Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
Lampe, Nicodemus P.
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam industri penerbangan komersial, sukses atau gagalnya sangat
tergantung kepada kualitas pelayanan yang diberikan kepada penumpang karena
satu-satunya yang langsung menilai mutu pelayanan. Pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia dibagi menjadi dua yaitu:
pelayanan darat : menangani masalah pre and post flight services seperti
reservation, ticketing, check-in penumpang, transit/connecting penumpang dan
baggage handling.
pelayanan udara : menangani masalah in-flight service yaitu memberikan
pelayanan di dalam pesawat kepada penumpang sejak boarding sampai dengan
penumpang turun di tempat tujuan dengan nyaman.
Pelayanan udara oleh awak kabin sangat memegang peran penting dalam
membentuk pandangan konsumen atau penumpang terhadap kualitas pelayanan
penerbangan secara keseluruhan, karena awak kabin melayani secara langsung
dan berkomunikasi dengan penumpang sebagai pengguna jasa. Dengan demikian
untuk bersaing dalam bisnis penerbangan maka PT. Garuda Indonesia harus dapat
menggunakan awak kabinnya memenuhi keinginan atau tuntutan pelayanan udara
yang diìnginkan oleh penumpang.
Berdasarkan hasil survey IRS (In-flight Research Survey) of Oxford posisi
PT. Garuda Indonesia diantara 10 perusahaan penerbangan yang berkantor pusat
di Asia Pasific secara rata-rata berada pada urutan ketujuh dari faktor-faktor
Penilaian : efficiency of meal service, friendliness of cabin crew, grace and style of service, sincerity and attitude of service dan quality consistency amongst staff
ini brarti bahwa PT. Garuda Indonesia masih belum dapat menggunakan awak
kabinnya memenuhì keinginan penumpang, yang berarti belum dapat
menggunakan kualitas pelayanan udara oleh awak kabin sebagai alat bersaing agar
menjadi penerbangan yang berkualitas menurut pandangan konsumen.
Agar kualitas pelayanan udara yang diberikan oleh awak kabin dapat
sesuai antara apa yang diharapkan penumpang dengan kenyataan yang diterima,
maka Dinas Awak Kabin PT. Garuda Indonesia harus mengetahui dengan benar
apa yang diinginkan oleh penumpang dan pelayanan udara oleh awak kabin. Jika
sudah diketahui maka dapat ditetapkan kebìjaksanaan mengenai pengelolaan
awak kabin sehingga akhirnya diimplementasikan untuk memberikan pelayanan
sesuai tuntutan penumpang.
Dari hasil analisa eksternal, internal, SWOT dan identifikasi key success
factor pada PT. Garuda Indonesia, untuk mendapatkan awak kabin yang bisa
memberikan peiayanan yang prima maka Dinas Awak Kabin harus memutuskan
dengan tepat mengenai:
Perencanaan awak kabin yaitu mengenai jumlah maupun kriteria yang
dibutuhkan. Untuk mendapatkan perencanaan yang baik harus
mempertimbangkan turnover awak kabin yang cukup besar sekitar 15 orang
setiap bulan, dan selalu mengadakan koordinasi dengan Dinas Pengembangan
Armada dan Dinas Pengembangan Pasar agar dapat diketahui jumlah kebutuhan
awak kabin.
Rekrutmen yaitu proses seleksi untuk mendapatkan calon awak kabut yang
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Kenyataan yang dihadapi oleh PT.
Garuda Indonesia adalah sangat sulit mendapatkan calon awak kabin yang
memenuhi nilai persyaratan Bahasa Inggris sehingga akhimya nilai yang
disyaratkan harus diturunkan.
Pendidikan dan Pelatihan vaitu program untuk mendidik calon awak kabin hasil
rekrutmen sehingga menghasilkan awak kabin yang mampu melayani keinginan
penumpang. Pendidikan dan Pelatihan untuk awak kabin PT. Garuda Indonesia
harus ditekankan pada penguasaan Bahasa Inggiis, kedisiplinan dan kemampuan
berkomunikasi interpersonal.
