Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmansyah Rabikun
Abstrak :
Penyakit kardiovaskuler masih menempati urutan pertama masalah kesehatan di seluruh dunia. Salah satu jenis penyakit kardiovaskuler yang paling banyak terjadi adalah Hypertensive Heart Disease (HHD). HHD dapat berkembang menjadi Congestive Heart Failure (CHF) jika tidak patuh terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 80 responden yang menjalani pengobatan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Poso yang ditetapkan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, kepercayaan pada pengobatan, motivasi, dukungan keluarga, dursi pengobatan dan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, penghasilan dan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Berdasarkan analisis multivariat, faktor yang paling berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD adalah kepercayaan pada pengobatan dengan nilai OR = 3,573. ......Cardiovascular Diseases is still the number one of health problem in the world. One type of cardiovascular diseases which mostly occurs is Hypertensive Heart Disease (HHD). HHD can evolve in to Congestive Heart Failure (CHF) if the tereatment is violated. . This research was aims at identifying factors related to the medication adherence of HHD patients. The research method used was an analytic study with cross sectional approach involving 80 respondents who underwent treatment in the Poso General Hospital which were determined by purposive sampling . The results of this research showed that there was significant relationship between knowledge, belief in treatment, motivation, family support, duration of treatment and medication adherence of HHD patients. There was no significant relationship between age, gender, income and medication adherence of HHD patients. Based on multivariate analysis , the factor most related to medication adherence of patients with HHD was medication belief with an OR value = 3.573.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inmar Raden
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian Pola Dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial (primer) pada orang Indonesia di Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui beda pola dermatoglifi pada penderita hipertensi dengan yang non hipertensi. Penelitian ini terbagi atas 4 kelompok yaitu kelompok laki-laki hipertensi, kelompok wanita hipertensi, kelompok laki-laki dan wanita non hipertensi sebagai kontrol. Pola dermatoglifi yang diamati mencakup : frekuensi tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, kesepuluh ujung jari, indeks intensitas triradius ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, telapak tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sulur ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, sudut atd telapak tangan kanan dan Lengan kiri, indeks intensitas pola Dankmeijer dan indeks intensitas pola Furuhata. Pengukuran tekanan darah pada sampel mempergunakan alat tensimeter air raksa. Analisis data menggunakan uji statistik. Hasil dan Kesitapulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05 ) : jumlah tipe pola whorl, indeks intensitas triradius, rata rata jumlah sulur pada ujung jari tangan, baik kelompok laki-laki maupun wanita hipertensi. Jumlah pola whorl, Indeks intensitas triradius, rata-rata sulur, kelompok hipertensi lebih tinggi dari kelompok kontrol (non hipertensi). (2) Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05) sudut atd telapak tangan antarakelompok lakilaki maupun wanita hipertensi dengan kelompok kontrol (non hipertensi). Terdapat perbedaan Indek Dankmeijer dan Indeks Furuhata. Pada kelompok hipertensi Indeks Dankmeijer < dari kelompok kontrol (non hipertensi) , sedangkan Indeks Furuhata > dari kelompok kontrol (non hipertensi). Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) jumlah pola whorl, antara golongan hipertensi sistolik (ringan,sedang dan berat), baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Rata-rata jumlah pola whorl yang didapat kan pada ujung jari tangan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok golongan hipertensi sedang dan hipertensi yang berat. Kesimpulan : Individu yang mempunyai jumlah tipe poly whorl banyak (> 7) pada ujung jemari kedua tangan, diprediksikan individu tersebut mempunyai kecendrungan (bakat) untuk menderita hipertensi sistolik pada usia dewasa unity > 40 th.
