Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Siti Khadijah
Abstrak :
Kesinambungan upaya pelayanan kesehatan sangat penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu sarana kesehatan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Untuk dapat meramalkan survive-nya, maka rumah sakit X perlu melakukan, evaluasi terhadap kineijanya selama ini. Rumah sakit X akan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanannya apabila mengetahui gambaran kinerjanya secara keseluruhan. Balanced Scorecard merupakan alat evaluasi kinerja kamprehensif dengan 4 pendekatan, yaitu : finansial/keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan pembelajaran. Khusus untuk rumah sakit ditambahkan kinerja pelayanan sebagai ukuran kinerja khas rumah sakit. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder kegiatan rumah sakit. Data primer dilakukan dengan survei serta wawancara mendalam dengan manajer rumah sakit X. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan : 1) kinerja finansial/keuangan : assets turnover ratio 1998-2001 > 2 kali ; profit margin 1998 (2,4%), 1999 (0%), 2000 (1,1%), 2001 (0%) ; ROI 1998 (4,8%), 1999 (0%), 2000 (2,6%), 2001 (0%), analisis diskriminan Altman Z>2,675 tidak ada tendensi bangkrut, 2) kinerja pelayanan : BOR 1998 (53%), 1999 (54%), 2000 (73%), 2001 (70,17%) ; ALOS dalam hari 1998 (4), 1999 (4), 2000 (3,48), 2001 (3,38) ; BTO dalam kali 1998 (52), 1999 (53,43), 2000 (77) , 2001 (77,17) ; TOI dalam hari 1998 (3), 1999 (3), 2000 (1), 2001 (1,41) ; NDR per seribu 1998 (15), 1999 (13), 2000 (14,8), 2001 (13,7) ; GDR per seribu 1998 (39), 1999 (38), 2000 (42,2), 2001 (42,89) ; rata-rata kunjungan poliklinik per hari 2000 (247), 2001 (244), 3) kinerja pelanggan : tingkat kepuasan pelanggan 100% (19%), 80% (56%) ; pangsa pasar rawat inap 2001 berdasarkan jumlah pasien 28% (posisi 1), berdasarkan hari rawat kelas 24,4% (posisi II), pangsa pasar rawat jalan 2001 (18%, posisi III) ; retensi pelanggan masih kurang ; akuisisi pelanggan baik, 4) kinerja proses bisnis internal : kemampuan berinovasi (mengidentifikasi dan menciptakan pasar) masih kurang ; kemampuan operasi dan efisiensi biaya masih kurang, dari jumlah komplain per 1000 kuesioner 1999 (195), 2000 (140), 2001 (196), kemampuan layanan purna jual masih kurang, 5) kinerja pertumbuhan dan pembelajaran : tingkat kemampuan pegawai dan tingkat kepuasan kerja 51%, turnover pegawai (1998 ; 2,9%, 1999 ; 0,7%, 2000 ; 1,3%, 2001 ; 0%), tingkat absensi (1999 ; 0,551%, 2000 ; 0,558%, 2001 ; 0,407%), tingkat pendapatan perusahaan per pegawai meningkat tahun demi tahun ; kemampuan sistem informasi keakuratan dan kecepatan masih kurang, masih menggunakan indikator lagging ; motivasi dan empowering masih sangat kurang (tim kerja tidak ada, survei saran dan tingkat kepuasan pegawai tidak ada, keselarasan strategi rumah sakit dengan jajaran manajer dan unit bisnis belum tercapai), 6) korelasi antar indikator kinerja, BOR dan laba operasi rawat inap 0,992, jumlah kunjungan rawat jalan dan laba operasi rawat jalan 0,856, komplain dan jumlah kunjungan -0,421, komplain dengan BOR -0,602, turnover pegawai dan jumlah komplain -0,851, tingkat absensi dan komplain -0,548. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui assets turnover rumah sakit cukup baik, tetapi profit margin sangat kurang disebabkan efisiensi biaya yang sangat kurang. Kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal, dan kinerja pertumbuhan dan pembelajaran masih kurang. Rumah sakit perlu menetapkan strategi bauran dan pertumbuhan pendapatan, penghematan biaya/peningkatn produktivitas, dan pemanfaatan aktiva/strategi investasi. Hal tersebut harus didorong oleh ke-3 perspektif pendorong.
The Performance Evaluation of X Hospital Period 1998-2001 Using Balanced Scorecard ModificationContinuity of health service efforts was very important to increase community health degree. One of health facilities was a hospital which had principal function to supply and organize health efforts with curative and rehabilitative characteristics. To predict their survival, X hospital need to evaluate of their performance all this time. X hospital could improve and increase their quality if they knew their performance on the whole. Balanced Scorecard was a comprehensive performance evaluation tool which had 4 perspectives, namely: financial, customer, internal business process, growth and learning. Hospital, especially, need to be added service performance as hospital characteristic performance measurement. This study was designed as descriptive study. The data used was secondary data from hospital activity. The Primary data was collected by survey and in depth interview with the managers of X hospital. The data was analyzed descriptively. The study result show : 1) financial performance : assets turnover ratio 1998-2001 > 2 times ; profit margin 1998 (2,4%), 1999 (0%), 2000 (1,1%), 2001 (0%) ; RCI 1998 (4,8%), 1999 (0%), 2000 (2,6%), 2001 (0%), there was no bankruptcy tendency by Diskriminan Altman analysis 2>2,675, 2) service. performance : BOR 1998 (53%), 1999 (54%), 2000 (73%), 2001 (70,17%) ; ALOS in days 1998 (4), 1999 (4), 2000 (3,48), 2001 (3,38) ; BTO in times 1998 (52), 1999 (53,43), 2000 (77) , 2001 (77,17) ; TOI in days 1998 (3), 1999 (3), 2000 (1), 2001 (1,41) ; NDR per thousand 1998 (15), 1999 (13), 2000 (14,8), 2001 (13,7) ; GDR per thousand 1998 (39), 1999 (38), 2000 (42,2), 2001 (42,89) ; average of outpatient visit per day 2000 (247), 2001 (244), 3) customer performance : customer satisfaction 100% (19%), 80%0 (56%) ; inpatient market share 2001 based on number of patient 28% (the first position), based on number of care days in class 24,4% (the second position), outpatient market share 2001 (18%, the third position) ; customer retention was still poor ; customer acquisition was good, 4) internal business process : capability of innovation (identify and create market) was still poor ; capability of operation based on cost efficiency was still poor, based on number of complaint per 1000 questioner 1999 (195), 2000 (140), 2001 (196), capability of post selling service was still poor, 5) growth and learning performance : capability of employee, based on employee satisfaction 51%, labor turnover (1998 ; 2,9'%,1999 ; 0,7%, 2000 ; 1,3%, 2001 ; 0%), level of absenteeism (1999 ; 0,551%, 2000 ; 0,558%, 2001 ; 0,407%), level of hospital revenue per employee was increased year by year ; capability of information system, accuracy and speed was still poor, still used lagging indicator ; motivating and empowering was still poor (there was no work team, there was no suggestion and employee satisfaction survey, conformity between the hospital strategy with managers and business units was still not yet achieved), 6) correlation inter performance indicator, BOR and inpatient operating profit 0,992, number of outpatient visit and outpatient operating profit 0,856, number of complaint and number of visit -0,421, number of complaint and BOR -0,602, labor turnover and number of complaint -0,851, level of absenteeism and number of complaint -0,548. Based on this study result, it was known that assets turnover of hospital was good, but profit margin was still very poor because of inefficiency in cost. Customer performance, internal business process performance, growth and learning performance was still poor. The hospital need to implemented mix strategy and revenue growth, cost efficiency/productivity increase, and assets exploitation/investment strategy. Finally, all of them must driven by drive performance.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Noviantri
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Putu Ayu NovianitriProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Kinerja Unit Rawat Inap Dan PoliklinikKebidananKandungan Dan Anak Dengan Balanced Scorecard Di Rumah Sakit Umum BintangKlungkung Bali Tahun 2018Indikator kinerja rawat inap di RSU Bintang Klungkung diketahui masih berada dibawah standar yang telah ditetapkan. Salah satu indikatornya adalah BOR dan TOI.Indikator yang berada dibawah rata-rata menunjukkan efektifitas dan efisiensipelayanan.Perbedaan jumlah kunjungan pasien di unit rawat inap dan poliklinikbagian kebidanan kandungan dan anak cukup signifikan. Perlu pengukuran kinerjauntuk mengetahui perspektif apa saja yang menyebabkan kinerja di unit rawat inapdan poliklinik belum maksimal. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kinerjapelayanan dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard di unit rawat inapdan poliklinik bagian kebidanan kandungan dan anak di RSU Bintang. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data primer wawancara mendalam dan kuesioner serta data sekunder data dari humas danbagian keuangan . Hasil penelitian kinerja keuangan cukup baik, akan tetapiefektifitas biaya masih kurang pada unit rawat inap anak, perspektif pelanggan cukupmemuaskan, perspektif bisnis internal cukup baik ditunjukan dengan dijalankannyaSOP dan telah memiliki prosedur rujuk pasien, akan tetapi pada rujukan keluar danfasilitas rs masih kurang di semua unit layanan. Kinerja perspektif pertumbuhanpembelajaran baik ditunjukan dengan angka turn over karyawan yang menurun, aksesterhadap pelatihan dan pendidikan yang semakin baik namun perlu dievaluasiefektivitasnya, serta sistem informasi yang telah baik pula namun perlu dukungankeakuratan informasi. Kinerja unit rawat inap kebidanan kandungan relatif lebih baikjika dibandingkan dengan kinerja rawat inap anak oleh karena tingkat efektivitaskeuangan unit rawat inap anak masih belum baik. Sedangkan pada poliklinikkandungan dan anak memiliki kinerja yang sama-sama baik. Saran yang diberikanadalah manajemen hendaknya lebih teliti dalam membuat perencanaan anggaran dantepat menentukan strategi yang baik dengan cara membuat kendali mutu kendalibiaya serta clinical pathways CPW . Rumah sakit hendaknya melakukanpengembangan kualitas SIM RS untuk efisiensi pelayanan. Manajemen berkoordinasidengan kepala ruangana untuk menerapkan kepemimpinan transformasional, sertamelakukan monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan.Kata kunci: balanced scorecard, kinerja rumah sakit, RSU Bintang
ABSTRACT
Name Putu Ayu NovianitriStudy Program Study of Hospital AdministrationTitle Performance Analysis of Inpatient and Polyclinic UnitsSection Of Obstetirc Gynecological And Children Using Balanced ScorecardApproach In Bintang General Hospital, Bali Year 2018The inpatient indicator at Bintang General Hospital is known to be below theestablished standard. One of the indicators is BOR and TOI. Indicators that are underaverage show the effectiveness and efficiency of the service. The difference in thenumber of patient visits in the inpatient unit and the policlinic of the obstetric andgynecological parts is significant. It needs performance measurement to find out whatperspectives cause performance in inpatient unit and polyclinic not maximal yet. Thepurpose of this study was to assess service performance by using balanced scorecardapproach in inpatient unit and polyclinic of children, obstetric and gynecology sectionat Bintang Hospital. This research is a quantitative and qualitative research usingprimary data in depth interview and questionnaire and secondary data data frompublic relations and finance department . The results of financial performanceresearch is quite good, but the cost effectiveness is still less on the inpatient unit ofchildren, customer perspective is quite satisfactory, internal business perspective isquite well aimed at the implementation of SOP, and has had patient referralprocedures, but on outgoing referrals and hospital facilities are lacking in all serviceunits. The performance of the learning growth perspective is well aimed at decreasingemployee turnover, better access to training and education but needs to be evaluatedfor effectiveness, as well as information systems that have been good but need tosupport the accuracy of information. The performance of inpatient obstetric care unitis relatively better compared to the performance of the inpatient because theeffectiveness level of the in patient unit 39 s financial unit is still not good. While thepoliclinic content and children have a performance that is equally good. The advicegiven is that management should be more careful in making budget planning andappropriately determine a good strategy with quality control of cost control andclinical pathways CPW . Hospitals should develop quality of information system forservice efficiency. Management coordinates with the head of the room to implementtransformational leadership, as well as conducting ongoing monitoring andevaluation.Keyword balanced scorecard, hospital performance, Bintang general hospital
