Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burniandito Sukma Reswantomo
"Masalah transportasi di wilayah Kota Depok saat ini menjadi semakin kompleks baik dari segi kualitas maupun kuantitas, terlebih dengan pertumbuhan penduduk Kota Depok yang cenderung meningkat secara pesat. Tingginya pertumbuhan penduduk ini berimplikasi dengan pesatnya tingkat pertumbuhan kendaraan, pembangunan berbagai gedung, permukiman, pertokoan, dan bangunan lainnya. Namun, dalam realisasinya, pembangunan permukiman itu tidak diimbangi dengan pembangunan jaringan jalan yang terintegrasi, justru sangat bergantung sepenuhnya pada jaringan jalan yang sudah ada dan terbatas itu. Dampak lain dari pembangunan permukiman adalah meningkatnya mobilitas dan perjalanan harian penduduk serta pergerakan arus lalu-lintas yang sudah pasti akan memberikan tekanan yang sangat berat terhadap sistem transportasi perkotaan, dan pada akhirnya akan mengakibatkan tingginya tingkat kemacetan lalu-lintas serta semakin lama dan melelahkannya waktu tempuh (travel time) perjalanan di beberapa ruas jalan.
Analisis yang dilakukan adalah membandingkan indikator-indiaktor kinerja jalan yang ada, khususnya Q/C ratio, kecepatan tempuh dan waktu tempuh perjalanan antara kondisi eksisting (tahun 2007) dengan kondisi pada tahun rencana (tahun 2010). Dari hasil perbandingan tersebut, maka dapat diketahui seberapa besar permasalahan transportasi yang muncul, khususnya yang berkaitan dengan kinerja jalan, seperti peningkatan Q/C ratio, penurunan nilai kecepatan tempuh dan peningkatan waktu tempuh perjalanan pada setiap ruas jalan yang dianalisis. Sehingga tujuan akhir dari penelitian ini adalah mencoba merekomendasikan skenario apa yang paling efektif dan efisien untuk sekiranya diterapkan guna dapat mengakomodasi prediksi volume lalu lintas pada tahun 2010 yang akan datang.
Dari penelitian yang sudah dilakukan diketahui bahwa pada kondisi eksisting jalan raya Margonda merupakan jalan dengan Volume Jam Puncak (VJP) terbesar yaitu 7573 smp/jam. Sehingga berdasarkan perhitungan KAJI didapat nilai Q/C ratio 1,28 dan LOS F. Dari proses prediksi kinerja jalan pada tahun 2010, diketahui bahwa akibat prediksi volume lalu lintas, jalan Akses UI mengalami peningkatan Q/C ratio sebesar 0,83 % dan penurunan kecepatan tempuh sebesar 51,85 %. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap skenario-skenario perbaikan kinerja jalan yang diusulkan, maka tindakan perbaikan kinerja jalan yang paling efektif dan efisien untuk dilaksanakan adalah tindakan penertiban Right of Way (Rumija), penambahan lajur serta perbaikan geometrik terutama pada jalan-jalan dengan Volume Jam Puncak (VJP) tinggi, seperti jalan raya Margonda dan jalan Akses UI."
2008
R.01.08.19 Res i
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samsi Suardi
"Teknik pengelasan banyak diaplikasikan dalam proses penyambungan karena karakteristiknya yang lebih ringan dan prosesnya yang relatif sederhana, sehingga biaya yang diperlukan jadi relatif murah. Friction stir welding (FSW) merupakan metode pengelasan yang diciptakan dan dikembangkan oleh The Welding Institue (TWI) pada tahun 1991. Prinsip Kerja dari FSW adalah memanfaatkan gesekan dari tool yang berputar dan bergerak pada alur pengelasan dengan benda kerja yang diam. Parameter pengelasan meliputi kecepatan putar, kemiringan tool, kecepatan tempuh, penetrasi shoulder, penetrasi probe, bentuk dan dimensi probe, bentuk dan dimensi shoulder, material tool, dll. Parameter-parameter pengelasan biasanya dipublikasi untuk lingkungan yang terbatas dan sedikit dipublikasikan untuk umum.
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan proses FSW pada material AC4CH dimana pengembangan difokuskan pada design tool, pemilihan mesin, persiapan material uji, perubahan parameter kecepatan putar, kemiringan tool dan bentuk dari probe tool serta sejauh mana korelasi antara parameter tersebut dengan visual hasil pengelasan (flashing dan kekasaran permukaan sambungan).
