Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Aryani
Abstrak :
Proses menyusui merupakan suatu proses pemberian nutrisi dari ibu melalui air susu ibu (ASI) kepada bayi. Pada periode menyusui, tidak sedikit ibu yang harus mengonsumsi obat-obatan. Penggunaan obat pada ibu menyusui harus mempertimbangkan keuntungan bagi ibu dan risiko pada bayi yang mungkin terjadi. Laporan ini disusun sebagai bentuk pelayanan informasi obat aktif yang dapat memudahkan dan mempersingkat waktu dalam pencarian informasi mengenai keamanan obat-obat yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Matraman bagi ibu menyusui. Penyusunan laporan dilakukan dengan melakukan studi literatur berdasarkan 3 sumber yaitu, Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Breastfeeding and Maternal dari WHO, dan Hale’s Medications & Mothers’ Milk Edisi ke-18. Data yang didapatkan dirangkum dalam bentuk “Daftar Keamanan Obat Bagi Ibu Menyusui” dalam file google spreadsheet dengan total 128 obat yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman. Obat tersebut dikategorikan menggunakan kode warna untuk mempermudah pengelompokkan berdasarkan tingkat keamanan bagi ibu menyusui. ......Lactation is a process of providing nutrition from the mother through breast milk (ASI) to the baby. During the breastfeeding period, some mothers have to take medications. The use of medicines in breastfeeding mothers must consider the benefits to the mother and the risks to the baby that may occur. This report was written as a part of active drug information service that can facilitate and shorten the time in finding information about the safety of drugs at Puskesmas Kecamatan Matraman for breastfeeding mothers. The report was made by conducting a literature study based on 3 sources, i.e., Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, Breasfeeding and Maternal from WHO, and Hale's Medications & Mothers' Milk 18th Edition. The data were summarized in the form of Drug Safety List for Breastfeeding Mothers in a google spreadsheet file with a total of 128 drugs used at Puskesmas Kecamatan Matraman. The drugs were categorized using color codes to facilitate the grouping based on the level of safety for breastfeeding mothers.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fenia
Abstrak :
Kegiatan pemantauan terapi obat di Puskemas Jatinegara bertujuan memastikan efek terapi obat tercapai dan meminimalisir efek samping obat. Pasien hamil dan menyusui termasuk dalam kriteria pemantauan karena adanya resiko penggunaan obat tertentu yang berpengaruh pada kesehatan ibu, janin atau bayi. Petugas farmasi perlu mengkaji keamanan obat terlebih dahulu sebelum melakukan penyerahan obat, sehingga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan dilakukan pengelompokan kategori keamanan obat ibu hamil dan menyusui. Metode penyelesaian dilakukan pengumpulan, penyeleksian, pengkajian daftar obat oral dari formularium puskesmas sesuai kategori keamanan obat ibu hamil dan menyusui, serta membuat dan memberi penandaan kategori obat ibu hamil menurut acuan Food Drug Administration (1979). Berdasarkan hasil penggolongan, persentase kategori keamanan obat ibu hamil di Puskesmas Jatinegara diperoleh 4,04% kategori A; 19,19% kategori B; 65,65 kategori C; 8,08% kategori D; dan 7,07% kategori X. Sedangkan keamanan obat ibu menyusui didapatkan persentase 5,35% kompatibel dengan menyusui; 14,14% kompatibel dengan menyusui dan perlu diperhatikan efek samping pada bayi; 22,22% hindari jika memungkinkan dan perhatikan efek samping pada bayi; 3,03% hindari jika memungkinkan dan dapat menghambat laktasi; dan 13,13% kontraindikasi. Kegiatan penandaan label kategori keamanan obat A, B, C, D, dan X ibu hamil dilakukan di rak obat Puskesmas Jatinegara. ...... Monitoring drug therapy at Jatinegara Public Health aims to ensure the therapeutic effects of drugs are achieved and minimize the side effects of drugs. Pregnant and breastfeeding patients are included in the monitoring criteria because of the risk of using certain drugs that affect the health of the mother, fetus or baby. Pharmacy officers need to assess drug safety first before dispensing drugs, so that to increase the efficiency and effectiveness of services, drug safety categories for pregnant and breastfeeding mothers are grouped. The method was to collect, select, review the list of oral drugs from the formulary of public health according to the drug safety category of pregnant and lactating women, and make and mark the category of drugs for pregnant women according to Food Drug Administration (1979). Based on the classification, the percentage of drug safety categories for pregnant women at the Jatinegara Public Health obtained 4.04% category A; 19.19% category B; 65.65 category C; 8.08% category D; and 7.07% category X. The safety of drugs for breastfeeding obtained 5.35% compatible with breastfeeding; 14.14% compatible with breastfeeding and need to pay attention to side effects on the baby; 22.22% avoid if possible and pay attention to side effects on the baby; 3.03% avoid if possible and can inhibit lactation; and 13.13% contraindications. Labeling drug safety categories A, B, C, D, and X for pregnant women was carried out at Jatinegara Public Health drug shelf.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Oktarini
Abstrak :
