Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Andry Puspita Sari
Abstrak :
The Sunda strait tsunami occurred on 22 December 2018, causing hundreds of casualties and significant physical, social, and economic losses. This research brings a critical problem on an achievable community resiliency if the community's capacity can carry on impacts and recover immediately. People in Sukarame Village have obstacles to perform this idea. This research aims to analyze the condition of the community's vulnerability and resiliency and develop strategies to increase community resilience in dealing with the tsunami. Vulnerability analysis methods use Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE). Furthermore, The resilience analysis uses The Integrated Concept of Community Resilience (ICCR), while the strategies formulate using Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) analysis. The result of this study gives an understanding on (i) the physical and social vulnerability parameter shows the moderate condition, whereas economic and total vulnerability in the most vulnerable term (ii) the social, economic, and cultural resilience parameter in the fair condition, otherwise the disaster risk governance in the high state, and the disaster based spatial planning in the medium and the integrated resilience indicator in the medium state (iii) the strategy for enhancing community resilience should be developing disaster-safe ecotourism, improving the community and local government institution capacity to the disaster management such as risk management, emergency management, and logistics system. This research conclusion is the strategy to increase resilience must be synergistic with all stakeholders' step by step, gradually and sustainable.
Tsunami Selat Sunda yang terjadi 22 Desember 2018 menimbulkan korban jiwa dan serta kerugian pada sektor fisik, sosial, dan ekonomi. Rumusan masalah adalah bahwa ketahanan masyarakat terhadap tsunami dapat tercapai jika masyarakat memiliki kemampuan untuk mengatasi dampak dan segera pulih ke keadaan semula. Masyarakat Desa Sukarame mengalami kendala melakukannya sehingga perlu peningkatan ketahanan terhadap bencana tsunami. Tujuan riset adalah menganalisis kondisi kerentanan dan ketahanan masyarakat terhadap tsunami serta menyusun strategi peningkatan ketahanan masyarakat menghadapi ancaman tsunami. Metode analisis kerentanan menggunakan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE), ketahanan menggunakan The Integrated Concept of Community Resilience (ICCR), dan strategi dirumuskan menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Hasil riset menunjukkan bahwa: (i) Kerentanan fisik dan sosial pada kondisi sedang, sedangkan kerentanan ekonomi dan total pada kondisi sangat rentan (ii) Ketahanan modal sosial, ekonomi, dan budaya pada kondisi sedang, ketahanan tata kelola risiko bencana kondisi tinggi, ketahanan tata ruang berbasis bencana kondisi sedang dan ketahanan terpadu kondisi sedang (iii) Strategi peningkatan ketahanan masyarakat sebaiknya dengan pengembangan ekowisata aman bencana, peningkatkan kapasitas masyarakat dan aparatur daerah terkait kebencanaan, dan manajemen sarana dan prasarana kebencanaan. Kesimpulannya strategi peningkatan ketahanan harus dilakukan secara sinergis bersama seluruh pihak dengan bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan.
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Andreyna Saragi
Abstrak :
Sistem perairan memiliki nilai dan peran dalam masyarakat yaitu nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan ekologis. Namun, peningkatan populasi dan sifat kegiatan manusia yang cenderung mengeksploitasi alam pada akhirnya mengganggu siklus air, menyebabkan degradasi lingkungan, dan juga menurunkan nilai perairan. Situ Rawa Besar adalah situ yang berfungsi sebagai kawasan resapan air, kenyataannya kualitas perairan Situ Rawa Besar rendah. Saat ini, timbul cemaran bau dari perairan Situ Rawa Besar, padahal sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah terkait pengelolaan situ. Masalah pada riset ini adalah belum diketahui kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini, sumber dampak dari rendahnya kualitas perairan, dan alternatif solusi terbaik dari permasalahan kualitas perairan Situ Rawa Besar terkait pengelolaan situ secara berkelanjutan. Tujuan pada riset ini adalah menganalisis kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton, menganalisis sumber dampak, serta memilih alternatif terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) yaitu metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Penetapan alternatif solusi terbaik menggunakan model AHP. Hasil riset ini menunjukkan bahwa kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton yaitu tidak memenuhi baku mutu dan menunjukan kondisi perairan yang labil. Sumber dampak rendahnya kualitas perairan di Situ Rawa Besar dari frekuensi terbesar hingga terendah adalah alih fungsi lahan, limbah domestik cair, keramba, dan limbah domestik padat. Alternatif solusi terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar ditinjau dari kriteria manfaat langsung, biaya, waktu dan partisipasi masyarakat adalah lahan basah buatan. Kesimpulan pada riset ini adalah kualitas perairan Situ Rawa Besar dapat diperbaiki dengan membangun lahan basah buatan.
