Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fildzah Badzlina
Abstrak :
Saat remaja, terjadi perubahan komposisi tubuh berupa penurunan lemak tubuh dan kecepatan penambahan tinggi badan dan lebar bahu pada laki-laki. Sementara pada perempuan akan mengalami peningkatan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase lemak tubuh yang tinggi dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan, khususnya penyakit kardiovaskular. Di Indonesia, masih belum ada nilai rata-rata persentase lemak tubuh remaja secara nasional. Selain itu, penelitian mengenai persentase lemak tubuh pada remaja di perkotaan, khususnya di Depok, masih jarang ditemui. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian mengenai persentase lemak tubuh pada remaja di perkotaan, khususnya Kota Depok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor dominan terhadap persentase lemak tubuh pada siswa-siswi di SMA Sejahtera 1 Depok. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persentase lemak tubuh sementara variabel independen dalam penelitian ini ialah jenis kelamin, IMT/U, aktivitas fisik, durasi tidur, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, konsumsi buah dan sayur, frekuensi konsumsi makanan cepat saji, frekuensi konsumsi makanan selingan, frekuensi konsumsi susu dan produk olahannya, serta frekuensi konsumsi minuman berpemanis. Instrument penelitian ini ialah Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), microtoice dan kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2019 kepada siswa-siswi kelas 10 dan 11 sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 267 siswa. Uji korelasi dan independen T-test dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dengan independen. Uji regresi linear dilakukan untuk mengetahui faktor dominan persentase lemak tubuh. Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel IMT/U (p = 0,000; r = 0,715), aktifitas fisik (p = 0,004; r = -0,176), asupan karbohidrat (p = 0,012; r = -0,153) dan jenis kelamin (p = 0,000) berhubungan dengan persentase lemak tubuh. Faktor dominan persentase lemak tubuh ialah IMT/U dengan nilai standardized coefficients beta sebesar 0,739. Para siswa SMA Sejahtera 1 Depok dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Jenis aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan setiap harinya adalah jalan kaki minimal 10 menit atau melakukan jogging. ...... During adolescence, changes in body composition occur differently in boys and girls, decreasing body fat and increasing height and shoulder width in boys. While in girls increasing body fat. High body fat percentages are commonly associated with several health problems, especially cardiovascular disease. In Indonesia, the average description of national body fat percentage in adolescents is not available. The research on body fat percentage in adolescents in urban areas is still limited. Therefore, it is important to do research on body fat percentage in adolescents in urban areas, especially Depok City. This research aims to determine the dominant factors on body fat percentage in students in SMA Sejahtera 1 Depok. This research was a cross-sectional study. The dependent variable in this study was body fat percentage while independent variables in this study were gender, BAZ, physical activity, sleep duration, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, fruit and vegetable consumption, frequency of fast-food consumption, frequency of snack consumption, frequency of dairy products consumption, and frequency of sweetened beverages consumption. The instrument of this research was Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), microtoice and questionnaire. This study was performed on 10th and 11th grade students at SMA Sejahtera 1 Depok, which was conducted in April-May 2019 according to the schedule set by the school. Samples in this study were 267 students. Correlation test and independent T-test were carried out to determine the association of the dependent variable with independent, while the linear regression test was performed to determine the dominant factors of body fat percentage. The results showed that BAZ (p=0.000; r=0.715), physical activity (p=0.004; r=-0.176), carbohydrate intake (p=0.012; r=-0.153) and gender (p=0.000) were related to body fat percentage. The dominant factor in body fat percentage was BAZ (r=0.739). The students of SMA Sejahtera 1 Depok are recommended to do physical activities, such as walking or jogging, for at least 30 minutes a day.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susianto
Abstrak :
