Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiriasto Herry Septiadi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kualitas Derajat Kesehatan Lingkungan Melalui Perubahan Perilaku Kesehatan dengan Studi Kasus Proses Perubahan Perilaku Buang Air Besar pada Masyarakat Dusun Margodadi, Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang Jawa Timur ini bertujuan untuk menggambarkan strategi dan tahapan perubahan yang dijalankan warga masyarakat untuk merubah perilaku buang air besar sembarang menjadi perilaku buang air besar pada jamban termasuk membangun jamban keluarga secara swadaya, menggambarkan faktor-faktor yang membuat masyarakat Dusun Margodadi ingin merubah perilaku yang terkait dengan sanitasi dan menggambarkan keberlanjutannya.

Yang menjadi latar belakang dari pemilihan topik pada penelitian ini adalah keberhasilan warga Dusun Margodadi dalam mengadopsi inovasi perubahan perilaku bang air besar di tempat tertutup dan mau membangun jamban secara swadaya tanpa bantuan dari phak luar, dalam waktu yang singkat. Padahal warga Dusun Margodadi telah lama mempunyai kebiasaan buang air besar disembarang tempat. Sementara perubahan perilaku buang air besar adalah salah satu jenis perilaku kesehatan yang termasuk dalam kategori perilaku kesehatan lingkungan. Pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu kegiatan dalam rangka usaha perbaikan kesehatan lingkungan. Pelaksanaan sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat hubungannya dengan perilaku/kebiasaan manusia itu sendiri. Kebiasaan buang kotoran yang tidak sehat/sembarang tempat dan keadaan sarana jamban yang tidak saniter merupakan penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu salah satu upaya meningkatkan kualitas derajat kesehatan lingkungan adalah dengan cara perubahan perilaku buang air besar.

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sementara jenisnya adalah penelitian yang tergolong penelitian case study. Lokasi penelitian adalah Dusun Margodadi yang terletak di dusun Margodadi, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Jenis sampling (Type of Sampling) pada penelitian ini adalah nonprobability sampling atau nonrandom sampling dan penentuan informan dalam penelitian ini mengggunakan metode Snowball Sampling. Pengumpulan data sendiri pada penelitian ini dilakukan melalui empat cara yaitu pengumpulan data melalui wawancara mendalam (In Depth interview), Group Interview , observasi dan pengumpulan data dengan menggunakan sumber data non manusia (data sekunder) serta di analis dengan menggunakan analisis deskriptif kaulitaif. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan teori "Model Difusi dan lnovasi" dari Rogers dan Shormakers. Model Difusi lnovasi (Rogers dan Shoemaker) menegaskan peran agen-agen perubahan dalam lingkungan sosial, oleh karena itu mengambil fokus yang agak terpisah dari individu sasaran utama. Secara relatif, tetangga, petugas kesehatan atau agen perubahan yang lain ikut membantu menghasilkan perubahan perilaku dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan cara meningkatkan kebutuhan akan perubahan, membangun hubungan interpersonal yang diperlukan, mengidentifikasi masalah-masalah dan penyebabnya, menetapkan sasaran dari jalan keluar yang potensial, memotivasi seseorang supaya menerima dan memelihara aksi dan memutuskan jalinan yang mengembalikan seseorang pada perilaku lama.

Dusun Margodadi adalah salah satu dari tiga dusun yang terdapat di Desa Kenongo. Perubahan perilaku buang air besar pada Masyarakat Margodadi dilakukan oleh petugas sanitarian dengan menggunakan pendekatan Metode CL TS (Community Lead Total Sanitation), yaitu pendekatan dengan proses fasilitasi yang sedehana yang dapat merubah sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab masyarakat. Ada lima tahapan proses yang di alami masyarakat Dusun Margodadi dalam pengadopsian inovasi perubahan perilaku yaitu tahap perkenalan dan menjalin kebersamaan, tahap analisa sanitasi (perjalanan keliling kampung dan pemetaan), tahap pemicuan, tahap rencana kegiatan dan tahap kegiatan lingkungan dan tindak lanjut.

