Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akbar Arif Pambudie
"Kualitas pelayanan memiliki peran penting terhadap pengguna layanan, termasuk juga pada pelayanan kesehatan mental. Universitas Indonesia, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi nasional, telah menyediakan layanan konseling bagi sivitas akademika UI, dalam hal ini mahasiswa UI sebagai bagian dari generasi Z. Pelayanan konseling ini terdapat di Klinik Satelit Makara Universitas Indonesia; yaitu layanan konsultasi psikologis yang membantu mahasiswa mengatasi permasalahan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan kesehatan mental pada Klinik Satelit Makara Universitas Indonesia bagi para mahasiswa generasi Z di era pandemi Covid-19. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini, yang juga merupakan penelitian deskriptif. Data penelitian ini didapat melalui wawancara mendalam dan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan mental di Klinik Satelit Makara sudah sesuai dengan terpenuhinya dimensi dari HSO & CPSI (2020), kecuali dimensi Accessible Care dikarenakan lamanya waktu tunggu dan sumber daya manusia yang belum mencukupi kebutuhan/ permintaan pengguna layanan. Meskipun demikian, Klinik Satelit Makara sudah melakukan berbagai langkah dalam menanggapi hal tersebut.

Service quality has an important role for service users, including mental health services. Universitas Indonesia, as one of the national higher education institutions, has provided counseling services for UI academics, in this case UI students as part of Generation Z. These counseling services are available at the Makara Satellite Clinic, University of Indonesia; namely psychological consulting services that help students overcome mental health problems. This study aims to analyze the quality of mental health services at the Makara Satellite Clinic, University of Indonesia for generation Z students in the Covid-19 pandemic era. A qualitative approach is used in this study, which is also a descriptive study. The research data were obtained through in-depth interviews and through literature study. The results showed that the quality of mental health services at the Makara Satellite Clinic was in accordance with the fulfillment of the dimensions of the HSO & CPSI (2020), except for the Accessible Care dimension due to the length of waiting time and human resources that did not meet the needs/demands of service users. However, Makara Satellite Clinic has taken various steps in response to this."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Hana Qatrunnada
"Mahasiswa Universitas Indonesia memiliki beberapa masalah berkaitan dengan kesehatan mental. Penelitian oleh Maulida 2012 menunjukkan bahwa 46,9 mahasiswa yang melakukan pencarian bantuan konseling di Badan Konseling Mahasiswa UI sudah mencapai tingkat depresi sedang. Namun jumlah pencarian bantuan oleh mahasiswa yang mempunyai masalah kejiwaan cukup rendah, dengan hanya sebanyak 22,5 ditangani dokter dan 2,4 ditangani psikolog Vidiawati, dkk., 2017.
Penelitian oleh Anita dan Hadjam 2017 menunjukkan adanya hubungan antara literasi kesehatan mental tinggi serta sikap positif terhadap kesehatan mental terhadap kecenderungan untuk mencari bantuan profesional dalam kasus gangguan mental.
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuisoner yang diisi responden secara mandiri. Kuesioner yang digunakan mengadaptasi dari Mental Health Literacy Questionnaire O Connor, 2015.
Pada penelitian didapatkan sebanyak 54,7 n = 204 responden memiliki tingkat literasi baik dan sebanyak 44,2 n = 165 memiliki tingkat literasi sedang. Literasi kesehatan mental mahasiswa tingkat satu program studi S1 Reguler Universitas Indonesia tahun 2018 sebagian besar sudah tergolong baik, namun masih banyak yang perlu ditingkatkan lagi.

