Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamalludin
"Transfer publik yang masih minim kepada lansia perlu ditopang oleh transfer keluarga. Suami-istri dalam memutuskan transfer kepada orang tua kerap menghadapi dilema antara kebutuhan pribadi dengan kebutuhan keluarga. Agama mengajarkan suami untuk bertanggung jawab terhadap anak dan istrinya, di satu sisi, agama juga menaruh bobot yang lebih kepada anak laki-laki untuk merawat orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan religiositas suami-istri terhadap insiden dan besaran transfer kepada orang tua. Penelitian ini fokus pada pasutri beragama Islam. Religiositas diukur dengan pendekatan indeks dan religiositas publik-privat. Religiositas suami-istri dianalisis dengan membandingkan level religiositas antara suami dan istri. Analisis logit dan Hackman pada data IFLS 2014 menunjukkan bahwa suami-istri religius signifikan berhubungan positif terhadap insiden dan besaran transfer kepada orang tua suami dan orang tua istri. Pasangan yang lebih religius tidak lantas meningkatkan insiden transfer kepada orang tua dari individu yang kurang religius. Religiositas suami signifikan berhubungan positif terhadap besaran transfer kepada orang tua suami dan orang tua istri. Individu (suami/istri) yang religius secara publik berhubungan erat terhadap insidien transfer kepada orang tua meskipun memiliki pasangan yang kurang religius.

Public transfers that are still minimal to the elderly need to be supported by family transfers. Husband and wife in deciding the transfer to parents often face a dilemma between personal needs and family needs. Religion teaches husbands to be responsible for their children and wives, on the one hand, religion also places more weight on sons to take care of their parents. This study aims to analyze the relationship between husband and wife religiosity on the incidence and amount of transfer to parents. This research will focus on Muslim couples. Religiosity is measured by index approach and public-private religiosity. Husband and wife religiosity was analyzed by comparing the level of religiosity between husband and wife. Logit and Hackman's analysis of the 2014 Indonesian Family Life Surveys (IFLS) data shows that religious husbands and wives are significantly positively related to the incidence and magnitude of transfers to husband's parents and wife's parents. Husband or wive who are more religious do not necessarily increase the incidence of transfer to parents of individuals (husband/wive) who are less religious. Husband's religiosity is significantly positively related to the amount of transfer to husband's parents and wife's parents. Individuals (husband/wife) who are religious in public are closely related to the incidence of transfer to parents despite having a less religious partner."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Wibowo
"Investasi human capital melalui sektor pendidikan menjadi pilihan negara berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Kemampuan kognitif merupakan output penting dalam proses pendidikan. Berbagai studi empiris telah banyak dilakukan dalam mengkaji pengaruh kemampuan kognitif terhadap penghasilan.
Tujuan dari studi ini adalah mengkaji tentang pengaruh kemampuan kognitif terhadap besarnya penghasilan yang didapatkan oleh seorang individu di Indonesia. Metode two step Heckman digunakan sebagai dasar analisis studi ini.
Studi ini memberikan kesimpulan bahwa dampak kemampuan kognitif terhadap penghasilan bersifat ambigu. Penghasilan individu dalam penelitian ini lebih dipengaruhi tempat tinggal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan sektor pekerjaan.

Human capital investment through education sector becoming the choice of many developing countries to promote economic sector. Cognitive ability is an important ouput of eductional process. Various emperical studies have been caried out to examine the effect of cognitive ability on earning.
The purpose of this study is to examine the effect of cognitive ability on the amount of individual income in Indonesia. Heckman two steps method is used as the basis of analysis of this study.
This study concludes that the impact of cognitive ability on earning is ambiguous. Earning in this study are influenced by place of residence, educational level, occupation and sector of employment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dea Pramaputri
"Setiap tenaga kerja membawa kemampuan yang unik ke pasar tenaga kerja, tetapi kemampuan tersebut mungkin telah terbentuk sejak masa kecil. Maka, penguasaan kemampuan kognitif pada masa kecil dianggap berkontribusi dalam mencapai penghasilan yang lebih tinggi di masa depan. Anak-anak Indonesia, akan tetapi, mencetak performa yang relatif rendah dalam berbagai penilaian yang terstandardisasi. Padahal, sebagian besar anak-anak tersebut akan menjadi tenaga kerja nasional di masa depan. Penelitian ini mengangkat isu tersebut dengan menguji pengaruh kemampuan kognitif masa kecil terhadap pendapatan tenaga kerja di Indonesia, dengan menggunakan data dari IFLS3 dan IFLS5 pada model seleksi Heckman.
Studi menemukan inteligensi pada masa kecil memiliki pengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap pendapatan. Selain itu, besar efeknya agak lebih tinggi daripada besarnya efek inteligensi saat dewasa terhadap pendapatan. Kemampuan matematika masa kecil juga berpengaruh, meski terbatas, untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendapatan karena bekerja. Oleh sebab itu, studi ini dapat menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif masa kecil dapat berkontribusi pada kesuksesan masa depan di pasar tenaga kerja.

