Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aridon Anikar
Abstrak :
Proporsi tingkat kesegaran jasmani kurang pada anak usia remaja (10-I9 tahun) di Indonesia diketahui masih cukup tinggi, hal ini akan memberi dampak buruk pada daya tahan kerja, kecerdasan, dan produktivitas mereka. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan informasi tentang proporsi tingkat kesegaran jasmani kurang pada siswa SLTP Negeri dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani mereka. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kodya Bandar Lampung atas dasar bahwa penelitian semacam ini belum pernah ada dan jumlah SLTP Negeri yang ada di kecamatan tersebut paling banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Kodya Bandar Lampung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 200 orang siswa kelas I s/d III yang dipilih secara acak sederhana dari 5 SLTP Negeri. Tingkat kesegaran jasmani sampel diukur dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Piagam Presiden Untuk Siswa SMTP, sedangkan analisa data dilakukan dengan metoda regresi logistik. Hipotesa yang diajukan adalah ada hubungan antara faktor jenis kelamin, umur; aktivitas fisik, status gizi, keadaan kesehatan, kebiasaan makan pagi, atau kebiasaan merokok dengan tingkat kesegaran jasmani siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 69,4% dari seluruh siswa yang diteliti ternyata memiliki jasmani yang tidak segar. Setelah dikontrol dengan faktor lainnya ternyata status gizi, kebiasaan makan pagi, jenis kelamin, dan keadaan kesehatan siswa merupakan faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani. Salah satu kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kebiasaan makan pagi merupakan faktor yang paling besar tingkat resikonya terhadap kesegaran jasmani siswa, karena siswa yang tidak biasa makan pagi ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan jasmani yang tidak segar sebesar 14,13 kali lebih tinggi dibandingkan siswa yang biasa makan pagi (POR = 14,13; 95% CI: 1,79 - 111,24; p = 0,0119 ). Saran yang bisa diberikan adalah meningkatkan KIE kepada siswa, guru, dan orang tua murid dalam berbagai kesempatan dan cara tentang pentingnya makan pagi bagi kesegaran jasmani siswa. ......Milt physical fitness level proportion at teenagers (10-19 year old) in Indonesia has been known still in high level, furthermore that would become a damage effect on work endurance, intellegentia, and their productivity. The purpose of this research is to get more infomation about ratio of milt physical fitness level at Public Yunior High Schools students and factors that related with their physical fitness level. The research was conducted in West Tanjungkarang Subdistrict Bandar Lampung District, based on there was not any similar research before, and the number of Public Yunior High Schools in this subdistrict are greater than in other subdistricts in Bandar Lampung District. Moreover, cross sectional analysis was used in this design research. The samples consist of 200 students fiom the first to third grade at 5 Public Yunior High Schools, those were choosen randomly. Physical fitness level of the samples were measured with the President Charter of Physical Fitness Test for Yunuior High School Student. The data were analyzed with logistic regression method. The submitted hypqtesis is there were relationships among sex, age, physical activity, nutritional status, healthiness, breakfast custom, and smoking behavior factor with student physical fitness level. Further, the result showed that 69.4% of student fiom the samples had tmtit body. In fact, after it was controlled with another factor, it appeared that nutritional status, breakfast custom, sex, and student health condition were risk factors which related with physical fitness level.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dangsina Moeloek
Abstrak :
Telah dilakukan pemeriksaan kesegaran jasmani terhadap calon anggota MAPALA UI sebanyak 42 orang. Penelitian dilakukan mengingat peminat pencinta alam semakin banyak khususnya pendaki gunung dan hingga saat ini belum diketahui keadaan pendaki sebelum berangkat ataupun persiapan fisiknya. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana keadaan kesegaran jasmani calon anggota MAPALA UI khususnya pada aspek kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan sebagai langkah awal dalam pembinaan kegiatan MAPALA.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Abstrak :
Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas kerja Hasil penelitian Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (PKJR) Depdikbud (1993), tenaga kerja di dua perusahaan elektronik dan dua perusahaan tekstil diperoleh angka secara berturut-turut 58,42% dan 58,95% di Jakarta dan Bogor tergolong memiliki tingkat kesegaran jasmani dengan kategori lasrang. Memperhatikan pentingnya peranan kesegaran jasmani terhadap produktifitas, PT. Indomobil Suzuki International (IST) yang memproduksi mesin kendaraan bermotor jenis kendaraan Suzuki ingin mengetahui tingkat kesegaran jasmani tenaga kerja bagian produksi. Untuk itu dilakukan penelitian terhadap tenaga kerja bagian produksi PT. ISI yang bertujuan mengetahui gambaran tingkat kesegaran jasmani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan strategi pemodelan menggunakan data sekimder di Balai Keseharan Olahraga Masyarakat (BKOM) Depkes RI Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional, dengan sampel sejumlah 333 orang. Dalam melakukan strategi pemodelan digunakan uji regresi logistik ganda. Berdasarkan klasifikasi kesegaran jasmani yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1996), sebagian besar (41,4%) tenaga kerja bagian produksi PT. ISI memiliki kesegaran