Ada tiga faktor yang mendorong masyarakat Margodadi mengadopsi inovasi perubahan perilaku buang air besar, yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari tradisi gotong rotong dan kekeluargaan yang masih kental, sikap dan pengetahuan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, khususnyapengetahuan tentang dampak perilaku BAB ditempat terbuka terhadap kesehatan, pengetahuan tentang kebersihan lingkungan; faktor pendukung/pemungkin yang terdiri dari ketersediaan sarana air bersih, ketersediaan posyandu dengan segala program dan aktivitasnya, ketersediaan kegiatan pengajian rutin dan akses radio dan rasa malu dari masyarakat; dan faktor pendorong yang terdiri dari dukungan dari semua pihak mulai dari Kepala Desa dan aparat desa, tokoh masyarakat, kader sampai petugas kesehatan lingkungan/sanitarian setempat serta kemudahan dalam mendapatkan bahan material.. Hingga saat ini tidak ada satupun warga Margodadi yang kembali ke kebiasaan buang air besar yang lama yaitu di tempat terbuka seperti halaman/pekaranngan rumah dan di kebun. Hal ini disebabkan banyaknya usaha yang dilakukan oleh semua pihak untuk menjaga keberlanjutan perubahan perilaku buang air besar.

Dalam rangka meningkatkan kualitas derajat kesehatan lingkungan dengan adanya perubahan perilaku BAB perlu kiranya dilakukan beberapa tindakan, yaitu : (i) fokus kegiatan tindak lanjut dapat lebih memperhatikan pada aspek bagaimana menciptakan kesehatan lingkungan yang berkualitas. (ii) perlu kiranya pelibatan semua tokoh masyarakat yang ada. dan (iii) perlu dibina anggota masyarakat yang lain untuk dapat menjadi kader-kader yang handal.
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba Putri
Abstrak :
Cara terbaik untuk tetap bertahan hidup di tengah masa pandemi COVID-19 ini adalah dengan sama sekali tidak tertular melalui pemberlakuan protokol kesehatan, namun pada kenyataannya masih banyak individu yang lalai melaksanakan protokol kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perceived threat dan self-efficacy dalam perilaku sehat pencegahan COVID-19 terhadap kemunculan perilaku sehat pencegahan COVID-19 pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 372 partisipan mahasiswa melalui accidental sampling. Data penelitian ini diambil secara daring selama pandemi berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived threat dan self-efficacy berhubungan secara signifikan dengan perilaku sehat pencegahan COVID-19, yang dimana pengaruh yang lebih besar diberikan oleh perceived threat pada kemunculan perilaku sehat anti COVID-19. ......The best way to survive in the COVID-19 pandemic is not being infected at all through the enforcement of health protocols, but there are still many individuals who neglect to implement these health protocols. This study aims to determine the role of perceived threat and self-efficacy in the COVID-19 preventive health behavior to the emergence of COVID-19 preventive health behavior among college students in Indonesia. This study involved 372 college students through accidental sampling. The research data was collected online during the pandemic. The results showed that perceived threat and self-efficacy were significantly related to COVID-19 preventive health behavior, which greater effect was caused by the perceived threat
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Makasudede
Abstrak :
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan (masih di ruang bersalin), sampai satu jam setelah persalinan. Menyusui pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi, merupakan suatu pernyataan berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, inisiasi menyusu dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat, terutama kepada masyarakat yang merupakan sasaran dari kebijakan tersebut dalam hal ini ibu yang akan melakukan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ibu yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di puskesmas kecamatan pasar minggu. Desain penelitian ini menggunakan Rapid Assessment Procedures (RAP). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer. Sedangkan teknik melihat isi dokumen yang berkaitan sebagai sumber data sekunder. