Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S9835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farini
Abstrak :
Latar belakang: Puskesmas adalah salah satu bentuk fasilitas pelayanan primer yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan perseorangan. Penguatan pelayanan kesehatan primer menjadi fokus utama yang dikembangkan di dunia oleh WHO, dimana negara-negara berkembang didorong untuk melakukan reformasi dalam rangka penguatan pelayanan kesehatan primer. Sesuai dengan Peraturan yang ada puskesmas menjalankan fungsinya dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan, puskesmas wajib di akreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Tujuan akreditasi adalah untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk penilaian akreditasi dengan tujuan khusus adalah mengetahui kesiapan puskesmas dari segi administrasi manajemen, kualitas pelayanan UKM dan UKP, kesiapan dari segi ketersediaan SDM kesehatan dan diketahuinya kesiapan puskesmas dari segi pembiayaan kesehatan. Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan administrasi manajemen, ketersediaan sarana dan prasarana dan SDM kesehatan serta pembiayaan cukup siap untuk mendukung penilaian puskesmas agar mendapat kategori terakreditasi. Kesimpulan : Puskesmas yang diusulkan untuk penilaian akreditasi telah siap untuk dilakukan survei oleh tim survior. Saran : Puskesmas masih harus terus mempertahankan dan meningkatkan kesiapan dengan melakukan penyegaran dan penguatan komitmen serta melakukan kaji banding ke puskesmas yng talah terkareditasi. ......Background: Puskesmas is one form of primary care facilities that provide health services to communities and individuals. Strengthening primary health care becomes the main focus being developed in the world by the WHO, where developing countries are encouraged to implement reforms in order to strengthen primary health care. In accordance with Rule existing health centers to function more priority promotive and preventive efforts, goals to health level as high. In order to improve the quality of services, community health centers regularly accreditation mandatory in at least 3 (three) years. The purpose of accreditation is to improve performance in providing individual and community health services. Objective: This study aimed determine the readiness of health centers for accreditation with the specific aim was to determine the readiness of puskesmas terms of administrative management, quality of service UKM and UKP, readiness in terms of availability of health human resources and health centers in terms of knowing the readiness of health financing. Method: This study used a qualitative method with case study approach. Results: The results showed that the administration's readiness management, availability of infrastructure and health human resources and finance are quite prepared to support the assessment of health centers in order to get accredited category. Conclusion: The proposed health center for the accreditation assessment has been prepared for a survey conducted by a team survior. Suggestion: Puskesmas must continue to maintain and enhance the readiness to conduct refresher and strengthening the commitment and conduct a review of an appeal to the clinic accredited.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ristriana Rachmawati
Abstrak :
Emergency Response Preparedness (ERP) merupakan salah satu program yang terdapat pada Sistem Manajemen K3 (SMK3). Tujuan dari program ini adalah untuk mencegah kejadian darurat yang saat itu terjadi tidak menjadi lebih buruk dan dapat melindungi pekerja dan masyarakat sekitar dari bahaya lebih lanjut, yang dikarenakan adanya karakterisitik bahaya yang berbeda-beda pada tiap industri. Penilaian program ERP di PT McDermott Indonesia, di latar belakangi oleh terdapatnya beberapa kenaikan jumlah kasus kejadian yang terjadi khususnya kasus kebakaran yang trennya meningkat. Penilaian program ERP ini berdasarkan audit International Safety Rating System (ISRS) elemen ke tujuh tentang Emergency Response Preparedness yang terdiri dari 13 komponen penilaian. Dari hasil penilaian, PT McDermott Indonesia mendapatkan skor 608 atau 91% pemenuhan, dengan nilai tertinggi 100%, nilai terendah 25% dan rata-rata tingkat pemenuhan yaitu 87%. Dari hasil penilaian, manajemen sebaiknya meninjau dan meriview terhadap program ERP lebih lanjut. ERP is one of the programs within the Health and Safety Working Management system. The idea of this program is to prevent the worst thing happen in the emergency situation and of course to protect the employee and people aroundfrom the hazard which is caused by different characteristics of hazard in each industry. The assessment of ERP program in PT Mcdermott Indonesia is derived on the increment of some cases especially fire which is tended to increase. This assessment is also based on International System Rating System (ISRS) audit 7th element regarding ERP which are consisting of 13 components of assessment. Based on final result, PT Mcdermott Indonesia has score 608 or 91% compliance, with the highest score is 100%, the lowest score is 25% and the average of compliance is 87%. Therefore, management team should observe and review the ERP in advance.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tania
