Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Morgan, Lynn Marie
New York: Cambridge University Press, 1993
362.1 MOR c (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Octavia
Abstrak :
Pelayanan kedokteran keluarga merupakan bagian pelayanan kesehatan primer, adalah pelayanan kesehatan esensial dan merupakan kontak pertama masyarakat kepada sistem pelayanan kesehatan. Berdasarkan laporan WHO tahun 2007, negara dengan pelayanan kesehatan primer yang kuat memiliki anggaran yang kecil dalam pembiayaan kesehatannya. Pelayanan kedokteran keluarga memandang pasien bukan hanya sebagai individu, melainkan sebagai satu kesatuan dengan keluarga dan komunitasnya, dilakukan dengan cara komprehensif, berkesinambungan, kontinu dan patient centered. Kementerian Kesehatan telah menyusun rancangan kebijakan pelayanan kedokteran keluarga sejak tahun 2010 dan masih berproses hingga saat ini. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak penyusunannya, maka dipandang perlu melakukan pengembangan terhadap rancangan tersebut. ......Family medicine is a part of primary helath care, which a essential health care and being first contact to the health care system.According to WHO annual report in year of 2007, a country with a strong primary health care have a smaal amount for their country health budgetting. Family medicine treat the patient not only just an individual but also as a unity with the family and their community, by doing a comprehensif, sustainable, continu and patient centered. Ministry of Health of Republic of Indonesia has already design a family medicine policy in year of 2010 and still in process until nowadays. Regarding the developments in science and technology since its formulation, it is necessary to conduct development of the design.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Putri
Abstrak :
Transformasi pelayanan kesehatan primer merupakan Pilar Pertama dalam Transformasi Kesehatan. Pendampingan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas (ILP) untuk mewujudkan fokus transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2022. Penelitian bertujuan melakukan analisis kebijakan ILP di lokasi intervensi awal, mewakili karakteristik wilayah Puskesmas. Lokasi penelitian adalah Puskesmas Kebonsari, Kota Surabaya, Puskesmas Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, Puskesmas Banjarwangi, Kabupaten Garut, dan Puskesmas Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus eksploratif. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan realist evaluation dengan empat tahap yaitu pengembangan teori program, pengumpulan data, pengujian teori program serta interpretasi dan perbaikan. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam, FGD, telaah dokumen dan observasi. Informan penelitian ini sejumlah 73 orang mulai dari tingkat Pusat dan daerah (Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas dan Desa). Di seluruh lokasi, durasi pelayanan bertambah akibat skrining antara lain disebabkan kurangnya dokter. Di perkotaan, terdapat sistem pendaftaran online dan batasan durasi pelayanan yang berpengaruh. Posyandu Prima dan Posyandu mewujudkan tersedianya akses di tingkat desa melalui pemenuhan sumber daya termasuk bidan, perawat dan kader. Belum semua lokasi melaksanakan Posyandu dusun terintegrasi satu waktu. Pelaksanaan Posyandu integrasi perlu memperhatikan jumlah sasaran dan SDMK yang bertugas. Sosialisasi dengan pendekatan sesuai karakter masyarakat dapat meningkatkan utilisasi layanan dalam ILP. Dashboard untuk mewujudkan Pemantauan Wilayah Setempat masih belum optimal. Koordinasi kasus antar Puskesmas sampai desa dilakukan manual via telepon maupun kartu kontrol. Tingginya komitmen ditunjukkan oleh para aktor tingkat Pusat, Daerah dan Desa dibuktikan secara verbal, regulasi pendukung maupun alokasi anggaran termasuk insentif kader. Daerah siap mereplikasi ILP namun menyampaikan kebutuhan kejelasan regulasi. Penelitian ini menghasilkan teori program pelaksanaan ILP mengacu pada tiga fokus transformasi pelayanan primer serta regulasi, integrasi kebijakan dan dukungan stakeholders. Dalam konteks berbeda, pendekatan ILP akan mengalami mekanisme berbeda dalam menghasilkan outcome peningkatan utilisasi layanan. Diperlukan percepatan kebijakan untuk mendukung pendekatan ILP serta harmonisasi kebijakan pendukung untuk konsistensi dukungan daerah dalam replikasi ILP. ......Transformation of primary health services is the first pillar of Health Transformation. Pilot of Integrated Primary Health Care in Puskesmas (ILP) to implement the focus of the transformation of primary health services carried out from July to October 2022. This research aims to conduct a policy analysis of ILP at the initial intervention location, representing the characteristics of the Puskesmas. Research locations were in Puskesmas Kebonsari in Surabaya, Puskesmas Jereweh in Sumbawa Barat, Puskesmas Banjarwangi in Garut, and Puskesmas Niki-Niki