Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ceriya Liliyana
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas pemaknaan iklan Coca Cola berbahasa Belanda di internet yang berlatar belakang warna merah. Penelitian jurnal ini menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis secara mendalam data yang diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan makna yang terdapat dalam iklan Coca Cola berbahasa Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga iklan ini mengandung tujuan dan pesan yang berbeda-beda. Di samping itu, iklan Coca Cola juga berupaya membuat asosiasi positif terhadap produk yang diiklankan, dengan menggunakan pilihan kata tertentu. Peran indeks, ikon, dan simbol sebagai pendukung juga terlihat jelas membangun pesan yang disampaikan oleh tiga iklan Coca Cola berbahasa Belanda yang dianalisis dalam penelitian ini.
ABSTRACT<>br> This article discusses meaning of the Coca Cola advertisement in Dutch on the internet with a red background. This research using qualitative methods by analyzing in details the data obtained. The aim of this study is to explore the meaning of Dutch Coca Cola advertisement. The results of this study indicate that these three advertising contain different aims and messages. In addition, Coca Cola advertisements also seek to make positive associations of the products advertised, using certain word choices. The role of indexes, icons, and symbols are also important to build the messages to be delivered to the public.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwin Wibowo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pendekatan semiotic Pierce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko dengan mengamati data-data ikon, indeks dan simbol yang tercermin dalam kutipan-kutipan tersebut, dan beberapa buku yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan data menggunakan teknik studi pustaka. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi ikon, indeks dan simbol semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko, dan (2) mendeskripsikan ikon, indeks dan simbol semiotik yang terdapat dalam novel Anomiekarya Rilda A.Oe. Taneko. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa novel Anomie karya Rilda A.Oe. Taneko terdapat simbol semiotik yang meliputi ikon berupa lembaga pendidikan, lembaga sosial, dan tempat hiburan. Indeks dalam novel ini berupa kekuasaan, keserakahan, kesombongan dan kekhawatiran tokoh-tokohnya. Simbol pada novel ini meliputi simbol kekayaan, simbol pengorbanan, dan simbol cinta kasih.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pippo Virgiawan Welly
Abstrak :
Pawukon merupakan salah satu sistem perhitungan waktu dalam budaya Jawa yang mendapat pengaruh dari kalender Saka pada masa era Hindu yang lebih dulu ada di Pulau Jawa (Tanojo, 1959: 5). Pawukon tidak terlepas dari cerita Raden Watugunung dari kerajaan Giling Wesi beserta 2 istrinya yaitu Dewi Sinta dan Dewi Landep serta 27 anak-anak mereka (Olthof, 1941: 6). Penelitian ini berfokus pada ikon 3 tokoh utama yang umum ditemukan dalam buku tentang pawukon yaitu Dewi Sinta, Dewi Landep, dan Raden Watugunung. Tujuan penelitian ini adalah melihat makna ikon yang dimunculkan dari 3 ikon tokoh utama tersebut dari buku Pawukon Pasemon Dalah Pardikane (Tanojo, 1967) dan Pawukon 3000 (Hermanu, 2013) dan menjelaskan mengapa ikon tersebut digunakan dalam wuku-wuku tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan dianalisis menggunakan Teori Segitiga Semiotik dari Peirce (1940) untuk mendapatkan makna ikon, dan teori Cassirer (1987) untuk melihat penggunaan ikon dalam wuku Sinta, Landep dan Watugunung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna ikon dalam pawukon Jawa merupakan hasil pemikiran leluhur Jawa yang berasal dari nilai nilai filosofi pada alam yang bertujuan untuk mengetahui perangai karakteristik kepribadian seseorang. Kemudian, pemunculan ikon dalam pawukon Jawa tidak lepas dari hubungan manusia (mikrokosmos) dengan alam (makrokosmos) untuk mencapai keseimbangan hidup karena menurut Cassirer (1987) ikon muncul sebagai hasil pengamatan manusia (empirik) dan memiliki fungsi dalam hidup manusia.