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3563
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Risnawaty
Abstrak :
Fenomena Wedding Package yang kian marak beberapa tahun terakhir ini merupakan salah satu indikator bahwa pernikahan masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat Indonesia. Namun, sayangnya meningkatnya kuantitas pernikahan tidak disertai peningkatan kualitas pernikahan itu sendiri. Berdasarkan survei tahun 1995, fakta menunjukkan bahwa 1 dari 11 pernikahan di Indonesia berakhir dengan perceraian. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan preventif, dan persiapan pernikahan merupakan salah satu bentuk pencegahan perceraian yang disarankan. Dalam rangka menyikapi fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk merancang suatu inventori yang dapat mengukur kesiapan pasangan yang akan menikah. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan uji coba awal di lapangan guna melihat keterbatasan-keterbatasan inventori tersebut. Inventori ini berperan sebagai alat untuk menyeleksi dan mengidentifikasi pada domain mana pasangan yang bersangkutan mengalami masalah atau pada domain mana pasangan tersebut belum melakukan persiapan pernikahan. Penelitian ini melibatkan 5 pasangan (10 subjek penelitian), yang terdiri atas 5 perempuan dan 5 laki-laki. Mereka berusia 25 tahun ke atas dan akan menikah dalam jangka waktu maksimal 6 bulan ke depan. Pernikahan tersebut merupakan yang pertama bagi mereka. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pada awalnya, ditetapkan dahulu domain-domain yang akan diukur, kemudian menuliskan item-itemnya serta skala respons yang sesuai. Selanjutnya, inventori ini diserahkan pada dosen pembimbing selaku expert judgment yang berperan menganalisis inventori tersebut untuk mendapatkan masukan. Setelah mengalami revisi, inventori ini diujicobakan pada subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa inventori ini cukup berfungsi untuk melakukan identifikasi masalah, yaitu mendeteksi pada domain mana pasangan yang bersangkutan masih bermasalah atau kurang melakukan persiapan berkaitan dengan hal-hal yang diukur dalam domain tersebut. Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, disarankan untuk mengurangi jumlah item, menambah keluasan cakupan teori, dan melanjutkan penelitian sampai tersusun norma kelompok.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 4 Kendari, karena berdasarkan uji kompetensi yang diadakan oleh Kementerian pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012, guru-guru di sekolah ini kompetensinya masih rendah dengan rata-rata hanya 44,58. Selain rendahnya kompetensi tersebut, pada Januari 2013, sekolah ini dikembalikan statusnya menjadi sekolah regular dari sebelumnya berstatus sebagai RSBI. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kompetensi serta penyempurnaan kesiapan SMA Negeri 4 Kendari pasca beralih status SMA Negeri 4 Kendari menjadi sekolah regular. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan sekolah ini menjadi organisasi pembelajar. Tesis ini mengangkat 4 permasalahan yaitu; Seberapa siap SMA Negeri 4 Kendari untuk menuju organisasi pembelajar?; Seberapa siap individu guru dan staf administrasi pada institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari?; Seberapa siap sistem organisasi pembelajar pada institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari? ; Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari untuk menjadi organisasi pembelajar? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori learning organization yang dari Peter Senge dan Marquardt. Penelitian ini menggunakan paradigm positivism dengan pendekatan kuantitatif, dengan teknik survey yang dikombinasikan dengan wawancara mendalam serta studi dokumen. Survey tersebut dilakukan terhadap guru dan staf administrasi SMA Negeri 4 Kendari dengan menggunakan dua variabel yang terdiri dari sepuluh indikator; lima indikator berhubungan dengan kesiapan individu, yaitu: dinamikan pembelajaran individu, disiplin mental model, disiplin personal masteri, disiplin berbagi visi serta disiplin berpikir sistemik serta lima indikator lagi berhubungan dengan sistem organisasi pembelajar, yaitu; dinamika pembelajaran tim, transformasi organisasi, sistem pemberdayaan manusia, sistem pengelolaan pengetahuan, dukungan aplikasi teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan guru lebih baik bila dibandingkan dengan staf administrasi sekolah serta tingkat kesiapan sistem organisasi