Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryantara
Abstrak :
Persaingan yang semakin tinggi di dunia usaha menuntut perusahaan harus selalu member-ikan yang terbaik bagi konsumen. Apabila dulu konsumen hanya mempertimbangkan mutu dari produk saja, kini faktor lingkungan pun ikut menjadi tuntutan konsumen. Sertifikasi ISO mempakan sistem manajemen formal yang telah diakui oleh dunia internasional. ISO 9000 merupakan sistem manajemen mutu, Sedangkan ISO I4000 mempakan sistem manajemen Iingkungan. Dalam rangka meningkatkan daya saing banyak perusahaan yang ingin mendapatkan sertitikasi ISO 9000 dan ISO 14000 sekaligus, untuk ilu jumlah prosedur dan dokumen yang dibutuhkan jumlahnya sangat banyak. Kondisi ini membuat diperlukan adanya suatu proses pembuatan dokumen ISO yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu proses pembuatan dokumen ISO yang terintegrasi dengan cara melakukan reengineering terhadap proses pembuatan dokumen yang lama. Metodologi reengineering yang digunakan dalam Iaporan ini adalah metodologi reengineering dari Lon Roberts, dengan menggunakan banluan analisa SW + II-I dan matriks korelasi. Analisa SW + IH dilakukan pada elemen-elemen ISO yang mempunyai keterkaitan dan kemudian hasil analisanya digambarkan dalam matriks korelasi. Dari matriks ini Ialu dibuat usulan integrasi pembuatan dokumen ISO. Sebagai data pendukung digunakan data dari perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14000. Usulan integrasi pembuatan dokumen ISO 9002 dan ISO l400I yang penulis buat dilakukan dengan cara mengelompokkan semua elemen ISO yang ada menjadi tujuh kelompok, yaitu : Kebijakan Manajemen, Perencanaan, Implementasi dan Operasi, Pemantauan dan Perbaikan, Pengenclalian Data dan Rekaman, Pelatihan, dan Audit. Dari tujuh bagian tersebut ada lima bagian yang pengeujaan dokumennya bisa dilakukan secara integrasi, yaitu : Kebijakan Manajemen, Implementasi dan Operasi, Pengendalian Data dan Rekarnan, Pelatihan, dan Audit.
2001
S49929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustiawan Anis
Abstrak :
Salah satu hasil penting KTT Bumi (1992) adalah menempatkan aspek lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perdagangan barang dan jasa, dan melahirkan suatu pendekatan baru dalam pengelolaan lingkungan, yaitu pendekatan berorientasi pasar (market-based oriented). Pendekatan tersebut melahirkan preferensi baru dalam pengaturan standar-standar lingkungan yang berlaku global dan bersifat sukarela (voluntary), serta digunakan sebagai acuan dalam perdagangan internasional. Salah satu standar lingkungan internasional tersebut adalah standar manajemen lingkungan seri ISO-14000, dan salah satunya adalah standar sistem -manajemen lingkungan (SML) ISO-14001. SML ISO-14001 merupakan salah satu alat atau perangkat manajemen lingkungan guna mencapai perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan (continual improvement). Penerapan SML ISO-14001 relatif baru, sejak terbit tahun 1996 sampai pertengahan tahun 2000 diperkirakan lebih dari 14,000 organisasi di dunia telah meraih sertifikat SML ISO-14001, dimana 70 organisasi diantaranya berada di Indonesia. Dalam penerapannya, beberapa kalangan masih meragukan efektifitas penerapan SML ISO-14001 dalam mendukung tercapai dan terpeliharanya perbaikan lingkungan yang berkelanjutan (continual improvement). OIeh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti perkembangan penerapan SML ISO-14001 pada organisasi yang telah menerapkan dan meraih sertifikat SML ISO-14001. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan pada tiga organisasi yang telah menerapkan dan meraih sertifikat SML ISO-14001 paling sedikit dua tahun adalah: a. Untuk mengetahui tingkat perkembangan penerapan SML ISO-14001; b. Untuk mengetahui pola kinerja lingkungan (operasional); c. Untuk mengetahui tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan; d. