Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Toga Jaya
"ABSTRAK
Bagi sebuah perusahaan penerbangan kehandalan perawatan armadanya adalah penting yang antara lain dilatarbelakangi oleh:
.. Regulasi keselamatan penerbangan.
.. Ketepatan jadwal penerbangan menempati peringkat atas dari elemenelemen kualitas jasa transportasi udara.
.. Kebutuhan untuk memaksimalkan utilisasi armada.
.. Kenyataan bahwa keterlambatan atau pembatalan penerbangan adalah sangat mahal.
Selain itu beberapa perubahan yang terjadi di dalam industri aviasi juga
menguatkan alasan untuk memperhatikan ke.handalan perawatan yaitu antara lain:
.. Perubahan dalam teknologi aviasi yang membawa kepada perubahan di dalam konsep-konsep perawatan pesawat terbang.
.. Badan regulasi semakin banyak memberikan otorisasi kelaikan kepada operator perawatan pesawat terbang yang menyangkut berbagai faktor..faktor produksi.
Untuk menjawab sederetan persoalan tersebut maka perusahaan penerbangan perlu membentuk satu program perawatan armadanya. Secara regulasi membentuk program perawatan adalah satu kewajiban perusahaan penerbangan. Sejumlah regulasi sudah dikeluarkan Badan Kelaikan Penerbangan Pemerintah yang menuntun perusahaan dalam membangun program perawatannya. Namun perusahaan juga memperhatikan aspek kebutuhan pelanggan dan faktor ekonomis program tersebut.
Faktor kunci keberhasilan mencapai tujuan tersebut terletak pada seberapa tepat perusahaan menentukan aktifitas perawatan untuk satu komponen, sistim, mesin atau struktur pesawat.
Dewasa ini dikenal ada tiga konsep perawatan yaitu:
1) Overhaul waktu-terikat (hard-time overhaul).
2) Bergantung kondisi (on-condition).
3) Pemantauan kondisi (condition monitoring).
Pemantauan kondisi adalah yang paling fleksibel dan dapat diterapkan kepada semua komponen, sistim, mesin atau struktur pesawat. Sebagai aktifitas sekunder kepada dua kategori lainnya, pemantauan kondisi menyajikan informasi yang berguna bagi rasionalisasi efektifitas dan efisiensi perawatan.
Maintenance Rei/ability Control Program atau Reliability Control Program ( disingkat RCP) adalah satu program yang operasionalnya didasarkan kepada pemantauan kondisi. RCP adalah sistim pelaporan kejadian yang didasarkan kepada nilai kinerja yang diperoleh dari operasi aktual. RCP menyediakan satu cara observasi kehandalan sistim pesawat terbang dan komponen komponennya ketika melakukan fungsi operasionalnya dan membandingkan nilai tersebut terhadap satu level kinerja yang dapat diterima dan telah ditentukan lebih dahulu.
Konsep-konsep kualitas dapat diterapkan di dalam RCP seperti:
.. Siklus PDCA.
.. Orientasi proses.
.. Fokus pada pelanggan.
.. Partisipasi total.
.. Perbaikan berkelanjutan.
RCP merupakan suatu proses simpal tertutup terpadu dan kontinyu yang didasarkan kepada indikasi statistikal. Esensi perbaikan program perawatan berkelanjutan yang ditawarkan RCP adalah menyediakan informasi akurat sebagai bahan pertimbangan keputusan dalam menentukan interval perawatan, standar level kinerja, dan perubahan program perawatan yang diperlukan.
