Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erigana
"Objektif : Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga penyuluh Puskesmas Kota Batam Tahun 2002 merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya bidang promotif di Puskesmas dan sebagai tolok ukur keberhasilan program penyuluhan kesehatan masyarakat di Puskesmas yang wajib dilaksanakan. Walaupun pemenuhan kebutuhan akan tenaga penyuluh profesional (Jabfung PKM) belum terlaksana. namun upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal harus dilaksanakan.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga penyuluh Puskesmas Kota Batam Tahun 2002. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan pemeriksaan/telaahan dokumen dan peralatan/sarana penyuluhan yang dimiliki responden untuk data sekunder. Pengukuran kinerja digunakan analisis hubungan antara faktor predisposisi, faktor pemungkin serta faktor penguat sebagai variabel independen dengan kinerja tenaga penyuluh Puskesmas dalam pencapaian cakupan penyuluhan di luar dan di dalam gedung Puskesmas. Dikatakan kinerja baik bila cakupan penyuluhan mencapai12 kali penyuluhan dan dikatakan tidak baik bila cakupan penyuluhan < 12 kali penyuluhan. Analisis data dilakukan dengan tahapan analisis, yakni analisis univariat, analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik "Chi Square" dan analisis akhir menggunakan analisis multivariate. Populasi adalah seluruh tenaga kesehatan Puskesmas balk PNS dan PIT. yang melaksanakan program kesehatan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat. Jumlah sampel adalah total sampling sebanyak 123 orang tenaga penyuluh Puskesmas di Kota Batam tahun 2002.
Hasil : Proporsi tenaga penyuluh Puskesmas dengan kinerja baik sebanyak 48,8% dan kinerja kurang baik sebanyak 51,2%. Hasil analisis bivariat, menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan kinerja, yaitu supervisi (p = 0,000), pendidikan (p = 0,002), pedoman kerja (p = 0,002), tugas tambahan (p = 0.002), insentif (p=0,002), pelatihan (0,001), umur (0,016). Hasil multivariate variabel yang masuk model yaitu umur, pendidikan, masa kerja, tugas pokok, tugas tambahan, pelatihan, pedoman kerja penyuluhan, supervisi, dan insentif Dengan menggunakan persamaan regresi logistik dan nilai eksponensial (5) atau (kiss Ratio dapat dilihal bahwa variabel yang paling dominan adalah umur dan pendidikan ternyata bahwa tenaga penyuluh Puskesmas yang berumur > 34 tahun berpeluang memiliki kinerja baik 0,09 kali (95% CI: 0,01-0,79) dibandingkan dengan tenaga penyuluh yang berumur < 34 tahun setelah dikontrol variabel pendidikan.
Kesimpulan : Pelaksanaan penyuluhan di Puskesmas oleh 123 orang tenaga penyuluh Puskesmas tahun 2002 belum semuanya mencapai standar penyuluhan sebanyak 12 kali setahun setiap orangnya dan lebih banyak tenaga penyuluh Puskesmas yang memiliki kinerja tidak baik. Faktor terbukti bahwa faktor umur dan pendidikan berhubungan secara bermakna dengan kinerja tenaga penyuluhan Puskesmas untuk mencapai cakupan penyuluhan di dalam dan di luar gedung Puskesmas pada tahun 2002.
Saran : Beberapa upaya untuk meningkatkan kinerja tenaga penyuluh Puskesmas, diantaranya adalah pelatihan bagi tenaga penyuluh Puskesmas secara komprehensif dan terpadu, mengusulkan tenaga penyuluh mengikut pedoman dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat, melanjutkan pendidikan (tugas belajar).

Factors Related to the Performance of Health Center Educator in the City of Batam 2002The study was conducted to know the factors related to the performance of health center educator in the City of Batam year 2002. It was one of the efforts to increase the quality of health care especially in promotive sector that conducted in health center and it was an indicator of success of public health education program in health center. Although the need of professional health educator to be professional was not accomplished yet, but the effort to maintain the knowledge, awareness, willingness, and ability of the community to stay heaith and clean and to increase the community participation to attempt community health status optimally that have to he conducted.
