Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriansyah
"Digital pornografi menyumbang sepertiga dari trafik pertukaran file antar peer di seluruh dunia. Ketika bicara mengenai jaringan berbagi, terjadi perdebatan bahwa pornografi adalah hal yang pertama kita cari disamping buku dan lagu. Sepanjang sepuluh tahun terakhir ini, pemain-pemain baru di pasar jaringan berbagi berlipatganda secara menakjubkan. Ini mengingat bahwa pengunjung mereka tidak dikenakan biaya untuk suatu konten sementara untuk berproduksi tentu saja mereka tetap membutuhkan biaya. Pasar yang bergantung sepenuhnya pada kualitas akan menjadi landasan kita untuk menyelidiki bagaimana dan kapan game-theory dapat memodelkan interaksi antar portal-portal torrent yang bersaing untuk mengakomodasi kebutuhan konsumennya seperti, namun tidak terbatas pada, konten pornografi digital bajakan.
Analisis akan kita mulai dengan game 2 periode dari model duopoli. Adalah residual demand dan switching cost yang amat kecil dari sisi konsumen, yang memungkinkan peralihan ke lebih dari satu layanan portal. Darisini akan ditunjukkan bahwa pemain-pemain baru yang terus bermunculan ternyata dapat terus bertahan meskipun dengan menawarkan kualitas yang rendah. Disaat suatu delik aduan membuat pihak yang berwenang menutup portal tertentu, pemain baru yang berkualitas rendah akan membidik profit maksimumnya dengan menawarkan kualitas monopolinya. Tindakan ini kemudian akan menarik pengunjung. Kita mengusulkan kemajuan teknologi sebagai competitive advantage di antara para pemain baru dan mempelajari seperti apa strategi interaksinya menggunakan Tirole's animal taxonomy.

Digital pornography accounts for an estimated one-third of all peer-sharing traffic worldwide. When it comes to peer-sharing networks, porn is arguably the first thing many of us look beside books and music. The proliferation of entrants on peer-sharing portal over the past 10 years is remarkable, considering the fact that viewers do not pay for the content while the cost of operation is not zero. The market that depends solely on the quality will be used as our foundation to investigate if and how game theory can be a helpful tool to model strategic interaction amongst torrent portals that generate revenue from advertisers and compete to serve consumer needs such as, but not limited to, pirated digital porn.
We begin with two periods game of duopoly model. Due to 'residual demand' and such an extremely low switching cost, some proportion of viewers will sample more than one services. We demonstrate that, in an attempt to enter the market with low quality, new entrants will thrive and survive in the market. When the authority blockade the high-quality Incumbent, this low-quality entrant will aim nothing but maximum profit by providing his monopoly quality, then increasing more traffics as a result. We introduces technological progress as competitive advantage amongst new entrants and study its strategic interaction using Tirole's animal taxonomy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Oktavianti
"Penelitian ini fokus pada jaringan komunikasi termediasi teknologi yang dimanfaatkan jurnalis untuk mengumpulkan berita. Jaringan komunikasi termediasi teknologi berupa mailing list menjadi medium berbagi untuk mengatasi keterbatasan aktor manusia di tengah semakin banyaknya aktor, agensi dan aktan berupa ketidakpastian dalam jaringan. Ini berdasarkan konstruksi aktor yang mengetahui biografi jaringan, maupun aktor yang tidak mengalami jaringan awal. Proses di mana aktor bergabung dalam jaringan dipandang sebagai tindakan translasi. Dalam Teori Jaringan Aktor, translasi sebagai sebuah proses assembling meliputi problematisasi, interessement, enrollment, mobilisasi, dan inskripsi. Translasi juga melibatkan banyak aktor, agensi dan aktan sehingga lebih banyak melibatkan proses berbagi. Keberhasilan translasi ditandai dengan upaya mempertahankan jaringan berbagi aktor lewat pembentukan jaringan baru melalui translasi. Penelitian kualitatif ini ingin mengetahui cara jurnalis mengkonstruksi jaringan, serta alasan melakukan assembling dan mempertahankan hubungan.

This study focuses on technology-mediated communication network used by journalists to gather news (newsgathering). Technology-mediated communication network in the form of a mailing list is a sharing medium to overcome the limitations of the human actors in the middle of the increasing number of actors, agencies and actant in form of uncertainty in the network. It is based on the actors? construction who knows the biography of the network, as well as the actors who did not experience the initial network. The process by which an actor joins the network is seen as a translation. In the Actor-Network Theory, translation phase as a process of assembling human actors and non-human actors includes problematization, interessement, enrollment, mobilization, and inscriptions. Translation also involves more actors on it, whether human actors, non-human actors, agency, and actant. In other words, more sharing is done. The success of translation is characterized by the efforts to maintain actor-sharing network through translation of new networks. This qualitative research is also to find out how journalists construct a network, as well as the reasons for assembling and maintaining relationships."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library