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah menerapkana dan meraih sertifikat SML ISO-14001 3. Hipotesis Hipotesis kerja penelitian adalah organisasi yang telah menerapkan dan meraih sertifikat SML ISO-14001 paling sedikit dua tahun memiliki: a. Perkembangan SML yang lebih baik dari persyaratan minimun standar ISO-14001; b. Pola kinerja lingkungan (operasional) yang cenderung semakin membaik dari waktu ke waktu; c. Tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan yang cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu; d. Manfaat nyata penerapan SML. 4. Metode Penelitian Objek penelitian dibatasi pada 3 (tiga) organisasi industri yang telah memperoleh sertifikat SML ISO-14001 dan telah menerapkan SML paling sedikit dua tahun, serta berlokasi di wilayah Jabotabek. Lingkup periode waktu yang diteliti pada objek penelitian adalah sejak SML pertama kali diterapkan sampai waktu penelitian dilaksanakan. Instrumen penelitian divalidasi oleh lima ahli di bidang metodologi penelitian dan SML ISO-14001. Sebelas Orang ahli melakukan penilaian tingkat kepentingan prinsip dan elemen penerapan SML ISO-14001 dengan metode proses analisis hirarki (PAH) yang diolah dengan software Expert Choice Version 9.0. Metode pengumpulan data lapangan menggunakan teknik audit SML, dengan instrumen: (a) daftar ujilperiksa skor tertimbang (weighting score checklist); (b) kuesioner; dan (c) daftar isian kinerja. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, mencakup: (a) analisis kesenjangan (gap analysis); (b) analisis tabel dan grafik; dan (c) analisis kecenderungan (trend analysis) regresi kurva linier. 5. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Penilaian ahli dengan metode PAH menunjukkan ada perbedaan tingkat kepentingan prinsip dan elemen penerapan SML ISO-14001, yaitu: prinsip pelaksanaan dan operasi (0.335), prinsip pemeriksaan dan tindakan koreksi (0.237), komitmen dan kebijakan (0.229), dan prinsip perencanaan (0.199). Sedangkan lima elemen dengan tingkat kepentingan relatif tertinggi adalah: kebijakan lingkungan (0.124), kaji ulang manajemen (0.105), pengendalian operasi (0.088), ketidaksesuaian, tindakan koreksi, pencegahan (0.083), dan struktur-tanggungjawab (0.071). b. Rerata skor penerapan SML 1S0-14001 masing-masing organisasi penelitian adalah 54.6% (PT.ABC), 58.2% (PT.OPQ), dan 63.2% (PT.XYZ). Skor tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang besar dalam penerapan SML ISO-14001 pada ketiga organisasi penelitian. c. Rerata perkembangan (skor beyond ISO) masing-masing organisasi penelitian adalah 76.1%-(PT.ABC), 87.8% (PT.OPQ), dan 103.9% (PT.XYZ). Skor tersebut menunjukkan penerapan SML ISO-14001 pada ketiga organisasi penelitian telah melampaui persyaratan minimum standar ISO-14001. d. Kinerja lingkungan (operasional) ketiga organisasi penelitian belum seluruhnya menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik dari waktu ke waktu. Kinerja operasional dipengaruhi oleh: (1) tingkat kepedulian karyawan; (2) pemantauan kinerja manajemen; (3) evaluasi kinerja operasional; dan (4) alokasi biaya lingkungan. e. Tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan pada ketiga organisasi penelitian belum menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kinerja ketaatan terhadap peraturan lingkungan dipengaruhi oleh: (1) tingkat pengetahuan dan pemahaman peraturan lingkungan; (2) mekanisme inspeksi lingkungan; (3) pengkajian manfaat dan biaya; dan (4) mekanisme tindakan koreksi dan pencegahan. f. Manfaat nyata yang diperoleh organisasi penelitian selama menerapkan SML ISO-14001 dua tahun atau lebih adalah kerapihan dan kebersihan, serta meningkatnya kepedulian lingkungan karyawan. g. Kesenjangan penerapan SML ISO-14001 terhadap praktik manajemen lingkungan terbaik (BEMP-best environmental management practices) terletak pada pendekatan rancangan sistem yang belum sepenuhnya tepat dan konsisten, baik dari segi orientasi sistem maupun karakteristik efektifitas system. 6. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: Penerapan SML ISO-14001 pada ketiga organisasi penelitian telah berkembang Iebih baik dari persyaratan minimum standar SML ISO-14001, namun masih memiliki kesenjangan relatif terhadap praktik manajemen lingkungan terbaik (BEMP-best environmental management practices); Pola kinerja lingkungan (operasional) pada ketiga organisasi penelitian belum seluruhnya menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik dari waktu ke waktu selama periode dua tahun Iebih penerapan SML ISO-14001; Tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan pada ketiga organisasi penelitian belum menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu selama periode dua tahun Iebih penerapan SML ISO-14001. Manfaat nyata yang diperoleh organisasi penelitian setelah menerapkan SML ISO-14001 dua tahun Iebih adalah kerapihan dan kebersihan, serta meningkatnya kepedutian lingkungan karyawan.