Namun satu kondisi awal yang harus disadari adalah RCP hanyalah satu wadah untuk mempolakan aktifitas manajemen. Persoalan yang lebih mendasar terletak pada mengelola sumberdaya manusia yang terlibat di dalam RCP. Keadaan "garbage in garbage out" harus dihindari. Filosofi TQM "do right things right the first time" perlu mengakar di dalam perusahaan sehingga iklim partisipasi total dan zero defect tercipta, sebagai dasar terbentuknya budaya perusahaan yang kondusif untuk perbaikan berkelanjutan di dalam RCP."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Nur An Nisa
"Sistem Ereke merupakan sistem kelistrikan di kawasan sisi utara pulau Buton yang masuk wilayah Kabupaten Buton Utara. Namun pola operasi pada sistem Ereke dipasok dari sistem Baubau dan dalam beberapa kondisi dioperasikan secara isolated. Dari pola operasi tersebut, terjadi beberapa kondisi yaitu kualitas tegangan yang buruk akibat letak geografis Ereke dan Baubau terlampau jauh ±199,1 kms, kemudian apabila terjadi padam meluas/padam total (Blackout) proses penormalan pada sistem Ereke membutuhkan waktu yang cukup lama karena kondisi Ereke yang berada di ujung jaringan dan tercatat pada tahun 2021, sistem Ereke mengalami padam total sebanyak 63 kali. Dari hasil analisis diperoleh bahwa apabila menggunakan pola operasi dipasok dari sistem Baubau, maka biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 1.159.452.493,9/bulan dengan tegangan pangkal 15,6 kV pada pelanggan serta lamanya pemulihan pasca padam meluas/padam total dan apabila isolated Rp 1.622.262.413,2/bulan dengan tegangan pangkal 19,7 kV namun biaya lebih mahal namun dapat mengurangi lama waktu pemulihan pasca gangguan karena jaringan lebih pendek dan rugi jaringan berkurang. Selain itu, nilai SAIDI pada bulan Mei 2021 yaitu 5,03 jam/pelanggan/tahun dan SAIFI 5,97 kali/pelanggan/tahun. Dengan demikian, pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Ereke adalah dengan membangun sistem Ereke interkoneksi dengan sistem Baubau dengan disertai dengan pembangunan sejumlah penyulang untuk menaikkan kualitas tegangan dan kehandalan sistem Ereke dan menggunakan simulasi pada software DigSilent. Semua analisa mempertimbangkan RUPTL terbaru tahun 2021-2030.

The Ereke system was an electrical system used on the northern Buton island, a part of the North Buton Regency. The operating methods on the Ereke system were the operation method which was supplied from Baubau system and, in some conditions, isolated operation. There were several conditions caused by those operating methods, which were the poor voltage quality due to the geographical distance from Ereke to Baubau that were too far (±199,1 kms) and the long duration of the normalization process if there was a widespread blackout since Ereke was located at end of the network. In addition, the Ereke system experienced a total of 63 outages in 2021. From the analysis result, it was obtained that the operating method which was supplied from the Baubau system will cost Rp. 1,159,452,439.9/month with 15.6 kV base voltage and a long normalization duration after blackout/total blackout. On the other hand, it was also obtained that the isolated operation method will cost Rp. 1,622,262,413.2/month with 19.7 kV base voltage which was more expensive but with a shorter normalization duration after interruptions due to shorter network and the decreased network loss. Otherwise, the SAIDI value in May 2021 is 5.03 hours/customer/year and SAIFI 5.97 times/customer/year Therefore, developing interconnection of Ereke system and Baubau system along with the constructions of feeders to increase the voltage quality and reliability also with the use of DigSilent simulation software will improve the quality of electrical generation development in Ereke. The latest RUPTL (2021-2030) was considered through every analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyadi
"Kehandalan merupakan suatu pertimbangan penting yang tidak dapat terpisahkan lagi pada industri kertas, terutama pada hal pemeliharaan. Pemeliharaan yang baik ketika direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan mesin atau peralatan. Masalah yang dihadapi pada Paper Machine pada PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang adalah rendahnya tingkat kehandalan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi subsistem kritikal penyebab rendahnya kehandalan dan untuk mengetahui interval Planned Shutdown Maintenance yang optimal.
Dengan menggunakan data kegagalan mesin dan dengan menggunakan Software Weibbul++7 maka bisa diperoleh perkiraan kehandalan masing-masing subsistem untuk interval waktu yang berbeda. Dari perkiraan kehandalan tersebut dan dengan menggunakan Reliability Importance Measure maka dapat diidentifikasi kritikal subsistem. Dengan menggunakan perkiraan kehandalan pula dapat dicari interval Planed Scheduled Maintenance yang optimal dan bisa dicari pula proyeksi ketersediaan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa Press Part merupakan subsistem paling kritikal, kemudian disusul Dryer Part dan yang terakhir adalah Wire Part. Sedangkan untuk interval pemeliharaan yang optimal didapat pada interval 240 jam atau 3 kali tiap bulan. Dengan interval ini diproyeksikan akan mampu menurunkan frekuensi frekuensi kegagalan dari 424 kali menjadi 147 kali, menurunkan durasi kegagalan turun dari 514 jam menjadi 176 jam dan meningkatnya ketersediaan dari 95.5% menjadi 97.35%.