pembelajar pada SMA Negeri 4 Kendari berada pada posisi siap dan lebih baik bila dibandingkan dengan kesiapan individu guru dan staf administrasi SMA Negeri 4 Kendari, namun kedua variabel tersebut belum mencapai tingkat kesiapan yang sempurna pada nilai modus 5,00 atau pada posisi siap menyeluruh atau sempurna. Penelitian ini menyarankan agar institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada disiplin mental model dan disiplin personal mastery bagi guru serta seluruh indikator pada variabel kesiapan untuk staf administrasi. SMA Negeri 4 Kendari juga perlu meningkatkan kesiapan dukungan teknologi. Untuk meningkatkan tingkat kesiapan individu tersebut, diperlukan system penilaian dan pengawasan terhadap aktivitas pembelajaran, terutama penilaian dan pengawasan implementasi hasil pelatihan sehingga aktivitas observe, asses, design dan implement (OADI) dapat terjadi sebagai suatu siklus yang berkaitan dan berkelanjutan bukan sesuatu yang parsial. Selain aktivitas aktivitas observe, asses, design dan implement (OADI) tersebut diperlukan adanya perimbangan pembelajaran terutama pelatihan antara guru dengan staf . SMA Negeri 4 Kendari dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan dengan melakukan survey kesiapan menuju organisasi pembelajar . (learning organization) secara berkala
ABSTRACT
The rationale of this study applied at Public Senior High School 4 Kendari is based on the competence test developed by Ministry of education in 2012. Teachers at this school still get low competence under the achievable average 44.58. Besides the entire low competence, in January 2013, this institution was returned the status to become regular school which was previously as International oriented based school. Therefore, it needs some efforts to increase the competence and improve the readiness of Public Senior High School 4 Kendari post-reform status to become a regular school. An effort being done is that, to develop the entire school becomes a learning organization. This thesis applies 4 basic problems; How far is the readiness of Public Senior High School 4 Kendari towards organization learning?; How far is the readiness of individual teacher and administrative staffs at the educational institution of Public Senior High School 4 Kendari?; How far is the readiness of learning organization system at educational institution of Public Senior High School 4 Kendari?; What factors which affect educational institution of Public Senior High School 4 Kendari to become learning organization? Theory which is developed in this study is learning organization theory from Peter Senge and Marquardt. This study is applied using positivism paradigm through quantitative approach, in developing survey technique which is combined with in depth interview and then documentary study. Survey is applied towards teachers and administrative staffs of Public Senior High School 4 Kendari using two variables which consist of ten indicators; five indicators are related to individual readiness, namely: individual learning dynamics, discipline of mental model, personal mastery, shared vision and then disciple of systems thinking ; while other five indicators are related to the system of learning organization, namely; team learning dynamics, organizational transformation, human empowering system, knowledge management system, technological application support. The result of the study shows that the level of teacher?s readiness is more better than school administrative staffs and then the level of learning organization system at Public Senior High School 4 Kendari is ready and is better than individual readiness of teachers and school administration staffs of Public Senior High School 4 Kendari, however, both variables do not achieve the readiness level perfectly on mode value 5.00 or at the whole perfect readiness position. This study suggested educational institution of Public Senior High School 4 Kendari to do improvements on the discipline of mental model and discipline of personal mastery towards teachers then all indicators of variable readiness towards school administrative staffs of Public Senior High School 4 Kendari and it should develop the provision of technological support. In order to improve the individual readiness, there has to be evaluation system and monitoring towards instructional activity, specifically the implementation of evaluation and monitoring of training result in order that the activities to observe, asses, design and implement (OADI) could happen as a cycle which is interrelated and continues not as a partial matter. Besides those entire activities, observe, asses, design and implement (OADI), there has to imbalance learning through training for teachers and school administrative staffs. Public Senior High School 4 Kendari could do continues improvement through developing survey readiness towards (learning organization periodically.