in Timor Tengah Selatan. This research used qualitative method with an exploratory case study design. The study was conducted using a realist evaluation approach in four stages: development of program theory; data collection; testing the program theory; interpretation and refinement. Primary data were obtained from in-depth interviews, FGDs, document reviews, and observations. The informants for this study were 73 people from the central and regional levels (Provincial, District/City Health Offices, Puskesmas, and Villages). In all locations, the duration of service increased as a result of screening, in part because of a lack of doctors. In urban areas, there is an online registration system, and service duration limits that matter. Posyandu Prima and Posyandu provide access at the village level through the fulfillment of resources including midwives, nurses, and cadres. Not all locations performed integrated Posyandu at one time. The implementation of integrated Posyandu needs to pay attention to the number of targets and the health staff involved. Socialization with an approach depending on community character can increase service utilization od ILP. The dashboard for accomplish Local Area Monitoring is still not optimal. Coordination of cases between Puskesmas and villages was done manually via telephone or control card. Actors at the Central, Regional, and Village levels showed a high level of commitment as evidenced verbally, supporting regulations and budget allocations including cadre incentives. Several regions are ready to replicate the ILP, but convey the need for regulatory clarification. This research create program theories of ILP referring to the three focuses of primary service transformation as well as regulation, policy integration, and stakeholders support. In different contexts, the ILP approach will experience different mechanisms in producing service utilization improvement outcomes. Policy acceleration is needed to support the ILP approach and harmonize supporting policies for consistent local government support in ILP replication.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Ilza Andesti
Abstrak :
Pelayanan kesehatan primer merupakan elemen utama dari proses pelayanan kesehatan berkelanjutan. Pelayanan kesehatan primer didaulat sebagai level pertama kontak pasien terhadap pelayanan kesehatan. Namun dalam pelaksanaanya apabila tidak dilakukan dengan komprehensif akan berdampak terhadap kesenjangan pelayanan kesehatan di tingkat primer. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di tingkat primer belum optimal. Oleh sebab itu sistem gatekeeping dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan utama di masyarakat yang dikemas secara terjangkau, melalui pelayanan kesehatan promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan dampak dari implementasi sistem gatekeeping di berbagai negara. Informasi pada penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil penelusuran website dan jurnal yang telah dipublikasikan dengan bantuan akses online database seperti ScienceDirect, PubMed, Proquest, dan WileyOnline.Terdapat 10 studi yang termasuk kedalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukah bahwa sistem gatekeeping telah dilakukan di berbagai negara dengan kebijakan yang berbeda-beda. Faktor dukungan dari unsur tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan status pendidikan pasien berkontribusi dalam efektivitas pelaksanaan sistem gatekeeping. Sistem gatekeeping berdampak positif yang menyebabkan utilisasi spesialis di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut menurun dan menyebabkan biaya pengeluaran rendah. Namun, ditemukan bahwa pelaksanaan sistem gatekeeping berdampak negatif terhadap kepuasan pasien yaitu berkurangnya tingkat kepuasan pasien akibat waktu tunggu yang lebih lama dalam meengakses pelayanan kesehatan. ......Primary health care is the main element of the sustainable health care process. Primary health services are asked to be the first level of patient contact with health services. However, if it is not carried out comprehensively, it will have an impact on health services at the primary level. This shows that the implementation of health services at the primary level has not been optimal. Therefore, the gatekeeping system is designed to address the main health problems in the community that are packaged in an affordable way, through promotive, preventive, curative and rehabilitative health services. This study aims to describe the implementation and impact of the implementation of the gatekeeping system in various countries. The information in this study was obtained based on the results of browsing websites and journals that have received assistance in accessing online databases such as ScienceDirect, PubMed, Proquest, and WileyOnline. There are 10 studies included in this study. The results of the study show that the gatekeeping system has been carried out in various countries with different policies. Support factors from elements of health workers, adequate health care facilities and patient education status contribute to the effectiveness of the implementation of the gatekeeping system. The gatekeeping system has a positive impact on reducing visits to specialists and plays a role in reducing utilization and costs. However, in patient satisfaction the implementation of the gatekeeping system was found to have a negative impact, namely reducing the level of patient satisfaction due to long waiting times in accessing health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Safitri Rachmaningsih