Water systems have values and roles in society, namely economic values, social values, and ecological environmental values. However, increasing the population and the nature of human activities that tend to exploit nature ultimately disrupt the water cycle, cause environmental degradation, and also reduce the value of waters. Situ Rawa Besar is a situ that functions as a water catchment area the quality of Situ Rawa Besar waters is low. Currently, odor contamination arises from the waters of Situ Rawa Besar, even though there have been efforts by the government related to situ management. The problem in this research is that the quality of Situ Rawa Besar waters is unknown, the source of the impact of the low quality of waters, and the best alternative solution to the problem of Situ Rawa Besar waters quality related to the sustainable management of situ. The purpose of this research is to analyze the current quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical and microbiological parameters, analyze the source of impacts, and choose the best alternative to improve the quality of Situ Rawa Besar waters. The method used is a mixed-method, namely quantitative and qualitative methods with a qualitative approach. Determination of the best alternative solutions using the AHP model. The results of this research indicate that the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical, microbiological, and plankton parameters is not meeting the quality standards and showing unstable water conditions. The source of the impact of the low quality of waters in Situ Rawa Besar from the largest to the lowest frequency is land-use change, liquid domestic waste, cages, and solid domestic waste. The best alternative solution to improve the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of the criteria of direct benefits, costs, time and community participation is constructed wetlands. This research concludes that the quality of Situ Rawa Besar waters can be improved by building constructed wetlands.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Andreyna Saragi
Abstrak :
Sistem perairan memiliki nilai dan peran dalam masyarakat yaitu nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan ekologis. Namun, peningkatan populasi dan sifat kegiatan manusia yang cenderung mengeksploitasi alam pada akhirnya mengganggu siklus air, menyebabkan degradasi lingkungan, dan juga menurunkan nilai perairan. Situ Rawa Besar adalah situ yang berfungsi sebagai kawasan resapan air, kenyataannya kualitas perairan Situ Rawa Besar rendah. Saat ini, timbul cemaran bau dari perairan Situ Rawa Besar, padahal sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah terkait pengelolaan situ. Masalah pada riset ini adalah belum diketahui kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini, sumber dampak dari rendahnya kualitas perairan, dan alternatif solusi terbaik dari permasalahan kualitas perairan Situ Rawa Besar terkait pengelolaan situ secara berkelanjutan. Tujuan pada riset ini adalah menganalisis kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton, menganalisis sumber dampak, serta memilih alternatif terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) yaitu metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Penetapan alternatif solusi terbaik menggunakan model AHP. Hasil riset ini menunjukkan bahwa kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton yaitu tidak memenuhi baku mutu dan menunjukan kondisi perairan yang labil. Sumber dampak rendahnya kualitas perairan di Situ Rawa Besar dari frekuensi terbesar hingga terendah adalah alih fungsi lahan, limbah domestik cair, keramba, dan limbah domestik padat. Alternatif solusi terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar ditinjau dari kriteria manfaat langsung, biaya, waktu dan partisipasi masyarakat adalah lahan basah buatan. Kesimpulan pada riset ini adalah kualitas perairan Situ Rawa Besar dapat diperbaiki dengan membangun lahan basah buatan. ......Water systems have values ​​and roles in society, namely economic values, social values, and ecological environmental values. However, increasing the population and the nature of human activities that tend to exploit nature ultimately disrupt the water cycle, cause environmental degradation, and also reduce the value of waters. Situ Rawa Besar is a situ that functions as a water