Progress Evaluation of Implementation of Environmental Management System ISO-14001 (Case Studies: 3 industries in Jabotabek Region)1. Background Earth Summit in 1992, among other results, has put environmental aspect as significant factor to trade on goods and services. The summit has also commenced market based oriented as a new approach on environmental management. The approach brings in new preference on regulating international and voluntary environmental standards, and has used as reference in international trade. One of the standards is ISO-14000 series standard on environmental management, which includes ISO-14001 environmental management system (EMS) standard. ISO-14001 EMS meant to achieve continual improvement within environmental impact management. Implementation of ISO-14001 EMS is relatively new, it is predicted that since its issuance in 1996 up till med of 2000, more than 14,000 organizations around the world has gained ISO-14001 certificate, includes 70 organizations in Indonesia. In the implementation, some group of people still skepticism on how effective implementation of ISO-14001 to achieve continual improvement of environmental performance. Therefore, writer interests to study progress of implementation of ISO-14001 EMS within organization that has gained and implemented ISO-14001 certificate. 2. Objectives Objectives of the study, progress evaluation of implementation of ISO-14001 in three organizations that has gained ISO-14001 certificate for at least two years, includes: a. To examine level of implementation progress of ISO-14001 EMS; b. To examine model of operational environmental performance; c. To examine level of compliance to environmental regulation; d. To examine benefits from implementing ISO-14001 EMS. 3. Hypothesis Hypothesis of the study is that organization that has gained and implemented ISO-14001 EMS for at least two years, should has: a. Progress of EMS implementation that is better than minimum requirement standard of ISO-14001; b. Pattern of operational environmental performance that is tend to continually improve; c. Level of environmental regulation compliance that is tend to improve from time to time; d. Gain real benefits of EMS implementation. 4.Research Methods The study limits to three organizations that has gained ISO-14001 certificate and has implemented it for at least two years, and located in Jabotabek region. Time frame of the study is since EMS was implemented for the first time up until the time of the study. Five experts on research methodology and ISO-14001 EMS validate instrument of the study. Eleven experts judges level of importance of each lSO-14001 principles and element by using Analytical Hierarchy Process (AHP). The judgment has developed by using Expert Choice Version 9.0 software. Method of data collection is EMS audit by using instruments: (a) weighting score checklist; (b) questionnaires; and (c) performance evaluation form. Data has been analyzed with descriptive analytical statistic, includes: (a) gap analysis; (b) tables and graphs analysis; and (c) trend analysis of linear regression curve. 5.Results and Discussion Results of the study are as follows: a. Experts judgment by using AHP indicates differentiate between level of importance of ISO-14001 EMS principles and elements implementation, as follows: implementation and operation principle (0.335), checking and corrective action principle (0.237), commitment and policy principle (0.229), and planning principle (0.199). Five elements with level of importance relatively higher are as follows: environmental policy (0.124), management review (0.105), operational control (0.088), non-conformance and corrective and preventive action (0.083), and structure and responsibility (0.071). b. Average score of ISO-14001 EMS implementation of each organization are 54.6% (PT.ABC), 58.2% (PT.OPQ), and 63.2% (PT.XYZ). The score indicates there is no big difference in ISO-14001 EMS implementation between the organizations. c. Average beyond ISO score of each organization is 76.1% (PT.ABC), 87.8% (PT.OPQ), and 103.9% (PT.XYZ). The score indicates implementation of ISO-14001 EMS by the organizations has go beyond minimum requirement standard of ISO-14001. d. Operational environmental performance of the organizations has not yet indicated trend of continual improvement. The operational performance has effected by: (1) level of employee awareness; (2) monitoring of management performance; (3) evaluation of operational performance; and (4) allocation of environmental