Reliability is an important consideration that can not be separated at paper industry, especially in maintenance. The right maintenance is when well planned and adjusted to the need of machinery or equipment. The problems faced at Paper Machine of PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang is low reliability. The purpose of this study is to identify the critical subsystems that causes low reliability and to determine the optimal interval of scheduled planned shutdown maintenance.
By using the paper machine failure data and Weibbul Software + +7 then can be obtained the reliability estimation for each subsystem for different time intervals. By using reliability estimation for each subsystem and using Reliability Importance Measure then critical subsystem can be identified. By using the reliability estimation also can be define optimal Scheduled Planed Maintenance interval and can be also define the projected availability.
As a results of the analysis show that the Press Part is the most critical subsystem, and then followed by Dryer Part and the last is the Wire Part. Then the optimal Scheduled Planed Maintenance interval found at interval of 240 hours or three times for every month. With this interval is projected to be able to reduce the frequency of failure from 424 times to 147 times, reducing the duration of failure from 514 hours to 176 hours and increasing availability from 95.5% to 97.35%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27652
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tirta Pratama
"ABSTRAK
Industri pertambangan merupakan industri yang mengolah sumber daya alam dengan mengambil dan memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang diperlukan manusia. Peningkatan kehandalan dan ketersediaan alat berat tambang diperlukan sebagai salah satu cara melakukan efisiensi dalam pembiayaan pemeliharaan dan peningkatan produksi tambang. Performa alat berat tambang sangat dipengaruhi oleh kehandalan peralatan yang digunakan. Oleh karena itu, analisa kehandalan diperlukan untuk menentukan subsistem yang memiliki kehandalan yang masih rendah. Studi kasus dilakukan pada satu fleet excavator Hitachi EX-2500 untuk area tambang batubara terbuka. Sistem excavator terbagi atas beberapa subsistem utama. Parameter distribusi probabilitas dan kurva kehandalan dari masing-masing subsistem ditentukan menggunakan Weibull++ 7 (Evaluation). Berdasarkan indeks importance measure diperoleh bahwa tiga subsistem utama yang kritis dari setiap excavator adalah Hydraulic
System, Optional Accessories, dan Electrical System. Hasil studi ini adalah fokus pads subsistem kritis yang perlu ditingkatkan kehandalan dan ketersediaan serta rekomendasi dalam frekuensi dan durasi perawatan terjadwal yang optimal.

Abstract
Mining industry is an industry which processes natural resources by taking and processing materials to produce various end products that humans need. Improved reliability and availability of mining equipment is required as one way of efficiency in the financing of maintenance and improvement of mining production. Mining equipment performance is strongly determined by the reliability of equipment being used. Therefore, reliability analysis is needed to determine the subsystem that has low reliability. A case study has been done on one fleet excavator, Hitachi EX-2500, applied on open-pit coal mine area. The excavator system is divided into several main subsystems. The probability distribution parameter and reliability curve for each subsystem has been evaluated by using Weibull++ 7 (Evaluation). Based on importance measure index is obtained that the three main critical subsystem of each excavator are Hydraulic System, Optional Accessories, and Electrical System. Results of this study are
focusing at the critical subsystem that needs to be improved on its reliability and availability and also the recommendation in optimal scheduled maintenance frequency and duration."
2010
T27653
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti Widyaningsih
"ABSTRAK
Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan metode analisis pemeliharaan yang digunakan untuk memperbaiki sistem pemeliharaan yang berfokus untuk meningkatkan kehandalan mesin. Permasalahan yang terjadi pada mesin produksi pada PT Bakrie Building Industries, Tbk adalah seringnya terjadi kegagalan mesin yang menyebabkan rendahnya kehandalan mesin. Dari data tahun 2009-2010, dilakukan penelitian terhadap waktu kegagalan mesin dari 10 komponen kritis yang menyebabkan berhentinya mesin saat berproduksi. Penelitian dilakukan dengan pengolahan data Time Between Failure (TBF) sesuai pencocokan distribusi probabilitasnya kemudian dihitung tingkat kehandalan komponen sebelum dan sesudah menggunakan preventive maintenance dengan interval tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima komponen, Wire Cut Off, Conveyor, Duraqual, Main Drive, dan Felt, yang meningkat kehandalannya setelah dilakukan preventive maintenance dan lima komponen lainnya, Stacker-2, Stacker-1, Pad, Saringan, dan Trim, tidak memerlukan preventive maintenance karena hanya akan menimbulkan biaya tanpa meningkatkan kehandalannya.