2013
T35307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
AM. Unggul Putranto
Abstrak :
Semua orang pasti mengalami pensiun. Karyawan swasta atau wirausahawan, pimpinan atau pegawai, semua orang akan memasuki masa pensiun. Beberapa orang menganggap masa pensiun sebagai waktu untuk rehat, menjauh dari dunia kerja, dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Beberapa yang lain menganggap masa pensiun sebagai kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang belum pernah dilakukan ketika bekerja, mengembangkan hobi, dan memperbanyak kegiatan sosial. Terlepas dari semua pilihan yang ada, kita tetap harus mempersiapkan masa pensiun sebaik mungkin. Pensiun Tanpa Waswas berusaha merangkum hal-hal yang perlu kita lakukan untuk mempersiapkan masa pensiun, terutama yang berkaitan dengan kesiapan mental dan finansial. Tanpa kesiapan mental, masa pensiun bisa menimbulkan stres berlebih. Pun tanpa kesiapan finansial, kita harus menjalani masa pensiun dengan bergantung pada orang-orang terdekat dan membebani mereka. Dilengkapi contoh nyata dan cara-cara praktis, buku ini bisa menjadi panduan bagi kita untuk menjalani masa pensiun dengan bahagia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2023
155.672 UNG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawati Marlina
Abstrak :
Data penelitian merupakan output dari kegiatan penelitian dan aset penting bagi institusi penelitian. Research data management (RDM) merupakan aktivitas penyimpanan, akses, dan pelestarian dari data yang dihasilkan dari proyek penelitian. Implementasi RDM di institusi penting dalam mendukung berbagi data dan kolaborasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun model penilaian kesiapan RDM. Model yang dapat digunakan untuk membantu institusi penelitian dalam menilai tingkat kesiapan dan mengidentifikasi kesenjangan untuk mengembangkan strategi dalam menerapkan RDM. Model penilaian kesiapan RDM terdiri dari dua komponen, yaitu model kesiapan dan metode penilaian kesiapan. Model kesiapan dibentuk dari sejumlah faktor yang merupakan standar kriteria untuk menyiapkan institusi dalam menerapkan RDM. Kerangka kerja technology, organization, people, dan environment (TOPE) digunakan sebagai panduan dalam memilih faktor dan indikator. Fuzzy Delphi Method digunakan untuk memvalidasi faktor dan indikator yang diturunkan dari literatur. Faktor yang dihasilkan kemudian diintegrasikan dengan faktor yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola data penelitian di beberapa institusi penelitian di Indonesia. Setelah dilakukan validasi pakar, hasil akhir dari model kesiapan RDM terdiri dari empat dimensi, 13 faktor dan 42 indikator. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lingkungan merupakan faktor kunci dari kesiapan RDM, faktor ini belum dibahas pada penelitian sebelumnya. Komponen kedua dari model penilaian kesiapan RDM yaitu metode penilaian yang terdiri dari pembobotan kriteria, instrumen penilaian, dan klasifikasi level kesiapan. Bobot dari dimensi dan faktor kesiapan ditentukan dengan menggunakan best worst method. Urutan dimensi berdasarkan besaran bobot yaitu technology, people, organization, dan environment. Besaran dari rentang nilai pada level kesiapan diperoleh berdasarkan pendapat dari para pakar. Kategorisasi dari level kesiapan RDM yaitu rendah (0 - 1,55), sedang (1,56 - 3,45), dan tinggi (3,46 - 5.00). Dalam penelitian ini, purwarupa dikembangkan sebagai sarana uji validasi dari model penilaian kesiapan yang dikembangkan. Pengujian black box menunjukkan bahwa fungsionalitas antar muka dari purwarupa berjalan dengan baik. Nilai system usability scale (SUS) sebesar 73,57 mengindikasikan bahwa antar muka dapat diterima. Sepanjang pengetahuan dari peneliti, model penilaian kesiapan yang siap pakai, dilengkapi dengan bobot dari dimensi dan faktor, dan level kesiapan belum ditemukan untuk konteks RDM khususnya untuk konteks Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh institusi penelitian untuk menilai kesiapan mereka dan mengidentifikasi area perbaikan dan mengurangi potensi kegagalan dalam implementasi RDM. ...... Research data is the output of research activities and an important asset for research institutions. Research data management (RDM) is the activity of storing, accessing, and preserving data generated from research projects. RDM adoption in institutions is crucial for fostering data sharing and collaboration. The aim of this study is to provide a model for evaluating RDM preparedness. A model that can be used to help research institutes evaluate their level of preparedness and identify any