budget. e. Level of compliance to environmental regulation of the organizations has not yet indicated a positive trend from time to time. The compliance performance has determined by: (1) level of knowledge and understanding of environmental regulation; (2) environmental inspection mechanism; (3) cost-benefit review; and (4) corrective action and preventive mechanism. f. Real benefits gained by the organizations by implementing ISO-14001 EMS for two years or more are even more clean and tidy, and increasing of environmental awareness of the employees. g. Gap to best environmental management practices (BEMP) is a chance to the organizations to improve and leveling their EMS performance. The Gap is on approach of system design that has not yet appropriate and consistent, for both system orientation and effectiveness of system characters. 6. Conclusions Conclusions drawn from the study are as follows: a. ISO-14001 EMS implementation of the organizations has developed better than minimum requirement standard of ISO-14001 EMS, however there is gap to BEMP; b. Pattern of operational environmental performance of the organizations has not yet indicated trend of continual improvement in the second year or more of ISO-14001 EMS implementation; c. Level of environmental regulation compliance of the organizations has not yet indicated a positive trend from time to time in the second year or more of ISO-14001 EMS implementation; d. Real benefits to the organizations for the period of the second year or more of ISO-14001 EMS implementation are cleanness and tidiness, and increasing environmental awareness of the employees. e. Bibliography: 57 (1985-2000)
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Renaldi
Abstrak :
Banyak organisasi yang menerapkan ISO 14001 seperli memiliki kesamaan dengan system kualitas yang ada yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001. Dan juga, banyak customer yang mengharuskan supplier nya untuk terdafiar dalam standar kualitas seperti ISO 9000 atau QS-9000 dan juga mengharuskan supplier nya mengimplementasikan ISO 14001. Beruntung banyak kesamaan proses dalam ISO 9000 dari ISO 14001. Manajemen system Iain yang mirip dengan ISO 14001 ialah isu mengenai K3. Meskipun saat ini tidak ada standar intemasional untuk mnnajemen K3, spesifikasi OHSAS 18001 dikenibimgkan oleh I3 organisisilsi, yang menyediaktln jasa rcgistrasi bagi organisasi yang menginginkan QMS dan EMS yang ada sesuai dengan persyaratan dari standar intemasional. Organisasi memiliki beberapa alasan untuk meluangkan waktu dan biaya untuk mengimplementasikan manajemen system yang sesuai dengan persyaratan dari standar (Manajement system integration: Can it be do ne?, Mary McDonald; Teny A Mors; Ann Phillips, Qualiry Progress; Oct 2003; 36, IO; ABIIINFORM Global, pg.67). Sejalan dengan impelenlasi standar intemasional tersebut, maka kebutuhan pelaksanaan lntemal Audit yang merupakan salah satu persyaratan standar meningkat. Sebagai perusahaan yang telah memiliki akreditasi intemasional ISO 9001, ISO 14001 dan O1-ISAS 18001, PAMA rnerasakan bahwa waktu yang diluangkan untuk pelaksanaan Internal Audit sangat tinggi untuk keseluruhan job site nya (CPSD Presentation to BOD), hal ini merupakan sesuatu yang dapat ditingkatkan mengingat banyak kesamaan pertanyaan audit dari ketiga standar internasional tersebut. Metoda penelitian yang dilakukan ialah dengan menggunakan 8 Iangkah perbaikan, prinsip dasar dari 8 Iangkah adalah PDCA (Plan Do Check Action) yang harus dijiwai oleh semangat perbuikan yang terus menerus (Kaizen). Dari hasil pengkzgian dan pcnelitian dalam rangka peningkatan proses internal audit ISO 9001, ISO 14001 dan OI-ISAS 18001 maka didapat beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu pelaksanaan intemal audit secara integrasi, yang salah satu diantara aktifitasnya iaIa.h penyusunan Audi! Protocol Integrasi yang merupakan tool dalam pelaksanaan Intemal Audit, yang diharapkan dengan penggunaan fool tersebut yang sudah mencakup pertanyaan persyaratan dari ISO 9001, ISO 14001 dan O1-ISAS 18001, dalarn satu pelaksanaan Intemal Audit sudah mencakup ketiga manajemen system. Dalam penyusunan Audi! Protocol lntegrasi tersebut pertama - tama diidentitikasi dahulu SOP (Standard Operating Procedure) yang ada dan juga meneliti persyaratan dari ketiga manajemen system yang diintegrasikan. Lalu disusun matriks keterkaitan anlara ketiga system tersebut guna mengidentifikasi kesamaan dan perbedaannya, setelah matriks keterkaitan tersusun lalu disusunlah Audi! Prorocol Integrasi yang mempakan kumpulan pertanyaan audit yang digunakan dalam proses internal audit. Audit Protocol Integrasi yang sudah tersusun kemudian dicvaluasi kembali guna memastikan kualitzsnya dengan mendistribusikannya pada para auditor umuk mendapatkan masukannya. Dari hasil pelaksanaan intemal audit yang terintegrasi dihasilkan pengurangaan jumlah hari dari sebeium adanya integrasi.. Dari hasil penelitian disusun pula suatu standarisasi guna memastikan tindakan perbaikan yang telah dilakukan dapat berjalan secara konsisten.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S49994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masjuli