Penilaian prestasi kerja yaitu suatu evaluasi mengenai unjuk kerja dari awak
Kabin, sebagai dasar peningkatan jenjang awak kabin dan juga untuk
pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi awak kabin.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Setya Budi
Abstrak :
Ring kabin adalah sebentuk material yang cukup penting berkaitan dengan pemasangan haut dan mur pada bagian mesin. Ring ini diproduksi secara massal dengan dua pasangan punch dan die (matres sederhana). Dalam memproduksi ring kabin, sering dijumpai beberapa kekurangan yang bersifat teknis karena kurang memperhitungkan sifat-sifat mekanis bahan serta jenis dan dimensi dari alat pembentukannya, juga beberapa kelemahan antara lain belum maksimalnya pengaturan strip lay out material sehingga terjadi pemborosan material, dan laju produksi yang kurang tinggi, karena dalam dua proses hanya satu benda kerja yang dihasilkan. Dalam perencanana ini akan direncanakan matres dengan type progressive dies yang terdiri dari dua stasiun kerja, yaitu stasiun kerja satu untuk proses piercing dan stasiun kerja dua untuk proses blanking. Sehingga dalam satu kali proses dapat langsung dihasilkan satu benda kerja berupa ring kabin. Langkah- langkah yang dilakukan yaitu menentukan strip lay out material, mengetahui sifat-sifat mekanis banda kerja dan material perkakas yang digunakan, selanjutnya disain progressive dies.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37722
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aris Sunawar
Abstrak :
Pengguna kendaraan sering harus memarkir kendaraan pada ruang terbuka yang terpapar panas matahari langsung, yang mana pada saat kondisi terik, temperatur didalam kabin mobil meningkat jauh dibanding kondisi temperatur luar. Temperatur di dalam kabin dapat mencapai lebih dari 60°C dalam waktu kurang dari 60 menit, yang tentunya dapat membahayakan bagi manusia ataupun bagi benda-benda didalam kendaraan serta menimbulkan kerusakan bagi material mobil itu sendiri.
Disertasi ini akan melihat pola distribusi temperatur mobil yang diparkir di bawah sinar matahari langsung di iklim tropis Indonesia, sehingga diperoleh pola data temperatur tertinggi dan terendah di dalam kabin mobil selama waktu pemanasan 60 menit. Pengujian dilakukan dengan menggunakan model mobil asli dan menggunakan model skala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dengan memodelkan mobil menjadi suatu sumber panas konstan dengan prinsip konduksi thermodinamika, panas yang dihasilkan didalam kabin dimanfaatkan untuk mendapatkan energi listrik menggunakan modul thermoelektrik. Penggunaan modul thermoelektrik sebagai sumber energi tidak memerlukan tenaga dari mesin mobil yang memboroskan pengunaan bahan bakar minyak.
Penggunaan modul thermoelektrik yang diletakkan di atap seluas 1 m2 diperkirakan dapat menghasilkan daya sampai dengan 14,7W dengan simulasi diperoleh penurunan suhu sebesar 1°C. Dengan penurunan temperatur tersebut diharapkan dapat mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat panas dan meringankan kerja sistem pendingin mobil.
......Vehicle users often have to park vehicles in open spaces that are exposed to direct heat, which during hot conditions, the temperature in the cabin of the car increases considerably compared to the conditions of outside temperaturs. The temperature in the cabin can reach more than 60 ° C in less than 60 minutes, which of course can be dangerous for humans or for objects in the vehicle and cause damage to the material of the car itself.
This dissertation will look at the temperature distribution patterns of cars parked in direct sunlight in Indonesias tropical climate, so that the highest and lowest temperatur data patterns are obtained in the cabin of the car during a 60 minute warm up time. Testing is done using the original car model and using a scale model to get more accurate results. By modeling the car into a constant heat source with the principle of thermodynamic conduction, the heat generated in the cabin is used to obtain electrical energy using a thermoelectric module. The use of a thermoelectric module as an energy source does not require power from a cars engine which wastes the use of fuel oil.
By using a thermoelectric module that is placed on a roof of 1 m2 it is estimated that it can produce power up to 14,7W with a target of decreasing the temperatur inside the cabin to reach 1 degrees compared to without the addition of modules. With the decrease in temperatur is expected to reduce the dangers that may arise due to heat and ease the work of the car cooling system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2715
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Ray Nurman
Abstrak :
Manusia selalu menginginkan lingkungan yang nyaman secara themral. Hal ini terlihat dan perkembangan Air Conditioner. Baik itu dikembangkan pada gedung maupun pada mobil. Misalnya seperti perkembangan refrigerant, atomatisasi penyesuaian temperature maupun pergerakan inlet aliran udara ke dalam kabin.
Dalam merancang AC mobil diperlukan pengetahuan yang cukup antara lain care keria ac mobil dan sirkulasi udara di dalam kabin mobil tersebut_ Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kenyamanan thermal di dalam kabin mobil Dodge Avanger.
Untuk mendapat data tersebut penulis menggunakan program CFD yaitu Fluent. Tujuan pemakaiah CFD ini adalah untuk memanfaatkan hasill yang lebih cepat dan akurat. Computational Fluid Dynamics (CFD) digunakan sebagai alat uji untuk mengestimasi temperatur dan keoepatan udara setiap detik dalam kabin penumpang yang akan diuji sebagai parameter kenyamanan thermal dalam kabin mobil.
