Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2005
613.043 3 TUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nuril Rahmatika
"Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan remaja. Dari data tingkat pemenuhan SN-PKPR bulan Mei-Juni 2020, terdapat 34 Puskesmas yang melakukan evaluasi diri. Terdapat 5 Puskesmas yang telah mencapai tingkat pemenuhan SN-PKPR paripurna (Skor > 80%), 4 Puskesmas memiliki tingkat pemenuhan SN-PKPR optimal (Skor 60-79,9%), dan 25 Puskesmas memiliki tingkat pemenuhan SN-PKPR minimal (Skor < 60%). Tujuan penelitian ini ialah untuk melakukan analisis implementasi PKPR di Puskesmas Kota Depok dengan studi kasus pada Puskesmas Cinere (Tingkat pemenuhan SN-PKPR optimal) dan Puskesmas Cisalak Pasar (Tingkat pemenuhan SN-PKPR minimal). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Triangulasi yang dilakukan ialah trangulasi sumber, metode, dan data. Penyelenggaraan PKPR di Puskesmas Cinere didukung tim PKPR dimana Penanggung Jawab programnya telah mendapatkan pelatihan, jumlah Kader Kesehatan Remaja yang mencukupi, terdapatnya ruang untuk konsultasi, adanya pedoman, dan dana. Telah ada proses perencanaan PKPR hingga evaluasi PKPR. Berdasarkan 2 format laporan PKPR Puskesmas Cinere, jumlah kunjungan remaja bulan April 2020-Juni 2020 relatif lebih rendah daripada bulan-bulan sebelumnya. Pada data salah satu laporan, yaitu data kunjungan kasus remaja, terlihat penurunan kunjungan pada April 2020 (161 remaja) dibandingkan Maret 2020 (467 remaja). Permasalahan yang ditemukan terkait dengan belum ada pelatihan PKPR rutin, kurangnya sosialisasi, remaja merasa kurang dilibatkan, belum ada tempat menyimpan rekam medik remaja, kegiatan PKPR sudah tidak rutin serta belum ada target PKPR. Penyelenggaraan PKPR di Puskesmas Cisalak Pasar didukung tim PKPR yang Penanggung Jawab programnya juga telah mendapatkan pelatihan dan ketersediaan pedoman. Proses perencanaan PKPR hingga evaluasi juga telah berjalan. Dari data kunjungan kasus Puskesmas Cisalak Pasar, kunjungan remaja cenderung menurun sejak tahun 2019. Terdapat penurunan pemanfaatan PKPR yang jelas terlihat pada bulan April 2020 (7 remaja) dibandingkan Maret 2020 (32 remaja). Permasalahan yang ditemukan terkait dengan belum rutinnya pelatihan PKPR, kurangnya koordinasi dengan remaja, tidak ada ruang untuk konsultasi dan penyimpanan rekam medik remaja, tidak ada penggunaan dana untuk PKPR, kegiatan PKPR sudah tidak rutin sejak 2019, kurang lengkapnya pengisian format pencatatan dan pelaporan, target PKPR belum ditentukan, dan kurangnya dukungan lintas sektor. Penurunan pemanfaatan PKPR dapat terkait dengan permasalahan pada masing-masing Puskesmas. Penanggung Jawab program PKPR berserta tim PKPR perlu mengambil langkah yang tepat untuk memperbaikinya. Diperlukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga terkait untuk menyusun kebijakan perbaikan penyelenggaraan PKPR.

Adolescent Friendly Health Services (AFHS) is a health services to meet adolescent health needs. From SN-PKPR level of fulfillment data in May–June 2020, there were 34 Public Health Centre which had completed self assessment. There were 5 Public Health Centre that had perfect SN-PKPR level of fulfillment (Score > 80%), 4 Public Health Centre that had optimal SN-PKPR level of fulfillment (Score 60 – 79,9 %), and 25 Public Health Centre that had minimal SN-PKPR level of fulfillment (Score < 60%) The aim of this study was to analyze AFHS implementation in Depok City Public Health Centre with case studies at Cinere (Optimal SN-PKPR level of fulfillment) and Cisalak Pasar (Minimal SN-PKPR level of fulfillment) Public Health Centre. This qualitative study was conducted by indepth interview and document review. Triangulation for this study are source, method, and data triangulation. The implementation of AFHS at Cinere Public Health Centre has been supported by AFHS team which the program implementer had received training, sufficient number of adolescent health cadres, availability of consultation room, availability of guidelines, and fund. AFHS planning to evaluation has been carried out. Based on 2 Cinere Public Health Centre AFHS report formats, the number of adolescent visits in April 2020 – June 2020 was relatively lower than in the previous months. From one of the reports, adolescent case visit data, there were a decrease of adolescent visit in April 2020 (161 adolescent) than in March 2020 (467 adolescent). The problems found were no routine AFHS training, lack of socialization, lack of adolescent participation from adolescent perspective, no place to save adolescent medical record, no routine AFHS activities, and no AFHS target. The implementation of AFHS at Cisalak Pasar Public Health