Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
Humphries, James T.
Canada: Delmar Publisher, 1993
621.381 HUM i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8095
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kang, Jin-ku
Seoul: KorCom International , 1997
338.7 KAN c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dinar Prameswari
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar diperlukan langkah-langkah yang inovatif. Walaupun untuk melakukan perubahan bukan merupakan suatu hal yang mudah, namun harus tetap dilakukan untuk memperpanjang siklus hidup perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk berubah dan beradaptasi dengan lingkungannya sangat menentukan agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang dalam industri yang semakin kompetitif. Hal yang harus diperhatikan adalah setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi yang jelas serta perencanaan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk mengakomodir perubahan tersebut, perusahaan memerlukan suatu sistem manajemen strategis yang melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan sistem yang terstruktur dalam mengimplementasikan strategi perusahaan. Salah satu konsep manajemen yang dapat digunakan dalam proses perencanaan strategis adalah Balanced Scorecard. Sebagai sebuah system manajemen, Balanced Scorecard juga digunakan untuk sistem dan alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan Balanced Scorecard, pengukuran kinerja manajemen perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan dan non keuangan secara komprehensif dan seimbang.
Penulis mengangkat topik bahasan ini yang akan dibatasi pada satu perusahaan yang bernama PT. SI. PT. SI adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produk-produk elektronik. Dalam perusahaan yang menghasilkan produk yang memiliki tingkat inovasi tinggi perusahaan harus mampu memberikan produk yang memiliki nilai tambah dan mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengevaluasi kinerja perusahaan dengan optimal. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. SI selama ini berfokus pada analisis kuantitatif. Dengan pengukuran yang demikian,
manajemen puncak mengharapkan dapat memacu pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pada kenyataannya, pengukuran seperti ini kurang efektif. Hal ini dikarenakan kinerja perusahaan tidak dapat diukur secara optimal hanya dengan aspek kuantitatif saja, melainkan ada aspek-aspek kualitatif yang selama ini belum terukur dengan baik.
Balanced Scorecard membedah strategi perusahaan secara mendalam, yaitu melalui perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mulai dari tahap perumusan strategis hingga tahap implementasi dan pengawasan. Hal ini memacu setiap karyawan dalam perusahaan untuk berpikir secara strategis dan inovatif.
Evaluasi dan perubahan yang dihasilkan dari aplikasi dan implementasi Balanced Scorecard yang efektif diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan membuat perusahaan memiliki nilai lebih dibandingkan para kompetitornya.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dzikry Dalwatul Ielmi
Abstrak :
Sumber tenaga atau penggerak pada sebuah industri mengahasilkan panas yang sangat tinggi. Namun pada kenyataanya banyak tidak termanfaatkan hanya dibuang sebagai salah satu sisa proses. Namun walau ada pemanfaatan teknologi panas, hanya digunakan untuk mengalirkan panas dengan cepat sebagai teknologi pendinginan. Salah satu teknologi penukar kalor adalah Heat Pipe yang fungsinya sebagai penghantar kalor. Panas tinggi yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan, sebagai contoh untuk memanaskan ducting sebagai alat dehumidifikasi tanpa memberi daya tambahan untuk prosesnya. Salah satu kebutuhan dehumidifikasi ada pada industri elektronik yang sangat sensitif terhadap kelembaban. Pada Skripsi ini dilakukan perencanaan penggunan Heat Pipe berbentuk U sebagai alat untuk memanaskan udara (dehumidifikasi). Tahap berikutnya dilakukan pembuatan konstruksi U-bend heat pipe untuk proses dehumidifikasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian terhadap konstruksi U-bend heat pipe. Setelah pengujian dilanjutkan dengan analisa dengan konstruksi heat pipe yang dibuat apakah memenuhi tingkat kelembaban udara yang dibutuhkan industri elektronik, JEDEC J-STD-020 Standard <30 °C dan <60 %RH. Heat recovery terbaik didapatkan dari kondisi kecepatan udara 1.0 m/s dan temperature inlet 35 oC yaitu sebesar 175,20 W. Sementara efektifitas terbaik berada pada kondisi kecepatan udara 0.5 m/s dan temperature masuk 30 oC yaitu sebesar 26,09 %. Dari perolehan data, sistem heat pipe dapat memenuhi standar keadaan temperature dan RH sesuai JEDEC STD-020.