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap baik yang terdapat di luar diri ibu (ekstern) yaitu keterpaparan ibu dengan informasi melalui komunikasi massa dan interaksi kelompok maupun hal-hal yang terdapat didalam diri ibu (intern) yaitu asosiasi, penguatan atau peneguhan kembali, imitasi atau peniruan yang menentukan sikap seorang ibu untuk mau atau tidak mau melakukan inisiasi menyusu dini. Ibu yang sebelum proses persalinan telah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini cenderung untuk melakukan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan apa yang diterima sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) informan yang mempunyai sikap ini, meskipun salah seorang diantaranya tidak sampai melakukan dalam proses persalinan. Sedangkan pada ibu yang sebelum proses persalinan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini, tidak terjadi pembentukan sikap dengan tahapan yang sama dengan keempat informan di atas. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) informan yang dimaksud. Komunikasi massa dalam penelitian ini hanya berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap pada informan dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedangkan pada informan dengan tingkat pendidikan rendah tidak berhubungan (yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Interaksi kelompok sosial pada informan terjadi dalam lingkup hubungan informan dengan keluarga, teman, tetangga dan dalam penyuluhan kelompok oleh pihak Puskesmas (pada informan yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Asosiasi, peneguhan atau penguatan kembali dan imitasi atau peniruan sikap terjadi pada informan yang melakukan inisiasi menyusu dini maupun yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini dalam proses persalinan, dengan proses yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya alangkah lebih baiknya jika inisiasi menyusu dini dituangkan dalam kebijakan puskesmas, penyuluhan kelompok lebih sering lagi dilakukan, pendidikan dan atau promosi kesehatan untuk individu seperti : konseling dan atau konsultasi perlu diterapkan oleh tenaga kesehatan (dokter dan bidan) pada setiap kesempatan periksa pasien, metode pendidikan dan atau promosi seperti penyuluhan dengan games yang melibatkan sasaran akan lebih sesuai dengan sasaran tingkat pendidikan yang rendah, pelaksanaan promosi untuk inisiasi menyusu dini perlu ditunjang oleh semua unit pelayanan di puskesmas, selain unit pelayanan kesehatan ibu dan anak serta rumah bersalin puskesmas sehingga pelaksanaan inisiasi menyusu dini dapat berjalan dengan baik.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhivyalosini Maykanathan
Abstrak :
Sosiodemografi, Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut, dan Aktivitas Fisik: Berbagai Faktor Penyebab Karies. Karies gigi adalah salah satu penyakit umum disebabkan oleh banyak faktor. Banyak orang dewasa menderita karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prediktor karies gigi pada orang dewasa. Tiga ratus tiga puluh empat orang dewasa ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Informasi yang dikumpulkan adalah latar belakang sosio- demografis, perilaku kesehatan gigi dan mulut, tingkat aktivitas fisik, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh, tingkat lemak visceral, dan indeks gigi yang hilang, ditambal, dan diekstraksi (DMFX). Semua protokol standar diamati dan DMFX diperiksa mengikuti kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prevalensi karies gigi adalah 87,4%, termasuk 61,3% responden perempuan dengan pengalaman karies. Sebagian besar peserta penelitian kelebihan berat badan. Hanya konsumsi makanan tinggi gula (p=0,03) yang dapat dikaitkan dengan karies gigi dan perilaku kesehatan mulut dan gigi. Analisis regresi (p<0,001) menunjukkan bahwa usia yang lebih tua (p<0,001), kunjungan rutin ke klinik gigi per tahun (p=0,012), tingkat pendidikan yang lebih rendah (p=0,025), dan aktivitas fisik yang lebih rendah (p=0,008) merupakan faktor signifikan yang menyebabkan karies gigi pada populasi penelitian ini. Orang dewasa berusia lanjut, rendahnya frekuensi kunjungan ke dokter gigi, kurangnya pendidikan mengenai kesehatan mulut dan gigi, dan aktivitas fisik yang lebih rendah merupakan faktor yang memungkinkan kehadiran karies gigi.
