Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1991
306.8 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idil Fithriansyah
"Tesis ini difokuskan pada pembahasan mengenai Determinan Rumah Tangga Pekerja Artak Di Indonesia dan mengetahui karakteristik kepala rumah tangga dan rumah tangganya. Data yang digunakan adalah data Susenas lahun 2007. Adapun 'usia anak yang digolongkan sébagai pekerja anak didalam penelitian ini adalah anak yang berusia I0-I4 tahun. Sedangkan model yang dipergunakan umuk pengolahan data adalah regresi logistik biner atau model logit, dengan penganalisaan secara deskriptif dan secara inferensial. Adapun variabel bebas yang dipakai adalah pendidikan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah rangga, status atau kondisi kesehatan kepala rumah tangga, Iapangan usaha utama kepala rumah tangga, status pekerjaan utama kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, lokasi atau daerah tempat tinggal rumah tangga, status sosial rumah tangga, status kepala rumah tangga.
Dari analisis deskriptif didapat bahwa karakteristik kepala rumah tangga dan rumah tangga yang menyebabkan munculnya rumah tangga pekerja anak yang jumlahnya terbanyak di Indonesia berdasarkan hasil penelitian ini adalah kepala rumah tangganya berjenis kelamin Iaki-laki, kepala rumah tangganya sudah berumur tua (diatas 40 tahun), kepala rumah tangganya dalam kondisi sehat atau ada gangguan tetapi tidak mengganggu kcgiatan, kepala rumah tangganya bekerja disektor informal, lapangan usaha utama kepala rumah tangganya adalah pertanian, tingkat pendidikan kepala rumah tangganya adalah tamat Sekolah Dasar kebawah, rumah tangganya berlokasi tempat tinggal di desa, jumlah anggota rumah tangga 5 orang atau lebih, status sosial rumah tangganya adalah rumah tangga diatas garis kemiskinan dan status kepala rumah tangganya lengkap.
Berdasarkan analisis inferensial didapat bahwa semakin rendahnya pendidikan kepala rumah tangga maka peluang munculnya rumah tangga pckerja anak besar. Sedangkan untuk variabel jenis kelamin kepala rumah tangga didapat bahwa kepala rumah tangga perempuan lebih berpeluang memunculkan rumah tangga pekerja anak dibandingkan dengan kepala rumah tangga iaki-laki. Adapun karakteristik kepala mmah tangga dan rumah tangga Iainnya seperti: status atau kondisi kesehatan kepala rumah tangga, pekerjaan utama kepala rumah tangga, status pekerjaan utama kepala rumah tangga, umur kepata rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, Iokasi atau daerah tempat tinggal rumah tangga, status sosial rumah tangga, status kepala rumah tangga, juga memiliki pengaruh terhadap keberadaan rumah tangga pekerja anak di Indonesia.

This thesis is concerned about determinant of household ol' child worker in Indonesia and knowing the characteristic of household head and household its. Data which used is Susenas data from 2007. Classification ol`child worker which used in this research was IO - 14 years. While model utilized for the data processing is binary regression logistics or logit model, with descriptive and inferential analysis. The free v riables which used are education of household head, gender of household head, status or health condition ol' household head, main sector of household head, main job status of household head. age of household head, number of household member, location or area ot` household residence, social status of household, and status of household head.
From descriptive analysis was got that characteristic of household and household head was causing appearance of household of child worker which its amount a lot of in Indonesia based on this research are gender of household head is a man, age of household head is old (above 40 years), household head is in healthy condition or no in health condition but do not bother the activity, household head works in informal sector, main sector of household head is agriculture, education level of household head is graduated from elementary school downwards. location of household is in rural, number of household member is S persons or more, social status of household is above line of poomess, and status of household head its com plete.