Beberapa penelitian tentang status gizi anak vegetarian usia sekolah telah pemah dilakukan di luar negeri, namun hanya sedikit sekali penelitian tentang status gizi anak vegetarian pra sekolah (balita vegetarian). Di Indonesia belurn ada penelitian secara resmi tentnng status gizi balita vegetarian (pra sekoiah) dan anak usia sekolah. Mengingat balita merupakan salah satu kelompok yang rawan kekurangan gizi dan berada dalam masa pertumbuhan yang cepat serta akan mempengaruhi status gizi fase kehidupan selanjutnya. maka secara teoritis balita tidak dianjurkan menjalani diet vegetarian karena dikhawatirkan akan menderita gizi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi (IMT/U) danfaktor-faktor yang berhubungan pada balita vegetarian dan non vegetarian di DKI Jakarta Tahun 2008, Desain penelitian yang digunakan dalarn penelitian ini adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Total sampel berjumlah 148 balita yang terdiri dari 75 balita vegetarian dan 73 balita non vegetarian berumur 0-59 bulan di DKI Jakarta yang dipilih secara purposive sampling dan mempunyai latar belakang etnis yang sama, geografis dan tingkat ekonomi yang semirip mungkin. Data dikumpulkan di DKI Jakarta sejak Februari sampai dengan Maret 2008. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi balita (IMT/U), sedangkan variabel independen yang diteliti adalah asupan energi, protein, pola diet (vegetarian, non vegetarian), penyakit infeksi, jenis kelamin balita, umur balita, pola asuh, pemberian ASI, anal mencuci tangan, ibu mencuci tangan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, status gizi ibu, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan jumlah balita. Data yang dikumpulkan mencakup berat badan menggunakan timbangan Seca model 872 dengan ketelitian 0, l kg. panjang/tinggi badan menggunakan length board/microtoice dengan ketelitian 0,1 em, konsumsi makanan menggunakan food recall I x 24 jam, karakteristik ibu dan balita. pola asuh dan kesehatan menggunakan kuesioner. Status gizi dihitung berdasarkan indeks IMTIU menurut baku rujakan WHO 2005, sedangkan asupan energi dan protein dihitung dengan metode food recall l x 24 jam berdasarkan % AKG (Angka Kecakupan Gizi). Ana!isis data hasil univariat, bivariat dan multivariat diiakukan dengan menggunakan komputer, Hasil penelitian menunjukkan prevalensi obesitas pada balita vegetarian sebanyak 5,3% dan balita non vegetarian 12,3%. Terdapat !3,3% ba!ita vegetarian dan 8,2% balita non vegetarian yang gemuk. Walaupun lebih dari separah ba!ita mempunyai status gizi nom1al (56% balita vegetarian dan 57,5% balita non vegetarian), akan tetapi sudah terdapat25,3% balita vegetarian dan 21,9% balita non vegetarian yang berisiko gemuk. Masih terdapat balita vegetarian yang pendek sebanyak 4% dan non vegetarian 2 7%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang berrnakna antara pola diet (vegetarian, non vegetarian) dengan status gizi (IMTIU), artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara status gizi (IMT/U) baHta vegetarian lakto ovo dengan non vegetarian. Faktor yang paling dominan hubungannya dengan IMTIU pada balila vegetarian lakto ovo adalah pengbasilan keluarga dan penyakit infeksi pada balita non vegetarian. Penyuluhan tentang pangetahuan gizi perlu dilakakan kepada rnasyarakat terutarna ibu balita atau pengasuh balita oleh petugas kesehatan di posyandu, puskesmas, kiinik atau rumah sakit karena masih banyak ibu balita non vegetarian (42,5%) yang pengetahuan gizinya kurang. Perlu dilakukan kerjasama antara institusi pemerintah (Depkes dan Perguuruan Tinggi) dengan IVS (Indonesia Vegetarian Society) atau sekolah untuk memberikan penyuluhan gizi kepada mesyarakat vegetarian dan non vegetarian guna mencegah dan menanggukangi kejadian obesitas dan gizi lebih di DKI Jakarta. ......There are several studies on the nutritional status of school vegetarian chiidren that have been done in abroad, but only a few ones on the pre school vegetarian children (vegetarian children wtder five). There is no official study on the status of pre school and school vegetarian children in Indonesia. Considering those children are suspectible to malnutrition, especially under nutritionin their fast growing period, that could influence the nutrition status of their next life phase. So by theorythose children are not suggested to have vegetarian diet in order to avoid suffering from under nutrition. The objective of this study is to understand the factors related to nutritional status (BAZ) of vegetarian and non vegetarian children under five in DKI Jakarta. Cross-sectional design is used in this study with quantitative approach. Samples collected by purposive sampling from the vegetarian and non vegetarian children under five (0-59 months) in DKI Jakarta with the same ethnic, similar geographical and economical background. Total samples collected are 148 children under five consisting of 75 