University of Indonesia students have some problems related to mental health. Research by Maulida 2012 shows that 46.9 of students seeking counseling assistance at UI Student Counseling Body have reached moderate levels of depression. However, the number of seeking assistance by students who have psychiatric problems is quite low, with only 22.5 handled by doctors and 2.4 treated by psychologists Vidiawati, et al., 2017.
Research by Anita and Hadjam 2017 suggests an association between high mental health literacy as well as a positive attitude to mental health against a tendency to seek professional help in cases of mental disorders.
The aim of this research is to get mental health literacy picture on the first grade students of Regular University of Indonesia study program in 2018. The research uses quantitative approach with cross sectional design and is descriptive. The data collected is primary data by using questionnaires filled by respondents independently. The questionnaire used adapted from the Mental Health Literacy Questionnaire O 39 Connor, 2015.
The result showed that 54,7 n 204 had good literacy level and 44,2 n 165 had moderate literacy level. The mental health literacy of first year undergraduate students of Regular University of Indonesia in 2018 is mostly good, but there is still much that needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghniya Cascara Ahmad
"Mahasiswa yang berada pada fase dewasa muda rentan mengalami masalah kesehatan mental ketika ia sulit mencapai tugas perkembangannya. Faktor lingkungan, riwayat keluarga, pengalaman hidup, kesehatan fisik, self-efficacy, perubahan hormonal, serta faktor biologis dapat menjadi penyebab individu mengalami gangguan kesehatan mental. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang rendah dapat menjadi faktor individu mengalami gangguan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kesehatan mental khususnya pada mahasiswa yang sedang berada pada fase dewasa muda. Penelitian ini sudah dilakukan uji etik oleh komite etik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling pada 259 mahasiswa di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang berada pada rentan usia 18-25 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini, yaitu kuesioner Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form untuk kecerdasan emosional, kuesioner The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory-24 untuk kecerdasan spiritual, dan kuesioner Mental Health Inventory untuk kesehatan mental. Hasil dari penelitian ini menggambarkan 79,9% mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan emosi sedang, dan 54,1% mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan spiritual sedang. Adapun untuk kesehatan mental, sebanyak 56,4% mahasiswa memiliki kesehatan mental baik. Hasil analisis diperoleh nilai p = 0,001 (𝛼 = 0,05), sehingga dapat dibuktikan bahwa adanya hubungan antara ketiga variabel. Kecerdasan emosional dan kesehatan mental memiliki hubungan yang kuat, sedangkan kecerdasan spiritual degan kesehatan mental memiliki hubungan lemah. Melalui penelitian ini, diharapkan institusi pendidikan dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual agar bisa mencapai kesehatan mental yang sangat baik.

Students in the young adult phase are vulnerable to experiencing mental health problems when they have difficulty achieving their developmental tasks. Environmental factors, family history, life experiences, physical health, self-efficacy, hormonal changes, and biological factors can contribute to individuals experiencing mental health disorders. Low emotional intelligence and spiritual intelligence may be an individual factors experiencing mental health disorders. This study aims to determine the relationship between emotional intelligence, spiritual intelligence, and mental health, especially in students who are in the young adult phase. This research has been ethically tested by the ethics committee of the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia. The used method in this research is descriptive correlative quantitative research with a cross-sectional approach using probability sampling method with simple random sampling technique on 259 students at the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia within the age range of 18-25 years old. The research instruments used in this study were the Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form for emotional intelligence, The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory-24 questionnaire for spiritual intelligence, and the Mental Health Inventory questionnaire for mental health. The results of this study illustrate that 79.9% of students have a moderate level of emotional intelligence, and 54.1% of students have a moderate level of spiritual intelligence. As for mental health, 56.4% of students have good mental health. The results of the analysis obtained a value of p = 0.001 (𝛼 = 0.05), so it can be proven that there is a relationship between the three variables. Emotional intelligence and mental health have a strong relationship, while spiritual intelligence and mental health have a weak relationship. Through this research, we hope that educational institutions can help students to improve their emotional and spiritual intelligence to achieve excellent mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feniati Rahayu Aisyah
"Gangguan mental merupakan masalah kesehatan global. Hal tersebut juga didukung dengan adanya pandemi COVID-19. Perlunya pencegahan untuk menjaga kesehatan mental, diantaranya dengan meningkatkan literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana Universitas Islam 45 Bekasi tahun 2021 dan hubungannya dengan karakteristik individu. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner daring kepada 146 mahasiswa program sarjana yang dipilih melalui kuota per fakultas. Penelitian dilaksanakan pada April-Desember 2021 di Universitas Islam 45 Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor literasi kesehatan mental adalah 69,85 dari skala 100. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan uang saku dengan tingkat literasi kesehatan mental. Hasil ini menyarankan intervensi kesehatan mental melalui edukasi dengan mengadakan kuliah umum atau webinar, kegiatan olahraga bersama, dan bazar. Selain itu, pihak universitas dapat mengaktifkan kembali unit layanan psikologi, menyediakan call center dan layanan daring kesehatan mental, dan memberikan masukan kepada pembimbing akademik untuk memantau mahasiswa, baik dari segi akademis maupun fisik dan psikis mahasiswa.

