Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Mardiarini Ismail
Abstrak :
Tumover karyawan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh organisasi apa pun, salah satunya adalah organisasi bimbingan belajar PT X di Jakarta Selatan. Setiap tahun, terdapat kecenderungan tumover pengajar yang mempunyai kompetensi di PT X yang disebabkan oleh ketidakpuasan. Penelitian ini berfokus pada kepuasan dan ketidakpuasan pengajar dan berdasarkan Teori Dua Faktor Herzberg, Teori motivasi Maslow, serta Teori Manajemen Retensi Arthur, dengan 50 orang responden yang telah mengajar selama minimal 1,5 tahun melalui wawancara dan kuesioner. Disimpulkan bahwa faktor penyebab ketidakpuasan keija pengajar PT X adalah: 1)sistem seleksi tidak terencana; 2)kebijakan administrasi dan perusahaan tidak transparan; 3)jumlah gaji tidak sesuai harapan; 4)pengakuan (recognition) resmi dari pihak manajemen atas keberhasilan pengajar; 5)penghargaan nyata atas keberhasilan pengajar. Oleh karena itu, rekomendasi program yang diberikan adalah manajemen retensi yang terdiri dari: l)perbaikan sistem seleksi; 2)keterbukaan lingkungan keija; 3)perbaikan sistem struktur gaji; 4)program pengakuan; 5)pemberian penghargaan nyata. Untuk mengatasi masalah ini peneliti menyarankan program manajemen retensi akan berhasil bila mendapat dukungan penuh dari pihak manajemen puncak serta adanya keijasama yang baik antara pihak-pihak yang terlibat.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T37862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirastati
Abstrak :
Isu mengenai kepuasan kerja di kalangan dunia kerja hampir dipastikan menjadi materi yang selalu menarik untuk diteliti. Kepuasan kerja terkait erat dengan sikap dan kinerja karyawan yang memiliki implikasi terhadap perusahaan. Mengutip AAFP (American Academy of Family Phycisian) dan Bavemdan Research (2000) disebutkan bahwa karyawan yang terpuaskan (satisfied employees) akan menunjukkan sikap kerja yang positif atau mendukung perusahaan dalam mencapai sasaran, seperti; bekerja lebih produktif kreatif dan lebih memiliki komitmen terhadap organisasi. Komponen ini menjadi begitu penting bagi suatu perusahaan yang sedang berkembang seperti Bank X yang sedang mengejar dan mewujudkan visinya menjadi 10 bank swasta nasional terbaik dan sebagai penyedia sumber daya manusia.

Seperti diketahui Bank X merupakan salah satu bank Swasta nasional yang lolos dari reruntuhan krisis perbankan nasional pada tahun 1977. Bank X memiliki sejarah yang cukup unik, ia justru berkembang pesat menjadi bank dengan status perseroan terbuka (go public) di tengah bank-bank lain ditutup operasinya oleh pemerintah (Bank Indonesia). Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi business Bank X, yaitu dengan istilah Strategic Service Intent (SSI) meraih peluang pasar dengan melakukan penyesuaian dan perbaikan infrastruktur dalam kegiatan usaha, teknologi dan sumber daya manusianya. Khusus perbaikan kualitas sumber daya manusia, Bank X menyadari menjadi syarat mutlak agar dapat bertahan dan bersaing (survive) di tengah ketatnya persaingan usaha. Upayanya antara Iain peningkatan sistem dan administrasi perekrutan karyawan, peningkatan kualitas dan fasilitas pelatihan. Dan yang tidak kalah penting adalah faktor kesejahteraan karyawan, yang merupakan Salah satu kunci utama dalam meningkatkan kinerja. Untuk mendukung hal itu, Bank X memberikan (selain gaji) tunjangan kesejahteraan berupa; uang makan dan transportasi, tunjangan hari raya, cuti, Jamsostek, upah lembur dan pengobatan.

Untuk melihat apakah kompensasi yang diberikan oleh Bank X telah memuaskan para karyawannya, penulis melakukan survai kecil tentang kepuasan kerja terhadap 28 karyawan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Dunnette (1966). Kuesioner ini berisi aspek-aspek yang mencakup isi dari pekerjaan itu sendiri dan konteks dari pekerjaan. Hasilnya menunjukkan bahwa aspek yang dirasa cukup menonjol belum memuaskan adalah gaji (82%) Ketidakpuasan karyawan ini dalam kerangka teori Herzberg lebih disebabkan oleh faktor ekstrinsik (faktor di luar pekerjaan itu sendiri).

