Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
london: Phaidon, 1999
153.3 IMA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Kaprisma
Abstrak :
Disertasi ini mengkaji ayat-ayat Perjanjian Baru yang terdapat dalam Arxipelag Gulag (1973) karya Aleksandr Isaevič Sol?enicyn (1918?2008). Ayat-ayat itu adalah ?Lukas 11:51?, ?Matius 26:52?, ?1 Korintus 15:51?, ?Wahyu 13:16?, dan ?Wahyu 9:21?. Oleh karena letak ayat-ayat Perjanjian Baru itu terdapat di dalam Arxipelag Gulag, saya berhipotesis bahwa ayatayat tersebut memiliki makna di balik makna bawaan yang terdapat pada tafsir Alkitab. Ayat-ayat itu digolongkan sebagai kode karena merupakan suatu informasi yang memiliki representasi yang lain. Titik pijak analisis ayat-ayat Perjanjian Baru adalah adaptasi dan imajinasi. Adaptasi (alih wahana) mengacu pada perubahan dari satu kesenian ke kesenian lain. Istilah alih wahana dipopulerkan oleh Sapardi Djoko Damono (1940?). Imajinasi memungkinkan pemerolehan makna yang seakan tersembunyi di balik sesuatu yang tampak. Bingkai pengetahuan imajinasi yang digunakan dalam disertasi ini adalah konsep imajinasi dialogis yang dipaparkan oleh Mixail Mixajlovič Baxtin (1895?1975). Permasalahan utama dalam disertasi ini adalah: apa makna dari ayat-ayat Perjanjian Baru?sebagai sistem kode?dalam Arxipelag Gulag karya Aleksandr Isaevič Sol?enicyn? Proses pencarian makna dari ayat-ayat tersebut merupakan bagian penting yang menjadi isi dari disertasi ini. Tujuan disertasi ini adalah untuk menyingkap makna dari ayat-ayat Perjanjian Baru yang terdapat dalam Arxipelag Gulag. Metode yang digunakan dalam disertasi ini adalah ekspose, penafsiran, dan kritik. Diawali dengan mengekspose (expository) data di masa lalu, kemudian menafsirkan (hermeneutics) dengan perspektif kekinian, dan pada akhirnya dengan terbuka menerima kritik (criticism) sebagai bagian dari dialektika pengetahuan yang berkelanjutan. Pada akhirnya, setiap pembaca yang menemukan angka di dalam Arxipelag Gulag yang merujuk pada ayat di dalam Perjanjian Baru akan memandang ayat tersebut bukan sekadar ayat, tetapi sebagai suatu kode. Kode tersebut mengacu pada representasi perlawanan terhadap sistem represi Gulag yang menjadi bagian dari represi Uni Soviet.
This dissertation examines the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag (1973) written by Aleksandr Isaevič Sol?enicyn (1918?2008). The verses are ?Luke 11:51?, ?Matthew 26:52?, ?1 Corinthians 15:51?, ?Revelation 13:16?, and ?Revelation 9:21?. Based on the existence of the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag, I hypothesize that these verses have other meaning behind the congenital meaning contained in the interpretation of the Bible. The verses were classified as code because it is information which has other representation. The starting points of New Testament verses analysis are adaptation and imagination. Adaptation (alih wahana) refers to the changes from one art to another art. This term is introduced by Sapardi Djoko Damono (1940?). Imagination allows the acquisition of meaning as if there is a hidden meaning behind something that looks. Knowledge frame of imagination concept used in this dissertation is the concept of the dialogic imagination presented by Mixail Mixajlovič Baxtin (1895?1975). The main problem in this dissertation is: what is the meaning of New Testament verses?as code system?in the Arxipelag Gulag written by Aleksandr Isaevič Sol?enicyn? The process of building the meaning of these verses is an important part of this dissertation content. The purpose of this dissertation is to reveal the meaning of the New Testament verses contained in Arxipelag Gulag. The method used in this dissertation is expository, hermeneutics, and criticism. Beginning with the expose of data in the past (expository), then interpreting with a contemporary perspective (hermeneutics), and ultimately openly accepting criticism as a part of ongoing dialectic knowledge (criticism). In the end, every reader who found the numbers in the Arxipelag Gulag which refers to the verse in the New Testament will look at the verse not just as a paragraph, but as a code. The code will refer to the representation of resistance against Gulag repression system as a part of the repression of the Soviet Union.