Mental disorders are a global health problem. This is also supported by the COVID-19 pandemic. The need for prevention to maintain mental health, including by increasing mental health literacy. This study aims to determine the description of mental health literacy in undergraduate students at Universitas Islam 45 Bekasi 2021 and its relationship with individual characteristics. Data collection was carried out through filling out online questionnaires to 146 undergraduate students selected through a quota per faculty. The research was carried out in April-December 2021 at the 45 Islamic University, Bekasi. The results showed that the average mental health literacy score was 69.85 out of a scale of 100. There was a significant relationship between gender and pocket money with the level of mental health literacy. These results suggest mental health interventions through education by holding public lectures or webinars, joint sports activities, and bazaars. In addition, the university can reactivate the psychological service unit, provide a call center and mental health online services, and provide input to academic supervisors to monitor students, both academically and physically and psychologically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisha Almira
"Mahasiswa termasuk dalam kelompok usia dewasa muda yang sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental namun sangat sedikit yang mencari pertolongan. Self-Concealment sebagai faktor penghambat individu untuk mencari pertolongan dapat diatasi dengan media online karena memfasilitasi anonimitas. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara self-concealment dengan online help-seeking. Partisipan (N = 270) merupakan mahasiswa S1 aktif di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa self-concealment secara signifikan berhubungan dengan niat online help-seeking pada cara Mengunggah ke sumber anonim (r = 0,18, p < 0,01), cara Mencari dan membaca informasi (r = 0,29, p < 0,01), dan cara Mengirim pesan secara langsung kepada orang terdekat (r = -0,16, p < 0,01). Self-concealment juga secara signifikan berhubungan dengan perilaku online help seeking pada cara Mencari dan membaca informasi (r = 0,17, p < 0,01) dan cara Mengirim pesan kepada orang terdekat (r = -0,18, p < 0,01). Penemuan ini dapat berguna sebagai landasan untuk mengembangkan fungsi media online agar dapat meningkatkan pencarian bantuan pada orang dewasa muda, khususnya mahasiswa.

College students are classified as young adult age groups who are very vulnerable to mental health disorders but very few of them are seeking help. Self-concealment as an inhibiting factor for individuals to seek help can be overcome by online media because it facilitates anonymity. This correlational study aimed to see the relationship betweet self-concealment and online-help seeking. Participants (N = 270) were active undergraduate students in Indonesia. Results showed that self-concealment was significantly related to online help-seeking intentions by way of Posting to Anonymous sources (r = 0,18, p < 0,01), Searching and reading information (r = 0,29, p < 0,01), and Directly messaging close others (r = -0,16, p < 0,01). Self-concealment is also significantly related to online help-seeking behavior by way of Searching and reading information (r = 0,17, p < 0,01), and Directly messaging close others (r = -0,18, p < 0,01). These findings can be useful as a basis to develop online media functions in order to increase help-seeking in young adults, especially college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rini Hastuti Ramelan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Vinandityo
"Menurut teori perkembangan, mahasiswa umumnya termasuk dalam rentang usia dewasa muda, dimana individu dihadapkan pada berbagai masalah, baik pada kehidupan di dalam maupun di luar kampus. Salah satu aset penting yang perlu dimiliki mahasiswa untuk menghadapi masalah-masalah serta memenuhi tugas perkembangannya adalah psychological well-being (PWB). Menurut literatur, studi mengenai PWB pada mahasiswa masih tergolong sedikit. Kreativitas merupakan elemen esensial pada kehidupan mahasiswa. Terdapat jenis kreativitas lain yang masih sedikit mendapat perhatian, yang disebut sebagai everyday creativity (EC). Kreativitas ini ditemukan berhubungan dengan psychological well-being, namun bagaimana kreativitas tersebut berperan dalam kehidupan mahasiswa masih belum banyak diketahui. Penelitian dilakukan pada sampel 120 mahasiswa Universitas Indonesia, menggunakan alat ukur Ryff’s Scales of Psychological Well-Being yang dikembangkan oleh Ryff (1989) dan Everyday Creativity Questionnaire yang dikembangkan Ivcevic & Mayer (2009). Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan signifikan antara everyday creativity dan psychological well-being.