......Power Source or driver in an industry make heat very high. Thus most of them cant be used and just become waste. But most of using heat waste just for cooling process. One of heat transfer technology is heat pipe. Heat pipe can move heat from one side to another side. Heat that usually wasted could be moved to reheating air in the ducting. Heat pipe can work without initial power. One necessary in HVAC is to control air moisture. Electronic industry very sensitive about humidity, if air condition too wet can make electronic part fail with the electrostatic discharge. In this final task consisting some work path, first design heat pipe configuration from u-bend heat pipe heat exchanger that already given. Next, experiment that analize performance of the heat pipe configuration. The output of the HVAC for electronic industry that specific for some fabrication is about 30 °C and below 60 %RH. Best heat recovery gain from 1.0 m/s intake velocity and temperature 35 °C as 175,20 W. Best Effectivity gain from 0,5 intake velocity and temperature 30 °C as 26,09 %. In different variable some condition make the configuration fulfill of standrard before. For next experiment the system could be more effective with improvement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adhika Paramartha Sajjana Wiyoso
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai dampak diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) terhadap persaingan usaha industri elektronik di Indonesia. Dalam skripsi ini dibahas seperti apa dampak yang dirasakan oleh industri elektronik di Indonesia dengan adanya suatu kawasan perdagangan bebas antara ASEAN dengan China, apa saja proteksi-proteksi yang diberikan kepada pelaku usaha di dalam industri elektronik Indonesia, dan langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan agar kedepannya industri elektronik di Indonesia dapat bersaing dengan pelaku usaha-pelaku usaha dari luar. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa industri elektronik Indonesia saat ini tidak siap dengan diberlakukannya kawasan perdagangan bebas. Sehingga harus dilakukan langkahlangkah, khususnya di bidang kebijakan persaingan, agar kedepannya industri elektronik di Indonesia dapat bersaing dengan pelaku usaha-pelaku usaha luar.
......This thesis is about the impact of enforcement of the ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) towards electronic industry competition in Indonesia. Here, it tells about what sort of effect the electronic industry feel regarding the enforcement of the free trade area between ASEAN and China, what sort of protection that can given to the electronic industry in Indonesia, and what sort of action that can be done so that the electronic industry in Indonesia can compete with industries from abroad. From the research that has been conducted, the electronic industry in Indonesia is not prepared for the free trade area enforcement. So, there has to be some action, especially in competition policy, so that in the future the electronic industry in Indonesia can compete with industries from abroad.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S24913
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Gabri
Abstrak :
Kemajuan dunia teknologi informasi turut membantu terciptanya sebuah sistem manajemen produk berfungsi sebagai knowledge management dalam dunia industri. Sistem New Product Introduction (NPI) atau New Product Development (NPD) adalah salah satu aktifitas dalam sebuah sistem manajemen produk yang berfungsi sebagai gerbang informasi dalam dunia industri manufaktur. Setiap proses dalam proyek pengembangan suatu produk adalah sebuah rangkaian sistem proses yang mempunyai andil besar dalam kesuksesan sebuah produk.
Agar dapat memahami konsep teori dan aplikasinya maka dibutuhkan pembahasan mendalam mengenai sistem NPI ini. Tesis ini berupa studi literatur yang menjelaskan berbagai hal tentang sistem NPI, baik mengenai sejarah, perkembangan dan apa saja yang telah dicapai selama ini dalam dunia industri. Tesis ini juga menampilkan studi kasus dalam sebuah industri elektronik di indonesia dengan harapan agar aplikasi sistem NPI di dalam dunia manufaktur dapat lebih dipahami secara praktis.
......The advance of information technology has made a product management system function of knowledge management in the industrial world. A new product introduction system (NPI) or new product development (NPD) is one of manufacture activity in product management system that is useful. Information has a major development implementation in the manufactures industry. Each process in any product development project is a series of process system that has a major role in the successful of a product life cycle.