catchment area the quality of Situ Rawa Besar waters is low. Currently, odor contamination arises from the waters of Situ Rawa Besar, even though there have been efforts by the government related to situ management. The problem in this research is that the quality of Situ Rawa Besar waters is unknown, the source of the impact of the low quality of waters, and the best alternative solution to the problem of Situ Rawa Besar waters quality related to the sustainable management of situ. The purpose of this research is to analyze the current quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical and microbiological parameters, analyze the source of impacts, and choose the best alternative to improve the quality of Situ Rawa Besar waters. The method used is a mixed-method, namely quantitative and qualitative methods with a qualitative approach. Determination of the best alternative solutions using the AHP model. The results of this research indicate that the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical, microbiological, and plankton parameters is not meeting the quality standards and showing unstable water conditions. The source of the impact of the low quality of waters in Situ Rawa Besar from the largest to the lowest frequency is land-use change, liquid domestic waste, cages, and solid domestic waste. The best alternative solution to improve the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of the criteria of direct benefits, costs, time and community participation is constructed wetlands. This research concludes that the quality of Situ Rawa Besar waters can be improved by building constructed wetlands
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afaf Afifah
Abstrak :
Tingkat maturitas adalah keadaan lengkap, sempurna, atau kesiapan untuk memenuhi suatu pekerjaan. PT. XX merupakan salah satu BUMN jasa konstruksi terbesar di Indonesia dan tercatat memiliki sertifikat Sistem Manajemen Mutu berdasarkan Standar Internasional ISO 9001:2015. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun SOP dalam melaksanakan strategi meningkatkan tingkat kematangan budaya mutu pada PT XX. Berdasarkan kajian literatur tingkat kematangan budaya mutu dan penilaian validitas isi dan konstruk praktisi, diidentifikasi 5 variabel untuk mengukur tingkat kematangan budaya mutu, yaitu ad hoc, repeatable, define, managed dan continuous. Terdapat 55 indikator atau item pengukuran dari 5 variabel tersebut yang telah dikembangkan menjadi kuesioner yang lengkap. Kuesioner dibagikan kepada seluruh karyawan di PT XX, dengan total 27 tanggapan. Selanjutnya dilakukan pengolahan persentase tingkat kematangan pada PT XX dan analisis gap pada setiap item pertanyaan kemudian akan dibandingkan dengan kondisi optimal sesuai validasi yang telah diperoleh dari praktisi dan hasil penelitian sebelumnya yang telah mengukur tingkat kematangan budaya mutu perusahaan konstruksi milik negara pada umumnya. Penelitian ini mengidentifikasi variabel dan indikator tingkat kematangan budaya mutu yang valid dan reliabel, terdiri dari 5 variabel dan 46 indikator. Hasil pengolahan persentase tingkat kematangan pada PT XX menunjukkan 69% matang dan berada pada level 4 (Dikelola) yang merupakan selisih 5% jika dibandingkan dengan hasil tingkat kematangan budaya mutu pada perusahaan konstruksi BUMN di umum, yaitu 64% matang. Berdasarkan analisis gap pada setiap item pertanyaan dan beberapa pertimbangan studi literatur pada penelitian sebelumnya, ditemukan 24 indikator yang tidak memenuhi kriteria/kondisi optimal yang diharapkan. Selanjutnya dirumuskan 15 strategi perbaikan untuk indikator yang tidak memenuhi kondisi optimal untuk meningkatkan tingkat kematangan yang mempengaruhi budaya mutu di PT XX. Strategi peningkatan ini selanjutnya dikembangkan menjadi prosedur penerapan strategi yang kemudian dirumuskan menjadi Standar Operational Procedure (SOP). ......Maturity level is a state of complete, perfect, or readiness to fulfill a job. PT. XX is one of the largest construction service SOEs in Indonesia and is recorded as having a Quality Management System certificate based on ISO 9001:2015 International Standards. This study aims to develop SOPs in implementing strategies to increase the level of quality culture maturity at PT XX. Based on the literature review on the maturity level of quality culture and the assessment of the