ABSTRACT
Reliability Centered Maintenance (RCM) is maintenance analysis method that used to improve maintenance systems that focused on improving machine reliability. The problems faced at PT Bakrie Building Industries, Tbk are frequency of machine failure that causing low of machine reliability. From historical data in 2009-2010, research focused on ten critical component that causing machine stoppages in operation. The study start with fit the probability distribution of Time Between Failure (TBF) then calculate component reliability before and after using preventive maintenance with some interval. Results of analysis are there is five component, Wire Cut Off, Conveyor, Duraqual, Main Drive, dan Felt, that have improvement of their reliability after using preventive maintenance and five other component, Stacker-2, Stacker-1, Pad, Saringan, dan Trim, do not require preventive maintenance because it only cause cost of maintenance without increasing their reliability."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Darmawan
"Pada sebuah LNG complex site, terdapat dua permasalahan, yaitu rendahnya kehandalan di pembangkit listrik existing LNG plant dan adanya beban baru dari new LNG plant. Kemudian dibuatlah beberapa alternatif pemecahan masalah untuk dua permasalahan tersebut. Setelah dianalisis, alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dilakukan adalah pembangunan pembangkit listrik baru untuk memenuhi beban baru dan diinterkoneksi ke pembangkit listrik eksisting untuk meningkatkan kehandalannya. Kesalahan pemilihan pembangkit listrik baru akan menyebabkan inefisiensi dan tidak mampu mengatasi permasalahan rendahnya kehandalan di existing LNG plant.
Akan dilakukan penelitian untuk menentukan jenis dan kapasitas serta jumlah unit pembangkit listrik baru yang tepat. Sehingga keseluruhan pembangkit listrik, eksisting maupun baru, dapat menyuplai energi listrik dengan handal dan efisien serta dengan biaya serendah mungkin sesuai dengan prinsip to provide good quality energy at the lowest possible cost. Dari beberapa alternatif pembangkit listrik baru akan dicari alternatif pembangkit listrik yang paling optimal dari sisi kehandalan dan keekonomian pembangkit.
Parameter kehandalan pembangkit menggunakan metode LOLP (Loss of Load Probability) sedangkan parameter keekonomian pembangkit menggunakan perhitungan COE (Cost of Electricity) dan LCC (Lifecycle Cost). Kemudian dilakukan analisis kelayakan investasi guna mengetahui apakah investasi pembangkit listrik baru tersebut layak. Berdasar analisis, PLTMG 6x16 MW adalah yang paling optimal secara kehandalan dan keekonomian pembangkit listrik. Minimal terjadinya total black out pada kondisi eksisting adalah 50 hari per tahun, sedangkan LOLP setelah penambahan pembangkit listrik baru ini adalah 2,93 hari per tahun. Investasi pembangkit listrik tersebut dinyatakan layak.

There are two problems in an LNG complex site, lack of reliability of the power plant in the existing LNG plant and additional load of new LNG plant. Then defined some alternatives to solve these problems. After these alternatives has been analyzed, the best alternative can be done is create new power plant to cater the new load and to be interconected with the existing power plant to increase the reliability. Miscasting the new power plant will cause an innefficiency and cannot increase the reliability of electricity supply in the LNG complex site.
The purposes of this research are to choose the best type of power plant for the new power plant, how much the capacity and the number of the new power plant. So that the new and existing power plant can supply the electricity to whole LNG complex site with high reliability at the lowest possible cost, suitable with motto ?to provide good quality energy at the lowest possible cost?. From some alternatives of new power plants, will be analyzed which is the most optimal power plant in terms of reliability and economical.
