Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Firdaus
"Indonesia memiliki laut yang besar dan memiliki ikan yang banyak namun para nelayan belum bisa menyediakan ikan yang segar sehingga harga hasil tangkapannya menjadi murah dan menyebabkan nelayan tidak mendapat penghasilan yang cukup. Hal ini dikarenakan tidak semua nelayan paham cara pengolahan pasca panen. Ikan adalah bahan makanan yang mudah busuk. Penyebabnya adalah adanya aktivitas mikroorganisme yang bekerja di dalam tubuh ikan sehingga peneliti ingin melihat pemanfaatan NaOCl yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme agar ikan tidak cepat busuk dan kesegaran ikanĀ  dapat terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan zat NaOCl dalam proses pendinginan ikan. Metode yang digunakan adalah metode observasi selama 27 hari. Penelitian ini dilakukan yaitu melihat perbedaan ikan dalam penyimpanan (pendinginan) ikan yang menggunakan NaOCl dan tanpa NaOCl. Hasil penelitian menunjukkan ikan tanpa NaOCl dikatakan busuk pada hari ke 21 sedangkan ikan dengan NaOCl masih dikatakan baik atau belum mengalami pembusukan. Kesimpulannya adalah NaOCl memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah nelayan.

Indonesia has a large sea and has a lot of fish but the fishermen have not been able to provide fresh fish so the price of the catch becomes cheap and causes fishermen not to earn enough. This is because not all fishermen understand the way of post-harvest processing. Fish is a perishable food ingredient. The reason is the activity of microorganisms that work in the body of the fish so researchers want to see the Utilization of NaOCl which is able to kill microorganisms so that the fish do not rot quickly and the freshness of the fish can be maintained. The purpose of this study was to determine the effect of using NaOCl substances in the process of cooling fish. The method used is the observation method for 27 days. This research was conducted by looking at the differences in fish in the storage (cooling) of fish using NaOCl and without NaOCl. The results showed that fish without NaOCl were said to rot on day 21 while fish with NaOCl were still said to be good or had not experienced decay. he conclusion is that NaOCl has the potential to increase the added value of fishermen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dangsina Moeloek
"Telah dilakukan pemeriksaan kesegaran jasmani terhadap calon anggota MAPALA UI sebanyak 42 orang. Penelitian dilakukan mengingat peminat pencinta alam semakin banyak khususnya pendaki gunung dan hingga saat ini belum diketahui keadaan pendaki sebelum berangkat ataupun persiapan fisiknya. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana keadaan kesegaran jasmani calon anggota MAPALA UI khususnya pada aspek kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan sebagai langkah awal dalam pembinaan kegiatan MAPALA."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aridon Anikar
"Proporsi tingkat kesegaran jasmani kurang pada anak usia remaja (10-I9 tahun) di Indonesia diketahui masih cukup tinggi, hal ini akan memberi dampak buruk pada daya tahan kerja, kecerdasan, dan produktivitas mereka.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan informasi tentang proporsi tingkat kesegaran jasmani kurang pada siswa SLTP Negeri dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani mereka. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kodya Bandar Lampung atas dasar bahwa penelitian semacam ini belum pernah ada dan jumlah SLTP Negeri yang ada di kecamatan tersebut paling banyak dibandingkan kecamatan lainnya di Kodya Bandar Lampung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 200 orang siswa kelas I s/d III yang dipilih secara acak sederhana dari 5 SLTP Negeri. Tingkat kesegaran jasmani sampel diukur dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Piagam Presiden Untuk Siswa SMTP, sedangkan analisa data dilakukan dengan metoda regresi logistik. Hipotesa yang diajukan adalah ada hubungan antara faktor jenis kelamin, umur; aktivitas fisik, status gizi, keadaan kesehatan, kebiasaan makan pagi, atau kebiasaan merokok dengan tingkat kesegaran jasmani siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 69,4% dari seluruh siswa yang diteliti ternyata memiliki jasmani yang tidak segar. Setelah dikontrol dengan faktor lainnya ternyata status gizi, kebiasaan makan pagi, jenis kelamin, dan keadaan kesehatan siswa merupakan faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani.