Pawukon is a time calculation system in Javanese culture that was influenced by the Saka calendar during the Hindu era which first existed in Java (Tanojo, 1959: 5). Pawukon is inseparable from the story of Raden Watugunung from the kingdom of Giling Wesi and his 2 wives, namely Dewi Sinta and Dewi Landep and their 27 children (Olthof, 1941: 6). This research focuses on the icons of 3 main characters that are commonly found in books about pawukon, namely Dewi Sinta, Dewi Landep, and Raden Watugunung. The purpose of this research is to look at the meaning of the icons that appear from the 3 main character icons from the book Pawukon Pasemon Dalah Pardikane (Tanojo, 1967) and Pawukon 3000 (Hermanu, 2013) and explain why these icons are used in these wuku. The research was conducted using qualitative methods with a literature study approach and analyzed using Peirce's (1940) Semiotic Triangle Theory to obtain icon meanings, and Cassirer's (1987) theory to see the use of icon symbols in wuku Sinta, Landep and Watugunung. The results show that the meaning of icons in Javanese pawukon is the result of Javanese ancestral thought that comes from philosophical values in nature which aims to determine the character traits of a person's personality. Then, the appearance of symbols in Javanese pawukon cannot be separated from the relationship between humans (microcosm) and nature (macrocosm) to achieve a balance of life because according to Cassirer (1987) icons appear as the result of human observation (empirically) and have a function in human life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi S
Abstrak :
ABSTRAK
Skeneri merupakan ruang teater yang menyerupai ruang dunia nyata, sehingga skeneri membangun interioritas kehidupan tokoh cerita naskah, sesuai dengan ikon, yaitu tanda-tanda yang menyerupai suatu hal. Permasalahan utama skripsi ini adalah pengaruh ikon dalam perancangan skeneri terhadap interioritasnya. Penulis bertujuan untuk mengaji ikon yang mempengaruhi interioritas skeneri. Penulis menggunakan metode empiris dan mengumpulkan data lewat studi kepustakaan dan survey. Pada kasus pertunjukan Teater Psikologi Universitas Indonesia, ?Suryati Langsung ke Hati?, ikon dalam perancangan skeneri berpengaruh terhadap interioritasnya.
Abstract
Scenery is the theatre space that resembles the real space, so that scenery builds the interiority of the script?s character life, accords with icon, that is sign that resembles something. The main problem of this undergraduate thesis is the effect of icon on scenery design to interiority. The author aims to review icon that ffects interiority of scenery. The author uses empirical method and collects data through literature study and survey. In the case of a performance of Teater Psikologi Universitas Indonesia, ?Suryati Langsung ke Hati?, the icon on the scenery design affected the interiority.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42773
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Auliyatul Muslimah
Abstrak :
Tulisan ini menganalisis gaya berbusana ikon mode Korea Selatan, G-Dragon, yang merupakan salah satu ikon mode netral-gender di Korea. Netral-gender dalam mode diartikan sebagai ekspresi penggunaan pakaian yang tidak dibatasi oleh gender tertentu. Di Korea, wacana netral-gender dalam dunia mode tidak hanya tentang mengenakan pakaian unisex, tetapi juga tentang pemakaian pakaian laki-laki oleh perempuan dan sebaliknya. G-Dragon adalah seorang laki-laki yang sering terlihat mengenakan atribut mode untuk perempuan seperti rok, topi berbulu, sepatu dan tas khusus wanita, baik dalam kesehariannya maupun dalam acara formal seperti konser, fanmeeting, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara G-Dragon mengekspresikan wacana netral gender melalui gaya berbusananya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penjabaran data analisis foto menggunakan teori retorika visual dan fotografi Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa G-Dragon melalui gaya berbusananya mengekspresikan wacana netral-gender dengan menyeimbangkan karakteristik mode laki-laki dan perempuan ke dalam satu tampilan. Karakteristik mode tersebut diwujudkan melalui ekspresi mode androgini, eklektisisme, sensual, dan keceriaan. Melalui tampilannya juga G-Dragon menyampaikan bahwa pria dapat menggunakan pakaian wanita dan hal itu merupakan salah satu cara mendukung kebebasan berekspresi.