Centre has been supported by AFHS team which the program implementer also had received training and availability of guidelines. AFHS planning to evaluation also has been carried out. Based on Cisalak Pasar Public Health Centre adolescent case visit data, the number of adolescent visit has tended to decline since 2019. There was a decrease in utilization of AFHS that was clearly visible in April 2020 (7 adolescent) than in March 2020 (32 adolescent). The problems found were no routine AFHS training, lack of coordination with adolescent, no room to give consultation and no place to keep adolescent medical records, no AFHS fund, no routine AFHS activities, incomplete filling of recording and reporting formats, no AFHS target, and lack of support from related sectors. Decreased utilization of AFHS could be related to the problems which were found at both Public Health Centre. The program implementer with their team need to take appropriate step to fix it. Coordination and cooperation with related sectors are required to formulate policy for the improvement of AFHS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yunis Miko Wahyono
"AIDS menjadi perhatian dunia karena penyebarannya yang pesat. Diperkirakan pada tahun 2000 akan terdapat sekurang-kurangnya 38 juta orang dewasa yang sudah terinfeksi HIV. Sebagian besar penderita AIDS diseluruh dunia terinfeksi melalui perilaku seksual dan mereka yang terkena HIV kebanyakan berada pada kelompok usia produktif, yaitu 15 - 64 tahun. Penyebarannya yang cepat, diduga antara lain semakin tingginya angka hubungan seksual pre marital di kalangan remaja dan pemuda dan rendahnya pengetahuan dan kepedulian terhadap permasalahan AIDS. Salah satu upaya pencegahan penyebaran AIDS adalah memberikan pendidikan dan penyuluhan. Khusus remaja/siswa sekolah, lingkungan sekolah berperan penting sebagai sumber pengetahuan dan fasilitas pembentukan sikap dan perilaku seksual, oleh karena itu guru dapat menjadi sumber informasi mengenai permasalahan HIV/AIDS. Untuk itu perlu diketahui lebih dahulu bagaimana persepsi guru mengenai HIV/AIDS yang merupakan tujuan penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian desktriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan, pengolahan dan analisia data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif., dengan populasi yaitu guru sekolah dibeberapa SLTP dan SLTA di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukan secara umum pengetahuan responden terhadap gejala, penularan dan pencegahan cukup memadai. Walaupun demikian, masih ada sikap disksiminasi diantara mereka, tampak clan ketidak setujuan responden bila ada murid atau rekan mereka terkena AIDS tetapi masih ingin belajar atau mengajar di sekolah tersebut.
Mengenai pemberian informasi HIV/AIDS, lebih dari separuh responden menyetujuinya, selain itu didukung pula oleh hampir separuh responden yang bersedia menjadi penyuluh. Namun mereka berharap, sebelumnya mereka lebih dulu di "tatar" mengenai permasalahan HIV/AIDS ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih diperlukan informasi yang jelas dan lengkap mengenai permasalahan HIV/AIDS untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap HIV/AIDS, yang selanjutnya diharapkan dapat mengurangi sikap diskriminasi terhadap penderita AIDS."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Novita Yuliet
"Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja putri. Dampak buruk yang terjadi pada remaja putri yang mengalami anemia adalah turunnya kosentrasi belajar, gangguan memori dan daya ingat sehingga menurunnya prestasi belajar disekolah. Strategi intervensi dalam penanganan anemia tidak hanya dengan pemberian suplemen zat besi/fe juga dengan memberikan pengetahuan yang tepat tentang diet sehat, perubahan gaya hidup dan memberitahu dampak buruk dari kekurangan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi kesehatan menggunakan video terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Penelitian Quasi-eksperimental ini menggunakan pre-post dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri dari 52 responden sedangkan kelompok kontrol 52 responden. Tempat penelitian berdasarkan hasil multitage random sampling yaitu SMKN 1 Rengat untuk kelompok intervensi dan SMAN 2 Rengat untuk kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purvosive sampling. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja putri pada kelompok intervensi yang diberikan edukasi kesehatan menggunakan video dibandingkan kelompok kontrol (p<0,001). Edukasi kesehatan menggunakan video efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri setelah diberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan anemia defisiensi besi (p<0,001).