Based on analysis inferential was got that progressively low the education of household head hence the probability of appearance of household of child worker is bigger. While for the variable of gender of household head was got that household which lead by woman have bigger probability of appearance ot" household of child worker compared to lead by man. The characteristics of household head and the other household like : status or health condition of household head, main sector of' household head, main job status of household head, number of household member, location or area of' household residence. social status of household, status of household head, also have the influence to existence of household of child worker in Indonesia.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33926
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meigendaris Surtiabadi Putri
"Isu kesenjangan inklusi keuangan antar gender merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian dunia karena inklusi keuangan dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai apakah terdapat asosiasi antara perbedaan gender dan kesenjangan inklusi keuangan di Indonesia dan mengetahui faktor apa yang berkontribusi besar mempengaruhi kesenjangan inklusi keuangan antar gender menggunakan metode dekomposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat asosiasi negatif antara kepala rumah tangga perempuan dan inklusi keuangan. Hasil estimasi ini konsisten baik tanpa ataupun dengan menggunakan variabel kontrol karakteristik rumah tangga dan daerah. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan faktor terbesar yang menyebabkan adanya kesenjangan inklusi keuangan antar gender adalah keterbatasan kepala rumah tangga perempuan dalam kepemilikan telepon seluler, partisipasi dalam pasar tenaga kerja formal yang lebih rendah, dan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

The issue of financial inclusion gap between genders is one important issue that become a global concern because financial inclusion can enhance women's empowerment in many aspects. This study aims to describe whether there is an association between gender differences and financial inclusion in Indonesia. This study also analyze what factors contribute greatly to financial inclusion gap using the decomposition method. The results of this study indicate that there is negative association between female-headed household and financial inclusion. The estimation results are consistent both without and using household characteristics and regions characteristics as control variables. Moreover, this study also shows that the biggest factors causing the gender gap in financial inclusion are the limitations of the female-headed household in owning a mobile phone, lower participation in the formal labor market, and a lower level of education."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Tunggal Basuki Joko Purwanto
"Penelitian yang dilakukan dalam rangka menyusun tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai " Karakteristik sosio-demografi dan aktivitas penduduk lanjut usia di Jawa Tengah serta isnplikasi sosial-ekonominya.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data SUPAS 1985. Analisis data dilakukan baik dengan statistik deskriptif maupun dengan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang berdimensi dua atau tiga, terutama digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif variabel dan hubungan antar variabel yang karena variabel tak bebas yang dipelajari bersifat dipelajari dalam penelitian ini. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik sosio demografi yang terdiri dari variabel jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, hubungan dengan kepala rumah tangga dan pendidikan penduduk lanjut usia sebagai variabel bebas dengan aktivitas bekerja atau tidak bekerja yang dilakukan penduduk lanjut usia, sebagai variabel tak bebas, dikotomous atau binary, dan variabel bebasnya lebih dari satu variabel, maka teknik analisis yang dipertimbangkan paling sesuai adalah teknik analisis regresi logistik linier berganda.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penduduk lanjut usia di Jawa Tengah dengan batasan usia di atas atau sama dengan 65 tahun, terutama dicirikan dengan proporsi penduduk lanjut usia yang relatif lebih banyak yang tingggal di daerah pedesaan, relatif lebih banyak penduduk lanjut usia perempuan, relatif lebih banyak yang berstatus cerai mati, relatif kurang berpendidikan dan relatif masih banyak yang berstatus sebagai kepala rumah tangga.
Dari sejumlah 2.745 orang responden penduduk lanjut usia di Jawa Tengah dalam penelitian ini, sebanyak 1.037 orang responden atau 37,78 persen menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas. Sedangkan lainnya, dari sebanyak 1.706 orang responden atau 62,22 persen yang mampu melakukan aktivitas, 61,24 persen diantaranya atau 38,21 persen dari seluruh responden masih aktif melakukan aktivitas bekerja. Responden yang mampu melakukan aktivitas, tetapi tidak melakukan aktivitas bekerja sebanyak 659 orang atau sebanyak 24,01 persen dari seluruh responden. Mereka yang tidak bekerja ini, sebanyak 352 orang atau 2,82 persen dari seluruh penduduk lanjut usia atau sebanyak 33,41 persen dari mereka yang mampu melakukan aktivitas, aktivitas yang mereka lakukan adalah mengurus rumah tangga.
Sedangkan sisanya, sebanyak 307 orang atau 11,18 persen dari seluruh penduduk lanjut usia atau sebanyak 46,59 persen dari yang mampu melakukan aktivitas, mereka melakukan aktivitas lainnya. Peluang penduduk lanjut usia di Jawa Tengah ini untuk melakukan aktivitas bekerja, bila dilihat perbedaannya untuk masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin mempunyai hubungan positip nyata, sedangkan untuk variabel tempat tinggal dan pendidikan mempunyai hubungan negatip yang nyata. Untuk variabel status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga menunjukkan hubungan yang positip tidak nyata terhadap peluang penduduk lanjut usia di Jawa Tengah untuk melakukan aktivitas bekerja. Hal ini dapat dijelaskan bahwa peluang penduduk lanjut usia laki-laki untuk melakukan aktivitas bekerja lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk lanjut usia perempuan.