content and construct validity of practitioners, 5 variables were identified to measure the maturity level of quality culture, namely ad hoc, repeatable, define, managed and continuous. There are 55 indicators or measurement items from these 5 variables which have been developed into a complete questionnaire. Questionnaires were distributed to all employees at PT XX, with a total of 27 responses. Furthermore, processing the percentage of maturity level at PT XX and gap analysis on each question item will then be compared with the optimal conditions according to the validation that has been obtained from practitioners and the results of previous studies that have measured the level of maturity of the quality culture of state-owned construction companies in general. This study identifies variables and indicators of the maturity level of quality culture that are valid and reliable, consisting of 5 variables and 46 indicators. The results of processing the percentage of maturity level at PT XX show 69% mature and are at level 4 (Managed) which is a difference of 5% when compared to the results of the maturity level of quality culture in state-owned construction companies in general, which is 64% mature. Based on the gap analysis on each question item and some considerations of literature studies in previous studies, it was found that 24 indicators did not meet the expected optimal criteria/conditions. Furthermore, 15 improvement strategies were formulated for indicators that did not meet optimal conditions to increase the level of maturity that affected the quality culture at PT XX. This improvement strategy was further developed into a strategy implementation procedure which was then formulated into a Standard Operational Procedure (SOP)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salusu, Bianca Marella Putri
Abstrak :
Energi panas bumi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam energi terbarukan untuk memastikan terdapat sumber energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan. Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2014 pada sektor energi, Indonesia menargetkan Energy Mix pada tahun 2025 dimana energi baru dan terbarukan berkontribusi sebesar 23% dari total Energy Mix. Melalui Perpres No. 22 Tahun 2017, Pemerintah Indonesia (RI) telah menetapkan target 7.241,5 MW panas bumi kapasitas terpasang pada tahun 2025. Sedangkan kapasitas terpasang saat ini sekitar 2.133,5 MW. Berdasarkan kesenjangan antara potensi dan kapasitas terpasang PLTP dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan panas bumi di Indonesia masih rendah karena banyaknya tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan dalam pengembangan panas bumi adalah isu sosial seperti penolakan dari komunitas cukup banyak mendominasi. Isu sosial dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek yang akhirnya akan berdampak pada keekonomian proyek. Risiko sosial ini pun dapat diturunkan dengan meningkatkan penerimaan sosial (social acceptance) atas kegiatan panas bumi dengan memahami latar belakang dan faktor yang mempengaruhi rendahnya penerimaan sosial. Social acceptance dapat dibagi menjadi 3 dimensi yaitu: socio- political acceptance, community acceptance, dan market acceptance. Penelitian ini akan berfokus pada socio-political acceptance sebagai dimensi yang paling luas dari social acceptance yang menjelaskan bagaimana manusia dan organisasi membuat keputusan, menyelesaikan konflik, menjalin kemitraan, merespon kebijakan pemerintah serta masalah sosial dan sebagai pondasi dari social acceptance. Strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap socio-political acceptance ini diharapkan dapat membantu perusahaan penghasil listrik dari panas bumi (IPP) untuk meningkatkan socio-political acceptance terhadap proyek panas bumi untuk meningkatkan kinerja waktu. ......Geothermal energy in Indonesia plays a very important role in renewable energy to ensure that there is a reliable and sustainable energy source. Based on PP No. 79 In 2014 in the energy sector, Indonesia targets the Energy Mix in 2025 where new and renewable energy contributes 23% of the total Energy Mix. Through Presidential Decree No. 22 of 2017, the Government of Indonesia (RI) has set a target of 7,241.5 MW of geothermal installed capacity by 2025. While the current installed capacity is around 2,133.5 