Masalah gaji atau lebih dikenal dengan istiIah kompensasi menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan kinerja karyawan. Gaji dapat membantu memuaskan kebutuhan dan meningkatkan intensitas motivasi karyawan Hal ini menjadi begitu penting bagi Bank X yang sedang tinggal landas dengan grand plan 5 tahun ke depan, yaitu menjadi bank yang menembus dengan asset 50 trilyun (dari posisi 12 trilyun ). Untuk ini tentunya perlu mendapat dukungan sikap positif karyawan (sikap puas) dalam mengejar dan mewujudkan sasaran perusahaan.

Guna membantu mencari solusi pembenahan sistem kompensasi tersebut, penulis mengusulkan dilakukannya evaluasi jabatan sebagai upaya memberikan masukan dalam penetapan sistem kompensasi yang obyektif dan dirasakan adil bagi karyawan (yang menurut Werther & Davis harus mampu menjamin kesetaraan internal & eksternal). Evaluasi jabatan merupakan proses yang mencoba untuk menjamin kesetaraan internal terhadap pekerjaan (jabatan). Tujuan langsungnya adalah menciptakan hirarki jabatan yang memiliki keseteraan internal berdasarkan pada nilai jabatan dan yang melibatkan beberapa langkah utama seperti; menetapkan dan menganalisis fakta pekerjaan-pekerjaan, menuliskan fakta yang ada ke dalam uraian jabatan (job description), mempelajari uraian jabatan dan mengevaluasinya sesuai dengan metode rating, dan langkah berikutnya adalah menetapkan struktur gaji berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh.

Melalui evaluasi jabatan akan diperoleh informasi sebagai dasar estimasi, sampai sejauh mana jabatan-jabatan memiliki faktor yang bernilai pada perusahaan. Faktor-faktor jabatan yang bernilai pada perusahaan inilah yang nantinya dijadikan dasar pertimbangan penentuan besaran kompensasi. Dengan melaksanakan hal ini perusahaan telah memberi jaminan akan adanya kesetaraaan internal (internal equity) kepada para karyawanannya Suatu kesetaraan yang lebih mengacu pada tuntutan jabatan atau kualifikasi orang, yang lebih baik (daiam organisasi) mendapat imbalan lebih.

Usulan ini diajukan mengingat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Bank X lebih mengandalkan kesetaraan eksternal (external equity), kesetaraan yang menjamin bahwa satu pekerjaan mendapat imbalan yang fair - berlaku sama di pasar untuk jenis pekerjaan yang sama (dengan menggunakan data survai gaji dalam menentukan sistem kompensasi). Dengan memadukan kesetaraan internal dan kesetaraan eksternal dalam sistem kompensasi, diharapkan ketidakpuasan kerja (khususnya aspek gaji) karyawan di Bank X dapat terkurangi, sikap kerja menjadi lebih termotivasi, sehingga lebih produktif dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu Daryoto
Abstrak :
Penelitian tesis ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) ABC & Rekan, sebuah perusahaan penyedia jasa professional di bidang akuntansi dan auditing. Kredensial perusahaan adalah karyawan dengan pengetahuan baik eksplisit maupun tacit. Tingkat pengunduran diri auditor yang tinggi merupakan ancaman yang bisa mengganggu proses pencapaian sasaran usaha maupun keberkelanjutannya. Faktor penyebab utama tingkat pengunduran diri yang tinggi adalah tekanan waktu (time pressure) dan gaya supervisi (supervisory style). Agar tingkat pencapaian laba (profitability) dan keberlanjutan (sustainability) tidak terganggu maka perlu dilakukan intervensi untuk menurunkan tingkat pengunduran diri. Program intervensi untuk mengatasi efek negatif tekanan waktu dan gaya supervise adalah program flexible working arrangement dengan memanfaatkan keunggulan teknologi jejaring dan program berbagi pengetahuan dari para tokoh sentral melalui Community of Practice (CoP). Kedua program intervensi ini menggunakan pendekatan double-loop learning sehingga hasil program dapat diperoleh dengan maksimal dan dalam waktu jangka pendek.
This thesis research conducted at the Public Accounting Firm (KAP) ABC & Rekan, a professional services firm in accounting and auditing. The company's credentials are employees with both explicit and tacit knowledge. Levels of high auditor resignation is a threat that could disrupt the process of achieving business objectives and its sustainability. The main factors causing the high rate of resignation is time pressure and the supervisory style. In order to achieve the level of profitability and sustainability is not disturbed, it is necessary to intervene to reduce the level of resignation. Intervention programs to overcome the negative effects of time pressure and supervisory style is flexible working arrangement with the program take advantage of technology network and knowledge-sharing program of the central figure through the Community of Practice (CoP). Both of these intervention programs using a double-loop learning approach so that results can be obtained with a maximum program result and in the short term period.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31534
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library