ABSTRACT Scope and method : The dermatogliphyic pattern of the essential hypertensive patients in Jakarta have been studied. It was a descriptive study to elucidate the differences in the dermatogliphyic pattern from the patients and the control groups, non-hypertensive ones There were two groups of male and female hypertensive patients and two groups of male and female non hypertensive patients as control . The dermatogliphyc patterns were observed on the right and left hands. The observation consist of the frequency of the finger pattern types, the intensity index of the fingers , the intensity index of the palms, the palmar atd angle and Dankmeijer and Furuhata intensity index. Descriptive statistics were performed. Result : There were statistically significant differences in the frequency of the finger pattern types,, the intensity index triradii of the fingers, total ridge count of fingers, between the hypertensive croups and the control groups. (P0.05). This study also found lower Dankmeijer indexes in the hypertensive groups, while the Furuhata indexes were higher. Statistically there were significant differences in whorl pattern from the male and female patients with mild, moderate and severe hypertension. Conclusions : The individuals with the whorl frequency of the finger pattern types of more than 7 on the right and left hands showed the tendency to have hypertension at the age of 40 in the studies.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pera Putra Bungsu
Abstrak :
Stres adalah salah satu faktor utama terjadinya masalah kesehatan hipertensi pada lansia sehingga perlu cara khusus untuk menangani masalah kesehatan ini. Penerapan Relaksasi Otot Progresif dan Murotal Qur'an Repromu-Qur'an adalah salah satu pendekatan yang dapat membantu mengatasi masalah lansia hipertensi dengan stres. Penulisan ini bertujuan memberikan gambaran penerapan Repromu-Qur'an dalam pelayanan asuhan keperawatan komunitas dengan metode yang digunakan adalah studi kasus. Hasil intervensi Repromu-Qur'an menunjukkan keterampilan kader kesehatan menagani stres dari 60 menjadi 82. Penurunan tingkat stres pada lansia kelompok lansia dari 40,7 menjadi 24,1. Peningkatan keterampilan 10 keluarga selama 3 bulan intervensi menunjukkan 50 memiliki peningkatan kemandirian dari tingkat kemandirian I menjadi III dan 50 keluarga mengalami peningkatan kemandirian dari tingkat kemandirian I menjadi IV. Implementasi Repromu-Qur'an ini peluang bagi perawat untuk membantu menstabilkan tekanan darah dan menurunkan stres pada lansia hipertensi dalam konteks pelayanan keperawatan komunitas dan keluarga.
Stress is one of the main factors of hypertension health problems in the elderly so it needs a special way to deal with these health problems. Application of Progressive Muscle Relaxation and Murotal Qur'an Repromu-Qur'an is one approach that can help overcome the problem of elderly hypertension with stress. This writing aims to provide an overview of the implementation of Repromu-Qur 39;an in the service of community nursing care with the method used is a case study. The results of the Repromu-Qur'an intervention show the skill of health cadres treating stress from 60 to 82. Decrease in stress level in elderly group of elderly from 40,7 to 24,1. Improving the skills of 10 families during the 3 months of intervention shows 50 has increased independence from the level of independence I to III and 50 of families have increased independence from the level of independence I to IV. Implementation Repromu-Qur'an is an opportunity for nurses to help stabilize blood pressure and reduce stress in elderly hypertension in the context of community and family nursing services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Manurung, Reza Tigor
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor resiko (klinis dan laboratoris) mortalitas maternal akibat preeklampsia berat dan eklampsia di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Desain penelitian: kasus kontrol. Tempat: Kamar bersalin dan unit perawatan instensif RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Cara Kerja: Seluruh kasus kematian maternal akibat preeklampsia dan eklampsia yang terjadi antara tanggal 1 Januari 2003 s/d 31 Desember 2005, diperoleh catatan rekam medisnya. Sebagai kontrol diambil kasus preeklampsia dan eklampsia yang tidak berakhir dengan kematian, pada periode yang sama, sebanyak 5 kali jumlah kasus. Dari status dan catatan medis yang diperoleh, didata