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara unsur kegiatan pada Fungsi Pertamina UP-VI Balongan dengan unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001. Perusahaan yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pertamina UP-VI Balongan Indramayu. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi terhadap tiga (3) variabel yaitu unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan, fungsi kegiatan produksi di Pertamina UP-VI, gap pada item unsur kegiatan pada kegiatan unit produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format dokumentasi dari populasi dua puluh enam (26) Fungsi Unit Produksi Pertamina UP-VI dan observasi atau pengamatan. Sampel adalah seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan item unsur kegiatan pada prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 Pertamina UP-VI Balongan dengan unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001. Untuk memperbaiki kesenjangan di atas adalah selalu memutakhirkan prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 Pertamina UP-VI Balongan serta meningkatkan pengetahuan tentang identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 bagi facilitator dan penerap pada 26 Fungsi.
Evaluation on Activities Element in the Procedure of Environment Aspect Identification in Pertamina Unit Pengolahan VI BalonganThis research is aimed to find gaps between activities element in Functions of Pertamina UP-VI Balongan and the activities element in the template of environment aspect identification procedure ISO 14001. The company chosen for this research is Pertamina UP-VI Balongan Indramayu. This research is an evaluation research on three (3) variables: activities element in the template of environment aspect identification procedure ISO 14001, activities element in the Functions of Pertamina UP-VI and gaps in the activities element items. Data collected by documentation format from population consisted of twenty six (26) Functions of Production Units and observation. The sample includes whole population. The result of this research shows that there are gaps between activities element in the Functions of Pertamina UP-VI Balongan and the activities element in the template of environment aspect identification procedure. The way to correct these gaps is always kept the procedure of environmental aspect identification ISO 14001 Pertamina UP-VI up to date, minimum once a year and improve the knowledge on environment aspect identification ISO 14001 of the facilitators and users in 26 Functions.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Eka Adichandra
Abstrak :
FMC Santana PEI primary service base and manufacturing center to support the Indonesian petroleum industry. In fulfill and desire requirement of customer and also continue to take care of the quality of from yielded product, P.T. FMC Santana PEI till now have owned standard certificate ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 from Det Norske Veritas registrar and also license from American Petroleum Institute (API) in the form of Production Specification Level 4 (PSL-4). P.T. FMC Santana PEI has run practice in course of management as according to QMS and EMS. But in both of the management system still have constraint in attainment of Total Quality Management (TQM). In overcoming the constraints require to analyzed exhaustively to degradation or improvement result of audit and evaluate to principles in ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 with Total Quality Management (TQM) concept. In compiling implementation process of ISO 9001:2000 and ISO 14001:1996 in attainment of Total Quality Management (TQM) used combination of two methodologies that is method 5 phase approach and 6 key steps in continuous improvement. Which is consist of 4 steps that are assessment, planning, implementation and also audit and evaluation.