Setelah hasil perhltungan didapatkan dan dibandingkan dengan referensi dan parameter standar kenyamanan thermal ISO 7730, terlihat bahwa kabin Dodge Avenger dengan keadaan temperature yang sangat tinggi dalam waktu tertentu dan arah inlet seperti simulasi ini tidak memenuhi standar kenyamanan thermal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37247
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tamara Hanan Zhafirah
Abstrak :
Pekerjaan awak kabin memiliki tuntutan emosional kerja yang tinggi. Dalam pekerjaannya, awak kabin dituntut untuk melayani penumpang dengan sikap ramah dan bersahabat. Namun, tuntutan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kelelahan mental pada diri awak kabin. Penelitian ini berusaha mencari tahu hubungan antara tuntutan emosional kerja dan kelelahan mental di pekerjaan awak kabin. Tuntutan emosional kerja diukur menggunakan Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) dan kelelahan mental diukur menggunakan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Penelitian ini menggunakan 45 sampel partisipan yang merupakan awak kabin dari berbagai maskapai penerbangan Indonesia. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan tuntutan emosional kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kelelahan mental r43 = 0,52, p < 0,05. Temuan ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tuntutan emosional kerja pada pekerjaan awak kabin, maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan mental yang dialami awak kabin. Dengan demikian, maskapai penerbangan dapat memberikan intervensi atau pelatihan lebih lanjut kepada awak kabin mengenai regulasi emosi dalam pekerjaan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S8443
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mohammad Rafi
Abstrak :
Indonesia memiliki jumlah kelahiran bayi prematur hingga ratusan ribu setiap tahun. Karena Grashof Inkubator ini dibuat untuk meminimalkan tingkat kematian bayi prematur tersebut. Pengukuran all-in-one diperlukan untuk memfasilitasi proses pemantauan kinerja Grashof Inkubator. Jadi, pengukuran all-in-lowcost dan praktis dirancang dengan menggunakan DHT22 sebagai sensor kelembaban dan DS18B20 sebagai sensor suhu dan kedua sensor ini akan menjadi dikombinasikan dengan LCD. Kedua sensor DS18B20 dikalibrasi sehingga perbedaan pembacaan suhu antara kedua sensor akan seminimal mungkin. Sedangkan parameter kelembaban dipelajari untuk mengetahui karakteristik kelembaban di dalam dan di luar kabin Inkubator Grashof dan juga untuk mengetahui nilai rata-rata perbedaan kelembaban () untuk nilai persamaan Arduino sehingga satu sensor DHT22 yang akan ditempatkan di luar inkubator dapat menampilkan nilai kelembaban di dalam dan luar pada LCD. Karakteristik Kelembaban diukur dalam kondisi lingkungan yang berbeda yang terdiri dari lingkungan dengan suhu normal (30) dan lingkungan dengan suhu dingin relatif (25). Setelah itu percobaan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kelembaban di dalam kabin inkubator untuk mengantisipasi jika kelembaban di dalam berkurang secara drastis. Eksperimen menggunakan busa dan air sebagai komponen untuk meningkatkan tingkat kelembaban. Hasil percobaan ini adalah peningkatan kelembaban kabin sebesar 2-3%.
Indonesia has a birth number of premature babies up to hundreds of thousands each year. Because of this Grashof Incubator were made to minimize the death rate of those premature babies. An all in one measurement was needed to facilitate the monitoring process of the performance of the Grashof Incubator. So a low cost and practical all in one measurement were designed with the use of DHT22 as humidity sensor and DS18B20 as temperature sensor and both of these sensors will be combined with an LCD. Both of the DS18B20 sensors are calibrated so that the difference of temperature reading between the two sensors will be as minimum as possible. While the parameters of humidity were studied to know the humidity characteristics in the inside and outside cabin of the Grashof Incubators and also to know the average value of humidity difference () for the value of the Arduinos equation so that one DHT22 sensor that will be placed outside the incubator can display the values of inside and outside humidity on the LCD. Humidity Characteristics are measured in different environment conditions which consist of an environment with normal temperatures (30) and an environment with relative cold temperatures (25). After that an experiment was made with a purpose to increase the humidity inside the incubators cabin to anticipate if the humidity decreases drastically inside. The experiment uses foam and water as the component to raise the humidity level. The results of this experiment were increased from cabin humidity by 2-3%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sandya Priyambada
Abstrak :
Mobil yang di parkir di tempat terbuka di bawah sinar matahari akan mengalami peningkatan temperatur di dalam kabin hingga 52,4 °C. Hal ini disebabkan konduksi terhadap badan mobil, konveksi di dalam kabin mobil dan radiasi dari sinar matahari terhadap kaca mobil serta pantulan radiasi oleh interior di dalam mobil. Untuk mengatasi peningkatan temperatur di dalam kabin maka dirancang sebuah pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik. Pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik tersebut memiliki dua sisi yaitu sisi panas dan sisi dingin dengan sumber listrik dari accu. Dengan demikian diharapkan pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik dapat mengurangi temperatur panas di didalam kabin mobil. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pendingin kabin mobil berbasis termoelektrik ini dapat menurunkan temperature hingga 48°C.