vegetarian and 73 non vegetarian. Data were collected from February to March 2008. The dependent variable is children?s nutritional status (BAZ) and the independent variables are energy and protein intakes, diet pattern (vegetarian, non vegetarian), infectious disease, child?s sex, age, x=child caring, breast-feeding, child?s hand-washing, mother?s hand-washing, health service, mother?s nutritional status, education, nutritional knowledge, job, family income and number of children under five. Data collected include weight by using Seca balance model 872 recommended by WHO with precision of 0,1 kg, length/height by using length board/microtoice with precision of O,1 cm, dietary intake by using food recall I x 24 hours mother and child characterization, child caring and health by using questionnaire. Nutritional Status is calculated by using anthropometry indices of BAZ standard of WHO 2005. Energy, protein, fat and carbohydrate intakes are calculated by using food recall 1 x 24 hours based on% RDA (Recommended Dietary Allowance). Univariate, bivariateand multivariate data are analyzed by using personal computer data processing. The result shows 5.3% of vegetarian and 12.3% of non vegetarian children under five in DKI Jakarta are obese and I3.3% of vegetarian and 8.2% of non vegetarian chHdren under five are overweight Although there are 56% of vegetarian and 57.5% of non vegetarian children under five are normal. but there are 25.3% of vegetarian and 21.9% of non vegetarian chUdren under five already at risk of overweight Finallythere are still 4% of vegetarian and 2.7% of non vegetarian children under five are stunted. There is no significant relationship between diet pattern (vegetarian, non vegetarian) and nutritional status (BAZ). It means there is no significant difference in nutritional status (BAZ) between vegetarian and non vegetarian children under five. Family income is the most dominant factor which is related to lacto ovo vegetarian's BAZ and infectious disease is the one for the non vegetarian's BAZ. Promoting on nutritional knowledge is necessary for the community especially the children's mother or care taker and should be conducted by nutritionist or mcdieal doctor from the centre of public health (puskesmas), clinics or government's hospitals and universities. Network among inter govemmental institutions are needed {e.g. Ministry of Health and University, etc} and can be extended into co-operation with non profit NGO such as IVS (Indonesia Vegetarian Society) or schools to give lectures on nutrition issues to the vegetarian and non vegetarian communities in order to prevent and overcome to obese and over-nutrition problem in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melvin Junior Tanner
Abstrak :
Penelitian dengan menggunakan data sekunder ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang terdiri atas jenis kelamin, status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) terhadap variabel dependen persen lemak tubuh (PLT) pada remaja. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 131 siswa-siswi SMAN 39 Jakarta Tahun 2019. Hasil menunjukkan 53,4% responden memiliki PLT berlebih dengan rata-rata PLT perempuan 28,59±5,02% yang tergolong berlebih dan rata-rata PLT laki-laki 20,8±5,94% tergolong tidak berlebih. Terdapat hubungan yang bermakna (p-value <0,05) pada jenis kelamin dan IMT/U dengan PLT pada remaja, sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p-value >0,05) pada kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, dan lemak) dengan PLT pada remaja. IMT/U merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan PLT pada remaja. Peneliti menyarankan untuk mengupayakan IMT dan PLT berada di keadaan normal dengan dilakukan monitoring penimbangan berat badan dan tinggi badan secara rutin, mengadakan kegiatan olahraga satu kali dalam seminggu, mewajibkan siswa-siswi untuk mengikuti ekstrakulikuler olahraga, dan memberikan edukasi terkait pola makan dan olahraga sebagai pencegahan obesitas. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengetahui pengaruh kualitas dan kuantitas asupan gizi makro terhadap persen lemak tubuh. ......This study using the secondary data aims to determine the relationship between the independent variables that included gender, body mass index for age (BMI-for-age), breakfast habits, physical activity, and nutritent intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with the dependent variable that included body fat percentage (%BF) in adolescents. This is a cross-sectional study that conducted on 131 students of SMAN 39 Jakarta in 2019. The results showed that 53,4% respondents had excess %BF with the average on females 28,59±5,02% were classified excessive and males 20,8±5,94% were