2015
D2081
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2005
303.323 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Aditya
Yogyakarta: Bentang, 2013
761.609 598 WAH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Tresia Kesti Magdalena
Abstrak :
Skripsi ini membahas dan mendeskripsikan secara umum mengenai persepsi anak dalam melihat arsitektur. Pembahasan ini menggunakan beberapa teori psikologi perkembangan dan pengantar arsitektur untuk melihat bagaimana persepsi dapat terbentuk dan elemen arsitektur apa saja yang terdapat didalamnya. Diadakan beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat keterkaitan antara persepsi anak dengan kegiatan mengeksplorasi dan mengalami ruang serta imajinasi yang masih berkembang dalam ranah mentalnya.Hasil penelitian yang menunjukan bahwa peranan skema (memori) cukup penting dalam pembentukan persepsi anak disamping kegiatan ?mengalami‟ dan dunia imajinasinya dalam memandang arsitektur.
This thesis discusses and describes generallyabout perception of the child in perceiving architecture. This discussion uses several theories of developmental psychology and introduction of architecture to see how perceptions can be formed and what are the architectural elements contained therein. Held several studies conducted to see the relationship between perceptions of children with activities to explore and experience the space, and imagination that is still growing in the mental realm. The results of the studies show that the role of schemes (memories) is quite important in forming the perception of the child as well as the activities of 'experience' and the world of imagination in perceive at architecture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riviana Dwi Agustina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Ruang-ruang interaksi di internet memungkinkan terbentuknya relasi-relasi baru termasuk salah satunya adalah praktik hubungan romantis yang disebut sebagai cyberlove. Praktik cyberlove juga terjadi dalam permainan Role-Play, yaitu permainan peran yang dilakukan oleh penggemar selebriti pop Korea di ruang-ruang interaksi maya. Merujuk pada Ben Ze ev 2004, praktik cyberlove merupakan hubungan romantis yang dijalani melalui komunikasi online. Tulisan ini mengeksplorasi wilayah perbatasan antara dunia yang dianggap nyata dengan dunia yang dianggap maya dalam konteks cyberlove dalam permainan Role-Play melalui medium avatar selebriti Korea. Berdasarkan hasil penelitian ini cyberlove dalam permainan Role-Play merupakan bentuk praktik bermedia dimana terdapat hubungan dialektis dan dialogis antara pasangan pemain Role-Play sebagai audiences dan producer. Berbeda dengan praktik bermedia kelompok penggemar lainnya, dalam praktik ini terdapat ekspresi dan pengalaman romantis baik pengalaman online dan offline. Penelitian ini juga menemukan empat aspek yang memungkinkan pemain Role-Play memutuskan untuk menjalani hubungan romantis di permainan Role-Play, yaitu 1 Permainan Role-Play sebagai ruang eksplorasi imajinasi pengalaman romantis; 2 Medium yang memungkinkan terjadinya interaksi; 3 Ketersediaan medium dalam permainan Role-Play untuk mencari pasangan; 4 Anonimitas yang memungkinkan pemain melindungi privasi diri, tetapi juga memungkinkan pemain mengeksplorasi pengalaman-pengalaman baru yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata. ...... The interaction spaces on the internet allow for the establishment of new relationships including the practice of romantic relationships called cyberlove. Cyberlove practice also occurs in Role Playing Games, which are the activity of Role Playing performed by Korean pop celebrity fans in virtual interaction spaces. Referring to Ben Ze 39 ev 2004, the practice of cyberlove is a romantic relationship consisting mainly of computer mediated communication. This paper explores the boundary between the real world and the virtual world in the context of cyberlove in the Role Playing Games through the use of Korean celebrity avatar. Based on the results of this study cyberlove in the Role Playing Games is a form of media practices where there is a dialectical and dialogical relationship between Role Players partners as audiences and producers. In contrast to other mediated fan practices, in this practice, there are romantic expressions and experiences both online and offline experiences. The study also found four aspects that allow Role Players to choose to have romantic relationships in Role Playing Games, namely 1 Role Playing Games as an exploration space of imagination regarding romantic experience 2 Role Playing Games as a medium that enables interactions 3 Availability of medium in Role Playing Games to search for spouse 4 Anonymity that allows players to protect personal privacy, but also allows players to explore new experiences that are not possible in the real world.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tambunan, Sihol Farida
Abstrak :
Penelitian mengenai imajinasi pada kesadaran secara filosofis masih langka di Indonesia. Skripsi ini ditulis dengan alasan untuk mengisi kekosongan akan penelitian secara epistemologis sebagai bagian dari cara ilmu filsafat, dan dengan tujuan akan bertambahnya pengetahuan pembaca mengenai imajinasi mengingat pentingnya bagian kesadaran tersebut bagi kehadupan manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan. Buku-buku yang dipakai merupakan buku-buku bacaan primer teks-teks filsafat dan buku-buku bacaan sekunder yang bersangkutan dengan tema skripsi. Sekelumit pandangan Sartre mengenai imajinasi dipaparkan pada skripsi. Menurut Sartre, data persepsi, konsep dan imaji masing-masing merupakan struktur struktur kesadaran yang memiliki aktivitasnya masing-masing. Sartre menganggap bahwa imaji adalah kesadaran yang tercakup pada suatu keluarga imaji yang memiliki materi. la menyanggah pandangan yang disebutnya sebagai ilusi imanensi yang menganggap imaji terdapat di dalam kesadaran. Pandangan seperti ini terurai dalam buku karya Steenberghen yang berjudul Epistemology sebagaimana terurai pada bab III penulisan skripsi ini. Pada skripsi ini terlihat perbandingan antara kedua pandangan tersebut, yakni pandangan Sartre dan pandangan para filsuf yang menurut Sartre menganut ilusi imanensi. Sartre menganggap kegiatan imajinasi harus disertai dengan kegiatan refleksi sebab tanpa refleksi kegiatan imajinasi hanya menghasilkan ketiadaan.