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Abdurohman
Abstrak :
Daerah dalam memberi pembiayaan RS masih belum bisa memenuhi dan menutupi kebutuhan operasional rurnah sakit, kenyataan kesanggupan pemerintah untuk menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan RS selama ini baru mencapai 50-60 % dari kebutuhan riil. Hal ini secara implisit memberikan gambaran adanya keterbatasan rumah sakit dalam upaya pengembangan kinerja secara optimal. Sementara itu dilain pihak penerimaan yang dihimpun rumah sakit tidak dapat dipergunakan secara langsung untuk mendukung kegiatan rumah sakit karena harus disetorkan ke kas negara. pengelolaan yang di dasarkan kepada PP No.41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dart Kepres No.40 tahun 2003 tentang pedoman kelembagaan dan pengelolaan rumah sakit daerah, serta PP No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 57 clan 59, Keadaan ini dapat mengakibatkan terpuruknya RS khususnya yang temasuk Lembaga Teknis Daerah dalam pembiayaan operasional. Pemberlakukan pola manajerial Badan Layanan Umum dan Badan Layanan Umum Daerah diharapkan menjadi solusi bagaimana pola pengeloIaan operasional rumah sakit dapat tertata dengan baik. BSC merupakan sistem pengukuran dan pengendalian manajemen yang secara cepat, tepat dan komprehensif mengarahkan performence bisnis, Balanced scorecard adalah suatu alat pengukuran yang diturunkan dari strategi oganisasi dan berfungsi sebagai alat komunikasi dari pimpinan kepada karyawan dan stakeholder untuk mencapai misi dan tujuan, ukurannya mencakup 4 perspektif; perspektif keuangan, perspektif costumer, perspektif proses bisnis intrenal, dan perspektif pemebelajaran Penelitian ini adalah ingin mencoba mengukur bagaimana kinerja RSUD yang telah menerapkan pengelolaan BLUD dan RSUD yang masih menerapkan pengelolaan LTD dengan menggunakan Balanced Scorecard. Jenis penelitian tesis ini adalah penelitian survey analitik, teknik pengambilan data melalui wawancara, pembagian kuisioner dan observasi. Ukuran-ukuran yang menjadi operasionalisasi variabel dalarn tesis ini adalah customer acquisition ,customer retention dan customer satisfaction untuk perspektif pelanggan,pertumbuhan pendapatan, tingkat pengeluaran dan cost recovery rate untuk perspektif keuangan, waktu tunggu, standar kinerja pelayanan dan pasien dirujuk untuk perspektif proses bisnis internal, serta peningkatan kapabilitas pegawai dan kepuasan pegawai untuk perspektif pembelajaran dan perturnbuhan. Dalarn tesis ini dilakukan survey untuk mengukur kepuasan pelanggan dan kepuasan pegawai, untuk kepuasan pelanggan digunakanpuiposive sampling dan untuk survey kepuasan pegawai digunakan teknik Stratified Random Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 100 pasien dan 100 karyawan di dua rumah sakit yakni RSU Tangerang dan RSU Serang sedangkan informan sebagai subjek penelitian ini adalah 10 orang tenaga. Hasil penelitian ini adalah pengelolaan BLUD pada RSU Tangerang sudah menerapkan pola pengelolaan fleksibilitas anggaran dan keuangan, natnun Sebagai instansi yang berada di bawah Pemerintah Daerah RS BLUD Kab. Tangerang meskipun dalam pengeloIaan keuangan intren sudah menggunakan konsep BLU namun secara ekstren masih diwarnai oIeh kebijakan Pemda yang ber corak SKPD atau LTD, pada pengelolaan RSU Serang masih menerapkan konsep instansi birokrasi atau sebagai Lembaga Telmis Daerah /SKPD yang wajib tunduk pada kebijakan daerah datam mengelola keuangannya. Hasil pengukuran dengan Balanced scorecard menunjukan bahwa didapat penilaian RSU Tangerang dari 18 komponen sub dari 4 perspektif BSC maka didapatkan penilaian sebesar sekor 66,6 % jadi menurut penilaian ini RSU Tangerang dalam keadaan kinerja baik ,namun pada penilaian di RSU Serang didapatkan sebesar sekor 50% maka didapatkan penilaian RSU Serang dalam keadaan ldnerja hampir baik. Namun dalam perincian pengukuran ini; di RSU Tangerang di dapatkan sekor kepuasan pasien masih dibawah RSU Serang serta waktu tunggu yang masih cukup lama rata rata pasien menunggu Iebih dari 2 jam untuk mendapatkan pelayanan dokter. Peneliti menyimpulkan bahwa pengeIolaan yang berbeda pada dua konsep pengelelolaan rumah sakit antara konsep BLUD dan LTD ini belum bisa meyebabkan antara keduanya lebih baik pada salah satu pola pengelolaan, disebabkan ada dimensi lain yang mempengaruhinya yakni ; political will Pemerintah Daerah dan Kemampuan Surnber Daya Manusia RS yang mengelola Rumah Sakit itu sendiri. ......Ability of the Government and the Local Government in providing financing hospitals still can not meet and cover the operational needs of the hospital, the fact the government ability to provide operational and maintenance costs during the hospital has recently reached 50-60% of the real needs. Meanwhile, in other hand, revenue collected by the hospital could not be used directly to support the activities of the hospital due to be deposited into the state treasury. management in base to the PP No.41 of 2007 on Regional and Organization of the Presidential No.40 of 2003 on institutional guidelines and penelolaan derah hospital, and Government Regulation No.58 year 2005 concerning regional finance, bank management, article 57 and 59, this Condition can lead to the collapsed hospital in particular that includes the Regional Technical Institute in operational funding Entry into the pattern of managerial Public Service Board and Local Public Service Board is expected to be the solution for how the pattern of the operational management of the hospital can be ordered with either BSC is a measurement and management control systems that are fast, accurate and comprehensive business performance directs, Balanced scorecard is a measurement tool which is derived from oganisasi strategy and serves as a means of communication from leadership to employees and stakeholders to achieve the mission and objectives, its size includes four perspectives ; financial perspective, customer perspective, intrenal business process perspective, and perspective education. This research is like trying to measure how the performance of hospitals that have implemented BLUD management and management of hospitals that still apply using