Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Estrilla Widya Patrichia
Abstrak :
N ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara impulsivitas, parental control, dan adiksi internet pada remaja. Pengukuran impulsivitas menggunakan Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995 , pengukuran adiksi internet menggunakan Internet Addiction Test Young, 1987 , dan pengukuran parental control menggunakan alat ukur Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. Partisipan penelitian merupakan remaja yang berusia dari 12-21 tahun. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistika kuantitatif deskriptif dan pearson correlation menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 155 responden yang mengalami adiksi internet sesuai data deskriptif total skor IAT, dimana terdapat korelasi positif yang signifikan antara impulsivitas dan adiksi internet pada remaja r 155 = .217, p < .01, one tails. Sedangkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara parental control dan adiksi internet pada remaja r 155 = -.032, p < .01, one tails. ......This research was conducted to find out the correlation between impulsivity, parental control and internet addiction among adolescent. Impulsivity was measured by Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995, while internet addiction was measured by Internet Addiction Test Young, 1987, and parental contol was measure by Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. The participant in this research are adolescent with the age range between 12 to 21 years old. Data processing was done by using descriptive statistics and pearson correlation with a software called SPSS 20. The result from this research shows that only 155 respondents are addicted to internet based on the result of IAT descriptiv statistic's data. From this research the results show that impulsivity positively correlated significantly with internet addiction r 155 .217, p .01, one tails . While parental control doesn't signifivantly have a positive correlation with internet addiction r 155 .032, p .01, one tails.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyaa Dewanti
Abstrak :
Kecanduan narkoba merupakan masalah yang dimiliki secara global, termasuk di Indonesia. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan yang merugikan pengalaman masa kanak-kanak (ACE) dengan kecanduan narkoba, tetapi tidak semua individu dengan ACE mengalami kecanduan narkoba. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji impulsif sebagai mediator dalam hubungan ACE dengan adiksi narkoba. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan sampel penderita adiksi narkoba yang berusia di atas 18 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ACE-10, DAST-20, dan BIS-11. Data dari 89 peserta menunjukkan bahwa impulsif memediasi sebagian hubungan antara ACE dan kecanduan narkoba. ...... Drug addiction is a problem that is owned globally, including in Indonesia. There are several studies linking the harm childhood experience (ACE) with drug addiction, but not all individuals with ACE experience drug addiction. Therefore, this study aims to examine impulsivity as a mediator in the relationship between ACE and drug addiction. This study is a cross-sectional study with a sample of drug addiction patients who are over 18 years of age. The measuring instruments used in this study were ACE-10, DAST-20, and BIS-11. Data from 89 participants showed that impulsivity partly mediated the relationship between ACE and drug addiction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurnia Surawijaya
Abstrak :
Latar Belakang : Dalam kasus forensik yang berhubungan dengan impulsivitas dan agresivitas, dibutuhkan suatu kompleksitas dan terdapat potensi risiko yang tinggi dalam menilai akurasi kondisi mental yang dapat memberikan terang perkara dan membantu memberikan pertimbangan dalam keputusan dalam persidangan.Tujuan : Meninjau berbagai literatur atau penelitian sebelumnya mengenai tahapan evaluasi yang dapat dilakukan psikiater pemeriksa dalam menilai criminal intent pada kasus-kasus impulsivitas dan agresivitas. Metode : Penelusuran artikel dilakukan sesuai dengan alur pada bagan PRISMA melalui lima pangkalan data, yaitu PubMed, Scopus, EMBASE, Web of Science, dan Cochrane.Hasil : Total literatur yang peneliti dapatkan sebanyak 981, lalu melalui proses penyaringan duplikasi, kriteria inklusi dan ekslusi sehingga tersisa 32 artikel. Telaah kritis dengan menggunakan QuADS. Rentang tahun penelitian terkumpul dari 1993—2024, dengan peningkatan literatur dalam 10 tahun terakhir. Lokasi terbanyak artikel berasal dari benua Eropa yaitu enam belas artikel. Artikel terkumpul didominasi oleh penelitian potong lintang dan laporan kasus dengan masing-masing sebanyak empat belas artikel. Gangguan jiwa yang ditemui dari artikel terkumpul cukup beragam dengan pembahasan mayoritas berfokus pada gangguan spektrum skizofrenia dan gangguan kepribadian. Selain pemeriksaan forensik yang telah melalui anamnesis yang lengkap dan runut, peneliti mencatat beberapa instrumen khusus yang digunakan. Berbagai instrumen dan pemeriksaan penunjang khusus ini memiliki tujuan tertentu dan dapat membantu terang sebuah perkara hingga mengeksklusi diagnosis tertentu. Kesimpulan : Melalui tinjauan sistematik ini, tahapan-tahapan penting yang harus diperhatikan seorang psikiater pemeriksa dalam menilai criminal intent pada kasus-kasus impulsivitas dan agresivitas adalah anamnesis psikiatrik, pemeriksaan instrumen, pemeriksaan penunjang, dan penentuan kesimpulan. ......Background : In forensic cases related to impulsivity and aggressivity, there is a need for complexity and a high potential risk in assesing the accuracy of mental conditions. This can shed light on the case and assist in providing considerations in court decisions. Objective : To review various