Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ristriarie Kusumaningrum
Abstrak :
Penelitian ini berfokus untuk mcmbina intcraksi positif antara ibu dan anak dengan menerapkan prinsip-prinsip theraplay. Berdasarkan hasil-hasil pcnclitian scbelumnya, theraplay telah terbukti berhasil untuk meningkatkan interaksi antara orangtua dan anak. Penelitian ini terdiri dari 10 scsi dan menggunakan satu responden (anak). Tlaeraplay merupakan salah satu bentuk intervensi yang berdasarkan teori attachment. Fokus utama dari terapi ini adalah untuk meningkatkan dan membina hubungan antara caregiver dan anak mclalui serangkaian kegiatan yang menyenangkan, interaktitl dan menarik. Jemberg (2001) mengembangkan empat dimensi dalam theraplay, yaitu structuring (memberikan batasan), engaging (menciptakan Suasana dan aktivitas yang dapat menarik perhatian dan minat anak), challenging (memberikan tantangan), dan nurturing (menciptakan suasana nyaman dan aman). Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa interaksi positif yang tcrbcnluk masih kurang efektif. Responden (anak) hanya mengalami sedikit perubahan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Hasil tersebut antara lain terkait dcngan sikap ibu yang belum secara konsisten dan sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip theraplay, kurangnya waktu yang disediakan ibu untuk melakukan aktivitas-aktivitas terapi bersama anak, adanya masalah pribadi yang membuat ibu kurang terfokus pada kegiatan terapi, dan lingkungan yang kurang kondusif. Berdasarkan hasil, peneliti menyarankan agar ibn mengikuti konseling dan meluangkan waktu lebih untuk anak. Selain ilu, pcrlu diadakan scsi pclatihan khusus untuk ibu (role play) Sebelurn mcnerapkan prinsip-pxinsip t/zeraplay. ......The research focused in enhancing positive interactions between mother and child using theraplay principles. Based on previous researches, theraplay is proven success to improve parent child interaction. This research consist of ten sessions and using only one respondent (child). Theraplay is based on attachment theory. The main focus of this therapy is to develop dan enhance relationship between caregiver and child, using various activities that is fun, interactive, and exciting. Jemberg (2001) developed four dimensions in thcraplay, they are s :maturing ( giving limits o r rules), e ngaging (creating a n atmospher a nd a ctivities that drawn chidren attention and interest), challenging (providing challenging task), and nurturing (creating a safe and comfortable environment). According to this research result, positive interactions between mother and child was not well established. The child only had minor changes that appear in daily lives. This result was interrelated with inconsistency of mother behavior in applying thcraplay principles, lack of leisure moment provided by mother, mother’s personal problems that influence her attention during therapy, and unsupporting environment. Based on the result, researcher adviced mother to attend an adult counseling and providing more leisure moment with child. Beside that, researcher encouraged mother to have role play training before appliying theraplay principles in daily lives.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salfiana Nurita
Abstrak :
Studi ini menggunakan pendekatan PCIT untuk menurunkan perilaku disruptive pada anak laki-laki usia 7 tahun. Melalui pendekatan PCIT sebagai intervensi dyadic, orang tua (ibu) mendapatkan pengajaran dan pelatihan guna meningkatkan keterampilan untuk menciptakan interaksi ibu dan anak yang lebih hangat dan mendisiplinkan perilaku anak. Studi ini menggunakan desain penelitian singlesubject design. Guna mengevaluasi efektivitas hasil intervensi, peneliti menggunakan DPICS III untuk melihat perkembangan kualitas interaksi ibu dan anak serta Eyberg Childhood Behavior Inventory (ECBI) untuk mengukur penurunan intensitas perilaku disruptive anak. Hasil program intervensi menunjukkan bahwa terdapat perkembangan kualitas interaksi antara ibu dan anak serta adanya penurunan skor ECBI anak. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa penerapan penggunaan pendekatan PCIT efektif untuk menurunkan perilaku disruptive pada anak usia sekolah.
