Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewa Ayu Gita Viakarina
"Selama beberapa tahun terakhir, Generasi Milenial atau Generasi Y selalu menjadi topik hangat untuk diteliti dan diperbincangkan karena karakteristiknya yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Salah satunya adalah kebiasaan generasi milenial dalam berpindah-pindah perusahaan yang menciptakan munculnya fenomena job-hopping yang kerap bertentangan dengan konsep loyalitas karyawan yang dipegang teguh oleh generasi-generasi sebelumnya. Fenomena job-hopping yang sering dilakukan oleh karyawan milenial ini menimbulkan persepsi buruk seperti kaum pekerja milenial yang melakukan job-hopping tidak setia atau tidak berkomitmen pada tempat bekerja mereka, hanya karena persepsi yang ada menegenai tujuan mereka melakukan job-hopping yaitu untuk mendapatkan gaji yang lebih besar atau alasan yang berkaitan dengan finansial mereka. Namun kenyataannya banyak generasi milenial yang menentang akan stereotip ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara langsung perspektif milenial akan fenomena job-hopping dan sejauh mana konsep loyalitas yang mereka terapkan saat bekerja. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tematik analisis. Data penelitian dikumpul dari 14 narasumber dengan pengumpulan data menggunakan in-depth interview. Hasil temuan yang didapat pada penelitian ini menentang persepsi umum mengenai makna kaum milenial melakukan job-hopping, bukan hanya untuk mendapatkan gaji yang lebih besar tetapi mereka lebih menginginkan personal development saat bekerja, lingkungan kerja yang nyaman dan career path yang jelas. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip “disloyal” terhadap generasi milenial masih terjadi di lingkungan kerja maupun keluarga dan bahkan sudah dianggap lumrah bagi milenial sendiri. Konsep loyalitas yang sebelumnya terus diterapkan oleh generasi yang lebih tua, kini sudah tidak diterapkan lagi karena milenial melihat loyalitas sebagai komitmen dan tanggung jawab pada pekerjaan bukan pada perusahaan.

Over the past few years, Millennial Generation or Generation Y has always been a hot topic to be researched and discussed because of its different characteristics from previous generations. One of them is the habit of the millennial generation in moving companies which creates the emergence of the job-hopping phenomenon and often contradicts to the concept of employee loyalty that was firmly held by previous generations. The job-hopping phenomenon itself is often carried out by millennial employees and most of the times creates a bad perception, such as millennial workers being disloyal or not committed to their workplace, only because of the perception that their goal of doing job-hopping is to get a higher salary or other reasons related to their finances. But the reality is that many millennials are against this stereotype. The purpose of this study is to directly explore the millennial perspective on the job-hopping phenomenon and the extent to which the concept of loyalty is applied at work. This research uses qualitative research methods with thematic analysis. Research data were collected from 14 sources using in-depth interviews. The findings in this study challenged the general perception of what it means for millennials to do job-hopping, not only to get a bigger salary but they prefer personal development at work, a comfortable work environment and a clear career path. In addition, the results of the study also show that the stereotype of "disloyal" to the millennial generation still occurs in the work and family environment and is even considered normal for millennials themselves. The concept of loyalty, which previously continued to be applied by the older generations, is no longer applied to millennials because they see loyalty as a commitment and responsibility to work, not to the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habibulloh Adi Negoro
"Internet dan teknologi telah membuat disrupsi besar arus informasi dan sifat transaksi ekonomi. Studi ini fokus pada bagaimana kejutan mempengaruhi dan membuat perubahan dalam pencarian pekerjaan. Baru-baru ini biaya pencarian pekerjaan telah berkurang dan sekarang lebih mudah bagi pekerja (bahkan pekerja yang menganggur) untuk mencari pekerjaan baru. Kemudahan ini telah membuat pencarian pekerjaan lebih mudah dari sebelumnya dan mudah untuk menemukan lowongan pekerjaan. Dalam studi ini, OLS pooled dan cross-sectional telah digunakan untuk memperkirakan jumlah pemindahan pekerjaan yang dilakukan oleh generasi milenial dan X untuk mendeteksi apakah perbedaan dari hopping pekerjaan signifikan antar generasi. Studi ini menemukan bahwa generasi milenial tidak berpengaruh signifikan terhadap pendahulunya. Namun, generasi milenial memiliki potensi dan kemampuan yang lebih tinggi untuk bergerak lebih dari generasi sebelumnya karena mereka memiliki tingkat pendidikan rata-rata yang lebih tinggi. Studi ini juga menemukan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat memberikan kemampuan dan daya tawar yang lebih tinggi kepada pekerja untuk pindah ke pekerjaan lain, di mana kemampuan yang lebih tinggi yang diperoleh dari tingkat pendidikan dimulai dari sarjana.