Penelitian mengenai efektivitas favipiravir pada COVID-19 di beberapa negara memberikan hasil yang beragam. Studi populasi Indonesia masih terbatas pada derajat sedang dan berat. Evaluasi efektivitas dan keamanan favipiravir pada tingkat keparahan ringan dan sedang diperlukan dalam melengkapi pedoman terapi dengan bukti yang sesuai. Penelitian dilakukan secara kohor retrospektif menggunakan rekam medis pasien COVID-19 derajat ringan dan sedang yang dirawat di RS Grha Permata Ibu Depok pada Juli 2020 hingga 2021. Efektivitas dinilai berdasarkan perbaikan klinis saat keluar rumah sakit, hasil PCR akhir, status oksigenasi, dan durasi rawat. 192 rekam medis pasien rawat inap COVID-19 dibagi dalam kelompok favipiravir (n=96) dan non-favipiravir (n=96). Favipiravir memberikan perbaikan klinis yang lebih baik dengan effect size yang kecil (p=0,038; RR=1,19; 95% CI=1,02-1,39). Namun setelah dikontrol variabel usia, jumlah komorbid, dan oksigenasi awal, pemberian favipiravir meningkat menjadi 2,55 kali lebih efektif daripada non-favipiravir. Favipiravir juga memberikan pengaruh signifikan pada hasil PCR akhir serta durasi rawat inap (p=0,009 ; 0,002) namun tidak memberikan perbedaan dalam status oksigenasi (p=0,097). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi kejadian yang tidak diinginkan (KTD) selama pemberian favipiravir (30%) dan non-favipiravir (23%) (p=0,33). Pemberian favipiravir secara signifikan terkait dengan peningkatan perbaikan klinis pasien COVID-19. KTD yang muncul selama terapi relatif aman. ......Research on the effectiveness of favipiravir against COVID-19 has yielded mixed results in several countries. Study in Indonesian population was still limited in moderate to severe COVID-19. Assess the efficacy and safety of favipiravir at mild to moderate severity is necessary to complement therapy guidelines with appropriate evidence. The study was conducted in a retrospective cohort using medical records of COVID-19 hospitalized patients at Grha Permata Ibu Hospital Depok from July 2020 to 2021. Efficacy was assessed using clinical improvement at discharge, final PCR results, oxygenation status, and lenght of stay. Medical records of 192 COVID-19 hospitalized patients were divided into favipiravir (n=96) and non-favipiravir (n=96) groups. Favipiravir provided better clinical improvement with small effect size (p=0.038; RR=1.19; 95% CI=1.02-1.39). However, after controlling age, number of comorbidities, and initial oxygenation variables, favipiravir 2.55 times more potent than non-favipiravir. Favipiravir also had a significant effect on final PCR results and length of stay (p=0.009;0.002), but has no difference in oxygenation status (p=0.097). There was no difference in the adverse drug reactions during treatment with antiviruses (p=0.33). Favipiravir administration was significantly associated with enhanced clinical improvement in COVID-19 patients. Side effects that occur during treatment are relatively safe.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
Abstrak :
Pada era revolusi industri 5.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi secara massal dalam berbagai sektor kehidupan, segala hal dapat dilakukan dengan cepat, efektif serta efisien. Dalam sektor farmasi, masyarakat dapat dengan mudah membeli atau memperoleh obat melalui apotek, toko obat atau situs jual beli secara online. Akan tetapi, banyak pihak yang melakukan pelanggaran dengan mengedarkan obat – obatan palsu, tanpa izin edar, kedaluwarsa atau tidak bermutu. Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia memiliki peran penting dalam pengawasan obat yang beredar di masyarakat. Salah satu terobosan yang dikeluarkan oleh BPOM adalah Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar dan Kedaluwarsa) sebagai cara memilih obat yang dibeli agar dapat terjamin khasiat, mutu dan keamanannya. Rumah Sakit Universitas Indonesia juga berperan penting dalam menyediakan pelayanan kefarmasian sesuai mutu dan standar demi menjamin penggunaan obat yang rasional dalam rangka keselamatan pasien melalui pelayanan informasi obat (PIO). Pada tugas khusus ini, penulis membuat media informasi berupa media leaflet mengenai materi Cek KLIK BPOM untuk membantu apoteker menyampaikan informasi terkait agar pasien mengetahui dan sadar akan pemilihan obat yang aman dibeli dan digunakan. Pembuatan leaflet diawali dengan pencarian informasi materi dari referensi publikasi BPOM selama 5 tahun terakhir. Leaflet kemudian didesain semenarik mungkin. Informasi yang diberikan pada leaflet mencakup cara melakukan pengecekan kemasan, label, izin edar dan kedaluwarsa obat serta cara melakukan pengaduan apabila terdapat keluhan atau masalah terkait produk obat. ...... In the era of the 5.0 industrial revolution, marked by massive technological advancements across various sectors of life, everything can be done quickly, effectively, and efficiently. In the pharmaceutical sector, people can easily purchase or obtain medicine through pharmacies, drugstores, or online marketplaces. However, there are many instances of violations involving the distribution of counterfeit, unregistered, expired, or low-quality drugs. Therefore, the Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) plays a crucial role in overseeing the circulation of drugs in society. One of BPOM's innovations is the "Cek KLIK" (Packaging, Labeling, Marketing Authorization, and Expiry Date) initiative as a way to ensure that purchased drugs are guaranteed in terms of efficacy, quality, and safety. Universitas Indonesia Hospital also plays a significant role in providing pharmaceutical services according to standards to ensure rational drug use for patient safety through Drug Information Services (PIO). In this research, the author has created informational media in the form of a leaflet regarding the Cek KLIK BPOM guidelines to help pharmacists convey relevant information so that patients are informed and aware of safe drug selection for purchase and use. The creation of the leaflet began with gathering material from BPOM publications over the last 5 years. The leaflet is designed to be as visually appealing as possible. Information provided in the leaflet includes how to check drug packaging, labeling, marketing authorization, and expiry date, as well as how to file complaints in case of issues or concerns related to drug products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library