Penduduk lanjut usia yang tinggal di daerah pedesaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk melakukan aktivitas bekerja bila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Semakin berpendidikan, peluang untuk melakukan aktivitas bekerja di masa lanjut usia semakin kecil. Sedangkan untuk status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga, meskipun tidak mempunyai hubungan yang nyata, tetapi di antara keempat status perkawinan yang mempunyai peluang terbesar untuk melakukan aktivitas bekerja adalah penduduk lanjut usia yang berstatus kawin. Untuk variabel hubungan dengan kepala rumah tangga, di antara 5 kategori hubungan dengan kepala rumah tangga, mereka yang berstatus sebagai kepala rumah tangga mempunyai peluang yang terbesar untuk melakukan aktivitas bekerja."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Arumsari
"Inklusi keuangan mendorong Usaha Mikro (UM) untuk meningkatkan produktivitas karena kemudahan akses terhadap produk keuangan akan meningkatkan modal kerja. Namun, tidak semua pemilik UM mendapatkan akses tersebut terutama perempuan. Tantangan perempuan dalam UM antara lain adalah pembiayaan karena probabilitas kepemilikan aset rendah. Padahal, 64,5 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Saat ini, Kepala Rumah Tangga (KRT) perempuan memiliki peran signifikan dalam inklusi keuangan karena menggerakkan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh inklusi keuangan terhadap peluang kepemilikan Usaha Mikro pada KRT perempuan menggunakan metode Binary Logistic Regression. Variabel inklusi keuangan diwakili dengan kepemilikan rekening dan akses kredit bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peluang KRT perempuan yang memiliki rekening bank untuk memiliki usaha mikro lebih besar dibandingkan dengan KRT laki-laki. Namun, jika dibandingkan dengan kepemilikan kredit bank, peluang KRT laki-laki untuk memiliki usaha mikro lebih besar daripada KRT perempuan.

Financial inclusion encourages Micro Enterprises (ME) to increase productivity because easy access to financial products will increase working capital. However, not all ME owners get this access, especially women. The challenges for women in ME include financing because the probability of asset ownership is low. In fact, 64.5 percent of MSMEs in Indonesia are managed by women. Currently, female Heads of Households (HoH) have a significant role in financial inclusion because they drive the family economy. Therefore, this study aims to analyze the effect of financial inclusion on the chances of Micro Enterprise ownership in female HoH using the Binary Logistic Regression method. The financial inclusion variable is represented by account ownership and access to bank credit. The results of this study indicate that the chances of female HoH who have a bank account to have a micro business are greater than male HoH. However, when compared to bank credit ownership, the chances of male HoH to have a micro business are greater than female HoH."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarwati
"Tujuan penelitian pada tesis ini adalah untuk menganalisis foktor-faktor yang mendorong terjadinya putus sekolah anak usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah basil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1998 dan 2006. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini metiputi analisis diskriptif dan analisis inferensial dengan menerapkan regresi logistik.
Berdasadkan analisis diskriptif dan inferensial dapat di jelaskan bahwa, pada kelompok usia 7-12 tahun pada tahun 1998 dan 2006, semakin rendah status ekonomi rumah tangga seorang anak akan memiliki resiko putus seko1ah yang semakln besar dan semakin rendah pendidikan kepala rumah tangga semoktn besar resiko putus sekolah seorang anak.
Pada tahun 1998, makin sedikit jumlah anggota rumah tangga yaog dimiliki anak, semaldn besar reslko pa!UB sekolahnya. Ini berlawanan denpn tabun 2006. Pada tahun 1998, anak laki-laki memiliki resiko putus sekolah lebih kecil daripada anak perempaan. Hal ini berheda dengan tahun 2006, dimana anak laki-laki memiliki resiko putus sekolah lebih besar daripada anak perempuan.