The internet and technology has made large shocks of information flows and the nature of economic transactions. This study focus on how the shock affects and made changes in the job search. Recently the searching cost of a job has been decreased and now it’s easier for workers (even unemployed labor) to seek for a new job. This easiness has made job seeking simpler than ever and it’s easy to find job vacancy. In this study, pooled and cross-sectional OLS has been used to estimate the number of job moves done by millennial and X generation to detect whether the difference of job-hopping is significant between generations. This study found that millennial generation does not significantly to their predecessors. Yet, millennial generation has higher potential and ability to move more than the previous generations since they have higher average of education level. This study also found that higher education level could give higher ability and bargaining power to the labor to move to another job, where higher ability gained from the education level starts from bachelor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cathlin Lita Michaelia Br. Manik
"Maraknya praktik job hopping pada generasi Z mencerminkan rendahnya komitmen afektif yang terbentuk pada generasi ini. Mengingat bahwa generasi Z akan segera mendominasi pasar tenaga kerja dan karakteristik mereka yang cenderung tidak ragu untuk berpindah kerja, menjadi penting untuk menguji faktor yang dapat meningkatkan komitmen afektif pada generasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran kemajuan tujuan karier sebagai moderator dalam hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif pada karyawan generasi Z. Penelitian dilakukan pada 346 karyawan berusia 20–29 tahun yang berstatus sebagai karyawan tetap, WNI, dan telah bekerja minimal 3 bulan. Hasil pengujian SPSS Process Hayes menunjukkan bahwa kemajuan tujuan karier terbukti memiliki efek moderasi signifikan pada hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif pada karyawan generasi Z di Indonesia (t = 2.123, p = 0.034 < 0.05). Temuan penelitian ini menekankan pentingnya kemajuan tujuan karier dalam meningkatkan komitmen afektif, meskipun pekerjaan layak juga memainkan peran penting bagi karyawan generasi Z. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan komitmen afektif karyawan khususnya pada generasi Z, seperti melalui branding mengenai jenjang karier di media sosial, sehingga fenomena job hopping dapat diminimalisasi.

The prevalence of job hopping among Generation Z reflects their low affective commitment. As Generation Z is set to dominate the labor market and tends to frequently change jobs, it is crucial to explore factors that can enhance their affective commitment. This study examines the role of career goal progress as a moderator in the relationship between decent work and affective commitment among Generation Z employees. The study involved 346 employees aged 20–29 who are permanent employees, Indonesian citizens, and have worked for at least 3 months. SPSS Process Hayes moderation testing showed that career goal progress significantly moderates the relationship between decent work and affective commitment in generation Z employees in Indonesia (t = 2.123, p = 0.034 < 0.05). The findings of this study emphasize the importance of career goal progress in increasing affective commitment, although decent work also plays an important role for generation Z employees. This research can serve as a reference for companies in developing strategies to increase the affective commitment of employees, especially in generation Z, such as through branding about career paths on social media, so that the phenomenon of job hopping can be minimized."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farha Nuraqyla Kesuma Wardhana
"Terdapat fenomena yang umum terjadi pada karyawan generasi Z, yaitu job hopping atau sering berpindah-pindah pekerjaan. Fenomena job hopping ini mencerminkan kurangnya komitmen afektif yang dimiliki oleh karyawan, di mana karyawan tidak memiliki keterikatan emosi, identifikasi, dan keterlibatan yang cukup dengan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi persepsi dukungan atasan dalam hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif sebagai usaha untuk menghadapi fenomena tersebut. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah 346 orang karyawan generasi Z berusia 20-29 tahun, berwarga negara Indonesia, sudah bekerja selama minimal 3 bulan, berstatus karyawan tetap, dan memiliki atasan langsung di tempat kerja. Uji moderasi Hayes menghasilkan temuan bahwa persepsi dukungan atasan terbukti secara signifikan memoderasi hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif (t = 2.665, p = 0.008 < 0.05). Dalam hal ini, persepsi dukungan atasan berperan dalam memperkuat hubungan antara pekerjaan layak dan komitmen afektif. Implikasi penelitian ini menyoroti pentingnya persepsi dukungan atasan untuk meningkatkan komitmen afektif karyawan generasi Z. Selain itu, pekerjaan layak juga berperan penting untuk mengembangkan komitmen afektif yang dimiliki. Melalui usaha ini, diharapkan fenomena job hopping pada karyawan generasi Z dapat diatasi

There is a common phenomenon among Generation Z employees, known as job hopping or frequently changing jobs. This job hopping phenomenon reflects the lack of affective commitment possessed by employees, where employees do not have sufficient emotional attachment, identification, and involvement with the company. This research aims to examine the moderating role of perceived superior support in the relationship between decent work and affective commitment as an effort to deal with this phenomenon. In this research, the participants involved were 346 generation Z employees aged 20-29 years, Indonesian citizens, had worked for at least 3 months, had permanent employee status, and had a direct supervisor at work. The Hayes moderation test resulted in the finding that perceived superior support was proven to significantly moderate the relationship between decent work and affective commitment (t = 2.665, p = 0.008 < 0.05). In this case, perceived supervisory support plays a role in strengthening the relationship between decent work and affective commitment. The implications of this research highlight the importance of perceived superior support in increasing the affective commitment of generation Z employees. Additionally, decent work also plays an important role in developing their affective commitment. Through this effort, it is hoped that the job hopping phenomenon among generation Z employees can be overcome."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library