Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titiek Setyawati
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola distribusi dan frekuensi kanker mulut sesuai letak, jenis kelamin, jenis kanker dan usia dari tahun 1985-1987. Diharapkan hasil yang didapat berguna untuk menambah/melengkapi data yang sudah ada. Pengambilan data dilakukan pada Rumah Sakit di 5 wilayah DKI Jakarta yang mampunyai Laboratorium Patologi Anatomi. Penentuan data berdasarkan diagnosa Histopatologi dari sediaan yang berasal dari jaringan mulut sesuai dengan klasifikasi ICD-WHO. Analisa data dilakukan dengan membuat persentasi menurut usia, jenis kelamin, letak kelainan dan jenis kanker. Dari 3023 kasus yang diteliti didapatkan hasil 434 (14%) kasus kanker mulut dengan frekuensi tertinggi pada pria (54.84 %). Pada penelitian ini juga didapatkan "range" kanker mulut antara usia 6 bulan - 95 tahun, dan kelompok usia 41-50 tahun mempunyai angka kejadian yang paling tinggi {20.74%). Lokasi yang paling banyak terkena kanker adalah lidah (21.18%). Dari 30 macam diagnosa histopatologi yang didapat, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi {52.07%)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1988
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-butar, Herbert Wibert
"Pada dua dekade terakhir ini, telah dikembangkan suatu metode deteksi infeksi HPV yang memiliki tingkat akurasi sensitifitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan Pap Smear, yaitu Hybrid Capture. Peneihian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan primer secara in silica sebagai pengganti probe untuk memodifikasi Hybrid Capture. Sekuens DNA HPV didapat dari database Los Alamos National Laboratory. Sekuens genom HPV hanya difokuskan pada daerah Late Gene (L 1 dan L2) yang berfungsi untuk menyandi protein kapsid (pembungkus) HPV. Sequence alignment dilakukan masing-masing untuk sekuens L 1 dan L2 HPV dari database yang bertujuan untuk mencari kesamaan antar sekuens.
Hasil yang diperoleh adalah conserved region antar sekuens nukleotida sebagai template pelekatan primer. Agar hasil analisis conserved region dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dilakukan database similiarity searching melalui Basic Local Alignment Search Tool (BLA?T). Diperoleh 7 region terbaik, yaitu region 1 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 16; 18; 31; 45. Region 21, 31,43,45, 46 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 11; 16; 18; 31; 35; 68 Regi?n 52 dari hasil alignment daerah gen L2 tipe HPV 16; 18; 52."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifolia Hidayati
"Latar Belakang: HPV high-risk, terutama HPV-18, diduga memiliki hubungan dengan karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) menurut beberapa penelitian. Namun, hubungan infeksi HPV-18 dengan KSSRM di Indonesia belum diketahui dengan baik.
Tujuan: Untuk mendeteksi infeksi HPV-18 pada pasien karsinoma sel skuamosa rongga mulut di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Metode: PCR konvensional digunakan untuk mendeteksi DNA HPV-18 pada 59 spesimen formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) dari jaringan kanker pasien KSSRM yang diekstraksi menggunakan TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. Amplifikasi PCR menggunakan primer spesifik E7 HPV-18 dengan target 172 bp.
Hasil dan Kesimpulan: HPV-18 terdeteksi pada 2 dari 59 spesimen FFPE (3.39%).

Background: High-risk HPV, especially HPV-18, is thought to have a relationship with oral squamous cell carnicoma according to several studies. However, the relationship of HPV as a risk factor of OSCC in Indonesia is not well understood.
Objective: To detect HPV-18 infection in oral squamous cell carcinoma patients at Dharmais Cancer Hospital.
Method: Conventional PCR was used to detect the DNA of HPV-18 in 59 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) specimens from cancer tissues of OSCC patients extracted using TaKaRa DEXPAT TM Easy DNA Mini Kit. PCR amplification used HPV-18 E7 specific primers with target of 172 bp.