Reliability parameter of power plant using LOLP (Loss of Load Probability) method while economic parameter of power plant using COE (Cost of Electricity) and LCC (Lifecycle Cost). Investment feasibility analysis to determine wheter the investment of new power plant is feasible. The result of the analysis, Gas Engine Power Plant 6x16 MW is the most optimal alternative in term of reliability and economical. Minimum total black out of existing system is 50 days per year, while the LOLP after interconnected with the new power plant become 2,93 days per year. The investment of that power plant is feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Darmawan
"Pada sebuah LNG complex site, terdapat dua permasalahan, yaitu rendahnya kehandalan di pembangkit listrik existing LNG plant dan adanya beban baru dari new LNG plant. Kemudian dibuatlah beberapa alternatif pemecahan masalah untuk dua permasalahan tersebut. Setelah dianalisis, alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dilakukan adalah pembangunan pembangkit listrik baru untuk memenuhi beban baru dan diinterkoneksi ke pembangkit listrik eksisting untuk meningkatkan kehandalannya. Kesalahan pemilihan pembangkit listrik baru akan menyebabkan inefisiensi dan tidak mampu mengatasi permasalahan rendahnya kehandalan di existing LNG plant.
Akan dilakukan penelitian untuk menentukan jenis dan kapasitas serta jumlah unit pembangkit listrik baru yang tepat. Sehingga keseluruhan pembangkit listrik, eksisting maupun baru, dapat menyuplai energi listrik dengan handal dan efisien serta dengan biaya serendah mungkin sesuai dengan prinsip to provide good quality energy at the lowest possible cost. Dari beberapa alternatif pembangkit listrik baru akan dicari alternatif pembangkit listrik yang paling optimal dari sisi kehandalan dan keekonomian pembangkit.
Parameter kehandalan pembangkit menggunakan metode LOLP (Loss of Load Probability) sedangkan parameter keekonomian pembangkit menggunakan perhitungan COE (Cost of Electricity) dan LCC (Lifecycle Cost). Kemudian dilakukan analisis kelayakan investasi guna mengetahui apakah investasi pembangkit listrik baru tersebut layak. Berdasar analisis, PLTMG 6x16 MW adalah yang paling optimal secara kehandalan dan keekonomian pembangkit listrik. Minimal terjadinya total black out pada kondisi eksisting adalah 50 hari per tahun, sedangkan LOLP setelah penambahan pembangkit listrik baru ini adalah 2,93 hari per tahun. Investasi pembangkit listrik tersebut dinyatakan layak.

There are two problems in an LNG complex site, lack of reliability of the power plant in the existing LNG plant and additional load of new LNG plant. Then defined some alternatives to solve these problems. After these alternatives has been analyzed, the best alternative can be done is create new power plant to cater the new load and to be interconected with the existing power plant to increase the reliability. Miscasting the new power plant will cause an innefficiency and cannot increase the reliability of electricity supply in the LNG complex site.
The purposes of this research are to choose the best type of power plant for the new power plant, how much the capacity and the number of the new power plant. So that the new and existing power plant can supply the electricity to whole LNG complex site with high reliability at the lowest possible cost, suitable with motto ?to provide good quality energy at the lowest possible cost. From some alternatives of new power plants, will be analyzed which is the most optimal power plant in terms of reliability and economical.