Every workforce brings a unique set of abilities to the labor market, but those abilities may have emerged ever since childhood. Mastery of cognitive ability at childhood, thus, has been considered to contribute to achieving higher earnings in the future. Indonesia rsquo s children, however, score a relatively low performance in various standardized assessments. Whereas, a majority of the children will become the nations workforce of the future. This study takes up the issue by examining the effect of childhood cognitive ability on earnings of workforces in Indonesia, using data from IFLS3 and IFLS5 on the Heckman selection model.
The study finds childhood general intellect has a statistically significant and positive effect on earnings. Furthermore, its effect magnitude is slightly higher than the magnitude of the effect of adulthood general intellect on earnings. Childhood mathematics ability also contributes, yet limited, to increase the chances of obtaining earnings because of working, while adulthood mathematics ability does not. Therefore, the study may infer that childhood cognitive ability contributes to future success in the labor market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aureilia Libowo
"Terdapat asumsi di masyarakat dimana kualitas sekolah negeri dianggap lebih baik dibandingkan dengan sekolah swasta. Dengan data Indonesia Family Life Survey tahun 2000 dan 2014, perbedaan tingkat pengembalian akan diamati. Peneliti juga ingin melihat apakah pendidikan dilihat sebagai sinyal dalam pasar tenaga kerja, menggunakan estimasi Heckman Model dan OLS. Hasil menunjukkan bahwa jenis pengelolaan sekolah pada pendidikan tersier memengaruhi upah secara signifikan hanya pada tahun 2000 dan terdapat perbaikan kualitas jenis pengelolaan negeri pada tahun 2014. Selain itu terjadi pergeseran fokus sinyal yang dilihat dari melihat sekolah sebagai sinyal produktivitas individu, menjadi individual performance.

There is an assumption in society that the quality of public schools is considered to be better than private schools. With Indonesia Family Life Survey data in 2000 and 2014, return to education difference between types of school will be observed. Author also want to see if education was seen as a signal in the labor market using Heckman Model and OLS estimation. The results showed that the type of school in tertiary education significantly affected wages only in 2000 and there’s an improvement in the quality of public school in 2014. In addition, there was a shift from seeing school to individual performance as the signal in the labor market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Hasnani
"Keputusan untuk bermigrasi dipandang sebagai sebuah jalan dalam memberdayakan sumber daya dan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi tenaga kerja di Indonesia dengan memberikan perhatian lebih pada kesenjangan penghasilan antara sebelum dan sesudah bermigrasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data longitudinal IFLS 1993 dan 2000 dengan mengamati individu panel di tahun 1993 dan diikut perkembangannya di tahun 2000. Diharapkan diperoleh informasi dan estimasi yang lebih akurat dengan menggunakan data yang bersifat longitudinal.
Kesenjangan penghasilan diperoleh dengan mengestimasi fungsi penghasilan untuk tahun 1993 dan tahun 2000. Fungsi penghasilan tahun 1993 dan 2000 dikoreksi dari bias pemilihan sampel karena data upah yang tersedia hanya bagi mereka yang bekerja. Penentuan status migrasi pekerja dilakukan pada tahun 2000. Karena migran selektif maka untuk tahun 2000 kembali dilakukan estimasi fungsi penghasilan yang terkoreksi untuk pekerja migran. Kesenjangan penghasilan diperoleh dari perbedaan upah pekerja migran di tahun 2000 dengan estimasi upah di tahun 1993. Partisipasi bermigrasi tenaga kerja diestimasi dengan rnenggunakan model regresi probit.
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa kesenjangan penghasilan merupakan faktor penentu yang paling besar dalam pcngambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Positifnya variabei ini mernbuktikan bahwa dengan bermigrasi kesejahteraan individu membaik. Setiap kenaikan kesenjangan penghasilan rnaka akan meningkatkan peluang untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Ketika kenaikan kesenjangan penghasilan mencapai titik tertentu, justru akan mengurangi hasrat tenaga kerja untuk bermigrasi. Jika dikaitkan dengan kondisi sekarang yang bereferensi pada data, maka dapat dikatakan bahwa peluang bermigrasi sebagaj respon dan kesenjangan penghasilan masih tinggi.
Dibutuhkan waktu sekitar 60 tahun lagi dari sekarang, atau tepatnya pada tahun 2060 dimana peluang bermigrasi akan perlahan mengalami penurunan, ceteris paribus. Studi ini juga menemukan bahwa status perkawinan, status pasangan yang bekelja, keberadaan anak sekolah, jumlah anggota rumahtangga, bentuk keluarga dan nilai aset mempengaruhi keputusan dalam partisipasi bermigrasi tenaga kerja. Keberadaan balita dan transfer di pihak lain tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam bermigrasi. Tanpa rnengaitkan dengan kebijakan pemerataan antarwilayah, maka dilihat dari sisi kepentingan individu, diperlukan kebijakan yang dapat mempermudah akses untuk bermigrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21083
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiah Gadih Ranti
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengembalian investasi
pendidikan menengah antara sekolah menengah umum (SMA) dan sekolah
menengah kejuruan (SMK) dengan melakukan estimasi fungsi penghasilan
Mincer menggunakan metode two step Heckman. Proses pengolahan data diawali
dengan menganalisis probabilitas pilihan bersekolah anak dengan model
Multinomial Logit. Dari data Susenas 2013, ditemukan bahwa probabilitas pilihan
bersekolah di tingkat menengah meningkat jika individu mempunyai orang tua
dengan pendidikan tinggi dan memiliki pengeluaran rumah tangga yang tinggi.
Analisis return pendidikan antara lulusan SMA dan SMK menemukan bahwa
tingkat pengembalian investasi sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih tinggi
dibandingkan tingkat pengembalian investasi sekolah menengah umum (SMA).