Result and Conclusion: HPV-18 was detected in 2 of 59 of FFPE sections (3.39%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delfi Mirsal
"Virus HPV-16 merupakan salah satu faktor etiologi dari karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM). Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi infeksi HPV-16 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2003 - 2013. Sampel pada penelitian ini adalah 49 jaringan KSSRM dalam bentuk formalin fixed paraffin-embedded (FFPE). Untuk ekstraksi DNA digunakan mini kit DNA TaKaRa DEXPAT TM. Untuk mendeteksi HPV-16 digunakan metode PCR konvensional dengan primer spesifik HPV - 16 E7 region, dengan target amplifikasi pada 196 bp. Hasil menunjukkan enam (12,24%) dari 49 sampel KSSRM terdeteksi HPV-16.

HPV-16 has been known as one of the etiologies of oral squamous cell carcinoma (OSCC). The aim of this study was to detect the involvement of HPV-16 infection in oral squamous cell carcinoma patients of Jakarta Dharmais Cancer Hospital period 2003- 2013. Samples in this study were 49 formalin fixed paraffin-embedded (FFPE) spesimens of OSCC patients. DNA isolation was performed using TaKaRa DEXPAT TM DNA mini kit. HPV-16 was genotyped using conventional PCR method with specific primers of HPV-16 E7 region at 196 bp amplification target. Result showed six (12,24%) of 49 samples of OSCC were detected to be HPV-16 positive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesha Shamsudin
"Salah satu dari delapan penyebab paling umum kematian kanker di seluruh dunia adalah karsinoma sel skuamosa kepala dan leher. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara usia dan kebiasaan merokok pada pasien dengan kanker kepala dan leher yang datang ke klinik gigi RSCM Jakarta antara tahun 2006-2009. Penelitian potong lintang menggunakan data sekunder dari kanker kepala dan leher (HNC) rekam medis pasien, dan ditabulasi dan dianalisis menggunakan uji chi square. Prevalensi kanker nasofaring lebih menonjol daripada kanker oral antara pasien kanker kepala dan leher yang datang ke klinik gigi RSCM antara tahun 2006-2009.Pada umumnya pasien kanker nasofaring terpengaruhi pada kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan pasien kanker oral terpengaruhi pada usia 60-69 tahun. Hasil ini mirip dengan beberapa studi.
Terdapat perbedaan usia yang signifikan antara pasien dengan kanker nasofaring dan oral yang datang ke klinik gigi RSCM antara tahun 2006-2009 (p = 0,000). Kanker nasofaring dan oral terutama dipengaruhi oleh pasien yang merokok secara aktif, tetapi tidak ada perbedaan kebiasaan merokok antara pasien kanker nasofaring dan oral dalam penelitian ini (p = 0.635). Beberapa pasien kanker nasofaring dan oral bukanlah perokok aktif maupun perokok pasif. Oleh karena itu, faktor risiko lain mungkin memainkan peran dalam pengembangan kanker nasofaring dan oral. Terdapat hubungan antara usia dan jenis kanker. Tidak ada perbedaan antara kebiasaan merokok pada pasien dengan kanker nasofaring maupun pasien dengan kanker oral.

One of the eight most common causes of cancer death in worldwide is squamous cell carcinoma of the head and neck. To determine the association of age and smoking habit in patients with head and neck cancer who came to dental clinic RSCM Jakarta between years 2006-2009. This cross sectional study use secondary data from head and neck cancer (HNC) patient?s medical record, and the tabulated and analyzed using chi square test. NPC is more prevalent than OC among HNC patients who came to dental clinic RSCM between years 2006-2009.NPC mostly affected patients at group age of 40-49 years old, while OC at 60-69 years old. This result similar to some previous studies.
