Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laura Andiny
Abstrak :
Penelitian ini mencoba melihat perbedaan self-efficacy antara guru yang mengajar di SMA 'Plus' dengan guru yang mengajar di SMA Non 'Plus'. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA 'Plus' dan guru-guru SMA non 'Plus' di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner skala Likert. Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah guru tetap yang mengajar di SMA 'Plus' ataupun SMA non 'Plus', hanya mengajar satu mata pelajaran, dan telah mengajar lebih dari satu tahun. Partisipan yang berhasil didapatkan berjumlah 104, dengan rincian sebanyak 57 partisipan dari SMA 'Plus' dan 47 partisipan dari SMA Non 'Plus'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan self-efficacy yang signifikan antara guru SMA 'Plus' dengan guru SMA non 'Plus'. Hal ini berarti dalam penelitian ini, tingkat self-efficacy guru tidak berbeda pada lingkungan mengajar yang berbeda. Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya mencoba melihat perbedaan self-efficacy pada guru di lingkungan sekolah yang berbeda, selain SMA 'Plus' dan SMA Non 'Plus'.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.2 AND p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prihatni D. Virgowati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Kiranasasi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat apakah terdapat hubungan antara computer self-efficacy dengan technology acceptance pada Guru SMA. Variabel computer self-efficacy diukur dengan alat ukur Computer Self-Efficacy CSE yang dikembangkan oleh Compeau dan Higgins 1995 yang juga telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Sementara itu, variabel kedua yaitu technology acceptance yang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Kedua faktor ini diukur dengan alat ukur Technology Acceptance Model TAM yang dikembangkan oleh Davis 1989 dan telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Partisipan penelitian ini yaitu sebanyak 77 guru SMA baik negeri maupun swasta yang ada di DKI Jakarta. Hasil uji korelasi dengan Pearson Correlation menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara technology acceptance dengan computer self-efficacy pada guru SMA.
ABSTRACT
The purpose of this research is to see if there is any correlation between computer self efficacy and technology acceptance in high school teachers. The first variable named computer self efficacy, will be measured with the translated version of Computer Self Efficacy CSE inventory developed by Compeau and Higgins 1995 . Meanwhile, the second variable is the technology acceptance that has two factors, which are perceived usefulness and perceived ease of use. This variable will be measured with the translated version of Technology Acceptance Model TAM inventory developed by Davis 1989 . There are 77 participants from both public and private schools around DKI Jakarta area. Based on the Pearson Correlation test, we found out that there is a positive and significant correlation between the technology acceptance and the computer self efficacy in high school teachers.
2017
S68522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nabilah Sari
Abstrak :

Perubahan sistem belajar menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberi dampak kepada guru secara personal, terkhusus bagaimana guru menilai seberapa layak dan mampu dirinya menjalankan perannya secara efektif. Maka dari itu, perlu adanya identifikasi karakteristik yang ada di dalam diri guru untuk meningkatkan performanya secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran core self-evaluation dalam memprediksi efektivitas guru di masa pembelajaran jarak jauh. Partisipan penelitian ini adalah 172 guru SMA di Jabodetabek yang sedang mengajar secara jarak jauh. Hasil analisis menunjukkan core self-evaluation secara signifikan berperan pada varians dari efektivitas guru, F(172) = 6.825, p<0.05,  R²= 0.039,  R² Adjusted= 0.033. Hasil analisis linear berganda mengetahui bahwa self-esteem dan generalized self-efficacy memiliki kontribusi yang positif dan signifikan sementara emotional stability dan locus of control yang dimiliki oleh guru tidak memiliki kontribusi terhadap efektivitas guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa core self-evaluation merupakan karakteristik yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas guru. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan core self-evaluation dengan mempertimbangkan adanya faktor lain yang memperkuat hubungan kedua variabel untuk menunjang efektivitas guru. ......The change in the learning system to Distance Learning (PJJ) has an impact on the teacher personally, especially how the teacher assesses how worthy and able he is to carry out his role effectively. Therefore, it is necessary to identify the characteristics that exist within the teacher to improve his performance to the maximum. This study aims to examine the role of core self-evaluation in predicting teacher effectiveness in distance learning. The participants of this study were 172 high school teachers in Jabodetabek who were teaching remotely. The results of the analysis showed that core self-evaluation significantly contributed to the variance of teacher effectiveness, F(172) = 6.825, p<0.05, R²= 0.039, R² Adjusted= 0.033. The results of multiple linear analysis found that self-esteem and generalized self-efficacy had a positive and significant contribution while emotional stability and locus of control did not have any contribution. The results showed that core self-evaluation is a necessary characteristic to increase teacher effectiveness. The implication of this research is the need to increase core self-evaluation by considering other factors that strengthen the relationship between the two variables to support teacher effectiveness.

Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denti Vadalika Puteri
Abstrak :
Stres kerja merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola tuntutan tersebut sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Pusat saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti meliputi faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja, tingkat pendidikan, tipe kepribadian, jumlah anak) dan faktor psikososial (beban kerja, jadwal kerja, dukungan sosial, kontrol pekerjaan, ambiguitas peran, konflik peran, home-work interface). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online. Dari 113 orang guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan 47,8% guru mengalami stres kerja. Selain itu, terdapat hubungan antara status pernikahan (P value = 0,037), jumlah anak (P value = 0,016), ambiguitas peran (P value = 0,015), dan home-work interface (P value = 0,048) dengan stres kerja. ......Occupational stress is a situation where there is an imbalance between job demands and workers ability to manage those demands, then it can causing various negative impacts. The aim of this study is to explain factors related to work stress among public high school teachers in Jakarta Pusat during COVID-19 pandemic. Observed factors are individual characteristics (sex, age, marriage status, work period, education level, personality type, number of children) and psychosocial factors (workload, work schedule, social support, control over work, role ambiguity, role conflict, home-work interface). This study design is cross sectional and data collection was carried out by distributing online questionnaires. From 113 teachers participated in this study, it was found that 47,8% of teachers experience occupational stress. Moreover, the result also found a relationship between marriage status (P value = 0,037) and work stress, number of children (P value = 0,016) and work stress, role ambiguity (P value = 0,015) and work stres, home-work interface ( P value = 0,048) and work stress.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ihsan
Abstrak :
Ketahanan Sekolah yang baik ditandai adanya kepemimpinan kepala sekolah yang kuat dan etos kerja guru yang tinggi. Sebuah arah pemikiran yang menjadi langkah awal dalam penyusunan tesis ini. Untuk menghasilkan pemahaman yang akurat berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan Etos Kerja Guru dalam upaya meningkatkan ketahanan sekolah di SMA Negeri kota Bekasi, dilaksanakan penelitian dengan metode campuran pada 3 sekolah SMA Negeri di kota Bekasi. Informasi yang diperoleh dengan mengadakan kuesioner tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru dan siswa, wawancara mendalam tentang etos kerja guru dan upaya peningkatan etos kerja guru, observasi lapangan, serta dokumentasi. Dalam diri kepala sekolah, kemampuan kependidikan, personal, relasional, intelektual dan keorganisasian menjadi indicator utama kepemimpinan agar sekolah dapat berkembang sesuai dengan visi-misi, tujuan sekolah serta dapat meningkatkan ketahanan sekolah. Etos kerja guru sebagai faktor lainnya ditandai melalui pemaknaan bahwa kerja adalah rahmat, amanah, panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan serta bentuk pelayanan. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri kota Bekasi sudah berupaya untuk menciptakan kondisi untuk menjaga tingkat ketahanan sekolah bahkan upaya untuk meningkatkannya. Adapaun tahapan-tahapan yang sudah dilakukan yaitu peningkatan kualitas manajemen sekolah, kedisiplinan, rasa kebersamaan-kepemilikan atas sekolah, saling menghormati, bekerja sesuai tugasnya dengan sungguh-sungguh dan tanggungjawab, berkomunikasi secara efektif-efisien, serta bertingkah laku sopan dan baik kepada setiap elemen sekolah.