ABSTRACT
This research aims to analyze rates of returns to secondary education between
General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating
Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data
processing starts by analyzing the probability of student school choice with
Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the
probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a
parent with high education and high household expenditure. Analysis of
educational return between General Secondary Education and Vocational
Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary
Education is higher than General Secondary Education, This research aims to analyze rates of returns to secondary education between
General Secondary Education and Vocational Secondary Education by estimating
Mincerian Earnings Function using two step Heckman method. The data
processing starts by analyzing the probability of student school choice with
Multinomial Logit Models. From the data of Susenas in 2013, found that the
probability of school choice at the secondary level increases if the individual has a
parent with high education and high household expenditure. Analysis of
educational return between General Secondary Education and Vocational
Secondary Education graduates finds rates of returns to Vocational Secondary
Education is higher than General Secondary Education]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restananda Nabilla Yusacc
"Dalam studi mobilitas pendapatan antargenerasi di negara berkembang, fokus pada perbedaan gender tidak banyak ditemukan karena adanya keterbatasan dalam data. Anak laki-laki dan perempuan pada masyarakat yang cenderung tradisional seperti di Indonesia memiliki perbedaan karakter. Di masyarakat yang berkembang, tidak hanya terjadi ketimpangan di antara gender namun juga ketimpangan antargenerasi. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia serta perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan. Menggunakan data Indonesia Family Life Survey 5, estimasi dilakukan menggunakan Ordinary Least Squared dan Heckman Selection. Ditemukan bahwa Indonesia berada di tingkat menengah mobilitas pendapatan antargenerasi, dan terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan jika mengkontrol karakteristik individu. Pendidikan anak memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan pendidikan orangtua, indikasi dari kesetaraan kesempatan. Untuk anak laki-laki, pernikahan memberikan manfaat yang lebih besar sementara untuk anak perempuan tinggal di kota dan bekerja di sektor formal memberikan manfaat yang lebih besar.

