Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arikadia Noviani
Abstrak :
[Caesalpinia sappan L. lignum atau kayu secang adalah anggota suku Fabaceae. Kayu secang secara empiris dapat mengobati berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan pembuluh darah. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak kayu secang dapat menghambat aktivitas enzim arginase. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa dengan aktivitas penghambatan terhadap enzim arginase secara in vitro. Isolasi dilakukan berdasarkan bioassay-guided isolation dengan kromatografi kolom. Dari ekstrak etil asetat didapatkan subfraksi dengan potensi penghambatan terhadap enzim arginase, yaitu subfraksi J dan K yang masing-masing mempunyai nilai IC50 67,02 μg/mL dan 75,57 μg/mL. Identifikasi golongan senyawa menunjukkan subfraksi J dan K mengandung senyawa golongan flavonoid dan terpenoid. Dari ekstrak metanol didapatkan isolat dengan IC50 265,03 μg/mL. Hasil elusidasi struktur isolat dari data spektroskopi UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, dan 2D-NMR menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7-trihidroksikroman-4-on atau kuersetin.;Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL, respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50 265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7- trihidroksikroman-4-on or quercetin;Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL, respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50 265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7- trihidroksikroman-4-on or quercetin, Caesalpinia sappan L. lignum or kayu secang is the member of Fabaceae family. Kayu secang is empirically used as a treatment for various disease related to vascular dysfunction. Previous research reported that the extract of kayu secang was able to inhibit arginase enzyme activity. This research’s aim is to isolate and identicate compound with arginase inhibitory activity in vitro. Isolation is conducted based on bioassay-guided isolation by column chromatography. From ethyl acetate extract, potential inhibition of arginase enzyme activity was exhibited by subfraction J and K with IC50 67,02 μg/mL and 75,57 μg/mL, respectively. Identification showed that subfraction J and K contains flavonoid and terpenoid compounds. From methanol extract, there is an isolate with IC50 265,03 μg/mL. Structure elucidation by spectroscopy UV-Vis, IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR showed that the isolate is 2-(3,4-dihidroksifenil)-3,5,7- trihidroksikroman-4-on or quercetin]
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Netti Darta Br
Abstrak :
ABSTRAK
Ikan kering asin merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan pangan tersebut mudah mengalami kerusakan, khususnya oleh mikroorganisme. Penelitian dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang-kapang pada 30 sampel ikan kering asin. Isolasi dilakukan dengan teknik direct plating rnenggunakan medium Dichioran Agar + Chloramphenicol. Kapang yang diisolasi yaitu kapang representatif berdasarkan warna dan tekstur koloni, yang tumbuh langsung pada potongan ikan tersebut. Isolat kapang ditumbuhkan pada medium identifikasi, yaitu Czapek's Dox Agar (CDA) dan Malt Extract Agar (MEA) atau Potato Dextrose Agar (PDA). Identifikasi dilakukan melalui pengamatan makroskopik dan mikroskopik dari kapang-kapang tersebut. Hasil penelitian isolasi dan identifikasi kapang pada 30 sampel ikan kering asin menunjukkan ada 36 spesies kapang yang terdiri dari 13 genera yaitu Absidia, Aspergilus, Chaetomium, Cladosporium, Curvularia, Doratomyces, Eurotium, Fusarium, Moniliella, Mucor, Neurospora, Nigrospora, Penicillium dan 3 isolat lainnya tidak dapat diidentifikasi. Kapang dari genus Aspergillus yang paling banyak ditemukan, yaitu ada pada 23 sampel dan kelompok Aspergillus candidus Link merupakan isolat kapang paling banyak yatu ada 8 isolat dari 102 isolat yang diperoleh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Endofit adalah organisme yang membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala negatif pada inangnya. Kapang adalah salah satu bentuk organisme endofit yang paling banyak ditemukan. Beberapa kapang endofit dilaporkan mampu menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antimikroba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi kapang endofit dari tanaman Garcinia fruticosa Lauterb, Garcinia lateriflora Blume, Garcinia cowa Roxb dan menyeleksi kapang endofit yang memiliki aktivitas antimikroba. Delapan kapang endofit yang telah berhasil diisolasi dari ketiga tanaman tersebut difermentasi dalam media cair Potato Dextrose Yeast. Supernatan, ekstrak metanol, etil asetat, dan butanol dari hasil fermentasi digunakan untuk skrining aktivitas antimikroba. Skrining aktivitas antimikroba dari ekstrak fermentasi kapang endofit dilakukan dengan metode difusi cakram terhadap Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Aspergillus niger. Lima isolat kapang menghasilkan zat yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak fermentasi kedelapan isolat kapang endofit tidak ada yang menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans dan Aspergillus niger.