jasmani dengan kategori sedang namun bila kategori tersebut disederhanakan seperti yang digunakan oleh Sulistyowati (2000), sebagian besar (53,8%) tenaga kerja memiliki kesegaran jasmani dengan kategori baik Berdasarkan klasifikasi Persentase Lemak Tubuh (PLT) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang digunakan oleh Depkes RI (1996), sebagian besar (40,2%) tenaga kerja memiliki PLT dengan kategori baik dan sebagian besar (76,6%) tenaga kerja memiliki IMT dengan kategori normal. Berdasarkan klasifikasi Tekanan Darah Diastolik (TDD) yang digunakan oleh Americans hnstitures of Medicine (1988), sebagian baser (45,0%) tenaga kerja memiliki TDD dengan kategori normal. Berdasarkan klasifikasi umur yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1995), sebagian besar (45,9%) tenaga kerja termasuk dalam golongan umur 40-49 tahun. Berdasarkan uji Pearson chi-Square pada derajat kepercayaan 95%, secara statistik menunjukkan hubungann yang bermakna antara kategori PLT dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), kategon IMT dengan kesegaran jasmani (p = 0,001), kategori TTD dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara golongan umur dengan kesegaran jasmani (p= 0,486). Berdasarkan analisis regresi logistik ganda dengan strategi pemodelan, faktor-faktor yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah kategori PLT, kategori IMT, kategori TDD, dan golongan umur. Tenaga kerja yang memiliki PLT dengan kategori lebih dan gemuk (PLT > 17%) mempunyai risiko 12,22 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang mempunyai PLT baik sekali (PLT 5-10%); mereka yang memiliki IMT dengan kategori kurus (IMT<18,5) mempunyai risiko 6,42 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki IMT dengan kategori normal (IMT 18,5-25,0); mereka yang memiliki TDD dengan kategori tinggi mempunyai risiko 3,41 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki TDD dengan kategori normal; dan mereka yang berumur 50-59 tahun mempunyai risiko 1,45 kali untuk memiliki kesegaran dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang berumur 20-29 tahun, namun risiko umur tersebut secara statistik tidak bermakna. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar PT. LSI mengantisipasi kesegaran jasmani tenaga kerja dengan mega aktifitas fisik tenaga kerja melalui penggalakan program olahraga dan pengaturan menu makanan yang adekuat. ......It is stated that physical fitness is one of the factors which influence productivity. Research result from Center of Physical Fitness and Recreation (CPFR), Departmont of Education and Culture (DEC) (1993), found that 58.42% of workers at two electronic companies and 58.95% of workers at two textile companies have low physical fitness. PT. ISI, the company that produces Suzuki machine, understand that physical fitness have influence to productivity. Therefore, the company wants to find out the physical fitness of company woken, especially those who works at the deparhnent of production. For this reason, study about physical fitness among workers at the department is conducted. The objective of the study is to know the degree of physical fitness and it influence factors by using modeling strategy. Data for this study was using secondary data from the IPHS. The design of the study is cross-sectional with 333 samples, and using multiple logistic regression test in its modeling strategy. The study found that, based on physical fitness clasification which used by CPFR, Departement of Education and Culture (DEC) (1996), most of workers at PT. ISI (41.4%) have physical fitness in mild category, but if the category is simplified as used by Sulistyowati (2000), most of workers (53.8%) have physical fitness in good category. Based on Proportion of Body Fat (PBF) which clasified by The Departement of Health of RI (DCHRI) (1994), most of workers (40.2%) have PBF in good category. Based on Body Mass Index (BMI) clasification used by DOHRI (1996), most of workers (76.6%) have BMI in normal category. Based on Diastolic Blood Pressure (DBP) clasification used by Americans Institutes of Medicine (AIM) (1988), most of workers (45.0%) have DBP in normal category. Based on age clasification used by CPFR Departement of Education and Culture (1996), most of workers (45.9%) have age in 40-49 years category. Based on chi-Square Pearson test with 95% CI, there are a significant relations between PBF and physical fitness (p.1.000), BMI and physical fitness (p=0.001), DBP and physical fitness (p~,000). However, there is no significant relations between age and physical fitness (p.486). Result from multiple logistic regression analysis with modeling strategy, found that physical fitness is influenced by PBF, BMI, DBP and age. Workers with PBF in overweight and obese category (PBF >17%) face a greater risk 12.22 times to have low physical fitness compared to those with PBF in very good category (PBF=5-10%). While those who have BMI in thin category (BMI<18.5) have risk 6.42 times to have low physical fitness, compared to those workers who have normal category (BMI 18.5-25.0). Those who have high diastolic blood pressure face a risk 3.41 times to have low physical fitness, compared to workers with normal diastolic blood pressure; and workers with age 50-59 years old have risk 1.45 times to have low physical fitness than workers with age 20-29 years old. However, based on statistic this age relationship is not significant Regarding to the result of the study, it is suggested that PT. ISI should make an action to anticipate the physical fitness of the workers in increasing their physical activities through sport and adequate nutrition program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library