In research of intergenerational income mobility studies, it has only a handful studies covering developing country and gender differences due to limitations in data. Sons and daughters in more traditional society like Indonesia is expected to fill certain roles. Therefore, sons and daughters will possess different characteristics, whether it is in childhood or in adulthood. As a society advances, not only difference in sons and daughters that persisted but also difference among generations. This study aims to explain the condition of intergenerational income mobility in Indonesia and differences among sons and daughters. Using data from Indonesia Family Life Survey 5, estimation is done through Ordinary Least Squared and Heckman Selection. This study found that Indonesia is in intermediate level of intergenerational income mobility, and differences among sons and daughters existed when controlling for personal characteristics. Child rsquo s own education give greater benefit than parents education, an indication equality of opportunity. For sons, marriage give greater benefit as a means to increase personal income. For daughters, living in urban area and formal employment give greater benefit as a means to increase personal income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyani
"Kebijakan promosi ekspor telah diberlakukan di banyak negara berkembang. Salah satunya adalah Export Processing Zone EPZ yang di Indonesia diterapkan dalam bentuk Kawasan Berikat. Ada minimal dua isu menarik dari pembentukan Kawasan Berikat, yaitu terkait aglomerasi industri dan insentif pajak berdasarkan batasan intensitas ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak aglomerasi di Kawasan Berikat terhadap perbedaan produktivitas antara perusahaan yang berlokasi di dalam dan di luar Kawasan Berikat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode two step Heckman untuk mengatasi masalah selection bias karena penggunaan data pelaporan SPT. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah eksportir yang bergerak pada sektor industri pengolahan, sementara periode penelitian adalah tahun 2009 sampai dengan 2016. Tahap pertama dari prosedur twostep Heckman adalah model probit dari persamaan kepatuhan pelaporan SPT, sementara persamaan produktivitas pada tahap kedua diestimasi dengan menggunakan OLS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa benar terdapat masalah selection bias dalam data yang diobservasi, sehingga nilai Inverse Mills Ratio IMR dimasukkan ke dalam persamaan utama untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan yang berlokasi di dalam Kawasan Berikat terbukti lebih produktif dibandingkan dengan perusahaan yang berlokasi di luar kawasan. Hasilnya konsisten setelah memasukkan interaksi antara insentif pajak dan intensitas ekspor dengan variabel dummy Kawasan Berikat. Hal ini berarti bahwa dengan atau tanpa insentif pajak, perusahaan di dalam Kawasan Berikat lebih produktif dikarenakan menerima manfaat dari terbentuknya aglomerasi di dalam kawasan. Perusahaan memperoleh manfaat dari tersedianya sarana dan infrastruktur penunjang kegiatan produksi, kemudahan akses tenaga kerja sesuai spesialisasi yang dbutuhkan, serta knowledge spillover. Sementara itu, secara parsial hasil estimasi menunjukkan bahwa insentif pajak berdasarkan batasan intensitas ekspor ternyata berpengaruh negatif terhadap produktivitas. Sebagai rekomendasi, kebijakan perekonomian di Indonesia sebaiknya diarahkan dalam bentuk kebijakan berbasis kawasan karena terbukti mampu meningkatkan produktivitas.

Export promotion policies have been implemented in many developing countries. One of that policy is the Export Processing Zone EPZ , which is implemented as Bonded Zone in Indonesia. There are at least two interesting issues from the Bonded Zone rsquo s existence, which are related to industrial agglomeration and tax incentives based on export share requirement. This study aims to look at the impact of agglomeration in the Bonded Zone on productivity differences between firms located within and outside the Bonded Zone. This study uses twostep Heckman method to overcome the problem of selection bias because the usage of tax reporting data. The object of this study were exporters in the processing industry sector, while the period was from 2009 to 2016. The first phase of the Heckman twostep procedure was the probit model of the tax reporting compliance equation, while the productivity equation in the second stage was estimated using OLS.The estimation outputs show that there is selection bias problem in the data observed, so the value of Inverse Mills Ratio IMR is included in the main equation to overcome the bias selection problem. Firms that are located in the Bonded Zone are proven to be more productive compared to firms that are located outside the zone. The results are consistent after including the interaction between tax incentives and export intensity with the Bonded Zone dummy variable. It means that with or without tax incentives, companies in the Bonded Zone are more productive because they receive benefits from industrial agglomeration in the zone. The firm benefits from the availability of facilities and infrastructure to support production activities, ease of access to labor that are suitable with the specialization needed, and knowledge spillover. Meanwhile, partially the estimation results show that tax incentives based on export share requirement have a negative effect on productivity. As a policy recommendation, economic policies in Indonesia should be directed in the form of place based policies because they are proven to be able to increase productivity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Devi Mariana
"Penyandang disabilitas (PD) mengalami lebih banyak tantangan dibandingkan nondisabilitas (ND). Tantangan yang dihadapi PD dalam ketenagakerjaan tidak hanya berasal dari hambatan yang dimilikinya, tetapi juga dari stereotip sosial yang mengarah pada diskriminasi. Diperlakukan diskriminatif dan ditolak bekerja berkali-kali mengakibatkan PD memiliki peluang lebih besar untuk berhenti mencari pekerjaan karena putus asa dibandingkan ND. Penelitian ini bertujuan melihat seberapa besar peluang terjadinya penganggur putus asa berdasarkan status dan banyaknya disabilitas individu serta jenis disabilitas apa yang memiliki peluang putus asa paling besar di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder Sakernas Agustus 2021 dengan pendekatan Two Step Heckman. Hasil menunjukkan pencari kerja dengan disabilitas kemungkinan menjadi putus asa 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan kemungkinan nondisabilitas menjadi putus asa. Pada kelompok PD, PD multidisabilitas 2,5 kali lebih mungkin menjadi putus asa dibandingkan PD tunggal. Sementara itu, berdasarkan jenis kesulitannya PD mental diketahui paling besar peluangnya menjadi penganggur putus asa dibandingkan PD lainnya. Rekomendasi penelitian terkait penghapusan stereotip disabilitas di lingkungan kerja maupun sosial, pengembangan pelatihan yang inklusif bagi PD, pengembangan keterampilan sesuai kemampuan personal dan kebutuhan pasar kerja, serta penyediaan layanan konsultasi dan konseling terkait ketersediaan dan kesiapan bekerja bagi PD.