Dental caries is one of the common diseases which are attributed by many factors. Many from the adult population are afflicted with dental caries. This study aimed to determine the predictors of developing dental caries among adults. Three hundred and thirty four adults participated in this study. Information gathered were their socio-demographic backgrounds, oral health behaviour, physical activity level, body mass index, body fat percentages, visceral fat level, and dental missing filled extracted teeth (DMFX) index. All standard protocols were observed and DMFX was examined using the World Health Organization (WHO) criteria. Prevalence of dental caries was 87.4%, inclusive of 61.3% of female respondents with caries experience. Most of the study participants were overweight. Only consumption of high sugar food (p=0.03) were found between dental caries and oral health behaviours. Regression analysis (p<0.001) showed that older age (p<0.001), regular visits to dental clinic per year (p=0.012), lower education level (p=0.025), and lower physical activity (p=0.008) were significant factors in developing dental caries among in this study population. Older aged adults, frequent appointment with the dentist, lower education in oral health and lower physical activity were possible factors for dental caries presence.
UCSI University. Faculty of Applied Sciences, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhivyalosini Maykanathan
Abstrak :
Dental caries is one of the common diseases which are attributed by many factors. Many from the adult population are afflicted with dental caries. This study aimed to determine the predictors of developing dental caries among adults. Three hundred and thirty four adults participated in this study. Information gathered were their socio-demographic backgrounds, oral health behaviour, physical activity level, body mass index, body fat percentages, visceral fat level, and dental missing filled extracted teeth (DMFX) index. All standard protocols were observed and DMFX was examined using the World Health Organization (WHO) criteria. Prevalence of dental caries was 87.4%, inclusive of 61.3% of female respondents with caries experience. Most of the study participants were overweight. Only consumption of high sugar food (p=0.03) were found between dental caries and oral health behaviours. Regression analysis (p<0.001) showed that older age (p<0.001), regular visits to dental clinic per year (p=0.012), lower education level (p=0.025), and lower physical activity (p=0.008) were significant factors in developing dental caries among in this study population. Older aged adults, frequent appointment with the dentist, lower education in oral health and lower physical activity were possible factors for dental caries presence.

Sosiodemografi, Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut, dan Aktivitas Fisik: Berbagai Faktor Penyebab Karies. Karies gigi adalah salah satu penyakit umum disebabkan oleh banyak faktor. Banyak orang dewasa menderita karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prediktor karies gigi pada orang dewasa. Tiga ratus tiga puluh empat orang dewasa ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Informasi yang dikumpulkan adalah latar belakang sosiodemografis, perilaku kesehatan gigi dan mulut, tingkat aktivitas fisik, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh, tingkat lemak visceral, dan indeks gigi yang hilang, ditambal, dan diekstraksi (DMFX). Semua protokol standar diamati dan DMFX diperiksa mengikuti kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prevalensi karies gigi adalah 87,4%, termasuk 61,3% responden perempuan dengan pengalaman karies. Sebagian besar peserta penelitian kelebihan berat badan. Hanya konsumsi makanan tinggi gula (p=0,03) yang dapat dikaitkan dengan karies gigi dan perilaku kesehatan mulut dan gigi. Analisis regresi (p<0,001) menunjukkan bahwa usia yang lebih tua (p<0,001), kunjungan rutin ke klinik gigi per tahun (p=0,012), tingkat pendidikan yang lebih rendah (p=0,025), dan aktivitas fisik yang lebih rendah (p=0,008) merupakan faktor signifikan yang menyebabkan karies gigi pada populasi penelitian ini. Orang dewasa berusia lanjut, rendahnya frekuensi kunjungan ke dokter gigi, kurangnya pendidikan mengenai kesehatan mulut dan gigi, dan aktivitas fisik yang lebih rendah merupakan faktor yang memungkinkan kehadiran karies gigi.