There was significant difference of age between NPC and OC patients who came to dental clinic RSCM between years 2006-2009 (p=0,000). NPC and OC predominantly affected those who were active smokers, but there was no smoking habit difference between NPC and OC patients in this study (p=0,635). There were some NPC and OC patients who were not active smokers and also not passive smokers. Therefore other risk factors may play role in the development of NPC and OC. There?s a relation between age and type of cancer. There are no smoking habit differences between NPC and OC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suhaeri
"Di negara berkembang kanker mulut rahim merupakan pembunuh nomor satu. Infeksi Human Papillomavirus (HPV) diketahui memiliki hubungan dengan insidensi kanker mulut rahim. HPV dikelompokkan menjadi high risk dan low risk berdasarkan kemampuannya menimbulkan kanker mulut rahim. Dari studi epidemiologi diketahui bahwa di Indonesia HPV yang termasuk high risk adalah HPV-16, -18, dan -52. Untuk menekan insidensi kanker mulut rahim diperlukan tindakan pencegahan berupa vaksinasi menggunakan Chimeric Virus-Like Particle (cVLP) yang merupakan pengembangan Virus-Like Particle (VLP) dengan mensubstitusikan epitope dari protein L1 HPV-18 dan -52 pada protein L1 HPV-16. Prediksi epitope T cell dilakukan dengan server MULTIPRED, sedangkan epitope B cell dengan server Conformational Epitope Prediction (CEP). Visualisasi data struktur protein L1 HPV-16, berupa Protein Data Bank (PDB), serta posisi epitope yang disubstitusikan dilakukan dengan software Swiss-Pdb Viewer (DeepView). Didapat dua sekuen vaksin cVLP yang kemudian diuji kesamaan strukturnya dengan struktur protein L1 HPV-16 native melalui BLAST pada database PDB. Hasil BLAST menunjukkan tingkat kesamaan sebesar 96% dan 94%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S30260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albireza Ruhimat
"Kanker mulut merupakan kanker urutan ke-6 dengan insiden tertinggi di dunia. Pengobatan untuk berbagai jenis kanker termasuk kanker mulut masih sangat terbatas dan memiliki banyak efek samping sehingga perlu dicari pengobatan baru yang poten namun memiliki efek samping yang minimal. Kulit buah manggis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia diduga memiliki efek anti kanker karena mengandungksanton (α,β,γ mangostin). Penelitian ini bertujuan menguji efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sel kanker mulut dengan metodein vitro. Sel kanker mulut diberikan perlakuan berupa kontrol dan 8 konsentrasi (6,25μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml). Pengujian secara in vitro pada sel kanker mulut yang diberi ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 6,25μg/ml - 800μg/ml dilihat viabilitas sel dibandingkan dengan kontrol. Viabilitas sel kanker diidentifikasi dengan MTT Assay kit. Setelah data didapatkan dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai p = 0,012 serta IC50 sebesar 4,9 μg/ml. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok lainnya.

Mouth cell cancer is the 6th most common cancer worldwide. The treatment for any kind of cancer including mouth cell cancer is limited and has many side effects, therefore novel and potent treatment with less side effects is needed. Pericarp of the mangosteen which is commonly consumed by Southeast Asian people including Indonesia, is suspected to have chemotherapy properties such as xanthone (α,β,γ mangosteen). This study aimed to find out the cytotoxicity level of ethanol extracts of mangosteen’s pericarp for mouth cell cancer byin vitro test. Mouth cell cancer was given eight different concentration (6.25μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml) and control (medium). The viability of the mouth cell cancer was identified using MTT Assay kit. The result shows that the p value = 0.012 and the IC50 = 4.9 μg/ml using Kruskal-Wallis test. Post Hoc test show there are differences between the control and 6,25 ug/ml treatment group to the other treatment groups
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadyn Permata Arofah Laksmana
"Latar belakang: Kanker mulut merupakan salah satu dari enam keganasan yang paling sering terjadi di Asia dengan frekuensi kejadian hampir 274.300 kasus baru setiap tahunnya. Dibandingkan dengan benua lain di dunia, Asia memiliki insidensi, mortalitas, dan prevalensi yang paling tinggi dengan persentase sebanyak 65,8%, 74%, dan 60,9% secara berurutan. Tingginya angka kejadian kanker mulut di Asia ini dihubungkan dengan beberapa faktor seperti smokeless tobacco, rokok, dan alkohol yang digunakan secara luas di berbagai wilayah di Asia. Tujuan: Untuk mengetahui apakah smokeless tobacco, rokok, dan alkohol merupakan faktor risiko dari kanker mulut. Metode: Pencarian studi dilakukan melalui tiga database elektronik, kemudian dilakukan seleksi menggunakan pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Setelah itu, dilakukan penentuan studi-studi yang diinklusi untuk dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dihitung menggunakan OR pooled analysis yang diolah melalui perangkat lunak Review Manager 5.4. Hasil: Didapatkan 15 studi yang diinklusi untuk analisis kualitatif dan 14 studi untuk analisis kuantitatif. Berdasarkan systematic review, seluruh studi yang membahas mengenai hubungan antara smokeless tobacco dan rokok dengan kanker mulut menyatakan bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor risiko kanker mulut. Sedangkan, sebagian besar studi yang membahas mengenai hubungan alkohol dengan kanker mulut menyatakan bahwa alkohol merupakan fakor risiko kanker mulut. Berdasarkan hasil meta-analisis secara keseluruhan, didapatkan bahwa smokeless tobacco dan rokok merupakan faktor risiko dari kanker mulut, namun tidak demikian dengan alkohol. Namun, berdasarkan meta-analisis subgrup, alkohol tetap merupakan faktor risiko kanker mulut. Kesimpulan: Penggunaan tembakau dalam bentuk smokeless tobacco dan rokok merupakan faktor risiko kanker mulut. Alkohol juga merupakan faktor risiko kanker mulut berdasarkan meta-analisis subgrup dan didukung dengan sebagian besar studi pada systematic review.

