shed light on the gender specific impact of globalization at firm and sub sectoral level. Using SI and SAKERNAS from 2011 2014, this study estimates with Generalized Least Square technique. The results indicate that the impact of globalization is greater on increasing the participation of female workers, particularly in the field of production. Meanwhile, the impact of foreign ownership in non production occupation increases more men than women. In terms of wages, imports undermine the gender wage differential, but imports in concentrated industries increase the difference. In general, the more globalized a firm or an industry, male and female workers are more equal, both in terms of work participation and wage.

ABSTRAK
Globalisasi membawa keuntungan dari perdagangan yang tidak terdistribusi secara setara, sehingga menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Ini mendorong pelaku ekonomi untuk bertanya: globalisasi untuk siapa? Dalam banyak literatur perdagangan, pembahasan lebih berfokus pada dampak keterbukaan perdagangan antara negara maju dan berkembang, kapitalis dan pekerja, dan skill premium. Dari sisi ketenagakerjaan, penelitian tentang gender lebih menekankan pada sisi penawaran. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi berdasarkan gender pada level perusahaan dan sub-sektoral. Dengan menggunakan data SI dan SAKERNAS tahun 2011-2014, studi ini mengestimasi dengan teknik Generalized Least Square. Hasilnya mengindikasikan bahwa dampak globalisasi lebih besar pada peningkatan partisipasi pekerja perempuan, terutama di bidang produksi. Sedangkan, dampak kepemilikan asing di bidang non-produksi meningkatkan lebih banyak pekerja laki-laki daripada perempuan. Dalam hal upah, impor mengecilkan selisih upah antar gender, tetapi impor di industri yang terkonsentrasi justru meningkatkan perbedaan tersebut. Secara umum, semakin terglobalisasi suatu perusahaan atau industri, pekerja laki-laki dan perempuan semakin setara, baik dalam hal partisipasi kerja dan upah."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanin Agis Zahra
"Tubuh perempuan tidak terlepas dari adanya gambaran “ideal” yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Dalam pembentukan citra tubuh perempuan, bukan hanya masyarakat luas yang turut andil di dalamnya, melainkan juga orang-orang di lingkup terdekat termasuk pasangan. Dapat dibuktikan dengan adanya motto “Cantik untuk Suami” yang berkembang di masyarakat. Para ibu rumah tangga selalu berusaha untuk tampil cantik sesuai dengan perspektif suaminya. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan tatapan laki-laki dalam citra tubuh perempuan yang juga mengarah pada objektifikasi terhadap tubuh perempuan. Penelitian kualitatif dengan metode etnografi ini dilakukan di Jalan Haji Muhammad Ali, Cakung, Jakarta Timur. Penelitian ini melibatkan para ibu rumah tangga dengan usia yang berbeda, kondisi rumah tangga yang berbeda, namun sama-sama memiliki ketertarikan dalam menjaga penampilan. Hasil penelitian menunjukkan penampilan diri dan citra tubuh ibu rumah tangga yang terbentuk karena keterlibatan tatapan laki-laki (male gaze), dalam konteks ini suami, serta munculnya isu ketimpangan gender dalam fenomena ini.

Women's bodies cannot be separated from the existence of an "ideal" image constructed by society. In the formation of a woman's body image, not only the wider community takes part in it, but also those closest to her, including her partner.. It can be proven by the existence of the motto "beautiful for husband" which is developing in the community. Housewives always try to look beautiful according to their husband's perspectives. This shows the involvement of male gazes in female body image which also leads to objectification of the female body. This qualitative research using the ethnographic method was conducted at Jalan Haji Muhammad Ali, Cakung, East Jakarta. This research involves housewives of different ages, different household conditions, but both have an interest in maintaining appearance. The results of the study show that housewives' self-appearance and body image are formed due to the involvement of male gazes (male gaze), in this context husbands, as well as the emergence of gender inequality issues in this phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Surtiati Hidayat
"Tulisan ini bertujuan mengungkap kondisi perempuan indonesia dalam kelompok ethis dan agama melalui metaanalisis atas pelbagai penelitian yang dituangkan dalam bentuk tesis dan disertasi. Penelitiannya sebagaian besar perempuan, baik warga negara indonesia maupun warga negara asing. Kelompok etnis yang diteliti cukup banyak dan terdapat di pelbagai pulau. hasilnya menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan status dan peran perempuan dalam budaya dan agama yang berbeda ke arah yang menguntungkan perempuan dan laki-laki. Perubahan itu tampak khususnya dalam hubungan perempuan dengan agama, denan perkawinan dan dengan sektor usaha. Meskipun demikian, ketimpangan gender belum sepenuhnya hilang karena nilai-nilai budaya ataupun keagamaan yang hidup dalam pebagai masyarakat itu tidak seluruhnya mendorong perubahan. "
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliane
"Masih banyak yang menganggap bahwa hokum yang baik adalah hukum yang netral dan objektif. Begitulah kemudian cara pandang seperti ini dicairkan legitimasinya dalam hokum melalui prinsip netralitas dan objektivitas. Melalui kedua prinsip tersebut hukum dipercaya mampu mendistribusikan keadilan bagi semua orang. Namun, bagi para feminis kedua prinsip tersebut justru berperan dalam melegitimasi ketidaksetaraan gender. Skripsi ini adalah sebuah telaah filosofis mengenai diskursus persoalan di dalam ranah hukum dari sudut pandang hukum berperspektif perempuan. Melalui kerangka berpikir feminist legal theory yang diajukan oleh Catharine Alice MacKinnon, tulisan ini melancarkan pertanyaan-pertanyaan kritikal berdasarkan pengalaman perempuan, untuk mempertanyakan tentang beberapa pokok pikiran dalam aliran positivism hukum dalam kaitannya dengan bagaimana perempuan ditempatkan.

This study aimed to determine whether
Many people assume that a good law is a law that is neutral and objective. The current perspective is legitimized in the law through the principle of neutrality and objectivity. Through these two principles, the law believed can distribute justice for everyone. However, for feminist, these two principles actually play a role in legitimizing gender inequality. This thesis is philosophical discourse about the problem of law from a female perspective. Through the feminist legal theory by Catharine Alice MacKinnon, this paper asks the critical questions based on women rsquo s experience, for questioning about some of the key points in the legal positivism in relation to how women are placed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia , 2017
S70473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library