Universitas Indonesia, 2007
S32596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Riztiasih
Abstrak :
Garcinia cymosa (K. Schum) I.M. Turner & P.F. Stevens merupakan salah satu spesies Garcinia yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji toksisitas terhadap Artemia salina L senyawa kimia dari daun Garcinia cymosa. Isolasi ekstrak aseton dilakukan dengan cara kromatografi kolom dipercepat dan juga kromatografi kolom terbuka. Isolat A diperoleh dari fraksi 3 sedangkan isolat B dari fraksi 5. Berdasarkan analisis spektroskopi, diduga isolat A merupakan friedelin sedangkan isolat B mempunyai gugus cincin aromatis posisi para, C=C, OH, dan C-H. Hasil uji toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) menunjukkan kedua isolat tidak bersifat toksik dengan hasil LC50 2687,208 μg/ml untuk isolat A dan 1890,377 μg/ml untuk isolat B.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus B. Gandawinata
Abstrak :
Gempa bumi adalah bencana alam yang paling banyak mengakibatkan korban jiwa serta harta benda,karena tidak dapat diramalkan kapan dan dimana akan terjadi dengan menganalisa komposisi tanah, daerah patahan, daerah volkanik serta pengalaman terjadinya gempa bumi dapat diperkirakan suatu daerah cukup rentan terhadap bahaya gempa bumi atau tidak. tetapi sejumlah informasi itu tetap tidak dapat diberikan kepastian kapan waktu terjadi dan lokasi gempa yang tepat. Untuk itu dikembangkan beberapa metode penanggulangan gempa bumi, salah satu metodenya adalah base isolation yaitu memasangkan suatu bahan karet dan pelat besi (lead rubber bearing) pada pondasi struktur sehingga dapat memeperbesar priode getar alami struktur dengan demikian efek gempa yang diterima struktur menjadi lebih kecil dibandingkan struktur terjepit beberapa faktor yang mempengaruhi respon suatu struktur terhadap beban gempa adalah faktor tinggi bangunan, keteraturan bangunan, kekakuan struktur , dan redaman strktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh perubahan denah struktur secara horizontal terhadap efektifitas dari sistem base isolation dalam mereduksi beban gempa yang diterima oleh struktur, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi denah struktur horizontal, variasi periode isolator, variasi periode gempa, bangunan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah bangunan 8 tingkat. pada variasi denah struktur horizontal dan periode isolator akan dipakai beban gempa El-Centro sedangkan pada variasi periode gempa, beban gempa yang dipakai adalah gempa sinusiodal. Dalam penelitian ini, beberapa parameter struktur yang akan dievaluasi pola getar dan partisipasi massa, gaya geser tingkat, simpangan horizontal strktur, rasio simpangan antar tingkat, percepatan total struktur, serta gaya dalam balok dan kolom, parameter dari struktur terisolasi akan dibandingkan dengan perilaku dan respon struktur jepit, selanjutnya rasio efektifitasnya, dihitung.berdasarkan rasio efektifitas ini, akan diperoleh efektifitas dari sistem base isolation dalam mereduksi beban gempa yang diterima pada struktur. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pada variasi denah horizontal efektifitas kinerja base isolation dalam mereduksi beban gempa sangat baik dan irregularitas bangunan akibat perubahan denahnya tidak terlalu mempengaruhi efektifitas base isolation pada variasi periode isolator, dapat disimpulkan bahwa memperbesar periode isolator tidak akan secara langsung memperbesar efektifitas base isolation untuk variasi periode gempa pengaruh efektifitas base isolation tergantung pada periode struktur, jika periode gempa mendekati struktur jepit maka efektifitas base isolation akan semakin meningkat tetapi jika periode genpa mendekati periode struktur isolasi maka efektifitas base isolation akan semakin menurun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurencius Sutedja
Abstrak :
Dalam upaya mereduksi gaya gempa yang diterima oleh struktur, banyak cara yang telah diteliti dan dikembangkan. Salah satunya adalah sistem base isolation. Sistem ini menggunakan prinsip pengendalian periode getar alami struktur menjauhi periode getar predominan gempa yang terjadi agar percepatan gempa yang diterima oleh struktur dapat direduksi seoptimal mungkin. Base isolator yang digunakan dalam penelitian ini adalah LRB (Lead Rubber Bearing). Base isolator ini dipasang pada struktur beton bertulang 8 lantai dengan dinding geser. Struktur dianalisa secara analisa riwayat waktu terhadap gempa EL-Centro dan Sinusoidal dengan variasi posisi dinding geser, penempatan base isolator, periode getar base isolator dan periode getar predominan gempa. Berdasarkan simulasi parameter diatas, akan dibandingkan perilaku dan respon struktur tersiolasi dengan struktur jepit, yang mencakup periode getar alami struktur dan partisipasi massa, gaya geser tingkat, simpangan, rasio simpangan, percepatan total dan gaya dalam balok serta kolom. Dari hasil perbandingan ini, akan dievaluasi efektifitas base isolator pada struktur yang sejenis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem ini akan bekerja efektif bila base isolator dipasang pada seluruh perletakan. Pengaruh isolasi ini juga memberikan perubahan yang sebanding dengan gaya geser tingkat, percepatan dan gaya dalam balok serta kolom yang terjadi. Isolasi pada sebagian perletakan struktur akan sangat tidak efektif dibandingkan dengan isolasi pada seluruh