Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trihono
Abstrak :
ABSTRAK
Posyandu, sebagai wadah kegiatan Keterpaduan KB-Kesehatan di tingkat desa, ternyata berkembang cepat, dari 25.000 pada awal gerakannya menjadi 213.717 pada tahun 1989. Perkembangan yang demikian pesat memerlukan sistem informasi yang memadai, agar manajemen program berjalan baik. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sistem informasi KB-Kes yang berjalan ternyata belum secara optimal mendukung manajemen program KB-Kes. Sistem pencatatan dan pelaporan cenderung terlalu banyak dan tidak dimanfaatkan secara optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sistem informasi KB-Kes, dengan jalan mempelajari siklus pengambilan keputusan di berbagai jenjang administrasi, mempelajari karakteristik informasi yang dibutuhkan, kesenjangannya dengan informasi yang tersedia, dan akhirnya disampaikan rekomendasi perbaikan sistem informasi KB-Kes.

Siklus pengambilan keputusan di berbagai jenjang administrasi sebenarnya telah berfungsi, namun pada fungsi perencanaannya masih menggunakan pendekatan "top down", bukan "bottom up".

Ketersediaan informasi cukup banyak, bahkan banyak yang tumpang tindih, dengan frekuensi yang terlalu sering, sehingga terkesan adanya pemborosan informasi. Dari 141 item informasi yang berasal dari Puskesmas, ternyata 51 (36,17 %) item sama sekali tidak pernah digunakan baik oleh tingkat Puskesmas, Kotamadya, Propinsi dan Pusat. Sebaliknya, hanya 36 (25,53 %) item saja, yang secara konsisten digunakan oleh semua jenjang administrasi.

Karakteristik informasi yang dibutuhkan untuk fungsi perencanaan-penilaian maupun pengawasan-pengendalian, ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan kurang dipahaminya sistem informasi untuk manajemen bagi para pengelola program KB-Kes.

Disamping itu, pencatatan di Posyandu ternyata sangat banyak dan tumpang tindih, dibuat untuk memenuhi kebutuhan petugas, tetapi kurang memperhatikan kebutuhan dan kemampuan kader sebagai pelaksananya. Beberapa alternatif saran untuk memperbaiki sistem informasi KB-Kes secara spesifik telah disampaikan pada rekomendasi.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Dwi Margareth Munthe
Abstrak :
Laporan magang ini membahas tentang pembentukan sistem approval routing dalam rangka meningkatkan kualitas pengendalian internal PT X. PT X sendiri merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Dalam pembentukan sistem approval routing, terdapat berbagai tahapan hingga sistem yang dihasilkan dapat membantu entitas dalam mengotomatisasi proses bisnisnya. Setelah dilakukan analisis, dapat disimpulkan bahwa kehadiran sistem ini membantu perusahaan meningkatkan pengendalian internalnya. Namun, masih ada beberapa kekurangan dari sisi manajemen proyek, mengingat proyek pembangunan sistem approval routing yang masih belum selesai.  ......his report discusses the establishment of an approval routing system in order to improve the quality of PT X's internal control. PT X itself is one of the largest Fast Moving Consumer Goods (FMCP) company in Indonesia, even in the world. In establishing the approval routing system, there are various stages so that the resulting system can assist entities in automating their business processes. After analysis, it can be concluded that the presence of this system helps the company in improving it's internal control. However, there are still many shortcomings in terms of project management, given the project consruction of approval system is still unfinished. 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wirastri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menelaah penerapan sistem informasi manajemen yang efektif dalam menunjang peningkatan pelayanan konsumen di Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Bandung. Kajiannya diorientasikan untuk memperoleh temuan dari sistem informasi manajemen yang saat ini diterapkan dalam mekanisme pelayanan konsumen, sehingga dapat dikemukakan pemikiran konseptual untuk mewujudkan sistem informasi manajemen yang lebih efektif dalam menunjang peningkatan pelayanan konsumen. Penelitian dilakukan atas dasar survei deskriptif analitis, yakni untuk mengidentifikasi kondisi sebenarnya, sehingga dapat menggambarkan faktual mengenai tingkat efektivitas sistem informasi manajemen yang ada dalam upaya meningkatkan pelayanan konsumen di PDAM Kotamadya Bandung. Sistem Informasi Manajemen