Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Rumman
"
Terdapat beberapa dimensi budaya yang diteliti oleh Geert Hofstede untuk melihat budaya dari setAiap individu dalam memilih keputusan. Beberapa diantaranya adalah Individualism/Collectivism, Uncertainty Avoidance, dan Indulgence/Restraint. Penelitian ini menguji apakah ketiga budaya tersebut memengaruhi konsumen dalam mengadopsi bank Islam. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yang dapat mengumpulkan 406 responden dan diolah dengan menggunakan regresi berganda. Dari penelitian ini didapati bahwa semakin collectivism budaya akan cenderung mengadopsi bank Islam dibandingkan dengan budaya individualism dan uncertainty avoidance memiliki pengaruh adopsi bank Islam. Sedangkan budaya restraint/indulgence tidak terbukti berpengaruh terhadap adopsi bank Islam.
There are several cultural dimensions issued by Geert Hofstede to see the culture of each individual in making decisions. Some of these cultures are Individualism/Collectivism, Uncertainty Avoidance, and Indulgence/Restraints. This study discusses the three cultures that influence consumers in adopting Islamic banks. This research was conducted with a survey method that can be collected 406 respondents and processed using multiple regression. From this study it was found that the more a collection of cultures would increase Islamic banks compared to individualism culture and the avoidance of uncertainty had the effect of adopting Islamic banks. While the culture of arrest / indulgence is not proven against the adoption of Islamic banks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farah Salma Azizah
"Dark comedy atau komedi gelap dalam serial animasi sering digunakan untuk menjelaskan atau menyampaikan pernyataan tentang masalah serius sehingga kebanyakan orang dewasa dapat lebih mudah terhubung daripada anak-anak karena orang dewasa adalah audiens target untuk jenis genre ini di dunia produksi animasi. Seringkali genre komedi gelap dalam suatu seri mencakup masalah serius, seperti kematian, kelaparan, dan bahkan dogmatisme keagamaan dalam masyarakat. Dalam Moral Orel (2005-2008), sindiran tentang masalah keagamaan dibangun berdasarkan bagaimana karakter menunjukkan perilaku menyimpang yang bertentangan sebagai seorang pria penganut agama Kristen yang berjuang untuk menjaga nilai-nilai altruistik Kristen sembari menahan nafsu pribadinya. Dengan menerapkan analisis tekstual dan pendekatan psikoanalisis Freud, makalah ini menyimpulkan bahwa karakter Clay Puppington dalam Moral Orel (2005-2008) digunakan untuk menunjukkan dengan cara satir bagaimana seorang individu berjuang untuk menjaga nilai-nilai altruistik Kristen sambil menahan nafsu pribadinya.
Dark comedy in animation series has been frequently utilised to explain or make a statement about serious subjects so that most adults could relate to them more quickly than children because adults are the target audience for this type of genre in the animation production world. Many times, the genre of dark comedy in one series covers serious subjects, such as death, famine, and even religious dogmatism in society. In Moral Orel (2005-2008), a satire on a religious issue is built upon how a character demonstrates a contradicting deviant behavior as a Christian man who struggles to maintain Christian altruistic values while at the same time represses his self-indulgent gratification. Applying textual analysis and Freud’s psychoanalytical approach, this paper concludes that the character Clay Puppington in Moral Orel (2005-2008) is used to show in a satirical way how one struggles to maintain Christian altruistic values while repressing self-indulgence gratification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Rizqi Rabbani
"Entrepreneurial Innovativeness adalah kemampuan seorang wirausahawan untuk memperkenalkan ide-ide baru, produk, proses, atau layanan yang berbeda dari apa yang sudah ada di pasar. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi inovasi adalah budaya. Penelitian ini menggunakan Hofstede’s Cultural Dimensions (indulgence, collectivism, long-term orientation, masculinity, power distance, dan uncertainty avoidance) sebagai variabel independen yang memengaruhi kemampuan wirausahawan beretnis Minang dan Betawi dalam melakukan inovasi dalam bisnis. Penelitian ini mengambil sampel 100 pengusaha Minang dan 100 pengusaha Betawi, serta wawancara dengan pengusaha Betawi sebagai sumber data sekunder. Penelitian ini menemukan adanya pengaruh masing-masing dimensi budaya Hofstede terhadap entrepreneurial innovativeness pada pengusaha etnis Minang dan Betawi secara positif, dalam tingkatan yang berbeda. Secara keseluruhan juga ditemukan adanya pengaruh Hofstede’s Cultural Dimensions terhadap entrepreneurial innovativeness.
Entrepreneurial Innovativeness is the ability of an entrepreneur to introduce new ideas, products, processes, or services that are different from what already exists in the market. One aspect that can influence innovation is culture. This study uses Hofstede’s Cultural Dimensions (indulgence, collectivism, long-term orientation, masculinity, power distance, and uncertainty avoidance) as independent variables that influence the ability of Minang and Betawi ethnic entrepreneurs to innovate in business. This study sampled 100 Minang entrepreneurs and 100 Betawi entrepreneurs, as well as conducted interviews with Betawi entrepreneurs as secondary data sources. This study found that each of Hofstede's cultural dimensions positively influences entrepreneurial innovativeness among Minang and Betawi ethnic entrepreneurs, albeit at different levels. Overall, the study also found an influence of Hofstede’s Cultural Dimensions on entrepreneurial innovativeness. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library