the Balanced Scorecard LTD. Type of thesis research is an analytical survey research, data collection techniques through interviews, distribution of questionnaires and observation. The sizes of the operationalization of the variables in this thesis are: customer acquisition, customer retention and customer satisfaction for the customer perspective, revenue growth, the level of expenditure and cost recovery rates for the financial perspective, waiting time, performance standards and patient referral services for business process perspective internally, as well as increasing the capability of employees and employee satisfaction for learning and growth perspective. In this thesis, we conducted surveys to measure customer satisfaction and employee satisfaction, customer satisfaction and use of purposive sampling used for employee satisfaction survey technique Random Sampling. The sample in this study were 100 patients and 100 karywan at two hospitals ie RSU RSU Tangerang and Serang, while informants as subjects of this study is 10 workers. The results of this study is the management of the RSU Tangerang BLUD already applying the pattern of budget management and financial flexibility, but as a government agency under the Local Government District Hospital BLUD. Tangerang despite financial management intern already uses the concept of a ekstern BLU but still colored by the local government policy which had shades SKPD or LTD, in Serang Hospital management still apply the concept of bureaucracy or agency as the Regional Technical Institute / SKPD shall be subject to local policies in managing its financial. Results with the Balanced Scorecard measurement showed that the assessment is obtained from 18 RSU Tangerang sub components of the four perspectives of BSC are obtained sekor 66.6% rating so by this assessment Tangerang General Hospital in a state of good performance, but On the assessment at Serang General Hospital found 50% of sekor are obtained in a state assessment Serang General Hospital nearly good performance But the details of this measurement; in RSU Tangerang in getting sekor Hospital patient satisfaction is still under attack as well as waiting times are still long enough average patient waited more than two hours to get a service physicians. Researchers concluded that the management is different on the two concepts pengelelolaan BLUD hospital between concept and there is no known cause LTD of both better management on one pattern, because there are other dimensions that may influence namely, political will and ability of Local Government Human Resources RS Hospital manage itself.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T34331
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Barry
Abstrak :
Dalam era reknologi informasi dan globalisasi sepeni saal ini, perusahaan dihadapkan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan tidak hanya dari perusahaan-perusahaan sejenis dalam industri, tapi juga meiuas dari luar indusui dan luar negeri dengan hcrbagai cara persaingan yang demikian kompleks dan turbulen. Agar dapat memasuki Iingkungan bisnis yang kompetitif dan turbuien tersebut, kemampuan scbuah perusahaan untuk mengeksploitasi aktiva tidak berwujudnya mcnjacli jauh lebih menentukan dibandingkan dengan melakukan investasi dan mengeldla aktiviias fisik yang berwujud. RS MH Thamrin Internasional Salemba yang selanjutnya disebut RSMHTIS mengalami penurunan kinerja di berbagai unit potensial, sena utilisasi fasilitas rumah sakit yang dinilai masih belum optimal dibandingkan kapasitas yang seluruhnya berdampak secara langsung pada kinexja keuangan. Oleh karena ini, mulai tahun 2005 RSMHTIS mcncrapkan balanced scorecard untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan secara luar biasa (sustainable outslcmding financial peqformance) Serta menghasilkan kekuatan luar biasa pemsahaan dalam bersaing memperebutkan pilihan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinelja RSM!-ITIS setelah balanced scorecard diaplikasikan Sebagai alat pengukur kinerja (tahun 2005-2007). Data primer yang dipcrolch dari wawancara dengan bagian terkait di RSM!-ITIS serta data sekunder yang diperoleh dari laporan RSM!-ITIS 2005-2007, laporan divisi terkait, dan Iaporan Suku Dinas Kesehatan tahun 2006 yang dianalisa secara dcskriptif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa secara umum peningkatan kinerja RSMHTIS mulai membuahkan hasil yang positif sctclah mengaplikasikan balanced scorecard meskipun tidak rneneapai kategori ideai karena tidak sesuai dengan ukuran baku kinerja keuangan atau pelayanan industri rumah sakit serta tujuan dan sasaran kincrja RSMHTIS. Hasil penilaian masing-masing perspektif dinilai dengan pembohotan yang sama masing-masing 25% karena semua pcrspcktif dianggap sama pentingnya terhadap peningkatan kincrja RSMHTIS dengan hasil sebagai berikut:
  1. Perspektif keuangan z tingkat pertumbuhan pendapatan 2006-2007 ideal; tingkat pengeluaran biaya 2006 tidak ideal, tahun 2007 ideal; rasio efektifitas 2005-2007 tidak ideal; current ratio 2005-2007 tidak ideal; rasio biaya modal 2005-2007 tidak ideal; return on asser 2005-2007 ideal; dan return on equi/y 2005-2007 tidak ideal sehingga secara keseluruhan kinezja perspektif keuangan ticlak ideal.
  2. Perspektif pclanggan: Tingkat keluhan pelanggan 2006 tidak ideal. tingkat keluhan tahun 2007 tidak ideal; akuisisi pelanggan 2006-2007 tidak ideal; retensi pelanggan 2006-2007 tidak ideal; dan pangsa pasar 2006 tidak ideal, sehingga secara keseluruhan kincrja pelanggan RSMHTIS tidak ideal.
  3. Perspektif bisnis internal : Indikator pclayanan 2005-2007 tidak ideal; kinerja unit produksi 2005-2007 tidak ideal; kemampuan inovasi 2005-2007 tidak ideal; dan layanan puma jual tahun 2005-2007 tidak ideal, sehingga secara kcseluruhan kinerja bisnis inlemal tidak ideal.
  4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan : Tingkat kepuasan kerja pegawai 2006-2007 ideal; tingkat (urn over 2006-2007 tidak ideal; tingkat kcdisplinan pcgawai 2006-2007 tidak ideal; dan akses pelatihan dan pendidikan 2006 tidak ideal. sedangkan akses pendidikan dan pelatihan 2007 membaik mcnjadi ideal, sehingga secara keseluruhan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tidak ideal. sehingga disimpulkan kinerja RSMHTIS 2005-2007 tidak ideal.