sebagai independent variable, secara operasional diukur dari indikator: komponen fisik; fungsi pengolahan data; fungsi keluaran informasi bagi pemakai; jaringan kerja informasi; pemenuhan kebutuhan informasi pada fungsi operasional, kegiatan manajemen, dan jenis pengambilan keputusan; serta struktur sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi dan pengendalian manajemen. Sedang pelayanan konsumen sebagai dependent variable, diukur dari penilaian atas kualitas pelayanan, menurut dimensi: tangible; reliability; responsiveness; assurance; dan empathy. Penentuan sampel berpedoman pada Nomogram Harry King, dengan tingkat kepercayaan 90% besarnya sampel adalah 7,5% dari populasi, sehingga sampel Pegawai: 7,5% x 925= 69 responden. Sedangkan sampel konsumen diambil secara area sampling dan setiap wilayah diambil 30 sehingga besarnya sampel konsumen 120 responden. Jawaban responden dibuat tabulasi distribusi frekuensi guna mencari nilai persentase untuk diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan tingkat efektivitas sistem informasi manajemen dalam mendukung peningkatan pelayanan konsumen di PDAM Kotamadya Bandung, secara umum ternyata masih termasuk dalam klasifikasi kurang baik. Sehingga perlu pembenahan disain berbagai subsistem fungsional untuk mewujudkan efektivitas jaringan informasi guna memperlancar setiap tahap dan bagian kegiatan dalam proses pelayanan konsumen. Hal tersebut dibuktikan pula dengan penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan PDAM Kotamadya Bandung yang secara umum masih dinilai termasuk dalam klasifikasi kurang baik.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif M. Helmi
Abstrak :
Karya akhir ini membahas kasus sederhana pada bagian rawat jalan suatu rumah sakit di bilangan Cibubur. Dibalik keseclerhanaan kasus ini, dengan menggunakan pendekatan berorientasi objek, penulis mencoba menyajikan suatu pembahasan komprehensif dan kohesif dalam konteks analisis sistem untuk tujuan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai sistem seperti "apa" yang diperlukan oleh rumah sakit tersebut. Pendekatan berorientasi objek dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang digunakan dalam tulisan ini akan memberikan gambaran yang jauh lebih jelas tentang bagaimana suatu proses bisnis dapat diterjemahkan menjadi suatu system requirement dibandingkan apabila dilakukan dengan menggunakan structural approach. Dengan demikian peran analis dari kalangan akuntansi sebagai jembatan antara pengguna bisnis dan pengembang sistem akan jauh lebih bermanfaat. Kasus yang dibahas dalam karya akhir ini mempunyai setting yang berbeda dimana saat pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan objek penelitian yang merupakan institusi rumah sakit masih dalam tahap persiapan untuk melakukan operasional. Sehingga analisis yang dilakukan sangat mengandalkan data dari Standard Operating Procedures (SOP) rumah sakit tersebut dan diskusi dengan konsultan yang mengembangkan SOP rumah sakit tersebut. Analisis dimulai dengan identifikasi masalah potensial yang mungkin dihadapi rumah sakit tersebut, sebut saja RSX, dalam kegiatan operasionalnya. Pemahaman terhadap masalah bisnis ini menjadi titik awal tentang dimana dan bagaimana suatu sistem informasi dapat berperan dan menjadi sebuah solusi. Analisis berorientasi objek (Object-oriented Analysis), sebut saja OOA, dimulai dengan menterjemahkan kejadian-kejadian bisnis yang saling berkaitan dalam suatu model use case yang didukung dengan dokumentasi narasi use case yang komprehensif. Suatu model use case merupakan "kontrak" awal yang menjadi dasar dan lingkup dalam tahap pengembangan sistem selanjutnya. Dengan mengacu pada dokumentasi narasi use case, selanjutnya digambarkan logika setiap use case dengan menggunakan activity diagram. Penggunaan diagram ini memberikan pemahaman tentang logika dari suatu proses bisnis dan gambaran awal mengenai bagaimana sistem berinteraksi dengan pengguna dan aktor bisnis. Berdasarkan dokumentasi narasi use case, selanjutnya diidentifikasikan sejumlah objek yang menjadi komponen dasar yang dapat digunakan secara berulang dari suatu model objek ke model obejek lainnya. Objek-objek yang telah diidentifikasikan tersebut selanjutnya digunakan dalam class diagram untuk menggambarkan hubungan antar suatu objek dengan objek lainnya. Setelah mendapatkan bentuk hubungan antar objek, analisis dilanjutkan dengan model diagram