Background: Oral cancer is one of the six most common malignancies in Asia with an incidence of nearly 274,300 new cases each year. Compared to other continents in the world, Asia has the highest incidence, mortality, and prevalence with percentages of 65.8%, 74%, and 60.9% respectively. The high incidence of oral cancer in Asia is associated with several factors such as smokeless tobacco, smoking, and alcohol which are widely used in various regions in Asia. Objectives: To determine whether smokeless tobacco, cigarettes, and alcohol are risk factors for oral cancer. Methods: Study searches were carried out through three electronic databases, then the study selection was carried out using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) guidelines. After that, the included studies were determined to be analyzed qualitatively and quantitatively. Quantitative analysis was calculated using OR pooled analysis which was processed through the Review Manager 5.4 software. Results: Fifteen studies were included for qualitative analysis and fourteen studies for quantitative analysis. Based on the systematic review, all of the studies discussing the relationship between smokeless tobacco and smoking with oral cancer state that these two factors are risk factors for oral cancer. Meanwhile, most of the studies discussing the relationship between alcohol and oral cancer state that alcohol is a risk factor for oral cancer. Based on the results of the meta-analysis, it was found that smokeless tobacco and smoking were risk factors for oral cancer, except for alcohol. However, according to subgroup meta-analysis, alcohol is still considered as risk factor for oral cancer. Conclusion: Smokeless tobacco and smoking are risk factors for oral cancer. Alcohol is a risk factor for oral cancer based on subgroup meta-analysis and supported by the majority of studies in the systematic review."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1969
614.5 EPI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Sugiono
"Kanker mulut rahim merupakan kanker yang menempati urutan kedua di dunia dan pertama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Insidensi kanker ini diketahui memiliki keterkaitan yang erat dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV). Tipe HPV sendiri berdasarkan kemampuannya dalam menginduksi kanker mulut rahim digolongkan menjadi low-risk dan high-risk HPV. Di Indonesia, tipe HPV yang bersifat high-risk adalah tipe 16, 18, dan 52. Untuk menekan insidensi kanker mulut rahim di Indonesia, perlu dirancang vaksin chimeric Virus-Like Particle (cVLP) yang bersifat polyvalent dengan cara mensubstitusikan epitope dari protein L1 HPV-18 dan -52 pada backbone protein L1 HPV-16. Prediksi epitope T-cell dilakukan melalui server MULTIPRED, sedangkan untuk epitope B-cell dilakukan melalui server Conformational Epitope Prediction (CEP). Dari prediksi epitope T-cell dan B-cell, didapatkan empat rancangan sekuen vaksin yang dari pengujian similaritas sekuen terhadap protein L1 HPV-16 native melalui BLAST, keempatnya menghasilkan 96% identity. Keempat sekuen vaksin kemudian diprediksi struktur tersiernya melalui homology modelling dengan menggunakan viewer molekuler DeepView/Swiss-Pdb Viewer 3.7 dan server Swiss-Model. Struktur hasil homology modelling kemudian dievaluasi melalui Ramachandran Plot. Hasil evaluasi menunjukkan kualitas keempat struktur vaksin baik, sehingga kemudian keempat struktur vaksin diuji similaritas struktur tersiernya dengan protein L1 HPV native pada database Protein Data Bank (PDB) melalui VAST. Hasil VAST menunjukkan bahwa keempat vaksin memiliki nilai RMSD yang sama yakni 0,1 ?; sehingga dapat dikatakan keempat vaksin secara struktural sama dengan protein L1 HPV-16 native."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>