MW. Based on the gap between the potential and installed capacity of geothermal power plants with these data, it can be concluded that geothermal development in Indonesia is still low due to the many challenges faced. One of the challenges in geothermal development is that social issues such as refusal from the community dominate quite a lot. Social issues can result in delays in project completion which will ultimately have an impact on the project's economy. This social risk can also be reduced by increasing social acceptance of geothermal activities by understanding the background and factors that influence the low social acceptance. Social acceptance can be divided into 3 dimensions, namely: socio-political acceptance, community acceptance, and market acceptance. This study will focus on socio-political acceptance as the broadest dimension of social acceptance which explains how humans and organizations make decisions, resolve conflicts, establish partnerships, respond to government policies and social problems and as the foundation of social acceptance. The strategy resulting from the analysis of socio-political acceptance is expected to help companies producing electricity from geothermal (IPP) to increase socio-political acceptance of geothermal projects to improve time performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Sulistyowati
Abstrak :
Dalam rangka mendukung pengambilan keputusan yang tepat bagi pimpinan berbasis data (data driven organization), Kemenkeu menyusun inisiatif strategis optimalisasi Sistem Layanan Data Kementerian Keuangan (SLDK) dan pengembangan proyek data analytics. Dalam pengembangan data analytics, terdapat permasalahan rendahnya kualitas data sehingga data driven organization belum terwujud dengan optimal. Penelitian ini meggunakan metode kualitatif dengan melalui proses wawancara dan observasi. Pengukuran kualitas data dan tingkat kematangan kualitas data menggunakan kerangka kerja Loshin’s Data Quality, DAMA-Data Management Book of Knowledge (DMBoK), dan Government Data Qualiaty (GDQ). Hasil pengukuran kualitas data menunjukkan terdapat permasalahan data tidak akurat dan tidak lengkap dan tingkat kematangan kualitas data Kemenkeu berada pada level Repeatable. Menyusun strategi kualitas data, ketentuan teknis, tim kualitas data, dan prosedur pengelolaan kualitas data; identifikasi harapan dan aturan kualitas data; mengukur, memantau, dan melaporkan kualitas data; mengelola aturan, knowledge base, dan metadata; meningkatkan kesadaran; melakukan pelatihan; menyediakan tools, menerapkan aturan dan menangani permasalahan; memutakhirkan SLA; mengelola kinerja kualitas data; dan melakukan audit kualitas data merupakan strategi peningkatan kualitas data yang dilaksanakan dalam empat tahap pada Tahun 2022-2023. ......To support the right decision making for data-driven organizations, the Ministry of Finance (MoF) has developed a strategic initiative for optimizing the MoF's Data Service System (SLDK) and developing a data analytics project. In the development of data analysis, there is a problem of low data quality so that data-driven organizations have not been realized optimally. This study uses a qualitative method through interview and observation. Measurement of data quality and maturity level of data quality uses the Loshin's Data Quality framework, DAMA-Data Management Book of Knowledge (DMBoK), and Government Data Quality (GDQ). The results of the measurement of data quality indicate that there are problems with inaccurate and incomplete data and the MoF's data quality level is at the Repeatable level. Develop a data quality strategy, technical provisions, data quality team, and data quality management procedures; identification of data quality expectations and rules; measure, monitor, and report on data quality; manage rules, knowledge base, and metadata; raise awareness; conduct training; provide tools, apply rules and carry out problem solving; updating SLAs; manage data quality performance; and conducting data quality audits is a data quality improvement strategy implemented in four stages in 2022-2023.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Suhartanto
Abstrak :
ABSTRAK