Abstrak :

Integrasi pelayanan kesehatan primer (ILP) merupakan bagian dari transformasi layanan primer yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan puskesmas dan jejaringnya dalam penerapan ILP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus pada puskesmas dengan karakteristik perkotaan, yaitu di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian mengadopsi kerangka konseptual pemantauan PHC oleh WHO dan teori kesiapan perubahan organisasi oleh Weiner. Hasil penelitian menujukkan bahwa kesiapan ILP di Puskesmas Pamulang belum sepenuhnya siap untuk pelayanan berbasis klaster, pendekatan jejaring, dan penguatan digitalisasi. Ketersediaan sumber daya berupa SDM, infrastruktur, dan sarana prasarana belum memadai, khususnya pada level jejaring puskesmas. Kesiapan teknologi digital masih terkendala dan belum turunnya pembiayaan menjadi faktor yang menghambat persiapan ILP. Terdapat komitmen individu berupa pemahaman informasi dan penilaian positif terhadap ILP, serta komitmen organisasi melalui dukungan tata kelola berupa draft regulasi dan pembiayaan yang telah dialokasikan sebagai inisiasi penerapan ILP sehingga hambatan yang bersifat teknis diharapkan dapat diatasi. Penelitian ini merekomendasikan agar pembiayaan untuk kegiatan persiapan ILP segera diturunkan, dilakukan pemenuhan sumber daya di puskesmas dan posyandu, serta diperlukan dukungan kerja sama dan komitmen semua pihak dalam penerapan ILP. Keterbatasan penelitian ini belum dapat menganalisis lebih detail kecukupan jumlah anggaran yang dialokasikan dan kebutuhan sumber daya sesuai standar pelayanan untuk setiap klaster sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang dapat memperkaya analisis terhadap faktor-faktor tersebut. ......Integrated primary healthcare (ILP) is part of the transformation of primary healthcare aimed at improving access to quality healthcare. This study aims to analyze the readiness of community health centers (puskesmas) and their networks in implementing ILP. This research used a qualitative approach, focusing on a case study of a puskesmas in an urban setting, specifically in the operational area of Puskesmas Pamulang in South Tangerang. Data collection methods include in-depth interviews, observations, and document reviews. This research adopts the conceptual framework of PHC monitoring by WHO and Weiner's theory of organizational change readiness. The findings indicate that the readiness of ILP at Puskesmas Pamulang is not fully prepared for cluster-based services, networking approaches, and digitalization strengthening. Resource availability in terms of human resources, infrastructure, and facilities is inadequate, especially at the puskesmas network level. The readiness for digital technology is still constrained, and the lack of funding hampers ILP preparation. Individual commitment, demonstrated through an understanding of information and positive assessments of ILP, as well as organizational commitment evidenced by governance support such as draft regulations and allocated funding, serve as initiatives for ILP implementation, which is expected to overcome technical barriers. The study recommends prompt allocation of funding for ILP preparation, resource fulfillment in puskesmas and posyandu, and the need for cooperation and commitment from all stakeholders in ILP implementation. The limitation of the study lies in its inability to analyze in detail the adequacy of the allocated budget and resource needs according to service standards for each cluster. Further research is needed to enrich the analysis of these factors.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Gerriananta
Abstrak :