faktor-faktor klinis yang diteliti, yaitu umur ibu, usia gestasi, paritas, status perawatan antenatal, riwayat penyakit penyerta, komplikasi maternal dan fetal yang terjadi, cara persalinan. Parameter laboratorium yang diteliti yaitu kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, SGOT, ureum, dan kreatinin. Analisa dilanjutkan dengan analisa multivariat (regresi logistik) untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian maternal. Hasil Penelitian: Selama kurun waktu penelitian, terdapat 58 kasus kematian maternal akibat preeklampsia dan eklampsia (Terdiri dari 28 kasus eklampsia dan 30 kasus preeklampsia). Sehingga angka kematian maternal pada preeklampsia diperoleh 2,1 % dan eklampsia sebesar 12.7 %. Rekam medik hanya dapat diperoleh pads 42 kasus. Analisa multivariat menunjuickan faktor-faktor resiko yang berhubungan yaitu adanya riwayat hipertensi kronis (OR 3,9 IK 95 % 1,15 - 13,89; p<0,05), kesadaran saat masuk sopor-komatus (OR 6.7 IK 95 % 1,38 - 31,21; p<0,05), hitting trombosit 100,000/uL (OR 6,1 IK 95 % 1,72- 21,88; p<0,05), kadar kreatinin > 1,5 mgldL (OR 6,4 IK 95 % 1,87-22,16; p<0,05), komplikasi edema pare akut (OR 39,36 IK 95 % 13,12-118,035; p<0,05), dan perdarahan pasca persalinan (OR 15,1 IK 95 % 3,35 - 67,89; p<0,05). Kesimpulan: Faktor resiko yang berhubungan dengan kematian maternal adalah riwayat hipertensi kronis, kesadaran sopor komatus, hitung trombosit < 100.000/uL, kreatinin > 1,5 mg/dL, komplikasi edema paru akut, dan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Objective: To analyze risk factor (clinical and laboratory findings) associated with maternal mortality from severe preeclampsia and eclampsia in Cipto Mangunkusumo Hospital. Design: Case control study. Setting: Delivery room and Intensive Care Unit at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Methods: All medical records of maternal death associated with severe preeclampsia and eclampsia between 1 January 2003 and 31 December 2005 were obtained and than information about risk factors were collected and tabulated. Risk factor analyzed were maternal age, gestational age, parity, antenatal care status, coexisting medical illness (hypertension, diabetes mellitus), maternal and fetal complication, methods of delivery, systolic and diastolic blood pressure at admission, and admission laboratory data. For one maternal death cases we then obtained 5 controls (severe preeclampsia or eclampsia cases not ended in death) from the same period of time. Data from cases and controls were analyzed using logistic regression technique. Results: There were 54 maternal death associated with severe preeclampsia and eclampsia during period of study (consisted of 28 cases of eclampsia and 30 cases of severe preeclampsia). Maternal mortality rate for severe preeclampsia dan eclampsia were 2,1 % and 12,7 %, respectively. Multivariate analysis identified the following risk factors associated with maternal death: coexisting chronic hypertension (OR 3,9; 95% CI 1,15 - 13,89, p<0,05), coma at arrival (OR 6,7; 95% CI 1,38 - 31,21, p<0,05), thrombocyte count < 100.000/uL (OR 6,1; 95% CI 1,72- 21,88, p<0,05), creatinine serum level > 1,5 mgldL (OR 6,4; 95% Cl 1,87-22,16, p<0,05) , acute lung edema complication (OR 39,36; 95% Cl 13,12-118,035; p<0,05), and post partum hemorrhage (OR 15,1; 95% CI 3,35 - 67,89, p<0,05). Conclusion: Risk factors associated with maternal death were coexisting chronic hypertension, sopor-coma at arrival, thrombocyte count 1,5 mg/dL, acute lung edeme complication, and post partum hemorrhage.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Botefilia
Abstrak :
Tujuan: Menilai hubungan kadar VCAM-1, jumlah lekosit dan hitung jenis lekosit pada penderita preeklampsia Metode: Rancangan penelitian adalah potong lintang dan data disajikan dalam bentuk deskriptif analitik. Penelitian dilakukan terhadap 32 orang penderita yang digolongkan sebagai preeklampsia dan dari 32 orang tersebut, 3 orang masuk kriteria preeklampsia ringan dan 29 orang masuk kriteria preeklampsia berat. Kelompok preeklampsia yang datang tidak dalam keadaan inpartu atau ketuban pecah maupun tidak ada tanda-tanda infeksi secara klinis sesuai kriteria inklusi. Kelompok kontrol pada penelitian ini berjumlah 34 orang wanita hamil normal, dengan usia kehamilan > 20 minggu baik elompok preeklampsia maupun kelompok kontrol. Penelitian berlangsung mulai bulan Juli 2004 sampai September 2004 di IGD dan