According to a developmental theory, senior college students in general are in the stage of young adulthood, where they encounter various kinds of challenges, both in and outside the campus. One of the most important resources that help college students cope with these challenges and accomplish the development tasks required in this stage is psychological well-being (PWB). According to the literature, there are not many studies on the psychological well-being of college students. Creativity is an essential element in the university life. A form of creativity, called everyday creativity, is reported to be rather neglected in the research on creativity. Everyday creativity is reportedly related to psychological well-being, but not much is known about the role it plays in the everyday life of college students. A study is conducted to a sample of 120 college students of Universitas Indonesia, using Ryff’s Scales of Psychological Well-being and the Everyday Creativity Questionnaire. Results show there is a significant correlation between everyday creativity and psychological well-being.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Annisa
"Mahasiswa tingkat akhir mengalami gejala depresi paling banyak. Stigma negatif di lingkungan kampus menyebabkan mahasiswa mengisolasikan diri dari bantuan psikologis. Media sosial menjadi alternatif pencarian informasi kesehatan mental. Namun, maraknya informasi kesehatan mental dengan gejala-gejala yang detail dapat memunculkan perilaku self-diagnosis. Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengidentifikasi tingkat literasi informasi dalam antisipasi self-diagnosis kesehatan mental pada mahasiswa tingkat akhir sebagai pengguna Instagram; 2) untuk mengidentifikasi perilaku self-diagnosis kesehatan mental pada mahasiswa tingkat akhir sebagai pengguna Instagram; 3) untuk mengukur hipotesis dengan korelasi antara tingkat literasi informasi dengan perilaku self-diagnosis; dan 4) untuk mengukur koefisien determinasi tingkat literasi informasi dan antisipasi perilaku self-diagnosis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional dan bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara daring melalui WhatsApp, Line, dan Instagram. Responden dalam penelitian ini sebanyak 289 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi informasi mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia tahun 2019 dalam kategori “Baik” dan perilaku selfdiagnosis mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia berada pada tingkat “Kuat”. Selain itu, terdapat hubungan korelasi positif antara tingkat literasi informasi dalam antisipasi self-diagnosis kesehatan mental. Oleh karena itu, tingginya tingkat literasi informasi pada mahasiswa tingkat akhir akan mempengaruhi perilaku self-diagnosis.

Final year students experience the most depressive symptoms. The negative stigma on campus causes students to isolate themselves from psychological assistance. Social media is an alternative to seeking mental health information. The rapid spread of information about mental health with symptoms that are more detailed can lead to self-diagnosis behavior. This study aims 1) to identify the level of information literacy in anticipating mental health self-diagnosis in final year college students as Instagram users; 2) to identify mental health self-diagnosis behavior in final year students as Instagram users; 3) to measure the hypothesis with a correlation between the level of information literacy and self- diagnosis behavior; and 4) to measure the coefficient of determination of information literacy levels and anticipation of self-diagnosis behavior. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional design and a descriptive method. The data collection is carried out through questionnaires which are distributed online via WhatsApp, Line and Instagram. Respondents in this study are 289 respondents. The results show that the information literacy level of 2019 University of Indonesia final year students are in the "Good" category and the self-diagnosis behavior is at the "Strong" level. In addition, there is a positive correlation between the level of information literacy in anticipating mental health self-diagnosis. Therefore, the high level of information literacy in final year students will affect self-diagnosis behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library