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan saran kepada pihak manajemen RSMHTIS antara lain: Seliap tahun rnenerapkan BSC dengan menetapkan target yang lebih terpola dan temkur agar memudahkan pengukuran di setiap indikalor dan mengacu pada parameter SMART: Specdic; Measurable; Achievable; Relevant; dan Time- consrrained. Misalnya dengan menentukan besaran persentase tertentu untuk perlumbuhan yang diharapkan umuk tiap periode tahun kalendar. Sclain itu upaya pemasaran juga perlu dipenajam khususnya promosi untuk dapat meningkatkan awareness masyarakat dalam rangka menjaring pelanggan barn serta memperluas pangsa pasar; Revitalisasi unit yang kinerjanya menurun (Rehabilitasi Medik, Klinik Tumbuh Kembang. Endoskopi, Estetidenna, dan Gizi yang menurun selama 3 tahun terakhir); Optimalisasi utilisasi fasilitas yang ada agar investasi yang sudah ditanamkan dapat memberi hasil yang sesuai baik secara parameter ukuran standar baku maupun finansial dengan melakukan upaya-upaya promosi yang efektifl Merealisasikan program layanan puma jual yang terencana seperti homecare, pelayanan pembayaran yang mengesankan, keringanan pelayanan pembayaran. dan layanan tambahan lain; Inovasi produk berdasarkan riset pasar yang mendalam sehingga dapat menciptakan produk yang benar-bcnar dibutuhkan dan diinginl-can oleh masyarakat dan mengefektifkan investasi yang dilakukan; serta menyusun jcnjang karir dan paket renumerasi yang lebih menarik agar dapat menurunkan Iurn over karyawan serta meningkatkan kcdisiplinan. ......In the era of infomation technology and globalization nowadays, companies are being lbrced to face a complex and dynamic business environment. Competitions are not only coming from similar companies within the industry, but also from outside the industry and from other countries with so many means of complex and turbulence competitions. To be able to enter this competitive and turbulence business enviromnent, a company capability to exploit its intangible assets has become an important factor compare to investing and managing the tangible ones. RS MH Thamrin lntemasional Salemba has been experiencing dcclinines in some of its potential units, as well as a relatively low utilization in some of its facilities compared to its capacity. All of which directly affected its financial performance. In that regards, the management of the Hospital has commited to implement the Balanced Scorecard in order to increase the Hospital capabilities to sustain outstanding financial performance as well as creating a powerful force in the competition of being the choice of the customers. The goals of this research is to obtain a description of the hospital performance after the implementation of balanced scorecard as perfonnance measurement tools since 2005. Primary dates are obtained from interviews with employees in related units, and secondary datas are obtain from the Hospital Annual Reports from 2005-2007, Local Govermnent reports, and interviews with employees of related units, all being analyzed descriptively. This research found that in general there is an increase in perfomrance of the hospital alter implementing balanced scorecard although has not reached ideal category since it has never met the industry standard as well as goals and objectives that has been set by the management. The evaluation of each perspective is given a weighted score of 25% with a consideration that each perspective has the equal importance in the role of increasing the Hospital performance. The results of each perspective evaluations are as follows:
  1. Financial perspectives: revenue growth rates for year 2006-2007 are ideal; expenditure growth rate tor 2006 is not ideal, but for 2007 is ideal; effectiveness rates for 2005-2007 are not ideal; current ratios for 2005-2007 are not ideal; equity cost ratio for 2005-2007 are not ideal; retum on assets for 2005-2007 are ideal; and return on equity for 2005-2007 are not ideal. So in general the performance on financial perspective is not ideal.
  2. Customer perspective: customer complaint rates for 2006-2007 are not ideal; customer acquisitions for 2006-2007 are not ideal; customer retentions for 2006-2007 are not ideal; and market shares for 2006-2007 are not ideal. So in general the performance on customer perspective is not ideal.
  3. Internal business process perspective: Hospital basic indicators for 2005-2007 are not ideal; performances of production units for 2005-2007 are not ideal; innovation capabilities for 2005-2007 are not ideal; and after sales service for 2005-2007 are not ideal. So in general the performance on intemal business process perspective is not ideal.
  4. Leam and growth perspective: employees’ satisfaction rates for 2006-2007 are ideal; employees’ tumover rates for 2006-2007 are not ideal; employees’ disciplinary levels for 2006-2007 are not ideal; and employees access for education and training for 2006 is not ideal, but for 2007 is ideal. So in general the performance on learn and growth perspective is not ideal.
Based on these results, I offer some suggestions for the Hospital as follows: make the BSC implemented each year with a certain pattem and measure in setting the target, goals, and objectives, to make an easier measurement for each indicator by using the SMART principles: Spec0'ic; Measm-able; Achievable; Relevant; and Time-constrained. i.e by setting a certain percentage of expected growth for every calendar year; Also, the Hospital has to increase its marketing effort, especially in promotional activity, in order to create a higher awareness from the public so that could attract new customers and broadened the market share; Revitalizing the production unit that has been experiencing decreasing trend during the last 3_years; Optimizing the utilization of he Hospital’s facility so that the assets that has been invested could give the expected retum both financially and met the industry standards, by campaigning in effective promotion; Realization of a well-planned afier sales service e.g homecare, flexible payment, and other extra-ordinary services; innovating new products based on a well-executed market research so that the products that being created are really what are needed by the customers in order to bring more effectiveness on the investment made; Creating a career path system and a more attractive renumeration package so that could increase employees’ motivation so it could decrease employees’ turnover and increase their disciplines.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34364
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Sugiarto
Abstrak :
Setiap rumah sakit pasti menghasilkan berbagai macam limbah klinis yang terdiri dari limbah infeksius, toksik dan radioaktif, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, sangat penting bagi rumah sakit untuk selalu menjaga lingkungan. Rumah sakit juga harus tahu bahwa banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan membuat model tentang lingkungan rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat menjaga kinerja lingkungannya. Penelitian ini menggambarkan tentang faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan, dimana rumah sakit menghasilkan faktor tersebut. Hasilnya menunjukan bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap limbah cair rumah sakit adalah sumberdaya manusia, instalasi pengolah limbah, program pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan minimisasi maupun reuse. Faktor utama dalam pengendalian infeksi nosokomial adalah sumberdaya manusia dan organisasi, desinfeksi dan cuci tangan, kaliberasi alat sterilisasi, surveilans dan sanitasi rumah sakit. Semua faktor tersebut harus mengacu kepada peraturan yang ada dan tingkat kepatuhannya atau ketaatannya kepada peraturan digambarkan dengan peringkat hitam sampai keperingkat emas untuk yang paling patuh.