UCSI University. Faculty of Applied Sciences, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Paolo Miguel Manalang Vicerra
Abstrak :
ABSTRAK
The leading causes of infant deaths are largely preventable and there are reasons from both the supply and the demand sides of healthcare why they may be perpetuating. This study aimed to ascertain factors affecting the preventive healthcare behaviour of immunisation of infants in the Philippines which is timely because completion, or adherence, rate had plateaued in recent decades. The method employed was the creation of statistical models at sub-national level. The sample contained infants born prior to the 2013 Philippines National Demographic and Health Survey to determine proper adherence to the government-mandated immunisation schedule. This involved merging the 17 administrative regions of the country to the traditional three sub-national regions. It is observed that the higher maternal education level and improved household socioeconomic status were the most indicative factors of improved adherence across all regions. This is also the case to some extent with more advanced maternal ages at giving birth. Autonomy of mothers to visit healthcare facilities depicts conflicting relations for different regions as well as how mothers behave depending on the nature of intention to give birth. These aspects regarding predictive factors of preventive care have yet to be studied keenly at the regional level in the Philippines.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
613 KESMAS 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyad
Abstrak :
Program PHBS adalah salah satu kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1997, program ini meliputi 5 settling yakni setting rumah tangga, tempat kerja, tempat umum, institusi sekolah dan tempat ibadah. Promosi kesehatan ini diarahkan kepada perubahan perilaku mengenai hidup bersih dan sehat, untuk itu dilakukan strategi-strategi yang dikenal dengan S2PHBS (Strategi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Menurut L. Green (1984), promosi kesehatan merupakan kombinasi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, sumber daya organisasi dan upaya kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk memunculkan perilaku yang menguntungkan kesehatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Eksperimen Sernu, Sekolah Dasar Negeri 008 Sidodadi Kecamatan Wonomulyo sebagai kelompok eksperimen dan Sekolah Dasar Negeri 003 Lampa Kecamatan Mapilli sebagai kelompok kontrol. Jumlah sampel pada kelompok eksperimen sebesar 122 murid dan kelompok kontrol 107 murid. Metode pendidikan kesehatan yang dipilih adalah metode ceramah, tanya jawab, alat peraga, bermain peran dan dinamika kelompok. Hasil perlakuan program PUBS menunjukkan hubungan bermakna pada pengetahuan murid mengenai hidup bersih dan sehat pada kemaknaan < 0,05 dengan P-value sebesar 0,01 dan sikap P-value sebesar 0,01 < 0,05, sedangkan pada praktek secara statistik terbukti tidak adanya hubungan program PHBS terhadap perilaku murid mengenai hidup bersih dan sehat dengan kemaknaan ? 0,1 dengan hasil uji statistik P. value sebesar 0,13 menurut pengamatan orang tua dan 0,38 menurut pengamatan guru di sekolah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai pengetahuan murid mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, minimum 28 dan maksimum 39 dengan rata-rata 35. Nilai sikap, minimum 10 dan maksimum 47 dengan nilai rata-rata 38,37 sedangkan nilai pada praktek menurut gum minimum 13 dan maksimum 26 dengan nilai rata-rata 22,37 dan menurut orang tua nilai minimum 14 dan maksimum 26 dengan nilai rata-rata praktek 21,96. Dengan demikian penelitian ini menyarankan kepada institusi kesehatan agar melakukan strategi-strategi yang lebih mendalam seperti pembuatan model-model kepercayaan kesehatan yang lebih kondusif dalam usaha-suaha peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada setting institusi pendidikan. ......The Effect of Improving Health Behaviour Program for Knowledge, Attitude and Practice about Improving Health Behaviour on State Primary School 008 Sidodadi pupils Wonomulyo District Polewali Mamasa Regency South Sulawesi Province by the year 2000.Program for Improving Health Behavior was one of policy of The Center for Health Education, Health Department Republic of Indonesia by year the 1997, this program involved home setting, schools, health institution, work place, and public