People with disabilities (PWD) face more barriers than those without disabilities (PWOD) when employed and even as they seek employment. The barriers not only come from their impairment or difference, but also by barriers in society which leads to discrimination. Being treated unfairly and rejected all the time makes PWD are more likely to become hopeless of job than PWOD. This study aims to examine how disability factors affect the probability of being discouraged for the job seeker based on status and number of disabilities and which type of disabilities has the greatest probability of being discouraged in Indonesia. Using Sakernas data on August 2021 and the two step Heckman method, we found that disability has significant impact on the decision of hopeless of job. Job seekers with disabilities are 2,6 times more likely to become discouraged than PWOD job seekers. By the number of disabilities, people with multiple disabilities are 2,5 times more likely to become discouraged than persons with a single disability. Meanwhile, based on the type of disability, people with mental disabilities are known to be the most likely to become discouraged among PWOD. Recommendations in this research related to the elimination of disability stereotypes in the work and social environment, the development of inclusive training for PWD, the development of skills according to personal abilities and the needs of the job market, and the provision of consulting and counselling services related to the availability and readiness of work for PWD."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sari Dewi
"Lama mencari kerja merupakan pendekatan yang digunakan dalam analisis pengangguran secara mikro. Job search theory menyebutkan bahwa upah (wage offer dan wage reservation) merupakan determinan utama pada job search model. Upah tersebut akan menentukan keputusan individu untuk bekerja dan selanjutnya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Sementara itu, analisis pengaruh umur berdasarkan life course menjelaskan perbedaan perilaku labor outcome termasuk perilaku mencari kerja. Pemerintah memiliki urgensi untuk memanfaatkan momen bonus demografi, salah satunya dengan mengoptimalkan partisipasi kerja penduduk usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah reservasi dan pengaruh umur terhadap lama mencari kerja menggunakan metode OLS robust standard error. Estimasi upah reservasi dilakukan menggunakan regresi Two-Step Heckman terhadap angkatan kerja 15-64 tahun. Hasil menunjukkan bahwa upah reservasi dan pengaruh umur berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Setiap peningkatan 1 persen upah reservasi maka akan memperpanjang lama mencari kerja 0,97 bulan. Selain itu. terdapat indikasi bahwa penganggur memiliki upah reservasi yang lebih tinggi dan lama mencari kerja yang lebih panjang. Sementara itu, rata-rata lama mencari kerja paling panjang terjadi pada masa early adulthood (23-33 tahun) dimana individu masih terus mencari pekerjaan yang sesuai. Penelitian juga menemukan indikasi adanya diskriminasi pada pencari kerja umur muda (15-22 tahun) berdasarkan karakteristik human capital. Semakin tinggi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki individu muda justru rata-rata lama mencari kerjanya semakin pendek. Individu muda cenderung lebih mudah menerima pekerjaan apapun dan rentan mendapat upah yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

The job search duration is an approach used in micro analysis of unemployment. Job search theory states that wages (wage offer and wage reservation) are the main variable of the job search model. The wage will determine the individual's work participation and subsequently affect the job search duration. Meanwhile, the analysis of age effect based on life course explains the differences in labor outcome behavior, including job searching behavior. The government has an urgency to take advantage of the demographic bonus moment, by optimizing the labor force participation of the productive population. This study wants to determine the impact of reservation wages and age effect on job search duration using the OLS robust standard error method. Estimation of reservation wages used Two-Step Heckman to labor force aged 15-64 years. The results show that reservation wages and age effect have an effect on job search duration. Every 1 percent increase in reservation wages will extend the job search duration by 0.97 months. On the other hand. there are indications that the unemployed have higher reservation wages and longer job search. Meanwhile, the longest average of job search duration occurs in early adulthood (23-33) where individuals are still looking for suitable jobs. The study also found indications of discrimination against young job seekers (15-22) based on human capital characteristics. The higher education and skills, the shorter their job search duration. Young people tend to be more likely to accept any kind of work and are vulnerable to receiving wages that are not suitable with their education level and skills."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>