Diagnosis dini diabetes merupakan kunci untuk mencegah mortalitas dan morbiditas akibat diabetes. Hal tersebut dapat dilakukan jika individu melakukan pemantauan gula darah secara rutin. Namun diperkirakan sebanyak 85% penduduk Indonesia tidak pernah memeriksakan gula darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara akses ke fasilitas kesehatan primer terhadap pemanfaatan pemeriksaan gula darah pada individu usia ≥18 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Sampel dari penelitian ini adalah penduduk Indonesia yang berumur ≥18. Hasil penelitian menunjukkan akses memiliki hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pemeriksaan gula darah setelah dikontrol variabel kovariat, meski hubungan yang ditemukan tidak terlalu besar. Akses ke fasilitas kesehatan primer dapat mempengaruhi individu untuk melakukan pemeriksaan gula darah, meski pengaruhnya tidak terlalu besar. ......Early diagnosis of diabetes is the key to preventing morbidity and mortality related to diabetes. This can be done if the individual monitors blood sugar regularly. However, it is estimated that as many as 85% of Indonesia's population have never had their blood sugar checked. This study aims to determine the relationship between access to primary health facilities and the utilization of blood sugar checks in primary health service. This study used a cross-sectional design and used secondary data from Riskesdas 2018. The sample for this study was Indonesian residents aged ≥18. The results showed that access had a significant relationship with the utilization of blood sugar checks, although the relationship found was not too large. Access to primary health facilities can influence individuals to do blood sugar checks, although the effect is not too big
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Newbury Park: Sage Publications, 1992
610.72 TOO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Anindyajati
Abstrak :
Pendahuluan: Depresi antenatal dialami oleh satu dari lima ibu hamil dan hal ini memengaruhi kesehatan ibu serta bayinya. Gejala depresi antenatal sulit dikenali karena tumpang tindih dengan perubahan fisik dan psikologis saat hamil. Depresi antenatal juga dihubungkan dengan beragam faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan depresi antenatal dan faktor risikonya di layanan kesehatan primer daerah urban. Metode: Studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif yang melibatkan ibu hamil di Poli Kesehatan Ibu Anak Puskesmas Kecamatan Matraman selama April-Agustus 2016. Responden mengisi kuesioner self-report berupa Kuesioner Data Umum untuk mendapat profil demografi, Lembar Pengenalan Gejala Depresi titik potong ge;5 untuk melihat gejala depresi pada ibu hamil, Kuesioner Dukungan Sosial titik potong ge;13 untuk melihat adanya dukungan sosial bagi ibu hamil, Kuesioner Kesesuaian Hubungan Suami Istri titik potong ge;16 untuk kesesuaian dalam pernikahan, serta derajat stres menggunakan Kuesioner Holmes-Rahe 300 stres berat . Data yang didapat diolah menggunakan analisis bivariat Chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: 107 ibu hamil berpartisipasi dalam penelitian ini. 15 ibu hamil n=16 menunjukkan gejala depresi antenatal. Model faktor risiko untuk depresi antenatal adalah aktivitas yang menghasilkan uang, jumlah kehamilan, riwayat lahir hidup, usia kehamilan, dukungan sosial, serta stres yang dialami ibu hamil Prob > chi2 = 0.0021. Pembahasan: Depresi antenatal relatif banyak ditemukan di layanan primer area urban sehingga perlu menjadi perhatian khusus. Depresi antenatal berhubungan dengan faktor biologis dan psikososial terutama dukungan sosial dan stres saat hamil. ......Introduction: One of five pregnant mothers experienced antenatal depression and this could affect both mother's and baby's health outcome. Identification of antenatal depression is uneasy due to its similarities with physiological and psychological changes during pregnancy period. Also, antenatal depression is related with various risk factors. This study will describe antenatal depression and its associated risk factors among urban primary health care practice. Method: A cross sectional study with consecutive sampling method of pregnant mothers who utilized maternal health services in Matraman Primary Health Care during April August 2016. They were asked to fill in self report questionnaires. Demographical characteristics were collected using patient's identity form, antenatal depression was determined using self report questionnaire Lembar Pengenalan Gejala Depresi LPGD with cut off ge 5 for presence of depression, social support using Kuesioner Dukungan Sosial KDS with cut off ge 13, relationship situation with husband using Kuesioner Kesesuaian Hubungan Suami Istri KHSI with cut off score ge 16, and level of stress experienced in the past years using Holmes Rahe questionnaire 300 severe stress. Data collected was analyzed using chi square and further with logistic regression. Result: 107 pregnant mothers joined this study. Fifteen percent n 16 of them were found to have depressive symptoms. Risk factors model for antenatal depression is generating income activities, number of pregnancies, history of livebirth, gestational age, social support, and stress during pregnancy Prob chi2 0.0021. Discussion: Antenatal depression found to be common in urban primary health care practice. Antenatal depression is related with biological and psychosocial factors, mainly social support and stress during pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kalangie, Nico S.