perletakan struktur jepit. Namun isolasi sebagian cukup efektif dalam mereduksi pengaruh rotasi struktur akibat adanya eksentrisitas antara pusat massa dan pusat kekakuan struktur. Karakteristik base isolator yang efektif adalah tipe isolator yang mempu menjauhkan periode getar alami struktur keluar dari periode getar predominan gempa sehingga percepatan gempa yang masuk ke struktur menjadi kecil. ......To reduce the eathquake forces in structure, there are many researches that have been discovered and developed. One of the researches is base isolation system. This system lengthens fundamental period of structure from predominant period of the earthquake subjected to the structure. Therefore structural responses can be reduced optimally. The isolator used in this research is LRB (Lead Rubber Rearing). The isolator is installed on base of 8-story shear wall + frame in concrete structure. Structural analysis is based on time history procedure with El-Centro and Sinusoidal earthquake accelerations, where shear wall an isolator position, isolator period and earthquake predominant period are varied. Those parameters are studied to evaluate and to compare the behavior and responses of the isolated structure with the fixed base structure. Structural behavior and responses to be investigated consist of structural period, mass participation, shear story, displacement, drift, total acceleration and member force. The comparation shows the effectiveness of isolation system in kind of structure. The result shows that base isolation system is very effective if it is installed at the whole supports of the structure. Effectiveness of that system to reduce structural responses such as shear story, total acceleration and member force has the same effect. Partially isolated structure shows less effective result than fully isolated one. However partially isolated structure is quite effective in reducing rotational effect due to eccentricity of center of mass and rigidity. The most effective isolator characteristic is that one which can lengthen fundamental period of structure away from predominant period of earthquake acceleration. Therefore, the acceleration subjected to the structure decrease.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Vianse or ethanol slop is blackish brown liquid, which is not friendly to the environment......
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Prabowo
Abstrak :
Sistem Radar X-band yang telah dikembangkan di Universitas Indonesia adalah tipe Radar monostatic, yaitu Radar yang menggunakan satu antena sebagai pengirim dan penerima sinyal. Kekurangan dari sistem ini adalah adanya kemungkinan sinyal yang datang dapat mengganggu sinyal yang diterima oleh antena karena adanya refleksi dari sinyal pengirim masuk ke penerima, sedangkan kelabihannya adalah biaya produksi yang lebih murah karena hanya memerlukan satu antena saja. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu perangkat yang memiliki high isolation yang dapat menekan interferensi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh perangkat transmiter maupun receiver. Besar isolasi yang dibutuhkan untuk menekan interferensi ini pada sistem Radar adalah le; -60 dB. Pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun sistem isolasi tinggi yang merupakan integrasi dari rancang bangun disain lange coupler dengan circulator untuk mendapatkan isolasi yang tinggi dan insertion loss yang lebih baik. Perancangan lange coupler yang akan dioptimalkan dan integrasi untuk sistem isolasi tinggi akan disimulasikan menggunakan software Advanced Design System ADS. Bahan yang digunakan untuk membuat coupler adalah TLY-5. Sedangkan circulator yang digunakan adalah yang sudah ada di pasaran. Dari hasil pengukuran fabrikasi lange coupler yang telah di optimasi didapatkan nilai isolasi pada rentang frekuensi 9,35 ndash; 9,45 GHz sebesar -44,97 dB sampai dengan -42,63 dB dan pada frekuensi center 9,4 GHz sebesar -43,14 dB dengan insertion loss sebesar -5,80 dB. Sedangkan hasil pengukuran pada sistem isolasi tinggi didapatkan nilai isolasinya pada rentang frekuensi 9,35 ndash; 9,45 GHz adalah -54 dB sampai dengan -53,56 dB dan pada frekuensi center 9,4 GHz sebesar -58,27 dB. ...... X band Radar system that has been developed at Universitas Indonesia is a monostatic Radar type, this Radar is using a single antenna for transmitter and receiver. Disadvantages of this system is the possibility of the incoming signal can interfere with the signal received by the antenna for their reflection of the incoming signal sender to the receiver, while the advantage is cheaper production costs because it only requires one antenna. To overcome this, we need a device which has high isolation to suppress interference of electromagnetic waves generated by the transmitter and receiver. Isolation required to suppress interference for a Radar system is le 60 dB. In this research, a design of high isolation system is proposed the integration of lange coupler design with circulator to get high isolation and better insertion loss. The design of this system optimized lange coupler and integration for high isolation systems will be simulated using Advanced Design System ADS software. The material used to make the coupler is Taconic TLY 5, while the circulator used is a ordinary circulator. From the measurement results of a lange coupler fabrication that has been optimized, obtained isolation value from range frequency 9.35 ndash 9.45 GHz is 44.97 dB up to 42.63 dB, and at the center frequency 9.4 GHz is 43.14 dB with the insertion loss about 5,80 dB. While the results of high isolation system obtained value of the isolation at therange frequency 9.35 9.45 GHz is 54 dB up to 53.56 dB, and at the center frequency 9.4 GHz is 58,27 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