Model Hospital Performance Rating In Environment Pollution ControlAny hospital produces many medical wastes that contain infectious, tout or radioactive substances which are very dangerous for public health and environment. Therefore it is very important that all hospitals take serious care of their environment. They must know there are many factors that influence the hospital environment. This research is aimed at learning and making a model of environment of hospital that can prevent pollution. This research describes factors creating various kinds of hospital pollution and identifies the major kinds of pollution that hospitals generally produce. The results indicate that there are three kinds of pollution. They are liquid wastes, nosokomial infection and solid wastes. The factors that hospitals must consider in managing liquid wastes are human resources, liquid waste installation, and program for liquid wastes processing according to the Minister Environment decree, No. 58 / 1995 and processing of dangerous waste water, program in managing liquid wastes, minimization and reuse. The main factor of Nosokomial infection are human resources and organization, disinfectant and hand washing, calibration for sterilization instruments, program for sterilization, structure of building, hospital sanitation and surveillance. The main factors of solid waste are human resources, incinerator, and solid waste place, recycle, repurchase, minimization and mouse and insect control. The hospital management waste must adhere to the rules, so the ranks depend on adherence from black rating until gold rating.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T7791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Utami Sudiro
Abstrak :
Masalah penelitian. Hasil pembangunan yang meningkatkan pendidikan dan penghasilan, dan adanya peluang sektor swasta didalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan serta adanya kebijakan rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit swadana, meningkatkan persaingan antar rumah sakit dalam usaha untuk tetap mempertahankan keberadaannya. Di sisi lain terdapat keterbatasan sumber daya, sehingga rumah sakit tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan dan segala segmen pasar yang ada. Dengan pertimbangan ekonomi maka dipilih beberapa segmen pasar yang ditarik guna menjaga kelangsungan hidupnya Rumah sakit harus mengutamakan kepada segmen pasar yang paling menguntungkan.Rumah Sakit Setia Mitra adalah rumah sakit swasta dengan kekhususan kasus-kasus bedah, tidak lepas dari pengaruh persaingan antar RS untuk merebut pangsa pasar. Rumah sakit ini mengalami penurunan BOR sejak tahun 1992 yaitu sekitar 50-60 %. Ditambah pada tahun 1993 mengalami musibah kebakaran, sehingga terjadi pula penurunan sumber daya. RUANG LINGKUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan segmen rawat inap. Lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan segmen rawat inap yang meliputi faktor pendidikan, penghasilan, pelayanan penerimaan, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan obat, pelayanan makanan, dan ruang rawat. METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain `cross sectional'. Populasi penelitian adalah pasien pasca rawat inap dan sampel adalah total populasi. Instrumen pengumpul data yaitu kuesioner. HASIL. Dari 8 variabel bebas yang diteliti ternyata ada 6 variabel yang terbukti menunjukkan hubungan statistik bermakna dengan segmen rawat inap. Sedangkan 2 variabel lainnya tidak menunjukkan hubungan statistik bermakna. KESIMPULAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor pendidikan, penghasilan, pelayanan medik, pelayanan keperawatan, pelayanan makanan dan ruang rawat berhubungan dengan segmen rawat inap. Sedangkan 2 faktor lainnya yaitu pelayanan penerimaan dan pelayanan obat tidak berhubungan dengan segmen rawat inap. SARAN. Perlu adanya kerjasama dengan dokter praktek disekitar rumah sakit dalam memberikan informasi (promosi), Dan untuk meningkatkan `performance' rumah sakit diperlukan upaya perbaikan pelayanan medik dan keperawatan tanpa membedakan segmen dan mengembangkan komite medik dan komite keperawatan untuk memantaunya, untuk pelayanan makanan dan ruang rawat perlu dikembangkan adanya gugus kendali mutu di bidang pelayanan makanan serta kenyamanan dan kebersihan ruang rawat disamping adanya perbaikan fasilitas ruang rawat. Perlu adanya `internal marketing' bagi seluruh karyawan terutama dokter dan perawat. Diperlukan juga adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan target pasar kemudian posisi pasar beserta bauran pemasarannya. ......Research problem. The development results increasing education and incomes, and there has time to spare the private sector in carrying out of health service, and by the policy of public hospital becomes self funds, raising hospital competition in an attempt to keep constantly their existences. Other side there are resources limitation, of course those of hospital. Cannot covered all of the segmentation needs. There is must be chosen about profitability segmentation. Setia mitra hospital is a private hospital with speciality surgery case not influenced from hospital competition to catch market share. This hospital had decreased BOR from 1992 about 50-60%, additional in 1993 had fired and also decreasing human resources. Scope. The research is aimed to find information about factors related to impatient segmentation. It is limited on factors that are believed to have a correlation with inpatient segmentation. They consist of education, income, perception of admission service, medical service, nursing care service, medication service, food service and inpatient room. Methodology. The research is classified as a cross sectional study. The population is inpatient who had recovered, while its sample is total population instrument of data collection is questionary. Result. It turned out only 6 out of 8 variables showed a significant correlation. Where as the other 2 which failed to be proved. Summary. This study included that a significant correlation about variables education, income, medical service, nursing care service, food service and inpatient room. Where as the other about admission service and medication service were failed to be proved. Suggestion. Setia Mitra hospital should consider in promotion to set up a good relation ship between practical doctors whose rounded hospital and to raise hospital performance need increasing medical service and nursing care without difference segment and monitoring them with develop a medical committee and nursing committee for monitoring food service and inpatient room should also develop a quality control in preparing food, convenience and room service. Beside increasing facilities have to internal marketing for employee especially for doctors and nurses. Also have to forward research to make market target decession then the position and there marketing mix.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah Ismail
Abstrak :
Kinerja rumah sakit menggambarkan upaya peningkatan mutu pelayanan. Penelitian ini mengkaji dampak setelah setahun implementasi Sertifikasi Rumah Sakit Syariah terhadap kinerja rumah sakit di RSI Sultan Agung Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif, menggunakan indikator dari Performance Assessment Tools for Quality Improvements in Hospitals (PATH). Data setelah setahun implementasi dibandingkan dengan data sebelum implementasi. Hasil penelitian mendapati adanya peningkatan dalam 10 dari 14 indikator yang diteliti, semuanya terkait aspek efisiensi, perhatian terhadap karyawan dan fokus terhadap pasien. Kinerja rumah sakit ditingkatkan dengan cara membentuk budaya kerja mutu di kalangan karyawan rumah sakit melalui penerapan nilai-nilai syariah yang terkandung di dalamnya. ...... This paper studies the impact of Shariah Hospital Certification on hospital performance in RSI Sultan Agung after one year of implementation. Mixed method of quantitative and qualitative techniques are used, using indicators from Performance Assessment Tools for Quality Improvements in Hospitals (PATH). Data obtained after one year of implementation are compared to the data before the implementation. Findings from the research reveals significant improvements in 10 out of 14 indicators. Positive impacts are observed in indicators related to efficiency, employee focus and patient centeredness. Hospital performance are improved by means of establishing quality work culture among employees through implementation of shariah values.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuty
Abstrak :
Pelayanan kamar operasi merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sangat mempengaruhi tampilan suatu rumah sakit. Seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan bedah menjadi bentuk pelayanan kesehatan spesialistik yang mahal, jadi harus efisien pengelolaannya. Instalasi Kamar Operasi RSUD Pasar Rebo mempunyai 4 kamar operasi yang melayani bedah cito dan elektif. Dengan disatukannya pelayanan tindakan bedah cito dan elektif di instalasi kamar operasi ini, tindakan bedah elektif sering diundur pelaksanaannya karena harus mendahulukan pelaksanaan tindakan bedah cito yang mendapat prioritas utama dan adakalanya bedah elektif terpaksa ditunda/dibatalkan pelaksanaannya. Kapasitas waktu yang tersedia dari jam 8.00 pagi s.d 14.00 siang juga pada kenyataannya tidak dimanfaatkan seefisien karena belum adanya sistem penjadwalan operasi yang baik, pemakaian kamar operasi selalu dimulai diatas jam 8.00 pagi sehingga waktu kerja yang terbuang dimasing-masing kamar operasi rata-rata 32,87% perhari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/karakteristik sistem pelayanan tindakan bedah di Instalasi Kamar Operasi di RSUD Pasar Rebo dan membuat tehnik penjadwalan yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan dapat efisien dan optimal. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dan melakukan analisa kuantitatif terhadap data sekunder untuk membuat model kuantitatif dan analisa deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui utilisasi kamar operasi sebesar 46,66% pada saat bedah cito masih dilakukan bersama-sama dengan bedah elektif. Lalu dari simulasi diperoleh besar utilisasi kamar operasi untuk bedah elektif (tanpa bedah cito) rata-rata sebesar 39,25% di setiap kamar operasi dengan 9 kasus perhari. Dengan simulasi juga dapat diketahui kapasitas optimal kamar operasi untuk mengerjakan bedah elektif sebanyak 18 kasus per hari. Dengan mengetahui kapasitas optimal masing-masing kamar operasi dan lama waktu operasi untuk masing-masing tindakan bedah dapat dibuat sistem penjadwalan yang sesuai untuk Instalasi kamar Operasi RSUD Pasar Rebo. Dengan adanya penjadwalan dapat diketahui berapa besar kapasitas yang berlebih setiap hari dan disarankan membuat perencanaan untuk pemanfaatannya sehingga Instalasi Kamar Operasi dapat sebagai salah satu revenue center rumah sakit.