Abstrak :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah dilimpahkan kepada kami sekeluarga sehingga pada hari yang penting ini, saya dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap pada Universitas Indonesia. Sungguh membanggakan bahwa anak bungsu seorang guru Sekolah Dasar di Sulawesi Tengah dapat mencapai tingkat akademis dan tingkat jabatan tertinggi dalam rangka Tridarma Perguruan Tinggi. Pidato pengukuhan ini dengan judul di atas saya kemukakan karena saya berpendapat bahwa masalah-masalah pelayanan kesehatan bagi kalangan penduduk terbanyak di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, beserta organisasi pelayanannya tidak akan habis-habisnya sebagai kancah dan sasaran penelitian ilmiah ilmuwan-ilmuwan sosial, dalam konteks perubahan-perubahan sosiobudaya, politik dan ekonomi, serta hubungan-hubungan transnasional. Di sini saya membicarakan masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan yang dialami oleh program kesehatan primer bagi lapisan masyarakat pedesaan dan bawah, sebagai sisi lain dari kenyataan-kenyataan keberhasilannya yang dilaksanakan di Indonesia. Sehubungan dengan ini sasaran kajian dibatasi pada Puskesmas dan Posyandu. Diharapkan kajian ini dapat memberi gambaran kenyataan dan mungkin dapat menjadi masukan bagi perencanaan pengembangan/peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer(Primary Health Care). Penelitian di sini adalah pada segi persepsi pihak kelompok yang diharapkan menjadi kelompok partisipan. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang diutamakan adalah pengalaman pelayanan dari kelompok partisipan yang justru menjadi sasaran komunikasi inovasi sosial dari program. Uraian akan dilaksanakan dengan menggunakan 2 model yang diangkat dari data yang saya peroleh dalam penelitian (Kalangie 1980; 1989; 1990; 199 I ; 1994; 1994a; Kalangie et al. 1991).
1. Permasalahan Umum dan Latar Belakang Permasalahan utama yang diidentifikasikan dalam rangka kampanye kesehatan internasional adalah: Mengapa program-program penanggulan penyakit, kuratif dan pencegahan, yang ditujukan kepada penduduk yang dianggap paling membutuhkan di negara-negara berkembang sejak Perang Dunia II banyak menemui kegagalan atau kurang berhasil? Jawabannya menunjukkan suatu proses penemuan beberapa sumber masalah. Pertama, pemahaman, penerimaan, dan adopsi teknologi biomedis Barat yang disampaikan tidak terjadi dalam masa singkat seperti diharapkan oleh pembawa-pembawanya dari Barat. Kalau terjadi memakan waktu sesuai dengan proses pengambilan keputusan penduduk; selain, tergantung pada teknik komunikasi yang dipakai oleh pembawa, apakah berwawasan kebudayaan penduduk yang bersangkutan atau tidak. Tidak jarang inovasi ini ditolak oleh penduduk pribumi atau mengakibatkan terjadinya konflik kepercayaan. Dengan demikian, sumber masalah adalah premis budaya etnosentris kalangan pembawa sebagai profesional biomedis Barat, dan kendala-kendala budaya dan sosial penduduk pribumi yang menjadi sasaran komunikasi inovasi. Permasalahan tersebut telah didokumentasikan dalam kepustakaan kesehatan internasional sebagai `adversary model' atau model pertentangan kepercayaan (Foster 1977:528). Dengan kata lain persoalannya adalah mencari metode bagaimana kelompok partisipan dapat mengadopsi gagasan dan praktek kesehatan baru. Pemecahannya adalah berdasarkan pemahaman interaksi antara pengetahuan dan kepercayaan kesehatan dengan perilaku kesehatan, atau makna dari perilaku itu sendiri dalam proses melaksanakan tindakan kesehatan yang dapat terlihat kecil tetapi dapat pula kompleks (lihat Paul 1955: 1). Apa yang ingin digambarkan adalah suatu `ethnography of health habits' (Coreil 1990 : 9) dengan fokus utama pada perilaku kesehatan yang dianggap hambatan terhadap perubahan kesehatan yang dikehendaki program, serta metode yang tepat untuk mengatasinya. Pada dasarnya model ini dipakai untuk menerangkan resistensi sosiobudaya pada masyarakat non-Barat dalam menerima perawatan biomedis Barat (Foster 1977: 528) yang oleh pembawa program diupayakan sebagai pengganti keseluruhan sistem medis tradisional yang dalam kenyataannya tidak pernah terjadi atau berhasil.