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai bagian dari sub sistempemerintahan yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan keamanan danketertiban masyarakat, sebagai alat negara penegak hukum, pelindung, pengayomdan pelayan masyarakat dituntut untuk dapat mengantisipasi kemungkinanancaman sebagai dampak dari perkembangan lingkungan strategis khususnya arusglobalisasi. Oleh karena itu, Jumlah Anggota Polisi bila dibandingkan denganjumlah penduduk akan selalu tidak berimbang atau bahkan semakin ketinggalan,sehingga untuk mencapai angka perbandingan yang ideal 1:400 akan dibutuhkanwaktu yang lama, sementara ratio polisi dan penduduk yang ideal pun tidakmerupakan jaminan dapat terwujudnya kamtibmas. Perkembangan semakincanggih, orang yang tidak memiliki iman yang kuat serta lingkungan masyarakatyang mendukung secara negatif mendorong setiap orang tersebut untukmelakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum di Indonesia, salah satunyayaitu dengan mengedarkan barang terlarang yaitu narkotika. Jawa barat, adalahwilayah indonesia dengan penduduk terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia,selain wilayah yang luas dan penduduk yang sangat banyak, Jawa Barat jugaterbebani dengan bentuk geografi yang berupa pegunungan. Polda Jawa Barat,adalah satuan Polri yang menangani hampir seluruh wilayah di Jawa Barat,mereka harus serius dan berusaha keras dalam rangka memerangi danmenghentikan peredadaran Narkoba di jawa barat, hal ini menjadi tugas tersendiridari Ditresnarkoba Jawa Barat. Indonesia saat ini memasuki fase Daruratnarkoba, maraknya peredaran Narkoba tidak luput masuk kedalam wilayah PoldaJawa Barat, dengan hal tersebut diatas, maka perlu ada peningkatan kinerja olehsatuan narkoba Polda Jawa Barat, dengan alasan tersebut diatas harus ada StrategiPeningkatan Kualitas SDM Pada Kinerja Anggota Ditresnarkoba Polda Jabar.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan caramencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitiantersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksisosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan strategiyang digunakan oleh Ditresnarkoba Polda Jabar dalam meningkatkan kualitasSDM anggota mereka.
ABSTRACT
The Indonesian National Police, as part of the government subsystem that isresponsible for maintaining security and public order, and as a state apparatus oflaw enforcement that guards, protects dan serves the people, is required toanticipate possible threats resulting from the development of the strategicenvironment, specifically the flow of globalization. Consequently, the policeofficer to population ratio will never be well balanced or may even fall furtherbehind, and that to reach the ideal ratio 1 400 will take quite some time, whilethe ideal police to population ratio itself does not ensure public security and order.In face of today rsquo s development that is becoming more sophisticated, individualswith weak faith, along with negative social support from the community, areprompted to perform acts contrary to law in Indonesia, including distribution ofprohibited goods such as narcotic drugs. The region of West Java is the highestpopulated province in Indonesia. In addition to its vast region and densepopulation, West Java is also burdened by a mountainous geographic condition.The West Java Regional Police is a unit of the Indonesian National Police thatcarries out duties in almost the entire region of West Java. The war against and theeradication of illegal drug distribution in West Java must be undertaken seriouslyand laboriously by the police. This is the distinctive duty of the NarcoticsInvestigation Directorate of West Java. Presently, Indonesia has entered the DrugEmergency phase. The rampant drug distribution has also entered the jurisdictionof West Java Regional Police. Therefore, performance improvement of thenarcotics unit of West Java Police is deemed necessary. For this reason, a strategyfor human resource quality improvement on the performance of West JavaNarcotics Investigation Directorate personnel is required. This research usesqualitative research methods to determine how to find, collect, process andanalyze the data of the research findings. This qualitative research can be used tounderstand social interaction, such as through in depth interview, which willuncover the strategy used by West Java Narcotics Investigation Directorate inimproving the HR quality of their personnel.
2018
T52191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library