This study used cross sectional design to know the factors related to the performance of health center in the City of Batam year 2002. Data collecting was conducted by using questionnaire, documents review, and education equipment, facilities inspection. The measurement of performance of health center educator analyzed the relations between predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors--as independent variables and the performance of health center educator in achieving the education coverage both inside and outside of health center building. Good performance was shown if the education coverage was >12 times and poor coverage was <12 times. The step of data analysis was started from univariate analysis, and then bivariate analysis that conducted with "Chi Square" statistical test, and then multivariate analysis. Population of the study was all health staffs that worked in the health center both civil government officers and contracted officers that conducted health programs including public health education program. This study used total sampling method. Amount of sample that gained were 123-health center educators in the City of Batam in the year 2002.
The result of the study showed that proportion of health center educator who had good performance was 48.8% and the rest (51.2%) had pour performance. Bivariate analysis showed significant relationship. Some of variables that had significant relationship with the performance were supervision (p=0.000). educational background (p=O.O02), work guidelines (p=0.402), additional task (p=0,002), incentive (per-O.002), training (p=0.01 1), and age (p-0.016). Multivariate analysis showed that variables that entered in the model were age, educational background, duration of work span, main task, additional task_ training, work guidelines, supervision, and incentive. By using equation of logistics regression and exponential value (I3) or Odds Ratio showed that the most dominant variables were educational background and age. Health center educators who had age °34 years had probability to have good performance 0,09 times (95% CL 0.01---0.79) compared to they who had age <34 years alter being controlled by educational background variable.
Implementation of health education in health center that conducted by 123 health center educators in the year 2002 had not met the standard yet as much as 12 times in a year in each of them. From this study showed that there were still many health center educators who had poor performance. Predisposing factors had been proven such as age and educational background that had significant relationship with the performance of health center educator in achieving the education coverage both inside and outside of health center in the year 2002.
In order to increase the performance of health center educator, it is recommended to conduct the following efforts: providing integrated and comprehension training for health center educators, proposing to employ the health educator follows the Guideline of Ministry of Health Republic of Indonesia in term of Functional Job of Public Health Educators, and continuing the higher education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Amanda Amadea
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Periode Oktober Tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek kefarmasian di puskesmas, mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dilakukan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu Penyuluhan DAGUSIBU di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam memberikan informasi yang benar terkait obat dan DAGUSIBU kepada masyarakat.

ABSTRACT
Internship at Kebayoran Lama Public Health Center South Jakarta Period October 2017 aims to understand the role, duties, and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmaceutical services in the public health center, have the knowledge, skills, professionalism, as well as insights and real experience to undertake pharmaceutical practices in the public health center, learn the strategies and development of professional practice of pharmacists, have a real picture about pharmaceutical work issues, as well as be able to communicate and interact with other health personnel who served in the public health center. Internship at Kebayoran Lama Public Health Center was conducted for two weeks with special assignment Counseling of DAGUSIBU at Kebayoran Lama Public Health Center South Jakarta. The purpose of this special asignment is to understand the duties and responsibilities of pharmacists in providing correct information related to drugs and DAGUSIBU to the community"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Imunisasi merupakan suatu upaya pembentukan imunitas pada masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu. Puskemas Kecamatan Duren Sawit memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan program imunisasi, khususnya dalam penyaluran vaksin ke puskesmas-puskemas kelurahan di bawah supervise puskemaskas Kecamatan Duren Sawit. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi pemakian vaksin selama  periode Januari-Maret 2023 yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah vaksin yang diberikan oleh pemerintah telah tepat sasaran dan juga dapat digunakan untuk menentukan pola perencanaan pengadaan vaksin untuk dua tahun berikutnya. Metode yang digunakan adalah studiliteratur dengan penelusuran data retrospektif. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa vaksin dengan pemakaian paling banyak pada periode Januari-Maret 2023, adalah vaksin HBO, diikuti dengan DPT-HIB, Polio Oral, PCV, BCG, MR, IPV dan TD dengan presentase berturut-turut, yaitu 32%, 20%, 16%, 9%,  8%, 7%, 6%, dan 2%. Sementara selama 3 bulan tidak ada pemakaian vaksin DT, Influenze, HPV dan meningitis.