This paper analyzes the style of South Korean fashion icon G-Dragon, who is one of the gender neutral fashion icons in Korea. Gender neutral in fashion is interpreted as an expression of the clothing use that is not limited by a particular gender.  In South Korea, gender neutral discourse in the fashion world is not only about wearing unisex clothing but also about men wearing women`s clothing and vice versa.  G-Dragon is a man who often seen wearing fashion attributes for women such as skirts, furry hats, shoes, and special bags for women, both in his daily life and in formal events such as concerts, fan-meeting, and others. This research paper aims to describe how G-Dragon expresses gender neutral discourse through his fashion style. This research used descriptive qualitative method with the explanation of photo analysis data using the visual and photography rhetoric theory by Barthes. The results showed that G-Dragon, through his fashion style expresses gender-neutral discourse by balancing the characteristics of male and female fashions into one appearance. The characteristics of these modes are manifested through the expression of androgynous, eclecticism, sensuality, and cheerful mode. Through his appearance G-Dragon also wanted to convey that men can wear women`s clothing and that is one way to support freedom of expression.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mauza Pramordhavardhani Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini secara khusus membahas dan menganalisis tujuh manner poster karya Hideya Kawakita yang ditampilkan pada tahun 1974-1982. Kerangka Teori yang digunakan adalah teori semiotik Saussure berupa konsep signifier penanda dan signified petanda , serta berfokus pada metode penelitian sejarah. Analisis penelitian ini tidak terbatas hanya mengetahui makna dari tanda, yaitu berupa simbol dan ikon dalam manner poster, tetapi juga menganalisis sejarah ikon-ikon tersebut dan bagaimana kaitannya dengan Jepang. Hasil analisis tujuh manner poster yang dijadikan sumber data menunjukkan bahwa poster-poster tersebut dapat menggambarkan kondisi, masalah, dan perkembangan apa saja yang terjadi di Jepang pada kurun waktu setelah Perang Dunia II dan setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
ABSTRACT
This research discussed about seven manner posters by Hideya Kawakita which were displayed in Japan 1974 1982 . The used Theoritical Structure is semiotics Saussure which is signifier and signified concept, also focusing on historical study method. The analysis of this study is not limited only to find out the meaning of signs such as symbols and icons in manner posters, but also analyzing the history of those icons and how they are related to Japan. The result of the analysis of seven manner posters which are used as data source shows that these posters can illustrate what kind of condition, problem, and development happened in Japan after the World War II and after experiencing rapid economic growth.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elma Anggitha
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang uang logam Rusia tahun 1997-2007 yang dikaji dalam semiotik. Uang logam Rusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Emisi Umum dan Emisi Khusus. Dalam Emisi Khusus terdapat berbagai serf di setiap tahun pengeluarannya. Uang logam mempunyai 2 sisi, yaitu sisi depan dan sisi belakang. Di setiap sisinya, uang logam yang dianalisis terdapat tanda verbal dan tanda nonverbal. Tanda verbal dan tanda nonverbal ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada pengguna uang logam tersebut. Tanda verbal dapat berupa tulisan atau angka, sedangkan Tanda nonverbal dapat berupa gambar atau warna. Dari 64 keping uang logam yang dianalisis, terdapat 7 keping Emisi Umum dan 57 keping Emisi Khusus, setiap keping mempunyai tanda verbal dan nonverbal. Tanda nonverbal yang berupa gambar yang paling sering terdapat dalam uang logam adalah simbol, namun ada pula yang berupa ikon.
This thesis discusses about the Russian coins during 1997-2007, studied based on semiotics. Russian coin is divided into 2 types, they are known as General Emission and Specific Emission. There are various series included in Specific emission on each of their annual expenditures. Coin has 2 sides, the Obverse and Reverse. There are verbal and nonverbal signs on each side of the analyzed coin. These verbal and non-verbal signs are intended to provide information for the users of such coins. Verbal signs may include text or numbers, while non-verbal signs can be a picture or color. From 64 coins that are analyzed, there are 7 piece have verbal and nonverbal signs. The most common image (of a non-verbal sign) found in the coin is a symbol, but icons can also be found on some.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14946
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanandika Nityasewaka Budi Hernawan
Abstrak :
Sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup populer, termasuk di Belanda. Hal ini menyebabkan banyak bidang termasuk bisnis supermarket yang turut memanfaatkan musim pertandingan sepak bola. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana euforia masyarakat Belanda pada masa EURO 2020 digambarkan dalam iklan lima supermarket Belanda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima supermarket di Belanda bertemakan EURO 2020 memiliki cara masing-masing dalam menyampaikan dukungan dan antusiasme mereka. Albert Heijn berfokus pada narasi yang menggugah semangat dengan kampanye Alles voor Oranje, JUMBO menarik perhatian dengan lagu dari Snollebollekes, ALDI memfokuskan fungsi produk makanan dan minuman ringannya yang dapat melengkapi pesta di rumah. Sedangkan Lidl dan Kruidvat memanfaatkan momen EURO 2020 untuk fokus terhadap promosi produknya. Selain itu, iklan menunjukkan euforia dan perayaan masyarakat di Belanda yang identik dengan Oranjegevoel, yakni penggunaan atribut dan dekorasi serba oranye. ......Football is one of the most popular sports, including in the Netherlands. This has caused many fields, including the supermarket business to take advantage of the football match season. This study will examine how the euphoria of Dutch society during EURO 2020 is depicted in advertisements for five Dutch supermarkets. This research is qualitative research with descriptive analysis technique using the semiotic theory of Charles Sanders Peirce. The results show that five supermarkets in the Netherlands with the theme of EURO 2020 have their way of conveying their support and enthusiasm. Albert Heijn focuses on uplifting narratives with Alles voor Oranje campaign, JUMBO attracts attention with a song by Snollebollekes, ALDI focuses on the function of its food and soft drinks products that can complement a party at home. Meanwhile, Lidl and Kruidvat took advantage of the EURO 2020 moment to focus on promoting their products. In addition, the advertisement shows the euphoria and celebration of the people in the Netherlands which is identical to Oranjegevoel, namely the use of all-orange attributes and decorations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>