Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Putra Surya Wardhana
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji representasi Babad Pasanggrahan Madusita tentang modernitas dan hedonisme. Modernitas dan hedonisme menjadi gaya hidup elite kerajaan Jawa pada akhir abad XIX hingga awal abad XX. Modernisasi dilakukan di kerajaan tradisional Jawa, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada masa Paku Buwana X. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif dengan menggunakan sudut pandang kajian budaya. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana modernitas memberi ciri pada gaya hidup hedonisme dalam Babad Pasanggrahan Madusita, bentuk representasi, dan makna Babad Pasanggrahan Madusita. Beberapa penelitian terdahulu masih fokus pada aspek lokalitas, nilai-nilai moral, pendidikan, budaya, dan agama dari suatu naskah. Oleh sebab itu, penelitian ini dibuat untuk mengisi kekosongan kajian tentang representasi Babad Pasanggrahan Madusita tentang modernitas dan hedonisme yang dipengaruhi oleh wacana-wacana hasil interaksi budaya Jawa dan budaya Eropa. Hasil penelitian menunjukkan Babad Pasanggrahan Madusita ditulis saat modernitas menjadi jiwa zaman. Akhir abad XIX, hedonisme menjadi gaya hidup bangsawan istana yang disokong oleh modernisasi. Bentuk representasi naskah tentang modernitas dan hedonisme ditunjukkan melalui narasi perjalanan dan pencatatan aset-aset Pesanggrahan Madusita. Maknanya adalah kemajuan dan kemegahan pada masa Paku Buwana X sebagai “Kaisar Jawa” di era modern.
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2022
900 HAN 6:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anandar Juliantara
Abstrak :
Manusia dalam aktivitasnya senantiasa tali-temali dengan persoalan nilai. Pemberian atribut terhadap suatu gejala dan fenomena menegaskan bahwa manusia tidak tersekat dari masalah moral dan penilaian terhadapnya. Natalitas, penuaan penduduk (ageing population) hingga lonjakan populasi menelurkan fenomena sandwich generation atau generasi roti lapis. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang terjepit di antara tuntutan simultan untuk merawat dan memberikan dukungan emosional, finansial serta sumber daya ekstensif lainnya bagi orang tua dan anak-anak mereka yang masih bergantung. Diskursus mengenai generasi sandwich demikian tidak hanya terisolir dalam demografi atas persebaran kelompok produktif dan non-produktif, tetapi menyentuh ranah yang lebih kompleks, yakni etika sebab bersinggungan dengan masalah kewajiban yang kemudian dieksplikasi sebagai tanggung jawab. Dalam praktiknya, generasi ini berkonfigurasi dengan pilihan serta pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sebagai makhluk yang rasional, manusia secara lazim memilih alternatif yang melahirkan kebahagiaan (pleasure) dan penghindaran dari rasa sakit (pain). Penelitian ini secara spesifik memberikan gambaran mengenai fenomena sandwich generation dengan metode analisis deskriptif. Konsep-konsep dalam tradisi utilitarian dengan meminjam algoritma kalkulus hedonisme, Jeremy Bentham untuk menghitung jumlah dan tingkat kebahagiaan yang ditimbulkan oleh suatu tindakan, diharapkan dapat menjadi perkakas bagi wawasan dan pertimbangan keputusan moral individu dalam keterjepitan. ......Humans activities are always linked with values. Giving the attributes to the phenomenon shows that humans cannot be distinguished from moral problems and judgments. Natality, ageing population, and population spikes have promote the phenomenon of sandwich generation. This term used to describe people who are caught between the simultaneous demands of caring for and providing extensive emotional, financial, and other resource support for parents and their dependent children. The discourse of the sandwich generation is not only insulated in the demographics of the distribution of productive and non-productive but touches a more complex realm, which is ethics because it intersects with the issue of obligation that is then interpreted as a responsibility. In practice, this generation is configured with certain choices and considerations. As rational beings, humans choose alternatives that lend us to happiness (pleasure) and escape the pain. This study specifically confers an overview of the phenomenon of sandwich generation with descriptive analysis method. Concepts in the utilitarian belief by borrowing the hedonism calculus algorithm, Jeremy Bentham to calculate the amount and level of happiness caused by an action are expected to be a machine or insight and consideration of individual moral decisions in sandwiches.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Sukatno CR
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002
392.6 OTT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rosfalia Nurlaily
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana novel The Picture of Dorian Gray merepresentasikan pandangan Oscar Wilde mengenai filosofi New Hedonism, yang dapat dilihat melalui analisis empat tokoh utama dalam novel yang berlatar belakang era Victoria di Inggris ini. Keempat tokoh tersebut adalah Basil Hallward, Sybil Vane, Lord Henry Wotton, and Dorian Gray. Pendekatan utama yang digunakan untuk menganalisis teks tersebut adalah teori Psikoanalisis Sigmund Freud mengenai agen-agen psikis, insting, dan mekanisme pertahanan, serta teori New Hedonism Walter Lippmann. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan Oscar Wilde dalam memandang filosofi hedonisme baru dan nilai-nilai masyarakat era Victoria guna membalik persepsi pembaca pada umumnya, yang memercayai bahwa novel ini memberikan pengaruh buruk bagi moralitas masyarakat. Dengan mengkaji hal apa yang mendorong tindakan-tindakan keempat tokoh dan menghubungkannya dengan nilai moral masyarakat era Victoria, penelitian ini berusaha memahami pesan moral yang ingin disampaikan Wilde melalui tulisannya tersebut. Kesimpulan yang diambil penulis adalah bahwa novel ini, melalui tokoh-tokohnya, menunjukkan ambivalensi Wilde dalam merepresentasikan filosofi New Hedonism dan nilai-nilai masyarakat era Victoria. ...... This undergraduate thesis discusses how the novel The Picture of Dorian Gray represents Oscar Wilde's perspective towards the philosophy of New Hedonism, which is analysed through the four most significant characters in this Victorian English novel, Basil Hallward, Sybil Vane, Lord Henry Wotton, and Dorian Gray. The major approaches applied in analysing the text are Sigmund Freud's psychoanalitical theories on the psychic apparatus, instincts, and defense mechanisms, and Walter Lippmann‟s philosophical theory on New Hedonism. The research aims at determining Wilde‟s position towards the new hedonistic philosophy and the Victorian values in order to counter the general belief that this novel serves as an immoral influence for the society. By analysing the characters' motives in choosing their actions and relating them to the moral values held by the Victorian society, this research tries to understand the message Wilde wants to convey in his work. As a conclusion, the analysis on the characters proves that the novel shows Wilde's ambivalent attitude towards the New Hedonism as well as the Victorian values.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library