This study used Parent-Child Interaction Therapy approach to decrease disruptive behavior problems on a school aged boy at the age 7 years old. Throughout this dyadic intervention program, parent was taught and coached some specific skills in order to improve their parenting practices so that parent can build more warmth relationship with her child and discipline her child. This study used single-subject design. Efficacy of this intervention program was examined by DPICS-III that used to observe mother-child interaction and Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI) that used to measure the level of disruptive behavior. Result showed improvement in the quality of mother-child interaction and a decrease in child behavior problems. PCIT seems to be an efficacious intervention for school aged boy with disruptive behavior problems.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanna
Abstrak :
Interaksi sosial pada awal kehidupan berperan penting bagi seluruh aspek perkembangan anak. Salah satu aspek penting dari perkembangan anak adalah kemampuan meregulasi diri. Studi di ranah perkembangan anak telah menunjukkan bahwa interaksi dan hubungan yang positif menjadi media bagi perkembangan dan peningkatan kemampuan regulasi diri pada anak. Pendekatan Developmental, Individual Differences, Relationship-Based (DIR) merupakan salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara caregiver dan anak. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi efektivitas DIR/Floortime untuk meningkatkan kualitas interaksi antara seorang ibu dan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun yang menunjukkan beberapa gejala psikotik. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan DIR/Floortime efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak serta kemampuan regulasi diri anak yang terukur dari peningkatan skor pada skala FEAS, CBCL dan Self Regulation Questionnaire.
Early social interaction plays a vital role in the overall development of the child. One of the important aspects of child development is self-regulation. Many studies on child development have indicated that positive interaction/relationship served as a medium for developing and improving self-regulation in children. The Developmental Individual Diferences and Relationship (DIR) is one of the interventions that have been used to improve the quality interaction between a caregiver and child. Thus, this study is interested in evaluating the effectiveness of DIR/ Floortime approach to improve the quality of interaction between a mother and six-year-old Indonesian boy who displays psychotic symptoms. This results showed that DIR/ Floortime approach is effective in improving the quality of mother-child interaction as well as self-regulation ability in a child as reflected in the increase scoring of the child?s FEAS, CBCL and Self-Regulation Questionnaire.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskalia Marlina Lumban Batu
Abstrak :
Kemampuan untuk melakukan komunikasi dua arah merupakan masalah utama anak dengan autisme. Pendekatan DIR/Floortime merupakan pendekatan multi disiplin yang fokus meningkatkan kualitas komunikasi dan interaksi antara caregiver dan anak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian single case design (N=1), yang bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan prinsip DIR/Floortime untuk meningkatkan kualitas komunikasi dua arah antara ibu dan anak dengan autisme. Peningkatan kualitas komunikasi dua arah diukur melalui peningkatan frekuensi Circle of Communication (CoC) dan skor Functional Emotional Assesment Scale (FEAS) ibu dan anak. Penelitian ini juga menggunakan alat ukur penunjang untuk mengetahui profil biologis ibu dan anak, yaitu Sensory Processing Motor Planning Questionnaire (SPMPQ) dan Observe Child's Behavior Challenge (OCBC). ...... Two-way communications is the core deficit of child with autism. DIR/Floortime is a multidiscipline approach that focus to improve the quality of communication and interaction between caregiver and child. This research is a single case design (N=1), that aimed to determine the effectiveness of the application of DIR/Floortime approach to increase the quality of two-way communications between mother and child with Autism Spectrum Disorder (ASD). The improvement of the two-way communication is measured from the increase of circle of communication's frequency and child and caregiver's functional emotional assessment scale's scores. This research also used supporting tools that used to know about child and caregiver's biological profile, such as Sensory Processing Motor Planning Questionnaire (SPMPQ) dan Observe Child?s Behavior Challenge (OCBC).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library