Pada tahun 1998 dan 2006 anak yang tinggal di pedesaan mempunyai resiko putus sekolah yang lebih besar daripada yang tingal di perkotaan serta anak yang memiliki kepala rumah tangga laki-laki mempunyai resiko putus sekolah lebih kecil daripada anak yang memi1iki kepala rumah tangga perempuan. Resiko putus seko!ah tahun 1998 lebih besar daripada tahun 2006 yaitu 6 kali tahun 2006. Pada kelompok usia 13-15 tahun pada tahun 1998 dan 2006 semakin rendah pendidikan kepala rumah tangga semakin besar resiko putus sekolah seorang anak, semakin rendah status ekonomi rumah tangga, seorang anak akan memiliki resiko putus sekolah yang semakin besar, semakin sedikit jumlah anggota rumah tangga, semakin kecil resiko putus sekolahnya seorang anak, anak laki-laki mempunyai resiko putus sekolah yang lebih besar daripada anak perempuan, anak yang tinggal di pedesaan mempunyai resiko putus seko1ah yang lebih besar daripada yang tinggal di perkotaan dan anak yang memiliki kepala rumah tangga laki-laki mempunyai resiko putus sekolah lebih kecil dibandingkan anak yang memiliki kepala rumah tangga perempuan. Resiko putus sekolah tahun 1998 lebih besar dari tahun 2006 yaitu 2 kali tahun 2006.

The purpose research in this thesis is see risk schooling drop out difference on 1998 and 2006 based factors which boosting schooling drop out fur children 7-12 years old and 13-!S years old. The da!a which have used in this research come from Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1998 dan 2006.
The method of analysis which have conducted in this research are descriptive and inferential analysis with implementation of logistic regression. Based descriptive and inferential analysis, in the range 7-12 years old on 1998 and 2006, children form lower social economic status household will have higher risk schooling drop out and children from lower of academic background for head of household will have high risk of schooling drop out.
In 1998, children from the less number of family In house hold with have higher risk of schooling drop out. This case contradict which have happened In 2006. In 1998 the boy have lower risk schooling drop out than girl. This case Is difference which happen in 2006 whereas the boy have higher risk schooling drop out than girl.
In 1998 and 2006, children which have man as head of household have lower risk of schooling drop out that children which have lady as head of household. Risk of schooling drop out in 1998 is 6 (six) times 2006. In the range 13-15 year old n 1998 and 2006, children from the less of academic background head of household have higher risk of schooling drop out, children from the less economic status head of household have higher risk of schooling, children from the less number of family in household have lower risk their schooling drop out, the boy have higher risk of schooling drop out than the girl. Risk of schooling dropout 1998 is 2(two)times 2006."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Nelcy
"Jumlah kepala rumah tangga (KRT) perempuan di Indonesia terus meningkat. Untuk dapat menafkahi keluarganya, KRT perempuan harus bekerja keras, berpikir kreatif dan memanfaatkan teknologi digital sembari menjalani dua peran dalam kehidupan rumah tangganya. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan pendapatan mereka adalah dengan memanfaatkan Internet. Saat ini layanan internet yang paling banyak digunakan masyarakat adalah berbasis jaringan pita lebar generasi keempat (4G). Infrastruktur jaringan 4G pun sudah tersedia di sebagian besar wilayah Indonesia. Melalui teknologi 4G, masyarakat dapat merasakan layanan digital dengan kualitas data lebih baik, lebih cepat dan biaya lebih terjangkau. Meski teknologi sudah canggih, KRT perempuan dengan berbagai keterbatasan, belum tentu bisa memanfaatkannya secara optimal. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisa pengaruh teknologi jaringan 4G terhadap pendapatan per kapita rumah tangga, khususnya yang dikepalai perempuan dan menggunakan data yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2015 dan 2019 dengan sampel sebanyak 601.580 KRT. Metode yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan teknologi 4G melalui layanan internet pada jaringan bergerak terbukti memiliki kontribusi positif terhadap pendapatan per kapita keluarga, khususnya pada rumah tangga yang dikepalai perempuan non miskin.

The number of female household heads (KRT) in Indonesia continues to increase. In order to fulfill the needs of their family life, female head of household must be able to work hard, think creatively and utilize digital technology while carrying out two roles in her household life. One of the efforts that can increase their income is by utilizing the Internet. Currently, the most widely used internet service by the community is based on the fourth generation (4G) broadband network. 4G network infrastructure is also available in most parts of Indonesia. Through 4G technology, people can experience digital services with better data quality, faster and more affordable costs. Even though technology is advanced, female head of household with various limitations, may not be able to use it optimally. Therefore, this study will analyze the effect of 4G network technology on the income per capita of households, especially those headed by women and use data from the 2015 and 2019 National Socio-Economic Surveys (Susenas) with a sample of 601,580 household heads. The method used is multiple linear regression. The results of the study found that the application of 4G technology through internet services on mobile networks proved to have a positive contribution to the income per capita of families, especially in households headed by non-poor women."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library