gaps before developing strategies for implementing RDM. The RDM readiness assessment model consists of two components, namely the readiness model and the readiness assessment method. The readiness model is composed of a number of factors that are prerequisites for preparing institutions to implement RDM. The technology, organization, people, and environment (TOPE) framework is used as a guide in selecting factors and indicators. The Fuzzy Delphi Method is employed to validate the factors and indicators derived from the literature. The derived factors are then integrated with those learned from interviews with research data managers at various research institutions in Indonesia. The RDM readiness model ultimately consists of four dimensions, 13 factors, and 42 indicators after expert validation. The environment, which was not previously covered in studies, is revealed in this study to be a critical aspect in RDM readiness. The assessment technique, which is made up of weighting criteria, assessment instruments, and a readiness level categorization, is the second part of the RDM readiness assessment model. The best-worst method is used to calculate the weights of the readiness dimensions and factors. The order of dimensions based on the amount of weight is technology, people, organization, and environment. Expert reviews are used to determine the size of the range of values at the level of readiness. RDM readiness levels are divided into three categories: low (0 - 1.55), medium (1.556 - 3.45), and high (3.46 - 5.00). In this study, a prototype was developed as a means of validity testing of the readiness assessment model. Black box testing shows that the interface functionality of the prototype is running well. The interface has a satisfactory system usability scale (SUS) score of 73.57. To the best of the researchers' knowledge, there are no ready-to-use readiness assessment models for the RDM context, particularly for the Indonesian environment, that include weights from dimensions and components and levels of readiness. The results of this study can be used by research institutions to assess their readiness and identify areas for improvement and reduce potential failures in RDM implementation.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Setyarini
Abstrak :
Remaja dengan kesiapan belajar yang baik akan terwujud pada munculnya kenyamanan belajar, motivasi yang tinggi, rasa senang belajar, serta munculnya dampak psikologi positif bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran pengasuhan orang tua terhadap kesiapan belajar antara alumni yang sukses tembus perguruan tinggi negeri (PTN) dengan peserta kelas XII bimbingan Belajar Bintang Pelajar Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dengan 5 informan alumni dan 5 informan siswa kelas XII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh demokratis yang paling dominan muncul pada alumni dan siswa lalu sedikit diikuti melalaikan. Motivasi yang muncul pada keduanya adalah internal dan eksternal. Remaja dengan pola asuh melalaikan merasa tidak nyaman belajar dan memiliki motivasi yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pola asuh sangatlah memberikan dampak besar pada segala aspek kehidupan remaja. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dari orang tua dalam memilih dan menerapkan pola asuh kepada anak agar bisa memberikan dampak positif pada kesehatan jiwanya sehingga tercermin pada baiknya kesiapan belajar.
Teenagers with good learning readiness will be realized when learning is fun, highly motivated, learning with a sense of comfort, as well as the challenges of positive psychology for adolescents. This study aims to study parenting in adolescents' learning readiness between alumni who successfully enrolled state universities (PTN) and participants of class XII Depok City Student Learning in 2020. This study uses qualitative research with a case study method with 5 alumni informants and 5 informants grade XII students. The results showed that democratic parenting was the most dominant form in alumni and students, followed by neglectful parenting. Motivations that emerge are internal and external. Adolescents with neglectful parenting learning uncomfortable and have different motivations. This shows that the adoption of parenting has a big impact on all aspects of adolescent life. Therefore, parents need wisdom in choosing and applying parenting to children in order to have a positive impact on the health of their souls so that it is reflected in the good readiness of learning.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>