In order to understand the theoretical and application of NPI system, a deep study in this new product introduction system is strongly needed. This thesis is a product of literature study to understand the role of NPI system including the history, development and what has been achieve in industrial world so far. In the end this thesis also present a cas e study of an electronic industry in Indonesia to show clearly the application of NPI system in practice.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26351
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Khosirotul Fajri Hududurohim Al Khoir
Abstrak :
This paper aimed to describe and analyze current state of electronics industry in Indonesia and also makes a particular attempt to analyze the close links between economic and social upgrading within Global Value Chain GVC . Mostly past studies only focused on finding ways to improve the economy, while the social issues are not addressed. The economists have found that increase in FDI and export indicates industrial development as well as deeply integrated in global value chain, known as economic upgrading. Economic upgrading move along with social development. This paper applies a parsimonious measurement approach which refer to the economic and social index that consist of four dimension of growth, i.e. high road growth low road growth high road decline and low road decline to examine how the Indonesian electronics industry has performed during 2000 2014. This paper finds that the electronic industry experienced in economic and social downgrading or, in other words, suffered from low road decline dimension.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keadaan industri elektronika saat ini di Indonesia dan juga melakukan upaya tertentu untuk menganalisis hubungan erat antara economic upgrading dan sosial di dalam rantai nilai global. Dalam studi sebelumnya, para ekonom kebanyakan berfokus pada menemukan cara untuk memperbaiki ekonomi, sementara isu sosial yang terjadi di sektor industri tidak dibahas. Para ekonom berpendapat bahwa peningkatan FDI dan ekspor mengindikasikan perkembangan industri dan juga terintegrasi secara mendalam dalam rantai nilai global, yang dikenal sebagai economic upgrading. Economic upgrading sejalan dengan aspek sosial. Artikel ini menerapkan parsimonious measurement approach yang mengacu pada indeks ekonomi dan sosial yang terdiri dari empat dimensi pertumbuhan, yaitu high-road growth; low-road growth; high-road decline; dan low-road decline untuk menguji bagaimana kondisi industri elektronik Indonesia selama tahun 2000-2014. Artikel ini menemukan bahwa industri elektronik mengalami penurunan ekonomi dan sosial atau, dengan kata lain, berada dalam dimensi low-road decline.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67229
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanesa Alamanda Ganes
Abstrak :
Zat-zat berbahaya dalam barang elektronik berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Perusahaan elektronik harus beradaptasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran publik dan mematuhi peraturan pemerintah. Memastikan tidak adanya zat berbahaya dalam produk memerlukan keterlibatan seluruh rantai pasokan, dengan pemasok memainkan peran penting sebagai penghubung awal dalam proses tersebut. Memilih pemasok yang paling sesuai dapat menjadi tantangan, membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap berbagai kriteria untuk mengidentifikasi pemasok hijau yang optimal bagi perusahaan. Untuk memfasilitasi pemeringkatan pemasok yang efektif, berbagai alat Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dapat digunakan. Dalam penelitian ini, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Other Preferences by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan proses pemilihan pemasok. Temuan penelitian mengungkapkan tiga kriteria utama dan 14 subkriteria untuk memilih pemasok ramah lingkungan dalam kondisi aktual PT XYZ. Pendapat para ahli menunjukkan bahwa kriteria lingkungan memiliki tingkat kepentingan tertinggi, diikuti oleh faktor sosial dan ekonomi. Di antara subkriteria tersebut, para ahli memprioritaskan pemilihan pemasok berdasarkan kepatuhan mereka terhadap persyaratan produk hijau. Model yang diusulkan di penelitian ini diterapkan untuk mengevaluasi kriteria pemilihan pemasok hijau, yang menghasilkan peringkat yang mempertimbangkan jarak masing- masing pemasok dari solusi ideal positif dan negatif.
......Hazardous substances in electronics pose potential risks to human health and the environment. Electronics companies must adapt and make the necessary adjustments to raise public awareness and comply with government regulations. Ensuring the absence of hazardous substances in products requires the involvement of the entire supply chain, with suppliers playing an essential role as the initial link in the process. Choosing the most suitable supplier can be challenging, requiring careful consideration of various criteria to identify the optimal green supplier for the company. To facilitate effective supplier ranking, various Multi-Criteria Decision Making (MCDM) tools can be used. In this study, Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Other Preferences by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) were used as tools to enhance the supplier selection process. The research findings revealed three main criteria and 14 sub-criteria for selecting green suppliers under the actual conditions of PT XYZ. Expert opinions showed that environmental criterion has the highest level of importance, followed by social and economic factors. Experts prioritized supplier selection among the sub-criteria based on their compliance with the green product requirements. The proposed model in this study is applied to evaluate the green supplier selection criteria, which results in a ranking that considers each supplier's distance from the positive and negative ideal solutions.
Depok:
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gabri
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41083
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library