Reliability parameter of power plant using LOLP (Loss of Load Probability) method while economic parameter of power plant using COE (Cost of Electricity) and LCC (Lifecycle Cost). Investment feasibility analysis to determine wheter the investment of new power plant is feasible. The result of the analysis, Gas Engine Power Plant 6x16 MW is the most optimal alternative in term of reliability and economical. Minimum total black out of existing system is 50 days per year, while the LOLP after interconnected with the new power plant become 2,93 days per year. The investment of that power plant is feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prasetiani
"Keluhan dan ketidakpuasan masyarakat selaku konsumen terhadap penyelenggaraan pelayanan publik banyak ditemukan di media massa, khususnya di surat kabar. Banyaknya keluhan dan ketidakpuasan dari masyarakat sebagai customer services ini paling tidak bisa menggambarkan betapa buruknya kualitas pelayanan publik yang selama ini telah dinikmati oleh masyarakat. Penyelenggara pelayanan masih bersikap seenaknya tanpa memikirkan kepentingan konsumen selaku pihak yang semestinya harus dilayani sebaik-baiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas layanan Kantor Samsat Kota Yogyakarta menurut persepsi Wajib Pajak, yang dilihat dari kesenjangan (gap) antara ekspektasi Wajib Pajak dan kinerja pelayanan riil yang diberikan. Untuk sampai pada tujuan itu digunakan instrumen Servqual (Service Quality) yang meliputi lima dimensi pelayanan yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptifkuantitatif, yaitu metode penelitian yang diarahkan untuk menguraikan atau menjelaskan secara rinci apa yang menjadi permasalahan dan tujuan penelitian. Sample penelitian terdiri atas 100 orang Wajib Pajak yang selama ini membayar pajak di Kantor Bersama Samsat Kota Yogyakarta. Sebelum dilakukan perhitungan Servqual dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data. Sementara analisisnya menggunakan analisis gap dengan perhitungan statistika deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan Samsat Kota Yogyakarta tidak sepenuhnya benar seperti yang dikeluhkan oleh berbagai pihak di media massa. Secara keseluruhan kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat Kota Yogyakarta sudah memenuhi 100% harapan (ekspektasi) dari Wajib Pajak. Akan tetapi jika dilihat dari masing-masing atribut dari dimensi pelayanan, masih ada yang memerlukan pembenahan yaitu (1) ketersediaan tempat parkir untuk dimensi bukti fisik, (2) ketepatan petugas dalam memberikan jenis pelayanan kepada Wajib Pajak untuk dimensi kehandalan, (3) kesigapan petugas dalam menangani setiap permasalahan Wajib Pajak untuk dimensi daya tanggap, (4) pendidikan/pengetahuan petugas pajak mengenai PKB untuk dimensi jaminan, dan (5) kemampuan melayani sebagaimana yang diinginkan Wajib Pajak untuk dimensi empati. Kantor Bersama Samsat Kota Yogyakarta diharapkan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dengan melakukan perbaikan pada atribut masingmasing dimensi, terutama yang memiliki nilai kesenjangan negative tertinggi, yaitu (1) perlu perluasan dan perbaikan tempat parkir untuk dimensi bukti fisik, (2) perlu memperbaiki kualitas dan kuantitas petugas pajak untuk dimensi kehandalan dan jaminan dan empati, serta (3) perlu memberikan pelatihan-pelatihan kepada petugas pajak untuk dimensi daya tanggap.

Complaints and dissatisfaction with society as consumers of public service are found in the mass media, especially newspapers. Number of complaints and dissatisfaction from the public as customer service is most can not describe how bad the quality of public services that have been enjoyed by the community. Organizers of service is still being arbitrarily without considering the interests of consumers as a party that should be served best. This research aims to determine the quality of services the Kantor Samsat Kota Yogyakarta according to Taxpayer perceptions, as seen through the gap (gap) between the expectations of Taxpayers and provided real service performance. To arrive at that destination instrument was used SERVQUAL (Service Quality), which includes five dimensions namely tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy. The method used in this research is descriptivequantitative methods, ie methods that are being directed to elaborate or explain in detail what the problems and research purposes. Research sample consisted of 100 people during these Taxpayers to pay taxes on the Kantor Bersama Samsat Kota Yogyakarta. Before calculating SERVQUAL tested the validity and reliability test data. While the analysis by using gap analysis with the calculation of descriptive statistics.
Results showed that service quality of Samsat Kota Yogyakarta was not quite true as complained of by the various parties in the mass media. Overall service quality of Samsat Kota Yogyakarta has met 100% expectations from the Taxpayer. However, if views of the attributes of each dimension of service, there?s still that need improvement are: (1) the availability of parking for the dimensions of tangible, (2) the accuracy of officers in providing the type of services to Taxpayers for the dimensions of reliability, (3) attentiveness of staff in handle any problems Taxpayers for responsiveness dimension, (4) education / knowledge officer about PKB for dimensional assurance, and (5) the ability to serve as the taxpayer desired to the dimension of empathy. Kantor Bersama Samsat Kota Yogyakarta expected to improve service to Taxpayers by doing repairs on the attributes of each dimension, especially those with the highest negative gap score, namely (1) needs a parking lot expansion and improvements to the dimensions of tangible, (2) need to improve the quality of and quantity of the tax officer for the dimensions of reliability and assurance and empathy, and (3) to provide training to tax officers for the responsiveness dimension."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27631
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rubby
"
ABSTRAK
Mesin Press adalah salah satu alat produksi yang terlibat dalam proses pembuatan kaleng susu kental manis di departemen pembuatan kaleng PT. ?X". Alat ini berfungsi untuk mencetak Iembaran pelat timah (tin plate) menjadi tutup kaleng (lid) bagian atas dan bagian bawah. Mesin ini merupakan alat yang sangat vital bagi proses pembuatan kaleng susu kental manis, karena tanpa alat ini maka proses peinbuatan kaleng tidak dapat dilaksanakan.