Immunization is an effort to form immunity in the community against a certain disease. The Duren Sawit Subdistrict Health Center has important roles in realizing the success of the immunization program, especially in distributing vaccines to village health centers under the supervision of the Duren Sawit District Health Center. This report aimed to evaluate vaccine use during the January-March 2023 period which could be used to find out whether the vaccines given by the government had been right on target and could also be used to determine the planning pattern for vaccine procurement for the next two years. The method used was a literature study with a retrospective data search. Based on the results of data analysis, it could be concluded that the vaccine with the most use in the January-March 2023 period was the HBO vaccine, followed by DPT-HIB, Oral Polio, PCV, BCG, MR, IPV and TD with successive percentages, namely 32%, 20%, 16%, 9%, 8%, 7%, 6% and 2%. Meanwhile, for 3 months there was no use of the DT, Influenze, HPV and meningitis vaccines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Familia Maya Sari
"Pelayanan kefarmasian di Puskesmas wajib dilaksanakan olehseorang apoteker sebagai penanggung jawab, dan dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Apoteker di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik. Selain itu, apoteker bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan farmasi klinik kepada pasien dengan efektif dan efisien, tepat sasaran, dan memprioritaskan pasien. Pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik berupa rangkaian kegiatan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat hingga pemberian informasi obat kepada pasien. Pelayanan resep di Puskesmas Kecamatan Jatinegara telah menerapkan sistem resep terintegrasi dengan komputer sejak tahun 2022. Penerapan sistem tersebut masih tergolong baru. Hal tersebut menyebabkan sering terjadi kesalahan memasukkan resep ke sistem dan kesalahan pada pemberian obat kepada pasien. Maka dari itu, perlu dibuat kartu catatan pasien untuk menghindari kesalahan dan mengendalikan obat yang telah diberikan oleh dokter.

Pharmaceutical services at the Community Health Center must be carried out by a pharmacist as the person in charge, and can be assisted by Pharmaceutical Technical Personnel (TTK). Pharmacists at Community Health Centers have duties and responsibilities to ensure good management of Pharmaceutical Preparations and Consumable Medical Materials. In addition, pharmacists are responsible for providing clinical pharmacy services to patients effectively and efficiently, on target, and prioritizing patients. Prescription services are one of the clinical pharmacy service activities in the form of a series of activities starting from receiving prescriptions, compounding drugs, delivering drugs to providing drug information to patients. Prescription services at the Jatinegara District Health Center have implemented an integrated prescription system with computers since 2022. The implementation of this system is still relatively new. This causes frequent errors in entering prescriptions into the system and errors in administering medication to patients. Therefore, it is necessary to create a patient record card to avoid errors and control the medication given by the doctor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Nesta Febrina
"Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri, yakni Mycobacterium tuberculosis. Merujuk pada World Health Organization (WHO), TB berada pada urutan kedua infeksi yang paling mematikan setelah COVID-19 dan penyebab utama ke-13 kematian di seluruh dunia. Hingga saat ini, kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB masih menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan keberhasilan terapi. Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan penggunaan obat Pasien Tuberkulosis Resistan Obat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Maret 2022 hingga April 2023. Metode pelaksanaan dilakukan dengan mengolah data terkait pasien yang menerima pengobatan TB RO di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Maret 2022 hingga April 2023. Berdasarkan penelitian, sebanyak 70% termasuk dalam kategori patuh dikarenakan masih menjalani pengobatan secara aktif, 17% mengalami ketidakberhasilan terapi (7% meninggal dunia, 7% gagal pengobatan, dan 3% putus obat), 3% sembuh, 3% dirujuk ke fasilitas kesehatan lain, dan 3% masih menunggu hasil kultur bakteri.