PolikIinik Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Cipto Mangunkusumo FKUI Hasil: Rerata jumlah lekosit pada kelompok preeklampsia didapatkan 15.6191pL f 5.3571pL, sedangkan pada kelompok kontrol rerata 9.873/mL ± 3.494/mL. Dddapatkan perbedaan yang bermakna antara jumlah lekosit pada kelompok kontrol dan preeklampsia (p<0,001). terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar VCAM-1 antara kelompok kontrol dibandingkan kelompok preeklampsia (p<0,001) dengan rerata kadar VCAM-l kelompok preeklampsia 961,2 ng/ml dan pada kelompok kontrol 573,8 ng/ml. Kadar VCAM-1 pada preeklampsia dengan komplikasi 1137,9 ± 297,2 nglml juga meningkat secara bermakna jika dibandingkan tanpa komplikasi 805,3 ± 320,6 ng/ml (p=0,001), Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar VCAM-1 dan jumlah lekosit (p<0,001) dengan x0,528 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Pada penelitian ini didapatkan nilai titik potong lekosit 14.400/mL dengan sensitivitas 73,3% dan spesifisitas 70,6% dan didapatkan nilai titik potong kadar VCAM-1 sebesar 805,25 ng/ml dengan sensitivitas 93,3% dan spesifisitas 82,4%.Terdapat perbedaan yang bermakna pada hitung jenis basofil (p<0,05), eosinofil (p<0,001), neutrofil (p<0,05) dan monosit (p<0,001) antara kelompok preeklampsia dan kelompok kontrol. Hanya pada hitung jenis limfosit tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan preeklampsia dengan p>0,05. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar VCAM- 1 dan jumlah lekosit antara kelompok kontrol dibandingkan kelompok preeklampsia Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar VCAM-1 dan jumlah lekosit dengan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Peningkatan jumlah lekosit dapat dipertimbangkan sebagai parameter perburukan preeklampsia, namun masih perlu dicari nilai prognostik titik potong jumlah lekosit sebagai prediktor perburukan preeklampsia dengan penelitian lebih lanjut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desmawati
Abstrak :
Sekitar 60-70% hipertensi pada orang dewasa berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh yang berhubungan peningkatan kadar angiotensinogen (AGT) yang berperan dalam peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi persentase lemak tubuh, indeks massa tubuh (IMT), dan lingkar pinggang (LP) dengan kadar AGT plasma pada penderita hipertensi etnik Minangkabau. Sebanyak 63 orang penderita hipertensi, berusia 35–54 tahun, di Padang diambil secara konsekutif. Pada seluruh subyek dilakukan wawancara untuk mengetahui karakteristik dan aktivitas fisik. Penilaian asupan makanan, pengukuran persentase lemak tubuh, antropometri dan pemeriksaan kadar AGT plasma juga dilakukan. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji korelasi. Rerata asupan lemak lebih besar dibading yang dianjurkan untuk orang Indonesia. Rerata persentase lemak tubuh subyek penelitian adalah 37,45 ± 5,95% (pada subyek laki-laki 27,70 ± 2,58 dan pada subyek perempuan 38,29 ± 5,38) dan rerata IMT 26,83 ±3,59 kg/m2. Sebanyak 92,1% subyek mepunyai LP yang lebih besar dari nilai normal. Rerata kadar AGT plasma 40.113 ± 8,033 ng/mL. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan usia dengan kadar AGT plasma. Persentase lemak tubuh mempunyai korelasi yang sedang dengan kadar AGT plasma (r=0,426; p<0,001), begitu juga korelasi IMT dengan kadar AGT plasma (r=0,418; p=0,001), sedangkan korelasi LP dengan kadar AGT lemah (r=0,378; p=0,002). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi derajat sedang antara persentase lemak tubuh dan IMT dengan kadar AGT plasma penderita hipertensi etnik Minangkabau, sedangkan korelasi LP dengan kadar AGT plasma lemah. ......Approximately 60-70% of hypertension in adults associated with obesity that related with increased of pasma angiotensinogen (AGT) levels. This study aimed to determine the correlation of percentage body fat, body mass index (BMI) and wrist circumference (WC) with plasma AGT levels in hypertensive Minangkabau ethnic. Sixty three hypertensive patients, 35–54 years old, in Padang were enrolled consecutively. All subjects were interviewed to determine the characteristics and physical activity. Food intake assessment, body fat percentage measurement, anthropometric and plasma AGT levels examination were done. Data were analyzed using unpaired t-test and correlation test. The mean fat intake is greater than suggested for Indonesian. The mean body fat percentage of subjects is 27.70 ± 2.58 in male subjects and 