kolaborasi dan diagram sequence untuk mendapatkan gambaran lebih jauh tentang bagaimana suatu objek berinteraksi dengan objek lainnya. Proses analisis ini diakhiri dengan membuat prototipe user interface yang akan digunakan oleh user untuk berinteraksi dengan sistem, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih nyata tentang apa yang harus dilakukan sistem. Penelitian ini berakhir dengan dua kesimpulan. Pertama, RSX, jelas memerlukan dukungan sistem informasi berupa sistem informasi administrasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Kedua, pendekatan berorientasi objek memberikan gambaran lebih jelas proses penterjemahan proses bisnis menjadi gambaran suatu system requirement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward
Abstrak :
Latar Belakang. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan yang baik sangat diperlukan guna menunjang proses manajemen program kesehatan. Buruknya sistem informasi kesehatan yang diakibatkan karena kurangnya sumberdaya pelaksana kesehatan akan mengakibatkan rendahnya kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pengumpulan data itu sendiri selama ini tidak pernah tersentuh oleh manajemen sistem informasi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model laporan Puskesmas Pembantu berupa prototype aplikasi komputer yang dapat medukung manajemen pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan dengan pendekatan Performance of Routine Information System Management (PRISM) terutama dengan melihat tiga faktor determinant yang mempengaruhi proses sistem informasi. Informasi yang diperoleh dipakai sebagai dasar membuat rancangan prototype dengan menggunakan pendekatan tahapan utama System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi tahap analisis, rancangan, dan implementasi berupa simulasi prototype aplikasi. Hasil. Penelitian ini menghasilkan prototype sistem informasi puskesmas pembantu yang dapat mempermudah proses pengolahan data sehingga akan mengurangi beban kerja petugas secara signifikan, penyimpanan data berbasis data yang akan mudah dalam proses penelusuran data. Kesimpulan. Aplikasi ini dapat dijadikan model untuk pengembangan laporan Puskesmas Pembantu diwilayah lain yang memiliki karakter yang sama dengan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Tanah Datar. Aplikasi ini akan dapat diterapkan tentu tidak terlepas dari dukungan komitmen manajemen melalui kebijakan yang mengatur implementasi sistem dengan segala komponen pendukungnya. ...... Bacground. Implementation of good health information system is needed to support program management processes - health program. Poor health information systems performance of would result poor data quality and information generated. Sub-Health center as the spearhead of the collection of the data itself has not been touched by the management of the information system itself. The objective of this study is develop a prototype of recording and reporting system at Tanah Datar District Health Office. Methods. This study used a qualitative approach is done by in-depth interviews, observations and literature studies Performance of Routine approach System Information Management (PRISM), especially by looking at three determinant factors that affect the process of information systems. The information obtained is used as a basis to design prototype by using the approach of the main stages of the System Development Life Cycle (SDLC) which includes the stages of analysis, design, simulation and implementation of a prototype application. Results. This research resulted in sub-health center information system prototype that can simplify the process of data processing that will reduce the workload significantly officer, storage-based data to be easily in the process of data retrieval. Conclusions. This application can be used as a model for the development of subhealth center reports another region that has similar characteristics to the subhealth center in Tanah Datar. This application will be applied can not be separated from the support of management commitment through policies that govern the implementation of the system with all its supporting components.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Wahyu Trenggono
Abstrak :