Tuberculosis (TB) is a type of infectious disease caused by a bacteria, namely Mycobacterium tuberculosis. Referring to the World Health Organization (WHO), TB is the second most deadly infection after COVID-19 and the 13th leading cause of death worldwide. Until now, patient compliance with TB treatment is still a challenge in increasing the success of therapy. This writing aims to obtain an overview of the level of compliance with drug use in Drug-Resistant Tuberculosis Patients at Puskesmas Cengkareng for the period March 2022 to April 2023. The implementation method is carried out by processing data related to patients who received RO TB treatment at Puskesmas Cengkareng for the period March 2022 to April 2023. Based on research, as many as 70% were included in the compliant category because they were still undergoing active treatment, 17% experienced unsuccessful therapy (7% died, 7% failed treatment, and 3% dropped out of medication), 3% recovered, 3% were referred to other health facilities , and 3% are still waiting for bacterial culture results."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Nurti
"Pelayanan antenatal bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik, dapat melahirkan bayi yang sehat dan mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI eksklusif. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus. Kehamilan walaupun merupakan peristiwa yang normal namun bersifat dinamis yang secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas layanan antenatal pada Puskesmas di Kota Jambi. Sampel penelitian ini adalah delapan Puskesmas yang melaksanakan pelayanan antenatal. Karena Kota Jambi terdiri atas delapan kecamatan, maka dari setiap kecamatan dipilih secara acak satu Puskesmas dari Puskesmas yang ada. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Metode pengumpulan data mencakup: (1) pengamatan terhadap 96 spot kegiatan pelayanan antenatal ; (2) wawancara terhadap 96 klien segera setelah selesai menerima pelayanan (exit interview); (3) penilaian terhadap kegiatan manajemen pelayanan antenatal berdasarkan keberadaan perangkat dan produk manajemen; dan (4) pengamatan terhadap sarana penunjang.
Hasil pengamatan terhadap spot pelayanan kualitasnya masih kurang terlihat pada puskesmas yang diteliti penyediaan pelayanan TT dan Fe hanya 78%, pemberian informasi kesehatan ibu hamil hanya 55%, 60% mempunyai tenaga terampil, 49% responsif terhadap klien, ulang kepada klien dan 35% menggunakan waktu lebih dari 10 menit untuk pemeriksaan kehamilan kepada klien.
Berdasarkan wawancara dengan klien sebagian besar merasa "puas" terhadap pelayanan yang telah diberikan. Kepuasan disini didasarkan kepuasan dari pelayanan TT dan Fe 65%, pemberian informasi 71%, kompetensi teknis petugas 97%, interaksi petugas-klien 96%, melaksanakan tindak lanjut 93%, waktu tunggu kurang dari 10 menit 64%. Walaupun pengetahuannya tentang pelayanan antenatal masih rendah hanya 23%. Dari aspek manajemen, hanya 13% puskesmas yang melaksanakan manajemen pelayanan antenatal dengan baik. Namun 88% Puskesmas mempunyai kelengkapan sarana dasar pelayanan antenatal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas layanan yang diberikan masih kurang, walaupun mayoritas klien mengatakan "puas" dengan pelayanan yang diberikan. Namun pengetahuan klien pada umumnya masih kurang. Manajemen pelayanan antenatal masih belum baik, walaupun sarana pelayanan antenatal relatif lengkap.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas disarankan sebagai berikut: Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelayanan antenatal dan menggunakan waktu pada saat pertemuan bidan bulanan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta melaksanakan pelatihan konseling pelayanan antenatal. Kepada Kepala Puskesmas meneruskan kebijakan kepala dinas dengan membuat prosedur kerja secara tertulis tentang pelayanan antenatal serta melengkapi sarana yang masih kurang. Kepada petugas pelayanan antenatal agar melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengikuti pertemuan bulanan dan pelatihan konseling serta memberikan informasi (konseling) kepada klien tentang pelayanan antenatal. Kepada institusi pendidikan Poltekkes Jambi diharapkan dapat menambahkan materi kuliah tentang mutu layanan kesehatan sebagai muatan lokal. Kepada peneliti lain dapat meneruskan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih mendalam variabel kualitas pelayanan dan kepuasan klien dalam pelayanan antenatal.

The quality of Antenatal care at Community Health Center of Jambi in 2002The purpose of antenatal care is to keep the pregnant woman safe during pregnancy, experiences proper labor and healthy postpartum, delivers a healthy baby and prepares mother to give exclusive breast feeding. Pregnancy is a reproduction process that needs some special treatment. Even though pregnancy is normal process, it is dynamic which is risky to mother live.
The research objective is to obtain the description on antenatal care quality at Community Health Center (CHC) in Jambi Municipality. The samples of this research are taken from 8 CHC. Jambi Municipality has eight sub districts then each sub district was considered for one CHC randomly. This research design is cross sectional. Its method covers : observation of 96 spot services which gives antenatal care, interview to the 96 clients after receiving the service (exit interview), assessment on antenatal service management in view of facility and product management availability and supervision on supporting facility.