Developing a Model for Scheduling of Elective Surgery Service for The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo HospitalSugery theatre service is one of the hospital services that make an image to the hospital performance. In line with advanced knowledge and technology, surgical operation become more expensive specialistic health service and need to be managed efficiently. The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo Hospital have four surgical theatres which serve surgical operations both emergency and elective surgery. As The Surgery Theatre Installation served surgical operations both emergency and elective surgery, resulting in postponement or cancellation of elective surgical operations. Allocated time to serve surgical operations is from 8.00 a.m to 2.00 p.m daily. This allocated time had not been utilized effectively because of unmanaged scheduling for surgical operations resulting in lost of worktime about 32,87% for each surgical theatre daily. The purpose of this study was to describe characteristic of surgical service acheduling system of The Pasar Rebo Hospital and subsequently to develop a model to manage better through scheduling technique. This study was a cross sectional study with quantitative model related to scheduling of surgery services. The result of this study showed that each surgical theatre utilization rate was about 46,6% when both emergency and elective surgical operations performed in those surgical theatres. After performing simulation, utilization rate of elective surgery without emergency surgery was about 39,25% with 9 cases for each surgical theatre daily. In addition, optimal capacity of Sugery Theatre Installation was 18 cases daily. After knowing optimal capacity for each surgical theatre and average time for each surgical operation, a model of well managed scheduling system can be developed for The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo Hospital. After implementing well managed scheduling system, The Surgery Installation of The Pasar Rebo Hospital would be able to know daily capacity for each surgery theatre and develop a plan to utilize effectively each surgery theatre daily resulting in increasing revenue for The Pasar Rebo Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julfrida
Abstrak :
ABSTRAK Dalam menjalankan misinya sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat bawah, RSUD Pasar Rebo selalu berusaha meningkatkan pelayanannya. Dengan fasilitas dan dana yang terbatas usaha ini perlu lebih baik difokuskan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah merumuskan RSUD Pasar Rebo tahun 2003. Visi organisasi biasanya dibuat oleh pemilik dan karyawan harus menjalani. Suatu hal yang menarik dalam perumusan visi di RSUD Pasar Rebo, karena dirumuskan secara bersama oleh karyawan. Masalahnya bagaimana merumuskan visi suatu organisasi dengan melibatkan karyawan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses perumusan visi organisasi, siapa saja yang terlibat dan bagaimana tahapannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaf dengan design studi kasus, karena hanya melakukan pengkajian terhadap proses yang telah berjalan. Analisa data dilakukan dengan menelaah data yang tersedia dari sumber data sekunder, pengamatan dan wawancara. Dilakukan reduksi data, kemudian menyusun dalam satuan-satuan dan dikatagorikan, lalu dilakukan pengolahan data. Data disajikan dengan cara tekstular dan tabulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di RSUD Pasar Rebo pengambilan keputusan dilakukan dalam pertemuan-pertemuan tidak formal. Suatu kekuatan di rumah sakit ini adalah budaya kerja sama staf ( manajer , dokter , perawat dan staf lainnya) untuk mencapai tujuan. Beberapa proses perubahan telah terjadi antara tahun 1988 sampai tahun 1996, yang merubah pandangan terhadap rumah sakit ini dari rumah sakit yang tidak dikenal menjadi rumah sakit yang cukup dikenal di Jakarta dan Indonesia. Setelah gedung baru 8 lantai selesai pembangunannya, rumah sakit memerlukan arah baru untuk menjalankan misinya. Untuk itu dalam suatu pertemuan informal yang biasa dilakukan, dibicarakan akan kemana rumah sakit ini enam tahun yang akan datang. Proses perumusan visi ini memakan waktu delapan kali pertemuan, yang diikuti sebagian besar karyawan ( dokter , perawat dan staf lainya) untuk merumuskan visi untuk tahun 2003. Hasil perumusan ini adalah RSUD Pasar Rebo menjadi salah satu dari tiga rumah sakit yang terbaik di Indonesia dalam bidang IGD dan rawat jalan. Proses ini adalah proses berharga karena merupakan proses yang dihasilkan oleh karyawan secara bersama.