place. The health promotion focussed for behavior changing how to improve health behavior, therefor have been done strategy for improving health behavior (Known with S2PHBS). According L. Green (1998), said that health promotion form health education combination, health service, organization resource, and health environment effort, which have objective for appearance a conducive health behavior. This research use Quasi Experimental, State Primary School 008 Sidodadi Wonomulyo District Polewali Mamasa Regency was intervention group and State Primary School 003 Lampa Mapilli District Polewali Mamasa Regency was control group. Intervention group 122 respondents, control group 107 respondents. Health and group dynamic. Intervention shown relationship on pupils knowledge about improving health behavior < 0,05 p = 0,01 and attitude P = 0,01 while practice by statistic no relationship with improving health behavior with significant > 0,1 p =0,13 according to teacher and p=0,38 according to pupils' parents. Researched known report pupils knowledge about how to improve health behavior, according to pupils' teacher minimum 28 and maximum 39 with average 35. Attitude, minimum 10 and maximum 47 with average 38,37, while practice minimum 13, maximum 26, average 22,37. According to pupils' parents minimum 14, maximum 26 with average 21,96. This research recommendation for health department will do strategies making health models more conducive by strategy for improving health behavior in school setting and education institution.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisantia Bestari
Abstrak :
Pada perkembangan zaman yang modern ini, kesehatan dan kebugaran tubuh telah menjadi bagian penting dari tren hidup orang-orang yang tinggal di kota-kota besar. Mahasiswa pun tidak lepas dari fenomena ini. Terlebih jika mahasiswa tersebut memiliki banyak kegiatan yang secara tidak langsung menuntutnya agar memiliki stamina yang kuat. Sebab, jika terjatuh sakit, maka akan banyak tugas dan kewajiban yang terbengkalai. Media merupakan alat penyampaian informasi kesehatan yang berperan dalam pengetahuan seseorang. Membaca buku atau majalah kesehatan, menonton acara kesehatan di TV, atau mencari informasi kesehatan di internet, adalah pilihan-pilihan yang dapat dilakukan. Pengetahuan yang diperoleh dari informasi merupakan salah satu bentuk respon terhadap stimulus atau kebutuhan kesehatan mereka. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner pada responden yang merupakan pasukan marching band Madah Bahana Universitas Indonesia (MBUI) tahun 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dalam mencari informasi kesehatan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa mesin pencari Google paling banyak diakses oleh pasukan yaitu sebesar 68,5%, 69,7% anggota setuju mengakses informasi kesehatan untuk memulihkan kesehatan, 42,7% anggota setuju bahwa kegiatan yang dilakukan selama latihan membuat mereka rentan terkena penyakit, dan 46,1% anggota tidak setuju bahwa asupan makanan yang disediakan UKM MBUI cukup untuk memberikan energi pada pasukan.
On these days, healthy body has been an important part of life for people living in big cities, including college students. It?s more important for college student with a lot of activities, that make them want to be more healthy than ever. If they feeling sick, then they will doing bad in all of their stuffs, tasks, and responsibilities. Media is the tool for delivering health information that will influences their knowledge. Reading health books or magazines, watching television show about health, or searching for health information, are the options for get the information. Knowledge that they get from the information is one of the responses against stimulus or their health needs. This study is using cross-sectional design with quantitative approach, and give the questionnares to the squad of marching band Madah Bahana University of Indonesia 2014. This study?s goal is to know needs level in health information search. This study's conclusions are Google search engine is the most often media accessed by the squad (68,5%), 69,7% of the squad agreed that they accessed the health information for health recovery, 42,7% of the squad agreed that marching band activity is potential to make them sick, and 46,1% of the squad are not agreed that foods provided by Madah Bahana was enough for their energy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library