On the spot supervision of CHC reveals that the quality is quantity low, there are 78% of CHC providing TT immunization and Fe tablet, 55% giving the information of the health pregnancy, 60% having skilled antenatal care provider, 49% responsive to the client, 95, 8% reminding client to go visiting CHC again, and only 35% using more than I0 minutes to examine pregnant woman.
Based on the interview, most of respondents satisfied with the services. This satisfaction is based on TT immunization and Fe tablet (65%), giving information (71 %), provider technical competency (97%), and provider-client interaction (96%), doing the follow up (93%), waiting time less than 10 minutes (64%). However, only 23% of the respondent knows the antenatal care. From management view, only 13% of CHC has conducted good antenatal care management. However, 88% of CHC has good basic facility of antenatal care.
It is concluded that antenatal care is still unqualified although most patients are satisfied with the service. Generally, client's knowledge about antenatal care is limited. The management of antenatal care is not fair enough while its facility is much more complete.
To improve antenatal care quality, it is recommended that the Head of Jambi Health Department to make a written procedure of antenatal care and to hold a monthly meeting with the midwife to maintain their skill and knowledge and also to give counseling training of antenatal care. To the Head of CHC is suggested to continue that policy by providing written standard of recommended antenatal service and to make the facility much more complete. To antenatal care provider, it is recommended to follow` the standard operational procedure, to give monthly meeting and counseling training, as well as to inform the client about antenatal care. To Health Polytechnic Jambi, hopefully can provide a lecture about public health service quality as a local load. To the other researchers, it is advised great fully to follow up this study based on qualitative approach to explore the service quality variable and client satisfaction of antenatal care."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 5074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Satria Wijaya Soehanadi
"Pembangunan sosial bertujuan untuk mencapai kesejahteraan sosial. Upaya untuk mencapai kesejahteraan tersebut diantaranya dilakukan melalui strategi oleh Pemerintah. Sejalan dengan dilaksanakannya otonomi daerah memberikan peluang dan tanggung jawab yang besar kepada daerah untuk secara mandiri memenuhi kebutuhan masyarakatnya termasuk kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang baik.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan di puskesmas-puskesmas Kota Pontianak dilihat dari sisi kepuasan pasien. Adapun yang dijadikan sampel penelitian ini ialah para pengguna layanan kesehatan yang peneliti temui saat peneliti melakukan penelilian sebanyak 96 orang, Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada pengguna jasa layanan di puskesmas dan wawarcara sambil lalu, serta wawancara mendalam kepada para pemberi layanan seperti Kepala Puskesmas, tenaga medis puskesmas, dan Kepala Dinas Kesehalan Kola Pontianak.
Berdasarkan hasil analisa data pada setiap dimensi Service Quality (servqual) didapatkan hasil yang negatif, yaitu dimensi tangible -1,66, dimensi Reliability -1,55, dimensi Responsivness -1,56, dimensi Assurance -1,66 dan dimensi Empathy -1,63. Dari kesenjangan pada hal dimensi tersebut akan kita dapatkan nilai rata-rata kesenjangan pelayanan sebesar -1,61, artinya bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oich puskesmas belum mampu memenuhi harapan pengguna layanan atau belum memuaskan masyarakat sehingga didapat temuan dari penelilian bahwa kualitas layanan kesehatan pada Puskesmas di Kota Pontianak masih rendah dan menempati rekor tertinggi dalam hal kesenjangan setelah dibandingkan dengan kesenjangan di 3 (tiga) kota besar seperti Bandung, Surabaya dan DKI Jakarta.
Saran kepada Pemerintah Daerah sebaiknya mengalokasikan dana yang cukup guna melengkapi fasilitas pelayanan, meningkatkan profesionalisme tenaga medis, mengintensifkan pengawasan secara rutin, dan membuat puskesmas percontohan untuk menumbuhkan semangat kompetisi dalam memberikan pelayanan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuning Tiadi
"ABSTRAK
Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan adalah cermin ketepatan setiap pimpinan kesehatan didalam mengambil keputusan dan merumuskan kebijaksanaan. Keputusan dan kebijaksanaan merupakan pemecahan masalah yang terstruktur dimana bentukan strukturnya terdiri dari berbagai informasi yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi.