Abstrak :
Perawatan di ruang rawat isolasi bagi sebagian besar pasien merupakan hal yang cukup mengganggu terkait dengan ketersendirian dan keterasingan dari dunia luar. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang hadir terdekat dengan pasien selama perawatan, memiliki banyak kesempatan untuk memberikan asuhan secara holistik. Asuhan keperawatan spiritual yang sering kali terabaikan harus menjadi bagian penting yang dapat membantu pasien melewati masa perawatan dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan sikap perawat terhadap asuhan keperawatan spiritual yang diterapkan dalam perawatan di ruang rawat isolasi. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode observasional dengan teknik survey. Sampel yang diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan convenience sampling sebanyak 110 orang perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,6888, serta kuesioner SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) untuk mengetahui sikap perawat terhadap asuhan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan 79,1% perawat memiliki pengetahuan baik dan 21,9% memiliki pengetahuan sedang. Sementara itu sikap perawat terhadap asuhan spiritual menunjukkan 48,2% memiliki sikap positif dan 51,8% memiliki sikap yang negatif. Penelitian ini merekomendasikan adanya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman terkait dampak spiritual pada pasien rawat  dan pentingnya asuhan spiritual serta menambahkan data spiritualitas pasien dalam format pengkajian pasien masuk rawat. Selain itu penelitian ini juga merekomendasikan peneliti lainnya yang tertarik terkait penerapan asuhan spiritual di ruang rawat isolasi. ......Treatment in isolation wards for most patients is a rather disturbing thing associated with loneliness and alienation from the outside world. Nurses as nursing caregivers who are present closest to the patient during care, have plenty of opportunities to provide holistic care. Spiritual nursing care, which is often overlooked, should be an important part that can help patients get through the time of care better. The study aims to see to what extent the knowledge and attitude of nurses toward spiritual nursing foster care is applied in care in isolation wards. This descriptive research uses observational methods with survey techniques. The samples were taken using non probability sampling techniques with convenience samplings of 110 nurses. The measurement used is a knowledge questionnaire that has passed the validity and reliability test with Cronbach's Alpha score of 0.6888, as well as the SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) questionary to determine the attitude of nurses towards spiritual care. The results of the study showed that 79.1% of nurses had good knowledge and 21.9% had moderate knowledge. Meanwhile, the nursing attitude towards spiritual foster care showed 48.2% had a positive attitude and 51.8% had a negative attitude. This study recommends training to improve understanding of the spiritual impact on hospitalized patients and the importance of spiritual care and adding patient spirituality data in the admission assessment format. In addition, this study also recommends other researchers who are interested in the implementation of spiritual care in the isolation ward.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Suriani Br
Abstrak :
SUMMARY
This research was carried out to study the diversity of Rhizopus in Irian Jaya. Tempe samples were collected from regions in Irian Jaya. The aim of this research was to Isolate and Identify Rhizopus spp. from traditionally made tempe, to make usar from the Rhizopus sp. isolates, and to produce tempe from the chosen usar.

Isolation was done using direct plating method. Nineteen Rhizopus spp. isolates have been isolated from soybean tempe collected from several regions in Irian Jaya. Examination of their morphological characteristics, growth temperature, and spore ornamentation, showed that eighteen isolates belong to the Rh. microsporus group: two isolates were Rh. microsporus var. oligosporus, sixteen isolates were Rh. microsporus var. chinensis. One isolate was Rh. oryzae.

The isolates were examined for their ability to produce usar. Out of the nineteen isolates that were tested, only seven produced good usar (inoculum): six isolates from Rh. microsporus var. chinensis, and one of Rh. oryzae. The amount of spores before and after inoculum production were determined by Total Plate Count (TPC) method. The average of viable spores from all isolates before the inoculum production was ((2.5-3.2)x14' cetllmly, and after the inoculum production was ((1.2-1.8)x104 celllg). The usars (Inocula) from seven Isolates were examined to produce tempe. The Rh. oryzae inoculum produced better tempe than the Rh. microsporus var. chinensis Inoculum based on colour, texture, aroma and shelf-life.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>