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0480
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ferdian
Abstrak :
Tersedianya pelayanan kesehatan primer yang berkualitas dan memadai adalah elemenpenting dalam menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional untuk mewujudkankeberhasilan pembangunan nasional. Kurangnya minat dari mahasiswa kedokteran dalammemilih karier sebagai dokter yang bekerja di layanan kesehatan primer akan berdampakterhadap kesinambungan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Tujuan penelitian ini adalahdiperolehnya informasi mendalam tentang motivasi kesediaan Mahasiswa Program StudiProfesi Dokter PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran FK Unpad dalamberkarier di layanan kesehatan primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam dan diskusikelompok terarah. Informan adalah Mahasiswa PSPD FK Unpad periode Februari 2016-Juli 2017 yang telah melewati stase/rotasi klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat maupun IlmuKedokteran Keluarga. Untuk meningkatkan validitas data dilakukan triangulasi sumber,metode, data, dan analisis. Analisis data dilakukan menggunakan thematic analysis. Hasilpenelitian yang didapatkan melalui 13 wawancara mendalam dan 1 diskusi kelompok terarah menunjukkan bahwa motivasi yang hanya ditemukan pada Mahasiswa PSPD FK Unpad yangtertarik dalam berkarier di layanan kesehatan primer adalah berkaitan dengan beban kerja danwaktu kerja intrinsic process motivation ; nilai orientasi sosial, tanggung jawab, dankepedulian goal internalization ; konsep diri supel internal self concept-based motivation ;dan penerimaan masyarakat external self concept-based motivation. Dari hasil ini, FK Unpad diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa melalui kurikulum danlingkungan akademis yang mendukung tumbuhnya minat untuk berkarier di layanankesehatan primer. FK Unpad perlu memperkuat proses pendidikan yang memastikan konsepnilai dapat tumbuh dan berkembang. Proses pendidikan juga wajib memperhatikan role modelyang berinteraksi sebagai lingkungan terdekat mahasiswa selama pendidikan berlangsung. FKUnpad bersama Ikatan Alumni dan Organisasi Kemahasiswaan juga perlu menyusun programpengenalan profesi kepada mahasiswa sejak Program Studi Sarjana Kedokteran PSSK secara berkala, efektif, dan menarik. ......The availability of high quality primary healthcare service is an important factor to improvethe National Health Insurance program in Indonesia. Decreasing interest of medical studentsto work in primary healthcare service would give an impact to the continuity of healthcaresystem. The aim of this study was to explore the motivation and willingness to work inprimary healthcare service among interns in Faculty of Medicine Padjadjaran University. Aqualitative approach with in depth interview and focused group discussion was used in thisstudy. The participants were interns that already finished their rotation in Public Health andFamily Medicine course during February 2016 July 2017. Data validity is examined bytriangulation of informant, method, data, and analysis. Data were analyzed by thematicanalysis. Thirteen individual in depth interview and one focused group discussion sessionswere conducted. The results showed that participants motivation was related to workload andworking time intrinsic process motivation social orientation value, responsibility, andconcern goal internalization sociable self concept internal self concept based motivation and community acceptance external self concept based motivation. Based on these results, itis important to promote medical students motivation to work in primary healthcare servicethrough regular curriculum and academic environment. The medical faculty should promotegrowth and developmental value in learning process with good role model as the closestlearning experience for students. Together with association of alumni and studentsorganization, Faculty of Medicine Padjadjaran University also need to introduce the careeroptions early in effective ways and a regular period.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>