Good schools resilience marked by strong principal?s leadership and high teacher?s work ethic, was the foundation concept for forming this thesis. To produce an accurate understanding related to school leadership and teacher Work Ethics in order to increase the resilience of schools in SMA Bekasi, research conducted by the mix method at 3 state high school in Bekasi city. Information obtained by conducting a questionnaire on school leadership to teachers and students, interview about teachers work ethic and how to increase it, observation, and documentation. Within the principal, the ability of educational, personal, relational, intellectual and organizational be a major indicator of leadership so that schools can develop in accordance with the vision, mission, goals, and can improve the schools resilience. Teacher?s work ethic as other factors characterized by the meaning that work is mercy, trust, calls, actualization, worship, art, honor and form of service. In general, it can be concluded that SMA Bekasi has sought to create the conditions to maintain the degree of schools resilience and even attempt to increase it. The steps that have been done is improving the quality of school management, discipline, a sense of community-ownership of the school, mutual respect, to work in accordance duties earnestly and responsibility, communicate effectively and efficiently, and behave polite and kind to each element of the school.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabila Ramadhani Yunandar
Abstrak :
Sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi guru untuk mengajar secara efektif. Penelitian ini ingin menguji peran dan efektivitas guru. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa guru perlu memiliki Distance learning as an impact of COVID-19 pandemic becomes a challenge for teacher effectiveness. The current study examined the role of psychological capital as a mediator of the relationship between openness to experience and teacher effectiveness. This study involved 172 senior high school teachers in Jabodetabek as respondents who are currently conducting distance learning. The mediation analysis results revealed a significant indirect effect between openness to experience and teacher effectiveness through psychological capital, [.668, 1.369]. These findings prove that psychological capital mediates the relationship between openness to experience and teacher effectiveness. Therefore, teachers should have high openness to experience to increase psychological capital so teacher effectiveness will also increase.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranindya Sarah Bestari
Abstrak :
Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menyebabkan efektivitas guru menurun. Salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas guru adalah perilaku kerja inovatif guru. Akan tetapi, penelitian terdahulu masih menunjukkan adanya inkonsistensi antara hubungan keduanya. Adaptabilitas dipilih sebagai variabel mediator. Perilaku kerja inovatif dapat memengaruhi adaptabilitas dan adaptabilitas dapat memengaruhi efektivitas guru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran adaptabilitas sebagai mediator antara hubungan perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Efektivitas guru diukur menggunakan Teacher Effectiveness Scale (TSE), perilaku kerja inovatif diukur menggunakan Skala Perilaku Kerja Inovatif, dan adaptabiltias diukur menggunakan The Adaptability Scale. Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan kuesioner daring dan cetak kepada guru SMA di wilayah Jabodetabek yang sedang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Analisis data penelitian dilakukan dengan model regresi mediasi menggunakan program makro PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptabilitas memediasi hubungan antara perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk meningkatkan perilaku kerja inovatifnya agar dapat meningkatkan adaptabilitas yang diikuti dengan peningkatan efektivitas guru. ...... The change in the learning system to distance learning causes teachers to lack effectiveness. One of the factors that predicted teacher effectiveness is innovative work behavior. However, the previous studies found an inconsistency between the relationship of innovative work behavior and teacher effectiveness. Adaptability was selected as the mediator variable. Innovative work behavior could predict adaptability and adaptability could predict teacher effectiveness. This study examines the role of adaptability as a mediator in the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness among senior high school teachers in the distance learning context. Teacher effectiveness was measured by Teacher Effectiveness Scale (TES), innovative work behavior was measured by Skala Perilaku Kerja Inovatif, and adaptability was measured by The Adaptability Scale. The respondents of this study are senior high school teachers in Jabodetabek area who were undergoing distance learning which acquired through an online and paper-based questionnaire. A regression mediation analysis model was conducted to test the study’s hypothesis using macro program PROCESS by Hayes. The result of the analysis shows that adaptability mediating the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness. Therefore, innovative work behavior is important to be possessed by teachers in order to improving teacher’s adaptability and eventually followed by the improvement of teacher effectiveness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library