P.T. FMC Santana PEI adalah pusat dari divisi pelayanan dan manufaktur, yang memberikan dukungan kepada dunia industri pengeboran minyak bumi di Indonesia. Dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan serta terus menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan, P.T. FMC Santana PEI hingga saat ini telah memiliki sertifikat standar ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dari pihak registrar Del Norske Veritas serta lisensi dari American Petroleum Institute (API) berupa Production Specification Level 4 (PSL-4). P.T. FMC Santana PEI telah menjalankan praktek-paraktek dalam proses manajemen sesuai dengan SMK dan SML. Tetapi dalam pelaksanaan kedua sistem manajemen tersebut masih terdapat kendala dalam pencapaian Manajemen Kualitas Terpadu (TQM). Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut perlu dilakukan analisa secara mendalam terhadap peningkatan atau penurunan hasil audit dan melakukan tinjauan terhadap prinsip-prinsip dalam ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dengan konsep Manajemen Kualitas Terpadu (TQM). Dalam menyusun proses penerapan ISO 9001:2000 dan ISO 14001:1996 dalam pencapaian Manajemen Kualitas Terpadu (TQM) digunakan penggabungan dua buah metodologi yaitu metode 5 phase approach dan 6 langkah kunci dalam perbaikan berkelanjutan. Yang terdiri dari 4 langkah yaitu penilaian, perencanaan, implementasi serta audit dan evaluasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Yulianingtiyas Budi
Abstrak :
ABSTRAK
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM memiliki kontribusi terhadap perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja dan menyumbang 60,34 % dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional (BPS, 2016) namun UMKM memiliki dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup dengan limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu UMKM didorong untuk menerapkan standar pengelolaan lingkungan. Salah satu standar pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan oleh UMKM adalah dengan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Keberhasilan penerapan SML di UMKM bergantung pada beberapa hal, antara lain kompetensi karyawan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk penerapan dan sertifikasi SML ISO 14001. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja lingkungan, biaya, dan kompetensi karyawan dalam penerapan ISO 14001 di UMKM serta melihat prioritas tujuan dalam penerapan ISO 14011 di UMKM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode statisktik dan pairways comparation. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa Penerapan SML ISO 14001 membantu UMKM dalam mengandalikan limbah cair yang dihasilkan sehingga dapat memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Biaya sertifikasi dan penerapan SML ISO 14001 di UMKM masih kecil dibanding dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh UMKM. Sedangkan kompetensi karyawan UMKM dalam penerapan SML ISO 14001 cukup baik dengan nilai di atas rata-rata.Secara umum prioritas penerapan SML ISO 14001 di UMKM adalah untuk memenuhi sasaran lingkungan yang telah ditetapkan dan untuk memperoleh keuntungan finansial.
ABSTRACT
Micro, small and medium enterprises (MSMEs) have a very important role in the Indonesian economy. MSMEs have contributed to the expansion of employment opportunities and employment and accounted for 60.34% of the total national Gross Domestic Product (GDP) (BPS, 2016) but MSMEs have an impact on environmental degradation with the resulting waste. Therefore MSMEs are encouraged to apply environmental management standards. One of the environmental management standards that can be applied by MSMEs is the application of ISO 14001 Environmental Management System. The successful implementation of SML in MSMEs depends on several things, including employee competencies and costs incurred for the application and certification of ISO 14001 SML. This research aims to see the environmental performance, costs, and competence of employees in the application of ISO 14001 in MSMEs and see the priority objectives in implementing ISO 14011 in MSMEs. The methods used in this study include statistical methods and pairways comparation. Based on the research conducted, the results show that the application of ISO 14001 SML helps MSMEs to control the wastewater generated so that it can meet the specified quality standards. The cost of certification and application of ISO 14001 SML in MSMEs is still small compared to other costs incurred by MSMEs. While the competence of MSME employees in applying the ISO 14001 SML is quite good with a value above the average. In general the priority of applying the ISO 14001 SML in MSMEs is to meet the environmental goals that have been set and to obtain financial benefits.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tirta
Abstrak :
Penelitian ini melakukan pengembangan metode persiapan implementasi ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 secara terintegrasi dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) yang bertujuan untuk mengetahui prioritas area-area perbaikan pada Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Teknik Universitas Indonesia. Untuk melakukan integrasi sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan sistem manajemen K3 OHSAS dengan metoda referensi silang (cross reference). Prioritas areaarea perbaikan yang didapat dari hasil perhitungan ANP antara lain: sistem dan tanggung jawab manajemen, fokus pada pelanggan, perencanaan dan SDM, komunikasi internal, proses terkait dengan pelanggan, komunikasi ke pelanggan, pengukuran dan analisis, audit internal, peningkatan kinerja, peningkatan terus-menerus serta peningkatan pelayanan pelanggan.