classified not excessive. There was a significant relationship (p-value <0,05) on gender and BMI-for-age with %BF in adolescents, while there was no significant relationship (p-value >0,05) on breakfast habits, physical activity, and nutrients intake (energy, carbohydrates, proteins, and fats) with %BF in adolescents. BMI-for-age is the dominant factor associated with %BF in adolescents. This study suggested that BMI and %BF to stay in normal range by monitoring the body weight and height regularly, conduct sports activities once a week, students should join sports extracurricular, and providing education related to diet and exercise as a prevention of obesity. Further studies are required to evaluate the effects of macronutrients’ quality and quantity on %BF.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujahidil Aslam
Abstrak :
Remaja merupakan proses perkembangan menuju dewasa. Masa remaja ini rentanterhadap terjadinya risiko penyakit degeneratif, salah satunya adalah hipertensi.Penelitian ini merupakan penelitian desain cross sectional. Metode sampling secarasimple random sampling. Tujuan penelitian mengetahui faktor dominan kejadianhipertensi pada siswa di SMK Kesehatan Annisa 3 Citeurup Bogor Tahun 2018. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa 11,8 dari 152 siswa di SMK Kesehatan Annisa 3Citeurup Bogor mengalami hipertensi. Faktor yang berhubungan bermakna adalah jeniskelamin, IMT/U dan durasi tidur. Faktor paling dominan adalah jenis kelamin. Saranuntuk siswa melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin dan mengkonsumsi makananbergizi seimbang serta mengurangi makanan yang berlemak yang dapat memicutekanan darah tinggi dan kegemukan.
Adolescence is a process of development toward adulthood. Adolescence is vulnerableto the occurrence of the risk of degenerative diseases, one of which is hypertension.This research is a cross sectional design study. A simple random sampling method. Thepurpose of research to determine the dominant factors of hypertension incidence instudents in SMK Kesehatan Annisa 3 Citeurup Bogor Year 2018. The results showedthat 11.8 of 152 students in SMK Kesehatan Annisa 3 Citeurup Bogor hypertension.Related factors are gender, BMI of age and sleep duration. The most dominant factor isgender. Suggestions for students perform routine blood tests and nutritious foods andreduce fatty foods that can form high blood and obesity.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Maharani
Abstrak :
Overweight dan obesitas pada anak usia sekolah erat kaitannya dengan risiko obesitas saat dewasa dan berlanjut menjadi penyakit tidak menular, seperti diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Selatan. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 153 sampel kelas 1 usia 6-9 tahun di 6 SD di Jakarta Selatan. Pengukuran overweight dan obesitas menggunakan nilai Z-score indeks IMT/U. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32% siswa mengalami overweight dan obesitas. Dari beberapa variabel yang diteliti, terdapat perbedaan bermakna kejadian overweight dan obesitas berdasarkan frekuensi konsumsi lemak, frekuensi konsumsi serat, aktivitas fisik, screen time, dan pekerjaan ibu. Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan screen time sebagai faktor dominan terhadap kejadian overweight dan obesitas setelah dikontrol dengan variabel frekuensi konsumsi lemak, frekuensi konsumsi serat, aktivitas fisik, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi sekolah untuk memantau status gizi siswa. Orang tua siswa diharapkan untuk membatasi waktu anak untuk menonton TV, bermain games/laptop/komputer di rumah dan mengajak anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah. ......Overweight and obesity on school-age children associated with risk of obesity on adulthood and would be continued become non-communicable disease, such as Diabetes Mellitus type 2. The purpose of this study is to determine the dominant factor of overweight and obesity on 1st grade elementary school students at South Jakarta. This study used cross sectional design with 153 sampels among elementary school students aged 6-9 years old at South Jakarta. In this study, overweight and obesity measured using Z-score index IMT/U. The result of this study shows that 32% students are overweight and obesity and there were significant differences of overweight and obesity based on fat consumption frequency, fiber consumption frequency, physical activity, screen time, and maternal employment. Multivariate analysis using multiple regression logictic shows that screen time as dominant factor of overweight and obesity after controlled by fat consumption frequency, fiber consumption frequency, physical activity, and maternal education, maternal employment. According to these result, it was expected for school to monitor nutritional status of their students periodically. Parents are suggested to control children's time for watching TV and playing games/laptop/computer at home and they must consider to take their children for outdoor activities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Nadya Ulfa