Cars are parked in the open directly from the sun will increase the temperature inside the car cabin up to 52.40C. This is due to car bodies conduction, convection inside the car cabin and radiation from the sun on the windshield and the reflection of radiation by the interior in the car cabin. The cabin cooler based on thermoelectric has two surfaces, the hot side and the cold side which the power source come from the batteries. It is expected the cabin cooler based on thermoelectric can reduce the temperature inside the car cabin. The result showed that the use of the cabin cooler based on thermoelectric can lower the temperature in car cabin to 480°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1794
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Isti Surjandari Prajitno
Abstrak :
Salah satu masalah dalam maningkatkan daya saing suatu produk, maka perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai penentuan harga jual dari produk tersebut. Hal ini juga dialami oleh PT Delima Jaya sebagai perusahaan yang bargerak dalam bidang karoseri kabin operator. Dalam hal ini yang menjadi permasalahan adalah penentuan harga pokok produksi sebagai dasar penentuan harga jual dari produk kabin operator (salah satu produk komponen alat-alat berat yang diproduksi oleh PT. Delima Jaya).
Agar dapat diperoleh gambaran yang jelas dari rencana pengembangan usaha ini terutama dari segi finansialnya, perlu diketahui berapa ongkos pembuatan kabin operator ini. Besarnya ongkos pembuatan ini dapat dipakai sabagai dasar penentuan harga jual.
Untuk memecahkan permasalahan ini digunakan Teknik Tata Hitung Ongkos dengan Sistem Ongkos Taksiran, yaitu salah satu metoda penentuan ongkos sebelum produksi dimulai. Agar penentuan ongkos pembuatan ini dapat disesuaikan dengan harga bahan-bahan dan kegiatan produksi yang mungkin berubah, maka perhitungan ongkos taksiran ini dilakukan dengan suatu pendekatan fungsi ongkos, dimana besarnya ongkos pembuatan tergantung terhadap volume produksi. Selain itu perlu dibuat suatu persamaan harga pokok produksi agar pengendalian ongkos-ongkos yang terjadi dapat dijalankan dengan mudah.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Tobing, Martin Victor
Abstrak :
ABSTRAK
Kendaraan altematif yang tidak merusak lingkungan merupakan pilihan utama bagi kota-kota besar yang Ialulintas kendaraan bermotomya sangat tinggi, salah satunya yaitu jenis kendaraan yang menggunakan tenaga Iistrik sebagai sumber daya garaknya. Kendaraan jenis ini memiliki keungguian ramah terhadap Iingkungan karena praktis tidak menghasilkan gas buang hasil pembakaran dan sumber tenaganyapun dapat diperbaharui (reversibel). Untuk itu Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Unit P2M Mesin FTUI) tetah mengembangkan suatu kendaraan listrik disebut Kendaraan Angkutan Listrlk (KAL); sebagai sarana angkutan untuk daerah-daerah pemukiman yang berjarak tempuh terbatas dan digerakkan oleh motor listrik arus searah (Direct Current).
Dalam mendesain kendaraan ini turut dipertimbangkan segi ergonomik tubuh manusia; yang meningkatkan human value ('nilai manusia'); sehingga walaupun kendaraan ini keoil karena pertimbangan akan supiai energinya, pengemudi dan pnumpang masih dapat mempergunakannya dengan nyaman.
Sebagai dasar peranoangan KAL dipakai data anthropometri tubuh manusia untuk dapat meningkatkan kemampuan fungsional rnanusia .pada KAL. Sedangkan metode perancangan yang dipakai adalah metode perancangan berdasarkan individu ekstrim dan metode perancangan berdasarkan rata-rata pemakai (bagi fasilitas-fasiiitas yang tidak dapat disetelldiatur). Dengan menggunakan kedua metode tersebut diharapkan lebih banyak orang yang merasa nyaman menggunakan KAL karena rancangan ini dapat dinikmati oleh Iebih banyak persentil anthropometri sebab mempertimbangkan ukuran anthropometri disebagian besar persentil yang ada.
Elemen-elemen dari kendaraan yang dirancang antara Iain ruang kabin depan, ruang kabin belakang, pintu-pintu, tempat duduk, Iantaildek, injakan kaki, kaca depan, perletakan kaca spion, perletakan kemudi dan perletakan pedal-pedal.
Dengan dirancangnya elemen-elemen tersebut diharapkan dapat dibuat suatu kendaraan angkutan perumahan bebas poiusi yang berbiaya produksi rendah, berbobot ringan yang aman, nyaman dan sehat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36760
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library