Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Auryn Carissa Chrestella S.
Abstrak :
Rumah sakit M.H. Thamrin pada tahun 2010-2012 menggunakan dua jenis out-sourcing ( Pangan Sari dan ACS) untuk Penyelenggaraan Makanan Pasien. Akhir Tahun 2012 Rumah Sakit mengubah penyelenggaraan makan pasien dari cara kelola out-sourcing menjadi swakelola. Penelitian ini bertujuan untuk menilai cara kelola mana yang memiliki biaya satuan paling kecil. Hasil Penelitian menunjukkan cara kelola dengan biaya satuan makan terbesar adalah cara kelola out-sourcing ACS dengan biaya Rp. 51.593,-/porsi. Biaya satuan makan terbesar ke dua adalah cara kelola out-sourcing Pangan sari dengan biaya Rp. 35.563,-. Biaya satuan terkecil adalah cara kelola Swakelola dengan biaya Rp.28,064,-. Biaya terbesar pada out-sourcing ACS disebabkan sistem pembayaran untuk ACS menggunakan cara Lamsam (pukul rata), sedangkan jumlah pasien terbanyak adalah di kelas II dan III. Saran dari penelitian ini adalah perlunya perhitungan tarif makan sesuai kelas perawatan yang ada. Perlu juga dilakukan survei kepuasan pasien terhadap pelayanan instalasi gizi.
M.H. Thamrin Hospital in 2010-2012 used two types of out-sourcing to provide food and nutrition for patient: Pangan Sari and ACS, and later changed from out-sourcing to self-management system. The purpose of this study is to determine the most efficient provision or the lowest unit cost between the two type of outsourcing (Pangan Sari and ACS) and self-management. The study revealed that the highest unit cost was out-sourcing ACS amounted to Rp.51.593,-/portion, the second was out-sourcing Pangan Sari amounted to Rp.35.563,-/portion, and the lowest was self-management system which was Rp.28,064,- /portion. This study showed that the high cost of ACS out-sourcing system because the payment system for ACS was using Lumpsum system, while the largest number of patient was in class II and class III. The study also found that the lowest cost was provision by self-management system. It is suggested to the hospital to calculate the unit cost according to class (VIP, I,II,III). It also suggested to undertake patient satisfaction survey.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahratus Sholihat
Abstrak :
Rumah Sakit sebagai sebuah institusi kesehatan memiliki fungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk penyelenggaraan makanan dan minuman bagi pasien. Risiko terjadinya kontaminasi silang di rumah sakit jauh lebih besar karena banyaknya hidangan yang dimasak atau disiapkan secara bersamaan selain itu Pasien di rumah sakit merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena infeksi penyakit melalui makanan karena daya tahan tubuh yang rendah. Tujuan: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit Ibu dan Anak X tahun 2018. Metode: Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan laboratorium. Hasil: Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa higiene sanitasi di unit instalasi gizi rumah sakit X sudah cukup memenuhi syarat menurut checklist yang mengacu kepada Permenkes Nomor 1096 Tahun 2011. Adapun beberapa aspek yang harus diperbaiki seperti aspek lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, tempat penyimpanan alat masak dan perilaku penjamah makanan. Berdasarkan hasil pengecekan kualitas bakteriologis pada sampel makanan hasilnya menunjukkan negatif atau tidak ditemukan bakteri E.coli pada sampel yang diambil. Pihak Rumah Sakit perlu meningkatkan pengawasan seluruh penjamah makanan terkait higiene sanitasi makanan dan aspek hygiene sanitasi makanan lainnya. ......As a health institution, the hospital has the function of providing health services to the community including the provision of food and beverages for patients. The risk of cross contamination in hospitals is much greater because of the number of dishes cooked or prepared simultaneously. Patients in the hospital are among the groups susceptible to infectious diseases through food because of low immunity. Objective: This research is descriptive research which aims to know the implementation of hygiene and sanitation of food management in Nutrition Installation Unit of Rumah Sakit Ibu dan Anak 'X' 2018. Method: This research using observation method, interview and laboratory examination as data collection. Results: The results obtained from this research is known that hygiene and sanitation in Nutrition Installation Unit of Rumah Sakit Ibu dan Anak 'X' is sufficient to meet the requirements according to the checklist refers to Permenkes Number 1096 Year 2011. However, some aspects that must be improved such as aspects of location and building, sanitation facilities, storage cooking tools and behavior of food handlers. Based on the results of bacteriological quality checks on food samples the results showed negative or no bacteria E. coli on the samples taken. At the end , th hospital authorities need to improve supervision of all food handlers related to food hygiene and other aspects of food hygiene and sanitation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Shinta Rahayu Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis perencanaan dan pengendalian bahan makanan di Instalasi Gizi RSKBP. Pengumpulan data dilakukan di RSKBP pada bulan April sampai dengan Mei 2015 menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian mendapatkan belum ada kebijakan dan prosedur secara tertulis yang disahkan oleh Direktur, struktur organisasi belum terstruktur dengan baik, SDM belum memenuhi kualifikasi, serta sarana/prasarana belum memadai, sehingga kegiatan perencanaan dan pengendalian bahan makanan belum berjalan dengan baik. RSKBP perlu segera memperbaiki kegiatan perencanaan dan pengendalian bahan makanan dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur, dengan berpedoman kepada Permenkes no 78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Upaya tersebut dapat diawali dengan dibuatnya kebijakan Direktur yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan di Instalasi Gizi sehingga dapat menjadi dasar untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Instalasi Gizi RSKBP. ...... This research analyzed the planning and inventory control process of food supply in nutrition unit at Karya Bhakti Pratiwi Hospital (RSKBP). Data were collected at RSKBP from April to May 2015, using quantitative approach by conducting observation, in-depth interview and document review. The results showed that there was no policy and written guidelines/procedure legalized by the Director, no clear organization structure, unqualified human resources, and not enough facilities, which resulted in the inefficient planning and inventory control in food supply management at the hospital. RSKBP needs to take action to improve the food planning and inventory control process through comprehensive and structured efforts. The efforts shall take Minister of Health Regulation No. 78 Year 2013 regarding Guidance for Nutrition Service at Hospital as guidance. It can be started by issuing relevant Director policies for nutrition instalation at RSKBP as the basis for planning and inventory control in the unit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library