In this research will explore the readiness implementation ISO 9001, ISO 14001 and OHSAS 18001 are performed in an integrated manner at Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Fakultas Teknik Universitas Indonesia. By using cross reference for integration all of three management systems and Analytic Network Process (ANP) that aims to identify priority activities that should be done to prepare obtaining the ISO certificates. There are six priority activities that must be performed in PAF FTUI : systems and management responsibilities, focus on the customer, is internal communication, the customer's communication, the internal audit, continuous improvement and customer service.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan
ABSTRACT
Implementation of a successful management system can provide internal and external benefits for the organization or institution that adopts it. In the process of implementing the environmental management system, many criteria must be determined for the system to be successfully implemented. This study aims to obtain the best selection results in determining the critical factors that affect the adaptation of ISO 14001 environmental management system. This research was conducted by AHP method with assessment from 3 experts in the field of environmental management system. Of the 19 existing alternative criteria, the biggest weights are on Energy Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria
2017
T47680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharah Nadya
Abstrak :
ABSTRAK
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001 memiliki banyak manfaat untuk perusahaan. SML ISO 14001:2004 telah diterapkan oleh PT.X akan tetapi dari hasil audit ekternal masih ditemukan ketidaksesuaian dengan persyaratan ISO 14001 terutama pada masalah pengendalian operasional yang berkaitan dengan masih kurangnya kontrol pengawasan terhadap tumpahan limbah B3, belum adanya analisis resiko K3 dan lingkungan, dan kurangnya pendataan undang-undang yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran manajemen puncak dalam pengoptimalan kinerja SML ISO 14001:2004 dan untuk memperbaiki kekurangan yang muncul dalam penerapan SML ISO 14001:2004 di PT.X berdasarkan pola PDCA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif, jumlah sampel sebanyak 28 pekerja dihitung dengan menggunakan metode Slovin. Pemilihan karyawan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian diolah dengan metode univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil analisis univariat komitmen manajemen menunjukan training terkait aspek lingkungan secara regular belum dilakukan, umpan balik-kaji ulang sudah baik hal ini dibuktikan dengan tinjauan manajemen dan laporan ketidaksesuaian ditindaklanjuti dengan baik. Penghargaan hanya mencakup penerapan tindakan disiplin, namun untuk pemberian reward/kompensasi belum diberikan. Kinerja SML ISO di PT.X sudah baik namun pengendalian terhadap tumpahan limbah B3 harus dilakukan, analisis risiko tentang K3 dan lingkungan juga harus diidentifikasi. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang sedang dan positif antara komitmen manajemen dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,405. Hubungan yang sedang dan positif pada umpan balik - kaji ulang dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,416, dan hasil analisis menunjukkan hubungan yang kuat dan positif pada penghargaan dan kinerja SML ISO 14001:2004 dengan nilai korelasi r = 0,721. Hasil analisis multivariat menunjukkan hubungan yang kuat dan positif dengan nilai korelasi r = 0,705. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut adalah peran manajemen puncak terhadap pengoptimalan kinerja SML ISO 14001:2004 di PT. X cukup baik. Partisipasi manajemen puncak memainkan peran penting dalam optimalnya kinerja SML ISO 14001:2004. Program Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 tidak dapat berjalan secara efektif tanpa partisipasi yang aktif, komitmen yang baik dan berkelanjutan dari manajemen puncak.