Anemia is a health problem that often occurs in young women. The bad impact that occurs in adolescent girls who experience anemia is a decrease in learning concentration, memory and memory problems so that learning achievement in school decreases. The intervention strategy in managing anemia is not only by giving iron / fe supplements but also by providing proper knowledge about a healthy diet, lifestyle changes and notifying the adverse effects of iron deficiency. This study aims to determine the effectiveness of health education using videos on the knowledge and attitudes of young women in the prevention of iron deficiency anemia. This quasi-experimental study used a pre-post control group. The intervention group consisted of 52 respondents while the control group consisted of 52 respondents. The research location was based on the results of the multitage random sampling, SMKN 1 Rengat for the intervention group and SMAN 2 Rengat for the control group. The sampling technique used was purposive sampling. The results of statistical tests showed that there was a significant difference between the knowledge and attitudes of young women in the intervention group that was given health education using video compared to the control group (p <0.001). Health education using videos was effective in increasing the knowledge and attitudes of young women after being given health education on the prevention of iron deficiency anemia (p <0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hambali
Jambi: WPF, 2005
571.8 HAM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alviananda Zahra Amalia
"Pendahuluan: Media sosial merupakan hasil perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial menjadi media online favorit remaja. Media sosial memiliki berbagai macam jenis mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Kelompok remaja merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan internet pada tahun 2022 yaitu sebesar 75% dari total populasi kelompok usia 15-24 tahun di dunia. Menurut survei, remaja menggunakan media sosial dan internet untuk memperoleh informasi kesehatan. Namun, pemanfaatan media sosial juga memberikan dampak bagi remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial bagi remaja dan dampaknya terhadap kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review pada database PubMed, Science Direct, Scopus, dan Garuda untuk artikel yang dipublikasi pada rentang tahun 2016-2023. Penelitian ini menghasilkan 24 studi terinklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa media sosial dan internet memberikan manfaat untuk remaja yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada mereka untuk mendapatkan informasi kesehatan. Informasi kesehatan yang umumnya didapatkan oleh remaja adalah tentang gaya hidup, kesehatan mental, kesehatan seksual, dan masalah kehidupan sehari-hari. Remaja yang memanfaatkan media sosial tersebut mendapatkan dampak berupa dampak positif seperti peningkatan motivasi maupun dampak negatif seperti cyberbullying dan gangguan kesehatan mental.

Introduction: Social media is the result of the development of information and communication technology. Social media is the favourite online media for adolescents. Social media has various types, from Facebook, Instagram, Twitter, Etc. The adolescent group is the group that uses the internet the most in 2022, namely 75% of the total population in the world's 15-24 year age group. According to surveys, adolescents use social media and the internet to obtain health information. However, the use of social media also has an impact on adolescents. Therefore, this study aims to determine adolescents' use of social media and its impact on health. Methods: This study used the literature review method on the PubMed, Science Direct, Scopus, and Garuda databases for articles published in the 2016-2023 range. This research resulted in 24 included studies. Results: This study found that social media and the internet benefit adolescents, providing convenience and comfort in obtaining health information. Adolescents generally obtain health information about lifestyle, mental health, sexual health, and daily life problems. Adolescents who use social media get positive impacts, such as increased motivation and also negative impacts, such as cyberbullying and mental health disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Population Council, 1998
613.208 3 ADO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nohan Arum Romadlona
"ABSTRAK
Perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah merupakan perilaku berisiko kesehatan. Pengetahuan dan persepsi remaja terhadap perilaku berisiko tersebut dapat dibentuk dengan siapa remaja berdiskusi tentang informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana lawan diskusi mempengaruhi perilaku berisiko kesehatan remaja. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah. Kemudian yang berperan sebagai lawan diskusi yaitu teman, ayah, ibu, saudara, keluarga, guru, tokoh agama, dan petugas kesehatan digunakan sebagai variabel independen. Sosiodemografi, akses media, dan keberadaan teman berisiko menjadi variabel kontrol. Analisis data menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja. Populasi penelitian adalah remaja laki-laki dan perempuan belum menikah usia 15-24 tahun. Hasil analisis memperlihatkan bahwa lawan diskusi terbukti berhubungan dengan perilaku remaja. Remaja yang berdiskusi dengan teman akan meningkatkan risiko terhadap semua perilaku berisiko. Remaja yang berdiskusi dengan ayah memiliki risiko lebih tinggi untuk merokok dan minum alkohol. Sebaliknya, ibu memiliki peranan penting untuk mencegah perilaku berisiko pada remaja. Kualitas lawan diskusi dan nilai-nilai informasi perlu menjadi pertimbangan untuk membantu remaja terproteksi dari perilaku negatif. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu perlu terlibat dalam upaya penanggulangan perilaku berisiko.

ABSTRACT
Smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex are health risk behaviors. The adolescent knowledge and perception on such risk behaviors might be shape by whom the health related information has been discussed. This research aims to assess to what extent discussion partner influence on adolescent health risk behaviour. Dependent variables used in this research are smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex. Then, Those who role as discussion partners such as friends, fathers, mothers, relatives, teachers, religious leaders, health service provider are functioned as independent variables. Sociodemographic, the access of media, and the existence of peers behaving risky become control variables. Data used in this research is Indonesia Demographic and Health Survey 2012, Adolescent Reproductive Health component. The population of the research is unmarried young men and women aged between 15-24 years old. The result shows that a discussion partner is proven to have association with young behavior. Adolesecent who discuss with friends will increase the risk to any risky behavior. Adolescent who discuss with fathers have potentially higher risk to drinking alcohol and smoking than the other one. Contrast to fathers, mothers have an important role to prevent any risky behaviors on adolescent. The quality of discussion partner and information values need to become consideration to help protect adolescent from negative behaviors. This research shows that mothers need to involved in the effort to overcome risky behaviors"
2016
S64639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library