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kamal Abdullah
Abstrak :
Elias Canetti, nobel-prize winner for literature in 1981,left at note to Herman Broach in Broach's 50 th anniversary of his birthday, encouraging his friend not to fear Elias and his senior colleagues too much. What he needs to do is write. "Age will not let you go , says Elias."short, Elias wants his friend to continue his creative work, and age should not matter. All writers , no matter how great they are, can never transcend their age. If one assumes that it can be done, then he certainly does not exist or perhaps still lives in the classical Greek period. Good writers, to him, are those who are sensitive toward their surroundings and their age. "You will not be a Dichter if you are still in doubt of becoming a Dichter. We have given up so much to machines, allowing it to make prophecies, that prediction has lost its values,insofat as we submit too much to the dictum of such non-living thing, we wll never have control upon events." (Centti, 1979:158). Reading and disccusing a series of Indonesian-Malay short stories by Umar Kayam, Budi darma, Seno Gumira Ajidarma, Keris Mas, Shahnon Ahmad and Anwar Ridhwan in creative writing course at Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya, in addition to basic courses in the theory of short story writing, Elias Canetti's tenets become one of my references. Senstiivity, which engages all the five senses ,also involves writer's imagination in shaping the plot, characterization, conflict, and in giving life to setting, nature,as well as combining tradition and modernity. How about the elements of suspense and resolution that writers are in favor of what about the element os surprise? these are some of the features examined by those wannabe writers.In order to be able to give life to their stories, they are asked to talk to their senior counterparts and find out the creative process that takes place in the writing of creating short stories. They are also asked to read their favorite shorts stories in the classroom.Also, they are assigned to write three short stories as part of the the requirements of their practicum and a term paper. for their positive developments, i believe that the reference should include literary text by Nusantara's writer's, examined through comparative perspectives, in universities in Indonesia,Malaya,Brunei Darussalam and Singapore,where Malay or Indonesian is used as the language of instruction, in addition to literary works from overseas.
Susastra Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya, 2006
SJIS-2-3-2006-67
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Juliana Jelita
Abstrak :
Kajian cerita Tomi di Negeri Kurcaci oleh lima orang responden yang duduk di kelas III SD Yaspen Tugu Ibu ini menggambarkan pola cerita yang dituturkan secara lisan sebagai bentuk aoresiasi anak terhadap sebuah cerita fantasi yang dibacakan secara lisan oleh pencerita dewasa dengan menggunakan pendapat Sarumpaet , Djokosujatno, Sudjiman, Nurgiyantoro, Keraf, dan Foster. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan unsur intrinsik dominan yang terangkum dalam cerita fantasi Tomi di Negeri Kurcaci. Yang dituturkan kembali oleh anak-anak kelas III SD Yaspen Tugu Ibu Depok. Dari lima buah cerita responden yang dianalisis, unsur intrinsik yang muncul dominan secara berurutan adalah tokoh, alur, tema dan amanat, dan teknik penceritaan. Sementara latar, menjadi unsur yang tidak muncul dalam cerita yang dihasilkan ke lima orang responden. Cerita fantasi yang seharusnya menjadi tema besar dalam kajian ini ternyata tidak muncul sebagaimana mestinya. Beberapa kendala yang dihadapi anak saat ini proses penceritaan kembali dilakukan membuat anak menceritakan Tomi di Negeri Kurcaci hanya sebagai cerita fiksi yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, kemampuan anak dalam berimajinasi dan berfantasi tanpak dalam ilustrasi gambar yang masuk sebagai bagian dari observasi terhadap responden. Anak ternyata lebih mudah menyajikan gambaran imajinasi secara visual daripada dituturkan atau dilisankan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>