ABSTRACT
The Environment Management System EMS provide benefits for the company. The EMS ISO 14001 2004 has been implemented by PT.X, but from the results of external audit, its still found a non conformity especially on operational control issues on lack of control over the hazardous material spills, there is no safety and health risk analysis, and less validity of applicable law data, so it makes the performance of EMS ISO 14001 2004 has not optimized. The purpose of this study is to analyze role of top management in optimizing the performance of EMS ISO 14001 2004 and to correct the deficiencies that arise in the application of EMS ISO 14001 2004 based on PDCA. This study use quantitative and qualitative method. Selection of respondent use simple random sampling method. The sample of 28 workers were calculated using the Slovin method and analysis use analytical descriptive method. The results of this study were processed by univariate, bivariate,and multivariate. The univariate analysis results of management commitment shows training on environmental aspect has not been done regularly, the feedback ndash review such as management review has been organized. The rewards only cover for disciplinary action, but for compensation has not been given. The performance of EMS ISO about control of spills hazardous material should be done, risk analysis of occupational safety and health OSH and the environment risk analysis should have been identified. The bivariate analysis results shows a medium and positive relationship between commitments management and performance of EMS ISO 14001 2004 with correlation value r 0,405. Feedback review and performance on of EMS ISO 14001 2004 shows medium and positive relationship with correlation value r 0,416. The reward and performance of EMS ISO 14001 2004 shows strong and positive relationship with correlation value r 0,721. The multivariate analysis shows strong and positive relationship between commitment management, feedback review, rewards and performance EMS ISO 14001 2004 2004 with correlation value r 0,705. The conclusions can be drawn from the result is the participation of top management at PT.X is considerably good. The participation of top management plays an important role to optimum performance of EMS ISO 14001 2004. The environmental management system program can not run effectively without active participation, good commitment and continuously from top management.
2018
T50815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmasari Diah Permata
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kualitatif deskriptif, dengan tujuan untuk melihat Analisa Langkah-Iangkah Pencapaian Sertifikasi ISO 14001 Klinik PT MONAGRO KIMIA dan kliniknya pada tahun 1998" di Kawasan industri Manis, Desa Jatake, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang. Dalam Kesimpulan yang didapat ditemukan bahwa secara umum Klinik PTMK ini sudah melakukan langkah-langkah yang dalam upaya pencapaian standar Prosedur ISO 14001 sehingga dapt memenuhi kebutuhan kelengkapan sertifikasi 1SO14001. Disarankan bagi Klinik ini agar terus melakukan perbaikan berkelanjutan, termasuk bila perlu melengkapi personel pada manajer Sumber Daya Manusianya untuk membuat program ini menjadi tujuan menyeluruh ke seluruh cabang di bagian negara Indonesia lainnya dan dapat dijadikan bahan referensi bagi Klinik kecil pelayanan kesehatan yang mau punya perjanjian kepedulian terhadap kuatitas dan perduli terhadap lingkungan dimana dia berada. ...... Analysis Certification Step Program On Iso 14001 in PT Monagro Kimia And The Clinic, Kecamatan Jatiuwung Kabupaten Tangerang On The Year 1998This research survey is made by doing the methodology of a Descriptive Qualitative Study with some informants to gather the data for the purpose of "Analyzing the general steps preparation procedures for achieving the certification for ISO 14001 in 1998", Which is held in the scope of an American Corporate for Agro Chemical Industries PT MONAGRO KIMIA (MONSANTO INDONESIA) Clinic, at Manis industrial Estate, Jatake Village, Jatiuwung, Tangerang. As the Summary comes it is well proven that the Clinic of PT MONAGRO KIMIA has done a committed management programs in general in order to meet the Certifications Standard Procedures as it is suitable for the Total Quality Management and Environment friendly company. For more advisory matters this would made the Clinic to do even better for doing the continuous improvement, including needs to re-organize the Plant HR manager vacancy if necessary, for making this program as continuous goals throughout this nation for all regional areas in Indonesia, and can be made as reference materials by other small Clinics who serves medical care and committed to have a quality service, and friendly to the environment where it stands.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>