ABSTRACT The Process of vision development at Pasar Reba General Hospital, Indonesia The mission of Pasar Rebo General Hospital is to provide health services for community, especially the middle class and the poor . The limited budget and facilities at the hospital force the hospital manager to focus its services for the most important and efficient ones . One of the hospital effort to focus its services, is to develop their vision for hospital development for the next six years (1997-2003). Vision development usually is developed the owner or top manager of the organization. The distinct characteristics of vision development at Pasar Rebo General Hospital is that the vision development process involving all doctors, nurses, managers and personnel at the hospital. The study objective is to analyze the vision development at Pasar Rebo General , how the process is evolving and who are involved in that process . Design of this study is a case study using qualitative research methodology. Data is collected using indepth interview and secondary data. The study found that Pasar Rebo General Hospital has been used to make routine decisions using informal meeting. The strong internal culture of the hospital bind all the hospital staff ( manager, doctors, nurses, and other staff) to work together toward their common goal . Several hospital transformation process during the period of 1988 to 1996, has been transformed the hospital image from the bottom one into one of the famous government hospital in Jakarta and Indonesia . After the completion of 8 stories hospital building , the hospital need a new direction to reach their mission objective . Therefore, the routine informal meeting was initiated to find out what will be the future of Pasar Rebo Hospital six years from now. This process comprised of eight meetings, and involving all the hospital personnels (doctors, nurses, and staff) to develop the hospital vision for 2003 . They decided that Pasar Rebo Hospital will be one of three best hospital in Ambulatory care and Emergency care in the year of 2003 . The study conclusion is that vision development is a rewarding process for organization if the process has been developed by all member of organization.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana B. Kaswan
Abstrak :
Sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1993, pembangunan kesehatan pada dasarnya diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Terkandung di dalamnya masyarakat industri, karena pertumbuhan industri perlu didukung oleh masyarakat yang terpelihara kesehatannya, memiliki produktivitas tinggi dan kreatif untuk melanjutkan pembangunan di segala bidang. Amanat tersebut direalisasikan salah satunya melalui Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang mewajibkan pimpinan perusahaan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang akan diterima maupun yang akan dipindahkan, serta pemeriksaan berkala bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya. RSKS sebagai satu-satunya rumah sakit di Cilegon, suatu kota industri di Kabupaten Serang, menyediakan berbagai fasilitas kesehatan yang secara terus menerus diupayakan untuk ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat umum, khususnya masyarakat industri. Meskipun pada awal pendiriannya di tahun 1983 RSKS berfungsi untuk memelihara kesehatan karyawan PT. Krakatau Steel (PTKS) beserta keluarganya, namun dalam perkembangannya saat ini, RSKS berupaya meraih pangsa pasar yang lebih besar, di luar masyarakat PTKS. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh RSKS adalah masih rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan terutama pelayanan general check up (GCU) oleh perusahaan lain. Suatu riset pasar yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) pertengahan tahun 1995 menunjukkan bahwa potensi pasar cukup besar. Dari 124 perusahaan yang diteliti, 81% menyatakan melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi calon karyawan dan 74% melaksanakan pemeriksaan berkala bagi karyawan tetap, namun hanya 18% perusahaan yang melaksanakannya di RSKS. Berdasarkan permasalahan pokok di atas, dalam tesis ini akan dikaji kinerja Unit GCU RSKS serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya kondisi seperti saat ini, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam rumah sakit. Disamping itu dilakukan pula studi banding ke 4 unit pelayanan kesehatan di Jakarta untuk mengetahui dan membandingkan bagaimana Unit GCU dikelola. Melalui suatu analisis tentang kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal, pemetaan produk dengan menggunakan matrik General Electric, serta hasil studi banding, selanjutnya akan dirumuskan strategi dasar, strategi usaha serta strategi pemasaran pelayanan GCU di RSKS. Perumusan ketiga strategi tersebut didahului dengan perumusan masalah strategis yang dihadapi serta sasaran yang hendak dicapai. Strategi dasar yang diterapkan adalah stabilisasi, sedangkan strategi usaha adalah investasi selektif untuk menghasilkan laba. Adapun strategi pemasaran pelayanan GCU ditetapkan dalam rumusan sesuai komponen-komponen sebagai berikut : 1. Segmentasi pasar, menghasilkan segmen pasar karyawan PTKS, karyawan PTKS Group, karyawan non PTKS dan segmen pasar masyarakat umum kota Cilegon; 2. Penetapan pasar sasaran, menghasikan segmen pasar karyawan PTKS dan Group, segmen pasar karyawan non PTKS, serta segmen pasar masyarakat umum kota Cilegon sebagai pasar sasaran; 3. Penempatan produk, yaitu memposisikan pelayanan GCU sebagai "Mitra Anda Dalam Pemeliharaan Kesehatan", yang kemudian didukung oleh suatu kebijakan bauran pemasaran yang merupakan kombinasi antara kebijakan produk, harga, tempat, promosi dan kebijakan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Pelaksanaan kebijakan bauran pemasaran ini perlu dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu. Akhirnya strategi pemasaran yang ditetapkan dalam tesis ini disarankan untuk ditindaklanjuti melalui suatu implementasi strategi yang didukung oleh pengembangan sistem manajemen pemasaran.
Marketing Strategy For General Check-Up Services In Krakatau Steel HospitalIt is addressed by the State Guidelines 1993 that national health development is principally geared towards the improvement of community well being. This suggests that community will also imply industrial community due to the fact that industrial growth should be supported by healthy, highly productive and creative people who will sustain national development in all sectors. This statement was implemented through the Law Number 111970 regarding "Safety and Healthy at Work". This law has made the management of every company obliged to check physical and mental conditions of all staff and labor, and examine their physical capacities during recruitment and turnover beside to provide a periodical health check for every employee who work for them. Krakatau Steel (KS) Hospital as the only hospital in Cilegon, an industrial city in Serang District, provides various health facilities which are continuously improved and adjusted to keep pace with people's demand, especially those of industrial community. When the hospital was established in 1983, it was mainly to provide health facilities and services for PT. Krakatau Steel (PTKS) staffs and their families. It is now, however, developed to gain a wider market with the outside PTKS community. Nonetheless, KS Hospital is facing a constraint in which the rate of people or company outside PTKS using the health facilities, especially the general check-up (GCU) services, remain low. In contrast, a research conducted by the Institute of Management Education and Development (LPPM) in the mid 1995 proved the market potential to be large. Out of 124 companies researched, there is 81 % conducting health check for their staff candidates and 74 % conducting periodical health check for their permanent staffs, but only 18 % out of the companies conducting the health check in KS Hospital. Based on the above main issue, this thesis will analyze and discuss the work performance of KS Hospital's GCU Unit including the factors affecting the present situation, both internally and externally. Apart from this, a comparative study is also carried out in four Health Services Unit in Jakarta, to investigate as well as to get a comparison on how GCU Unit is managed. By using Strength, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT) analysis, product mapping by using market attractiveness-business strengths matrix, and comparative study results, a basic strategy, business strategy, and marketing strategy for GCU Unit will be formulated afterwards. Prior to these formulations, existing strategic issues and target to be achieved will firstly be set up. The basic strategy adopted is addressed to stabilization, whereas business strategy will refer to selective investment to gain profit. The marketing strategy for GCU will be based on the following components : 1. Market segmentation, producing market segment of PTKS, PTKS and Group market segment, non PTKS market segment, and population of Cilegon market segment in general; 2. Market targeting, resulting PTKS and Group market segment, non PTKS market segment, as well as the Population of Cilegon market segment as target markets; 3. Product positioning, resulting "Your Partner In Health Care" as GCU product position. This product position will be supported by a marketing-mix consists of a combination of policies which include product, price, place, promotion and customer satisfaction policies. The marketing-mix policy should be carried out under an integral coordination. Finally, the marketing strategy discussed in this thesis is recommended to be followed-up by an implementation strategy which will be supported by developing a marketing management system.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>