Informasi merupakan hasil olahan dan analisa terhadap data yang dihimpun melalui suatu sistem yang dibangun baik dalam bentuk survey atau laporan rutin. Salah satu kriteria Informasi yang baik adalah yang On time dan On demand , oleh karenanya data hasil laporan rutin menjadi penting artinya didalam menjalankan manajemen suatu organisasi.
Rentang organisasi Departemen Kesehatan, yang lebar dan berjenjang, menghendaki suatu sistem informasi yang handal. Keberadaan Puskesmas yang relatif dekat dan merata ditengah-tengah masyarakat, adalah sumber informasi yang baik bagi Departemen Kesehatan. Oleh karena itu sejak dikembangkannya Konsep Pembangunan Puskesmas, Departemen Kesehatan telah mengembangkan sistem informasi dengan bentuk pencatatan dan pelaporan Puskesmas. Yang pada akhirnya disebut Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP).
Luas wilayah dan heterogenitas letak geografi mengakibatkan tidak terjaminnya kelengkapan laporan yang diterima oleh jenjang administrasi yang lebih tinggi seperti di Propinsi dan di Pusat.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan data yang tersedia, perlu mengganti atau mengisi data yang tidak lengkap dengan menggunakan metode statistik yang dikenal yaitu Metode Imputasi. Agar hasil pengolahan dan analisa dapat menjadi informasi yang representatif harus ada batasan - batasan yang digunakan.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menggali batasan-batasan data yang masih layak untuk dilakukan Imputasi agar diperoleh informasi yang baik dengan memanfaatkan data yang tersedia. Untuk itu, dilakukan simulasi imputasi dengan menggunakan data yang lengkap dari laporan SP2TP dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1998.
Dengan diperolehnya batasan-batasan data yang layak untuk dilakukan imputasi, diharapkan kebutuhan informasi dapat terpenuhi sesuai dengan dengan kriteria yang diharapkan.

ABSTRACT
Application Imputation Method on Health Center Data Processing Collected through SP2TP in 1998Reliable information is an information, which is supported by accurate, timely, actual, inter-related and continuing data. To obtain information that meet the above criteria the existence of health center dosed to the community is suitable to be the source of good health information.
in line with the increasing health problems faced by health sectors, the role of information is becoming more important in detection and prioritizing the problems and developing intervention policy to be applied. in order to provide health information, in 1981 Ministry of Health endorsed SP2TP. With the SP2TP, it is expected that the responsible person in every level of administration will obtain reliable and correct health information.
However, in the implementation of SP2TP, the management has not yet integrated with other health center program, both in provision of resources and utilization. Therefore, the activity is considered as an additional burden for the health personnel. Planning system is dominated by top down policy creating less concern and low compliance of health center in recording and reporting the activity and the result. As a consequence, the data collected through SP2TP is becoming in complete and less accurate.
Health center contributions in providing information on health situation in the working area is indicated through extend of community's reliability toward health center, which is reflected through number of community visit to health center.
Criteria required on the presentation of information are uon time" and "on demand". Incompleteness of health center data collected through SP2TP indicated a barrier in fulfilling the criteria. Basic statistic method used in collecting and analyzing the data usually with an assumption that the data iscomplete. Incompleteness of health center data as a big influence in the result of processing and analyzing data.
To obtain health information timely and in representatively by using available data, a statistic method which can accommodate data in completeness is required. One of the statistic methods to be used is by filling or changing of the missing data with imputation method. Data variable used in this thesis are antenatal data (Ki and K4) in 1998 based on the report of Yogyakarta Province submitted to the central level.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaningsih
"Dalam era otonomi daerah, disadari adanya perubahan-perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah terutama berkenaan dengan pengelolaan sumber ekonomi daerah yang harus dikelola secara mandiri dan bertanggungjawab, dalam arti hasil-hasilnya harus lebih diorientasikan pada peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat di daerah.
Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan dasar masyarakat antara lain pembangunan kesehatan. Paradigma yang dijadikan dasar untuk mengatur mengatur dan mengendalikan kesehatan adalah health for all , atau kesehatan untuk semua, artinya adalah pelayanan kesehatan sebagai jasa publik harus bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan kesehatan pada akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan bahwa pelayanan kesehatan telah menjadi barang mewah bagi lapisan bawah masyarakat. Untuk itu penulis melakukan Analisis Kebijakan Pengembangan Puskesmas Swadana Menuju Desentralisasi Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Puskesmas Kramatjati).
Desentralisasi pelayanan kesehatan kepada puskesmas yang diikuti dengan adanya pergeseran sumberdaya aparatur dan pembiayaan diharapkan memberikan peningkatan pelayanan masyarakat. Desentralisasi dalam bidang kesehatan mempunyai berbagai potensi yang menguntungkan antara lain memusatkan perhatian kepada masyarakat, dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, dapat meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, dapat memperbaiki motivasi staf daerah dan dapat meningkatkan kerjasama intersektoral.
Berdasarkan hasil penelitian penulis untuk penguatan puskesmas diperlukan partisipasi Pemerintah Daerah dalam penambahan sarana dan prasarana, subsidi obat yang sangat diperlukan dan menyentuh masyarakat dimana pemberiannya dengan mempertimbangkan jumlah penduduk miskin, jumlah pasien, kondisi ekonomi dan sosial wilayah setempat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nawati
"Kehamilan, persalinan dan lahirnya seorang bayi merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita, dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan keluarganya. Kehamilan juga bermakna positif dan merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus kehidupannya, namun sebagaimana tahap transisi lain, kehamilan itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respon yang dialami bukan kegembiraan melainkan kekecewaan dan sebagainya.
Kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah yang dirasakan berat, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu baik fisik maupun mental serta janin yang dikandungnya. Banyak faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini belum adanya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilannya di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilan di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membuat program penanggulangan pada kehamilan tidak diinginkan serta pencegahannya, khususnya bagi dinas kesehatan terkait.
Penelitian ini jenis kualitatif dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Bogor Tengah yang sedang atau pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan selama satu tahun terakhir, jumlah informan sebanyak tujuh orang, untuk validitas data agar informasi yang diperoleh valid, dilakukan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik informan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sangat bervariasi dilihat dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak. Alasan informan tidak menginginkan kehamilannya pada umumnya mempunyai masalah dengan suarni, ekonomi, penyakit, jumlah anak sudah banyak, kegagalan kontrasepsi, usia sudah tua, anak sudah cukup, dan masih muda.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan kerja sama dengan sektor terkait agar mutu pelayanan pelayanan Keluarga Berencana dan penyuluhan KB lebih berkualitas kepada akseptor, sehingga kehamilan tidak diinginkan yang disebabkan kegagalan kontrasepsi tidak terjadi.

Factors Related to Mother's Reasons For do not Want Pregnancy, in Public Health Centers in Central Bogor, Sub District of Central Bogor , Bogor City Year of 2004Become pregnant and giving birth are important events in woman's life, and indirectly influence family's life. Pregnancy also has positive meaning and a transition phase to new stage in her lifecycle, as other transition, pregnancy also could cause stress, then she experience disappointments not happiness.
Unwanted pregnancy is a difficult situation, which can influence mother condition physically and mentally also to her fetus. There are factors related to unwanted pregnancy.
Problem formulation of this study is "there is no description on factors which related to some reasons why mother does not want pregnancy in health center in Central Bogor year of 2004. Objective of this study is to find out any factors that related to mother's reasons who do not want pregnancy in Public Health Centers in Central Bogor, year of 2004. This study is hoped to establish prevention the unwanted pregnancy program in related Health Office.
This study use qualitative approach and collecting data by in depth interview. Informants of this study are mothers who visit Public Health Centers in Central Bogor who being experience unwanted pregnancy or ever experienced unwanted pregnancy one last year, number of informants are seven, this study using source triangulation in order to provide valid data.
The result of this study shows that characteristics of informants who experienced unwanted pregnancy may vary' by age, education, job, and number of child. Reasons that Informant does not want pregnancy, in general, are relationship problems with her husband, economic diseases, number of children, contraception failure, and too old or too young to have a child.
Based on the results of the study, it is recommend to Health Office to increase the cooperation with related sectors in order to improve quality of service of Family Planning services and information to acceptors, so there is no unwanted pregnancy which caused by contraception failures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>