PT XYZ merupakan perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat dalam industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia seiring dengan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Untuk memenangkan persaingan bisnis maka perusahaan harus terus melakukan pengelolaan kegiatan usaha secara profesional, termasuk diantaranya mengelola sumberdaya informasi. Salah satu sumberdaya informasi yang penting bagi perusahaan adalah informasi untuk eksekutif karena perusahaan tersebut memiliki karakteristik padat modal sehingga membutuhkan modal yang besar. Dengan demikian Para Eksekutif membutuhkan berbagai informasi mengenai kinerja perusahaan dan berbagai informasi lain yang dibutuhkan secara cepat, akurat dan lengkap dalam menyakinkan para investor. Sistem informasi telah menjadi urat nadi bagi perusahaan dalam pengelolaan perusahaan dan pengambilan keputusan yang strategis. Dilakukan pembangunan sistem informasi eksekutif dengan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) terhadap sistem informasi eksisting (Project Management System, e-Finance dan Human Resource Information System (HRIS) ). Dikembangkan 8 (delapan) kelompok informasi untuk kepentingan para investor yaitu informasi marketing, site development, operation & maintenance, Investment, revenue, capital resources, financial report dan human resources. Pengembangan sistem informasi Eksekutif disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif dalam menyakinkan para investor. Sistem informasi eksekutif ini telah terintegrasi dengan menggunakan data warehouse. Dengan sistem informasi eksekutif ini maka diharapkan investasi perusahaan dapat meningkat karena kebutuhan informasi oleh eksekutif dapat diperoleh secara cepat, akurat dan sesuai kebutuhan. ......PT. XYZ is a rapid developing corporation in a Telecommunication industry, which has main focus on leasing tower to Cellular Operators in Indonesia, in line with growth of telecommunication business. In order to gain a competitive advantage in the market, must keep improving the professionalism level in their daily operation, which one of the key point is managing the flow of information among its stake holder. One of the critical point in information distribution systems is an Executive Information Systems (EIS), because a corporation that require big amount of capital in running their business. Therefore, each executive has to be equipped with an high quality of information related to performance of the company and the other important information that they can retrieve in a fast, accurate, and in complete manner, which can be used to make strategic business decision as well as to convince the potential investor / partner. As such, Information Systems plays important role in managing daily operation of the company and strategic decision making process. In building a high-level Executive Information Systems, PT.XYZ need to conduct analysis to the current systems and accommodate additional requirement gathered from executive members of the company. In order to convince the potential partner / investor, the executive members need to be supplied with 8 information categories: Marketing, Project Status, Operation & Maintenance, Investment, Revenue, Capital Resources, Financial Statement and Human Resources. The prototype of Executive Information Systems that has been developed, need to be modified to match executive needs in satisfying the potential partner / investor. It is proven that application of Executive Information Systems in Business Strategy particularly in investment growth, shows a positive trends, mainly in obtaining various strategic information, either related to time, quality of content or the format that easy to understand.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Zulfah
Abstrak :
ABSTRAK
Implementasi e-kesehatan di Indonesia tahun 2013 masih menemui kendala pada komponen kebijakan, infrastruktur, aplikasi, standar, tata kelola, dan pengamanan data Kemenkes, 2015. Langkah-langkah prioritas yang dilaksanakan untuk penguatan SIK di Indonesia adalah pembenahan sistem informasi non elektronik menjadi SIMPUS/SP2TP/SP3 Sedangkan untuk aliran dan integrasi data dilakukan optimalisasi pelaporan data dari kabupaten/kota melalui aplikasi komunikasi data. Pusat Data dan Informasi, 2017. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang melaporkan data kesehatan prioritas bulanan, triwulan, dan tahunan pada tahun 2017 secara lengkap, namun belum tepat waktu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kerangka Performance Routine Information System Management PRISM. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor input dari segi teknis, organisasi, dan perilaku, mengetahui faktor proses pelaksanaan pelaporan dan umpan balik, serta mengetahui faktor output laporan dari sistem informasi kesehatan. Subyek penelitian adalah koordinator pelaporan/SIK dan penanggung jawab program di Puskesmas.Penelitian menunjukkan kekurangan dalam kinerja sistem informasi kesehatan yakni puskesmas melakukan pencatatan ganda dengan banyak formulir yang tersedia, belum semua puskesmas menerapkan SIMPUS, masih ditemukan puskesmas yang belum memiliki SOP dan alur pelaporan/kegiatan SIK, SIMPUS error dan jaringan yang belum stabil, belum adanya penunjukkan tertulis untuk petugas pelaporan atau tim pelaporan, pengawasan dari manajemen bersifat insidentil, puskesmas belum memiliki rencana pelatihan yang terjadwal, belum ada kesadaran petugas akan pentingnya pelaporan, dan alur pelaporan yang masih terfragmentasi. Hal ini menyebabkan pelaporan yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Bogor mengalami keterlambatan dan menghambat pelaporan/komunikasi data prioritas kesehatan ke Pusdatin Kemenkes RI.
ABSTRACT
The implementation of e health in Indonesia in 2013 still faces constraints on policy components, infrastructure, applications, standards, governance and data security Ministry of Health, 2015. The priority step implemented for strengthening Health Information System HIS in Indonesia is the improvement of non electronic information system to SIMPUS SP2TP SP3, improve flow and data integration by optimizing data reporting from districts through data communication application. Data and Information Center 2017. Bogor city is one of the cities in West Java that report health data monthly, quarterly, and yearly complete in 2017, but not yet timely. This is a qualitative research with Performance Routine Information System Management PRISM framework approach. The research aims to know the input factors technical, organizational and behavioral aspect, to know the process factor of reporting and feedback, and to know the output factor of health information system. The subjects of the study were the reporting coordinator HIS and the person in charge of the program at Public Health Centre PHC . The study shows that PHC has double recording and reporting with many forms available, some PHC do not implement SIMPUS, PHC do not have SOP of reporting HIS, SIMPUS error and unstable network, no statement of reporting officer or reporting team, supervision from management is incidental, PHC do not have a scheduled training plan, there is no awareness of the importance of reporting officers, and fragmented reporting flows. These are causes of reporting submitted to the Bogor City Health Office not timely and inhibit reporting communication of priority health data to Data and Information Centre of Health Ministry RI .
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviansyah Kuswidyatama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesuksesan implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) di PT AG dengan menggunakan DeLone-McLean Information System Success Model. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dimensi kualitas sistem informasi yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan tidak berdampak signifikan terhadap penggunaan berkelanjutan, namun berdampak signifikan terhadap tingkat kepuasan pengguna. Tingkat kepuasan pengguna berdampak positif terhadap penggunaan berkelanjutan namun tidak berdampak signifikan terhadap net benefit pengguna. Penggunaan berkelanjutan sistem ERP berdampak signifikan terhadap net benefit pengguna.
This research aims to analyze factors that affecting Enterprise Resource Planning (ERP) implementation success on PT AG using DeLone-McLean Information System Success Model. Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM) is used as analysis method. The results showed that three quality dimensions of information system such as system quality, information quality and service quality are not significantly affected on extended use, but they are significantly affected on user satisfaction. Moreover, user satisfaction has significant impact on extended use, but it has no significant impact on user?s net benefit. Extended use of ERP system has significant impact on user?s net benefit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library