literature or previous research regarding the evaluation stages that a forensic psychiatrist can undertake in assesing criminal intent in cases of impulsivity and aggressivity. Method : Article searches were conducted according to the PRISMA flowchart through five databases: PubMed, Scopus, EMBASE, Web of Science, and Cochrane. Result : A total of 981 articles were obtained, which were then filtered for duplicated, inclusion, and exclusion criteria, leaving 32 articles. Critical appraisal was conducted using QuADS. The research spanned from 1993 to 2024, with an increase in literature over the past 10 years. The majority focusing on schizophrenia spectrum disorders and personality disorders. In addition to forensic examinations that included comprehensive and sequential anamnesis, researchers noted several specific instruments used. These various instruments and special examinations have specific purposes and can help clarify a case, even to the point of exlucing certain diagnoses. Conclusion : Through this systematic review, the important stages that a forensic psychiatrist must consider to in assessing criminal intent in cases of impulsivity and aggressivity are psychiatric anamnesis, instrument examination, supporting examinations, and conclusion determination.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Akbar Faizal
Abstrak :
Sejak munculnya platform dompet elektronik, promosi penjualan berbentuk cashback semakin mudah ditemukan. Meskipun cashback bukanlah metode promosi yang banyak digunakan di negara lain, namun cashback lazim diterapkan di Indonesia. Kecenderungan impulsivitas pembelian serta penggunaan dompet elektronik dalam suatu transaksi semakin besar seiring meningkatnya besaran promosi yang diberikan platform dompet elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan impulsivitas pembelian pelanggan yang signifikan apabila terdapat perbedaan besaran cashback bagi pembelian suatu barang serta apakah jenis merek maupun harga jual suatu barang dapat memoderasi efektivitas promosi cashback dalam menciptakan impulsivitas pembelian. Penelitian dilakukan dengan eksperimen daring (online experiment) di mana 294 partisipan terbagi ke dalam delapan kelompok untuk membayangkan suatu kegiatan pembelian kopi kekinian menggunakan dompet elektronik fiktif. Data yang terkumpul diolah menggunakan metode Analysis of Variance (ANOVA). Ditemukan bahwa terdapat perbedaan impulsivitas pembelian signifikan ketika terdapat perbedaan besaran cashback yang diterapkan pada skenario transaksi dalam kelompok penelitian tertentu. Namun, jenis merek serta harga jual dari kopi kekinian gagal memoderasi efektivitas cashback dalam menciptakan impulsivitas pembelian apabila kedua variabel moderator tidak bekerja secara simultan. Fenomena Paradoks Pilihan menetralisir kemampuan variabel dalam memoderasi efektivitas cashback terhadap penciptaan impulsivitas pembelian. Perbedaan impulsivitas pembelian antar kelompok penelitian menjadi signifikan ketika kedua variabel moderator berinteraksi dengan besaran cashback secara simultan karena teratasinya Paradoks Pilihan sehingga kedua variabel dapat memberi penguatan terhadap efektivitas cashback menciptakan impulsivitas pembelian. Penelitian ini merupakan satu satunya eksperimen yang membandingkan efektivitas perbedaan besaran cashback yang diterapkan penyedia dompet elektronik terhadap peningkatan impulsivitas pembelian di Indonesia, yang dapat mengisi celah penelitian terkait pengaruh penerapan promosi penjualan modern terhadap kecenderungan impulsivitas pembelian. ......Since the advent of electronic wallet platforms, sales promotions in the form of cashback have become easier to find. Although cashback is not a promotional method that is widely used in other countries, cashback is commonly used in Indonesia. Based on some research, the tendency of impulsive buying and the use of electronic wallets in a transaction was found greater as the amount of promotions given by the electronic wallet platform increases. This study aims to analyze whether there are significant differences in customer impulsive buying tendency if there are differences in the cashback size for the purchase of an item as well as whether the type of brand or the selling price of an item can moderate the effectiveness of cashback in creating impulse buying. The study was conducted by an online experiment in which 294 participants were divided into eight groups to imagine a coffee purchase activity using a fictitious electronic wallet. The collected data is processed using the Analysis of Variance (ANOVA) method. It was found that there was a significant difference in impulsive buying tendency when there were differences in the amount of cashback applied to the transaction scenario in certain research groups. However, the type of brand and the selling price of modern coffee failed to moderate the effectiveness of cashback in creating impulsivity if the two moderator variables did not work simultaneously. The emergence of the Paradox of Choice phenomenon neutralizes the variables ability to moderate the effectiveness of cashback on the impulsive buying tendency creation. The difference in purchasing impulsivity between research groups becomes significant when the two moderating variables interact with the cashback size simultaneously because of the elimination of Paradox of Choice so that both variables can reinforce the cashbacks effectiveness in creating impulsive buying tendency. This research is the only experiment that compares the effectiveness of differences in cashback size applied by electronic wallet provider to the increase in impulsive buying tendency in Indonesia, which can fill the research gap related to the effect of the application of modern sales promotions to the impulsive buying tendency.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library