Abstrak :
Obesitas anak adalah kondisi ketika Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak > 2SD yang berdampak pada status kesehatannya sekarang maupun nanti. Kejadian obesitas pada anak usia 5-15 tahun di Indonesia sebesar 8,3%, sedangkan Jawa Barat yakni 7,4% pada anak laki-laki dan 4,6% pada anak perempuan. Penelitian pre-eksperimental ini bertujuan untuk menurunkan IMT/U anak obesitas melalui peningkatan aktivitas fisik berbasis sekolah, dilakukan selama 4 minggu dengan melibatkan 25 responden yang mengalami obesitas. Analisis data menggunakan Uji T Berpasangan (paired t-test), dimana rata-rata penurunan IMT/U yang terjadi sebesar 0,20 poin dengan penurunan berat badan sebesar 0,35 kg. Pada analisis bivariat ditemukan hubungan signifikan antara penurunan IMT/U anak obesitas dengan peningkatan aktivitas fisik (p=0,000) dengan penurunan terbesar pada minggu ketiga setelah intervensi. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan meningkatan aktivitas fisik selama 4 minggu di sekolah dapat menurunkan IMT/U anak obesitas. Disarankan kepada pihak sekolah menambah durasi mata pelajaran olahraga dan membudayakan kembali senam disekolah. ...... Childhood obesity is a condition when a children's body mass index (BMI)-to age reached >2 in z-score, which will affect the health status, present or the future. Childhood obesity prevalence for children aged 5-15 in Indonesia is 8,3%, meanwhile in East Jawa Province are 7,4% for the boys and 4,6% for the girls. This pre-experimental research's goal is to reduce the obese child's BMI-to age by increasing the school-based physical activity program for 4-weeks with 25 obese children. The paired t-test uses to analyze the data where BMI-to age reduced for 0,20 point with 0,4 kg weight lost. The bivariate analysis shows a significant association between the BMI-to age reducement by increasing physical activity (p=0,000). It is proven that by increasing school-based physical activity for 4 weeks is able to reduce obese child's BMI-to age. Suggested for the school to give more time for physical activity education and re-using chalisthenics as the school's culture.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Alifia Safitri Febriyani
Abstrak :
Ketidakbugaran pada remaja memiliki hubungan yang erat dengan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap status kebugaran di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 116 responden usia 15-17 tahun. Status kebugaran didapatkan dengan mengklasifikasikan nilai estimasi VO2max menggunakan rumus Matsuzaka et al (2004). Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai estimasi VO2max adalah tes 20-m shuttle run, yaitu tes lari bolak-balik dalam lintasan 20 meter dengan mengikuti instruksi nada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,2% siswa tidak bugar. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan terhadap status kebugaran pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan karbohidrat, dan asupan zat besi. Faktor dominan terhadap status kebugaran siswa SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten adalah IMT/U, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, dan asupan energi. Status gizi kegemukan dapat menyebabkan ketidakbugaran pada remaja.
Unfit adolescents associated with high risk of cardiovascular disease. The primary purpose of this study is to determine the dominant factor of physical fitness level among students at Al-Azhar 2 Pejaten Islamic High School, Jakarta Selatan. 116 students aged 15-17 years old were participated in this cross sectional study. Physical fitness level was determined by grouping the value of estimated VO2max obtained by Matsuzaka et al (2004) formula. Value of estimated VO2max measured using 20-m shuttle run test method, where the participants were asked to run back and forth in 20 meters track following audio instruction. The result shows that 61,2% students are unfit. Variables that have significant relationship with physical fitness level are gender, nutritional status (BMI-for-age and body fat percentage), carbohydrate intake, and iron intake. Dominant variable in determining physical fitness level of Al-Azhar 2 Islamic High School Students is BMI-for-age, after being controlled by gender, body fat percentage, physical activity, and energy intake.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library