Teknik Kehandalan adalah suatu disiplin ilmu yang menganalisa kerusakan sebagai kegagalan suatu sistem dalam menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem tersebut sehingga kerugian perusahaan akibat tidak beroperasinya alat dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Analisis kehandalan dimulai dengan pengumpulan data waktu operasi, waktu perbaikan dan jumlah kerusakan masing-masing mesin press untuk kemudian diuji pola distribusinya dengan uji statistik (Test of Goodness Fit) dalam hal ini digunakan metode Kolmogorov-Smimov.
Dari data-data ini dilakukan perhitungan untuk mencari parameter-
parameter penting yang akan digunakan dalam analisis kehandalan yaitu Iaju kerusakan (failure rate), Mean `l7me Between Failure (MTBF), Mean Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To Repair (M`l`I'R). Setelah itu dilakukan perhitungan nilai kahandalan (reliability) masing-masing mesin press dengan menggunakan formula yang sesuai dengan pola distribusi data dalam tugas akhir ini digunakan distribusi normal. Setelah diperoleh nilai kehandalan masing-masing mesin, akhirnya dilakukan perhitungan kehandalan mesin press dalam satu sistem yang tergabung secara pararel dalam sistem mesin pembuat tutup kaleng. Dari hasil analisis kehandalan ini, kita dapat menentukan apakah mesin tersebut masih memenuhi fungsi yang diharapkan. Selain itu kite dapat menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan berdasarkan hasil analisis kehandalan."
1997
S36831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatun Adawiah
"Penelitian ini menganalisa peran kepuasan, pengetahuan, dan akses ibu hamil terhadap layanan asuhan kehamilan dengan kunjungan K4 di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang. Perumusan masalah penelitian berawal dari tidak tercapainya target kunjungan K4 mulai dari tingkat nasional sampai desa, walaupun pemerintah telah meluncurkan program jampersal yang mengatasi masalah pembiayaan kesehatan ibu pada saat hamil, bersalin dan nifas.
Didasarkan pada penelitian sebelumnya, dua hipotesa telah dirumuskan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dilanjutkan dengan proporsional random sampling. Responden dari penelitian ini berjumlah 90 responden, dimana respondena adalah ibu yang telah melahirkan 0-6 bulan dan pernah melakukan asuhan kehamilan di bidan di Kecamatan Anyer.
Hasil dari analisis data menunjukkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang kunjungan K4 3,6 kali lebih tinggi (SK 95%: 1,15 ? 11,28) bila dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang, setelah dikontrol variabel umur, tempat layanan, akses dan kepuasan.

This study analyzes the role of satisfaction, knowledge and access of pregnant women to antenatal care with a visit K4 in Kecamatan Anyer, Serang Distric. The Formula for this research problems originated from non-fulfillment of K4 visit from national scale to village scale, although the government has launched a program called ?Jampersal? that take care the problems of financing maternal health during pregnancy, childbirth and postpartum.
Based on previous research, two hypotheses were formulated to address the problems in this study. Sampling techniques using simple random sampling followed by a proportional random sampling. Respondents in this study were 90 respondents, who respondent is the mother who has given birth in period of 0-6 months and ever visited to midwives during pregnancy in Kecamatan Anyer.
The results of the analysis of the data showed that the pregnant women who is have a good knowledge will have the opportunity to have K4 visits 3.6 times higher (95% SK: 1.15 to 11.28) compared with women who have less knowledge, after controlling the age, location services, access, and, satisfaction variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>