38.29 ± 5.38 in female subjects, and the mean BMI is 26.83 ± 3.59 kg/m2. A total of 92.1% of subjects have WC larger than normal value. The mean plasma levels of AGT 40.113 ± 8.033 ng/mL. There was no significant relationship between gender and age with plasma AGT levels. Percentage of body fat has moderate correlation with plasma AGT levels (r = 0.426, p <0.001), as well as correlation of IMT with plasma AGT levels (r=0.418, p=0.001), and correlation of WC with plasma AGT level is weak (r=0.378, p=0.002). These result show a moderate correlation between body fat percentage and BMI with plasma AGT levels in hypertensive Minangkabau ethnic group. There is also a weak correlation between WC with plasma AGT levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ramadayanti
Abstrak :
ABSTRAK Hipertensi disebut silent killer karena muncul tanpa gejala yang spesifik. Tinjauan tren saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015, dengan peningkatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Prevalensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia lanjut. Hipertensi yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik dapat menjadi hipertensi tidak terkendali, yakni kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Dari perkiraan 1,13 miliar orang yang memiliki hipertensi, kurang dari 1 dari 5 orang yang hipertensinya terkendali. Meskipun demikian, masih sedikit penelitian yang membahas mengenai faktor risiko dari hipertensi tidak terkendali pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko hipertensi tidak terkendali pada lansia hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data sekunder dari register kohort dan hasil pemeriksaan kesehatan lansia di Posyandu Lansia Sehat Sejahtera Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri pada periode November 2019-Maret 2020. Peneliti menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi Square serta menggunakan nilai Prevalens Rasio (PR) sebagai ukuran asosiasi. Berdasarkan hasil analisis bivariat, ada hubungan yang signifikan secara statistik antara jenis kelamin, tidak minum obat anti hipertensi, kepatuhan pemeriksaan tekanan darah, dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian hipertensi tidak terkendali. Upaya untuk meningkatkan keaktifan lansia melakukan kunjungan ke posyandu lansia perlu dilakukan untuk menurunkan kejadian hipertensi tidak terkendali dan mencegah komplikasi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Arasy
Abstrak :
Tekanan darah tinggi pada retina Hypertensive Retinopathy merupakan penyakit yang timbul akibat tingginya tekanan darah yang mengalir pada pembuluh darah retina, mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah, sehingga debit aliran darah pada retina berkurang. Komplikasi yang timbul dari penyakit ini beragam dan membahayakan, mulai dari oklusi pembuluh darah retina, kerusakan saraf mata, bahkan kebutaan. Skripsi ini membahas tentang pendeteksian tekanan darah tinggi pada retina, sehingga dapat digunakan sebagai media untuk membantu diagnosis dan pencegahan penyakit tekanan darah tinggi pada retina Hypertensive Retinopathy . Pendeteksian dilakukan dengan menganalisa gambar retina Fundus Image pasien dengan metode Principal Component Analysis PCA dan Backpropagation Neural Network BNN , sehingga outputnya berupa klasifikasi citra ke salah satu dari dua golongan; yaitu retina normal dan retina dengan tekanan darah tinggi. Dari hasil perancangan diperoleh tingkat akurasi pengujian dan pengujian neural network hingga 85,5 dan 63,6 .
Hypertensive Retinopathy is a disease caused by high blood pressure flowing in the retinal blood vessels, resulting in thickening of blood vessel walls and reduced blood flow in the retina. Complications arising from these diseases are diverse and dangerous, ranging from retinal vein occlusion, nerve eye damage, even blindness. This paper discusses the detection of high blood pressure in the retina, so it can be used as a medium to help diagnosis and prevention of Hypertensive Retinopathy disease. Detection is done by analyzing the patient 39 s retinal image Fundus Image with Principal Component Analysis PCA method and Backpropagation Neural Network BNN , so that the output is image classification to one of two classes namely the normal retina and retina with high blood pressure. The result shows that this proposed model have leaning and testing accuracy up to 85,5 and 63,6 .
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>