Salah satu kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kebiasaan makan pagi merupakan faktor yang paling besar tingkat resikonya terhadap kesegaran jasmani siswa, karena siswa yang tidak biasa makan pagi ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan jasmani yang tidak segar sebesar 14,13 kali lebih tinggi dibandingkan siswa yang biasa makan pagi (POR = 14,13; 95% CI: 1,79 - 111,24; p = 0,0119 ). Saran yang bisa diberikan adalah meningkatkan KIE kepada siswa, guru, dan orang tua murid dalam berbagai kesempatan dan cara tentang pentingnya makan pagi bagi kesegaran jasmani siswa.

Milt physical fitness level proportion at teenagers (10-19 year old) in Indonesia has been known still in high level, furthermore that would become a damage effect on work endurance, intellegentia, and their productivity.
The purpose of this research is to get more infomation about ratio of milt physical fitness level at Public Yunior High Schools students and factors that related with their physical fitness level. The research was conducted in West Tanjungkarang Subdistrict Bandar Lampung District, based on there was not any similar research before, and the number of Public Yunior High Schools in this subdistrict are greater than in other subdistricts in Bandar Lampung District.
Moreover, cross sectional analysis was used in this design research. The samples consist of 200 students fiom the first to third grade at 5 Public Yunior High Schools, those were choosen randomly. Physical fitness level of the samples were measured with the President Charter of Physical Fitness Test for Yunuior High School Student.
The data were analyzed with logistic regression method. The submitted hypqtesis is there were relationships among sex, age, physical activity, nutritional status, healthiness, breakfast custom, and smoking behavior factor with student physical fitness level.
Further, the result showed that 69.4% of student fiom the samples had tmtit body. In fact, after it was controlled with another factor, it appeared that nutritional status, breakfast custom, sex, and student health condition were risk factors which related with physical fitness level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Kesegaran jasmani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas kerja Hasil penelitian Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (PKJR) Depdikbud (1993), tenaga kerja di dua perusahaan elektronik dan dua perusahaan tekstil diperoleh angka secara berturut-turut 58,42% dan 58,95% di Jakarta dan Bogor tergolong memiliki tingkat kesegaran jasmani dengan kategori lasrang.
Memperhatikan pentingnya peranan kesegaran jasmani terhadap produktifitas, PT. Indomobil Suzuki International (IST) yang memproduksi mesin kendaraan bermotor jenis kendaraan Suzuki ingin mengetahui tingkat kesegaran jasmani tenaga kerja bagian produksi. Untuk itu dilakukan penelitian terhadap tenaga kerja bagian produksi PT. ISI yang bertujuan mengetahui gambaran tingkat kesegaran jasmani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan strategi pemodelan menggunakan data sekimder di Balai Keseharan Olahraga Masyarakat (BKOM) Depkes RI Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional, dengan sampel sejumlah 333 orang. Dalam melakukan strategi pemodelan digunakan uji regresi logistik ganda.
Berdasarkan klasifikasi kesegaran jasmani yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1996), sebagian besar (41,4%) tenaga kerja bagian produksi PT. ISI memiliki kesegaran jasmani dengan kategori sedang namun bila kategori tersebut disederhanakan seperti yang digunakan oleh Sulistyowati (2000), sebagian besar (53,8%) tenaga kerja memiliki kesegaran jasmani dengan kategori baik Berdasarkan klasifikasi Persentase Lemak Tubuh (PLT) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang digunakan oleh Depkes RI (1996), sebagian besar (40,2%) tenaga kerja memiliki PLT dengan kategori baik dan sebagian besar (76,6%) tenaga kerja memiliki IMT dengan kategori normal.