Dari penelitian ini bahwa pengembangan metode friction stir welding (FSW) untuk material AC4CH dapat menggunakan mesin milling universal Dahlih DL-GH950 dengan material tool SLD8 (58-63 HRC). Variasi parameter kecepatan putar, kemiringan tool dan bentuk dari probe mempunyai mean yang merata atau dengan kata lain variasi dari parameter tersebut tidak berpotensi merubah flashing dan kekasaran dari permukaan pengelasan.

Welding technique has widely applied in the process of joining because the process is relatively simple, so that the cost can be inexpensive. Friction stir welding (FSW) is a welding method that was created and developed by The Welding Institute (TWI) in 1991 which at the beginning of his research was applied to the alumunium. The principle of FSW is to use the friction of the rotating tool and moving the groove welding with a fixed workpiece. The welding parameters include the rotational speed, tool attitude (tool tilt), the travel speed, shoulder plunge, probe penetration, shape and dimensions of the probe, shape and dimensions of shoulder, tool material, etc. Welding parameters are usually published for a limited environment and rarely published for the public.
Therefore, the purpose of this research is to develop the process FSW for material AC4CH in which development is focused on changing the rotational speed parameter, tilt of the tool and shape of the probe and the extent of the correlation between these parameters with the visual results of welding (flashing and surface roughness of weld joint).
In this study that the development methods of friction stir welding (FSW) for the material AC4CH used a universal milling machine DL-GH950 Dahlih with SLD8 tool material (58-63 HRC). Parameter variation such as rotational speed, tilt of the tool and shape of the probe has a uniform mean or in other words, the variation of these parameters did not substantially change the flashing and the roughness weld joint surface of the welding.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Widyadayinta
"ABSTRAK
Transjakarta telah mengembangkan cakupan layanan dengan membuat Transjabodetabek Suburban Service , yang memberikan layanan dari kota-kota pinggir Jakarta ke dalam Jakarta dan sebaliknya. Salah satunya rute Ciputat ndash; Bundaran HI Tosari yang terintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1 dan 8. Rute ini tidak menggunakan jalur khusus dan tidak ada halte fisik seperti pada koridor utama Transjakarta.Survei statis maupun survei dinamis dilakukan pada hari kerja, untuk mendapatkan data waktu tempuh dan tundaan, waktu tunggu penumpang, headway waktu antara , serta data ridership penumpang . Kemudian hasil pengolahan data dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Transjakarta yang terkait dengan Kecepatan Perjalanan, Kepadatan Penumpang, Waktu Antara serta Waktu Tunggu di Halte sebagai variabel-variabel yang sering menjadi concern masyarakat. Uji korelasi dan komparasi dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja, sebagai dasar prioritas dalam mengembangkan layanan.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bus Transjabodetabek Ciputat ndash; Tosari berdasarkan keempat indikator SPM, belum memenuhi standar yang ada, kecuali indikator kepadatan penumpang. Berdasarkan korelasi Rank Spearman, variabel waktu tempuh paling banyak memiliki hubungan positif dengan variabel tundaan dibandingkan variabel lainnya. Peningkatan kinerja layanan dilakukan dengan penambahan jumlah bus. Dibutuhkan 18 bus untuk mencapai waktu antara bus dilepas dari Pool sebesar 10 menit pada pagi hari dan 13 menit pada sore hari. Dengan mengurangi tundaan, dibutuhkan 15 bus untuk mencapai waktu antara 10 menit pada pagi hari dan 11 menit pada sore hari.

ABSTRACT
Transjakarta have developed their services scope as Transjabodetabek Suburban Service that operate from greater Jakarta into Jakarta central vice versa. One of the route is Ciputat ndash Bundaran Hotel Indonesia Tosari and integrated with corridor 1 one and 8 eight . This services are not travel on the exclusive lane busway.Static and dynamic surveys are conducted on weekdays to get variable of travel time and delay, waiting time of passenger at the bus stop, headway and ridership of the bus. Minimum Service Standard MSS of Transjakarta will be compared with the result of variable headway, travel speed, and waiting time at the bus stop as concern of all the people of Jakarta. Analysis with correlation and comparison test will do to find the most influential variable on performance as the base of priority to develop services for the people.Analysis results show the performance of Transjabodetabek Ciputat Tosari based on the four MSS indicators has not met the existing standard, except the passenger density indicator. Based on Rank Spearman correlation, the travel time variable has positive relationship with delay compared to the other variables. Improved service performance is done by increasing the number of buses. It takes 18 buses to reach headway the time between the buses released from the Pool by 10 minutes in the morning and 13 minutes in the afternoon. By reducing the delay, it takes 15 buses to reach the headway by 10 minutes in the morning and 11 minutes in the afternoon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library