Berdasarkan klasifikasi Tekanan Darah Diastolik (TDD) yang digunakan oleh Americans hnstitures of Medicine (1988), sebagian baser (45,0%) tenaga kerja memiliki TDD dengan kategori normal. Berdasarkan klasifikasi umur yang digunakan oleh PKJR Depdikbud (1995), sebagian besar (45,9%) tenaga kerja termasuk dalam golongan umur 40-49 tahun. Berdasarkan uji Pearson chi-Square pada derajat kepercayaan 95%, secara statistik menunjukkan hubungann yang bermakna antara kategori PLT dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), kategon IMT dengan kesegaran jasmani (p = 0,001), kategori TTD dengan kesegaran jasmani (p = 0,000), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara golongan umur dengan kesegaran jasmani (p= 0,486).
Berdasarkan analisis regresi logistik ganda dengan strategi pemodelan, faktor-faktor yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah kategori PLT, kategori IMT, kategori TDD, dan golongan umur. Tenaga kerja yang memiliki PLT dengan kategori lebih dan gemuk (PLT > 17%) mempunyai risiko 12,22 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang mempunyai PLT baik sekali (PLT 5-10%); mereka yang memiliki IMT dengan kategori kurus (IMT<18,5) mempunyai risiko 6,42 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki IMT dengan kategori normal (IMT 18,5-25,0); mereka yang memiliki TDD dengan kategori tinggi mempunyai risiko 3,41 kali untuk memiliki kesegaran jasmani dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang memiliki TDD dengan kategori normal; dan mereka yang berumur 50-59 tahun mempunyai risiko 1,45 kali untuk memiliki kesegaran dengan kategori kurang bila dibandingkan dengan teman mereka yang berumur 20-29 tahun, namun risiko umur tersebut secara statistik tidak bermakna.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar PT. LSI mengantisipasi kesegaran jasmani tenaga kerja dengan mega aktifitas fisik tenaga kerja melalui penggalakan program olahraga dan pengaturan menu makanan yang adekuat.

It is stated that physical fitness is one of the factors which influence productivity. Research result from Center of Physical Fitness and Recreation (CPFR), Departmont of Education and Culture (DEC) (1993), found that 58.42% of workers at two electronic companies and 58.95% of workers at two textile companies have low physical fitness.
PT. ISI, the company that produces Suzuki machine, understand that physical fitness have influence to productivity. Therefore, the company wants to find out the physical fitness of company woken, especially those who works at the deparhnent of production. For this reason, study about physical fitness among workers at the department is conducted. The objective of the study is to know the degree of physical fitness and it influence factors by using modeling strategy. Data for this study was using secondary data from the IPHS. The design of the study is cross-sectional with 333 samples, and using multiple logistic regression test in its modeling strategy.
The study found that, based on physical fitness clasification which used by CPFR, Departement of Education and Culture (DEC) (1996), most of workers at PT. ISI (41.4%) have physical fitness in mild category, but if the category is simplified as used by Sulistyowati (2000), most of workers (53.8%) have physical fitness in good category. Based on Proportion of Body Fat (PBF) which clasified by The Departement of Health of RI (DCHRI) (1994), most of workers (40.2%) have PBF in good category. Based on Body Mass Index (BMI) clasification used by DOHRI (1996), most of workers (76.6%) have BMI in normal category.
Based on Diastolic Blood Pressure (DBP) clasification used by Americans Institutes of Medicine (AIM) (1988), most of workers (45.0%) have DBP in normal category. Based on age clasification used by CPFR Departement of Education and Culture (1996), most of workers (45.9%) have age in 40-49 years category. Based on chi-Square Pearson test with 95% CI, there are a significant relations between PBF and physical fitness (p.1.000), BMI and physical fitness (p=0.001), DBP and physical fitness (p~,000). However, there is no significant relations between age and physical fitness (p.486).
Result from multiple logistic regression analysis with modeling strategy, found that physical fitness is influenced by PBF, BMI, DBP and age. Workers with PBF in overweight and obese category (PBF >17%) face a greater risk 12.22 times to have low physical fitness compared to those with PBF in very good category (PBF=5-10%). While those who have BMI in thin category (BMI<18.5) have risk 6.42 times to have low physical fitness, compared to those workers who have normal category (BMI 18.5-25.0). Those who have high diastolic blood pressure face a risk 3.41 times to have low physical fitness, compared to workers with normal diastolic blood pressure; and workers with age 50-59 years old have risk 1.45 times to have low physical fitness than workers with age 20-29 years old.
However, based on statistic this age relationship is not significant Regarding to the result of the study, it is suggested that PT. ISI should make an action to anticipate the physical fitness of the workers in increasing their physical activities through sport and adequate nutrition program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Hijratul Hasanah
"ABSTRACT
Kesegaran merupakan faktor penting penentu kualitas daging ayam. Peningkatan jumlah TVB-N Total Volatile Base-Nitrogen pada daging ayam selama penyimpanan menunjukkan penurunan mutu. Senyawa volatil seperti trimethylamine TMA , amonia NH3, dan dimethylamine DMA bertanggung jawab atas bau busuk dan perubahan warna daging. TVB-N bersifat mudah menguap dan sebagian besar terdiri atas amonia. Pada penelitian ini indikator gas amonia dikembangkan menggunakan PVA polyvinyl alcohol, kertas, dan zat warna alami dari ekstrak beras ketan hitam. PVA dan kertas digunakan sebagai matriks/substrat untuk meimobilisasi zat warna alami yang mengandung antosianin. Indikator ini menggunakan metode gasochromic yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya. Spektrum larutan ekstrak antosianin menunjukkan variasi warna untuk nilai pH yang berbeda pH 2-13 . Warna larutan ekstrak berubah dari warna merah pada pH asam menjadi kuning pada pH basa. Spektrum UV-vis larutan ekstrak terukur pada panjang gelombang 449-662 nm. Preparasi label dilakukan menggunakan metode simultan casting dan imersi. Label PVA, label kertas Whatman dan kertas Kalkir digunakan sebagai indikator gas amonia. Label diuji terhadap gas amonia dengan variasi konsentrasi 0,005 ; 0,025 ; 0,05 ; 0,1 ; dan 0,5. Perubahan warna label akibat interaksi dengan gas amonia dianalisis menggunakan Scanner dengan bantuan software imageJ. Stabilitas warna label diuji terhadap temperatur, kelembapan relatif RH , dan cahaya. Uji aplikasi dilakukan untuk melihat potensi label sebagai indikator untuk memonitor kesegaran daging ayam. Indikator gas amonia menunjukkan perubahan warna dari merah menuju ungu untuk pH 2 akibat pembusukan daging ayam. Sedangkan label pH 7 tidak menunjukkan perubahan warna yang dapat dilihat secara visual. Oleh karena itu label indikator ini dapat dikembangkan sebagai label gasochromic untuk memonitor kesegaran daging ayam.

ABSTRACT
Freshness is an important factor determining the quality of chicken meat. TVB N Total Volatile Base Nitrogen in chicken meat during storage showed a quality degradation. Volatiles amines, such as trimethylamine TMA, ammonia NH3, and dimethylamine DMA responsible for the chicken meat odour and discoloration. TVB N is volatile and mainly consist of ammonia. In this research, an ammonia gas indicator was developed using PVA polyvinyl alcohol, papers, and natural dyes from black glutinous rice extract. Both PVA and paper are solid matrices used to immobilize natural dyes, anthocyanin. This indicator uses a gasochromic method involving redox reaction. Spectrum of anthocyanin extract solutions showed color variations to different pH values pH 2 13 . Color change from red at acidic pH to yellow at basic pH. The UV vis spectrum of anthocyanin extract solutions measured at the maximum absorption peak 449 662 nm. Label preparations was conducted using simultaneous casting and immersion methods. PVA labels, Whatman, and Kalkir paper labels are used as ammonia gas indicator. Labels were tested to different ammonia exposure levels 0,005 0,025 0,05 0,1 dan 0,5. Color change of labels due to interaction with ammonia gas were analyzed using Scanner with imageJ software. Color stability were tested to temperature, relative humidity RH, and light. A test was conducted for potential use of ammonia gas indicator to monitor chicken meat freshness. The label indicator showed color change from red to violet at pH 2 due to chicken meat spoilage. While labels at pH 7 has no visible color changes. This indicator used a gasochromic label for chicken meat freshness monitoring."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library