Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Bank Indonesia dsn Departemen Keuangan, 2002
332.6 OBL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azifah
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil risk dan return dari portofolio investasi dan memilih alternatif portofolio investasi yang paling efisien dan optimal berdasarkan rate of return dan expected return dikarenakan masih rendahnya minat investor kepada sukuk khususnya dilihat dari perbedaan risk dan return antara sukuk dan obligasi yang berpotensi mempengaruhi pemilihan investasi surat berharga oleh investor. Penelitian ini menggunakan financial modelling dengan teori risk dan return untuk menghitung kurva efficient portfolio frontier. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa risk dan return antara obligasi pemerintah dan sukuk negara baik dianalisa secara individual maupun gabungan dua instrumen memperlihatkan bahwa kinerja sukuk negara lebih optimal dibandingkan obligasi pemerintah berdasarkan expected return dan variance dari masing-masing instrumen investasi. Berdasarkan analisa dari efficient portfolio frontier diketahui bahwa portofolio yang paling efisien dan optimal adalah surat berharga syariah negara IFR0001 dan IFR0003 yang memiliki return dan risiko yang lebih tinggi dari obligasi pemerintah FR0027 dan FR0030 sesuai dengan prinsip syariah yaitu Al Ghunmu bi Al Ghumi atau high risk, high return di mana keuntungan yang didapatkan selalui disertai dengan risiko dan dengan tingkat return yang lebih tinggi maka sukuk negara seharusnya dapat menarik minat investor untuk memasuki pasar modal syariah khususnya berinvestasi pada sukuk.
ABSTRACT
This research aims to look at the risk and return profile of investment portfolio and choose an alternative investment portfolio that have the most efficient and optimum based on actual rate of return and expected return because the Investors who want to invest in sukuk are lower than government bonds investment especially from the difference of risk and return between government sukuk and government bond that could potentially affect the selection of investment securities by investors. The data in this study is secondary data obtained from the Bloomberg data i.e. 5 series SBSN period 2010-2014. This study uses financial modelling with the theory of risk and return to create the curve of the efficient portfolio frontier. The results of this study concluded that the risk and return between government bonds and government sukuk with individually or combined analyzed show that the performance of the Government sukuk is more optimal than sukuk bonds based on expected return and variance of each instrument investments. Based on an analysis of the efficient portfolio frontier shown that the most efficient and optimal portofolio are Government sukuk IFR0001 and IFR0003 which have a higher return and risk compare to government bonds FR0027 and FR0030, in accordance with Sharia principles ”Al Ghunmu bi Al Ghumi” or high risk, high return where the profit obtained was accompanied by risks and the rate of return that is higher than government sukuk, it should be able to pursue investor to invest in the Islamic capital market particularly investing in sukuk., This research aims to look at the risk and return profile of investment portfolio and choose an alternative investment portfolio that have the most efficient and optimum based on actual rate of return and expected return because the Investors who want to invest in sukuk are lower than government bonds investment especially from the difference of risk and return between government sukuk and government bond that could potentially affect the selection of investment securities by investors. The data in this study is secondary data obtained from the Bloomberg data i.e. 5 series SBSN period 2010-2014. This study uses financial modelling with the theory of risk and return to create the curve of the efficient portfolio frontier. The results of this study concluded that the risk and return between government bonds and government sukuk with individually or combined analyzed show that the performance of the Government sukuk is more optimal than sukuk bonds based on expected return and variance of each instrument investments. Based on an analysis of the efficient portfolio frontier shown that the most efficient and optimal portofolio are Government sukuk IFR0001 and IFR0003 which have a higher return and risk compare to government bonds FR0027 and FR0030, in accordance with Sharia principles ”Al Ghunmu bi Al Ghumi” or high risk, high return where the profit obtained was accompanied by risks and the rate of return that is higher than government sukuk, it should be able to pursue investor to invest in the Islamic capital market particularly investing in sukuk.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Maheralia
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis variabel-variabel makroekonomi yang mempengaruhi investasi asing langsung dan investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20 yakni Indonesia, Argentina, Korea Selatan, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Rusia, dan Turki. Variabel-variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB riil, uang kartal, cadangan devisa, PDB riil Amerika Serikat, dan tingkat suku bunga Treasury bills Amerika Serikat. Desain penelitian ini adalah deskriptif komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi asing langsung di 8 negara berkembang G-20 dipengaruhi oleh semua variabel makroekonomi, sedangkan cadangan devisa dan tingkat suku bunga Treasury bills Amerika Serikat tidak mempengaruhi investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20.
This study analysis macroeconomics variables that influence FDI and portfolio investment in 8 G-20 developing countries which are Indonesia, Argentina, South Korea, Mexico, South Africa, Brazil, Russia, and Turkey. The macroeconomics variables used in this study are real GDP, currency, foreign exchange reserve, United States? real GDP, and United States? Treasury bills rate. This study design is descriptive comprehensive. The result of this study shows that FDI in 8 developing countries of G-20 are influenced by all macroeconomics variables, whereas foreign exchange reserve and United States? Treasury bills rate do not influence portfolio investment in 8 G-20 developing countries.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S6720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rathmanty Merry Hartini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis premi risiko likuiditas obligasi pemerintah Indonesia pada periode tahun 2005 hingga tahun 2019 dan faktor-faktor determinan yang memengaruhinya. Premi risiko likuiditas dihitung dari selisih antara yield to maturity dan theoretical yield serta rata-rata bid-ask spread dari obligasi tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan model Random Effect untuk menentukan faktor-faktor determinan dari premi risiko tersebut. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa premi risiko likuiditas obligasi pemerintah Indonesia relatif kecil dan dipengaruhi oleh karakteristik obligasi dan kondisi pasar keuangan Indonesia. Jumlah obligasi yang diterbitkan dan besar kupon berpengaruh signifikan negatif terhadap premi risiko obligasi, sedangkan sisa umur obligasi dan umur obligasi berpengaruh signifikan positif terhadap premi risiko obligasi. Obligasi sukuk memiliki premi risiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan obligasi konvensional. Dalam keadaan krisis atau pada saat volatilitas pasar keuangan meningkat, premi risiko likuiditas meningkat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang risiko likuiditas pada obligasi pemerintah Indonesia yang dapat bermanfaat bagi otoritas fiskal dan moneter dalam mengambil kebijakan dan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. ......This paper aims to analyze the liquidity risk premium on the Indonesian government bonds. There are two liquidity risk premium proxies to be used, they are the difference between the yield to maturity and the theoretical yield of the obligation and the average bid-ask spread of the obligation. The research uses a regression analysis on the Random Effect panel data model to define the determinant factors of the liquidity risk premium. The result of this research shows that the liquidity risk premium of Indonesian government bonds is relatively small, affected by the bond's characteristics and the financial market condition. The determinant factors are bond's age, coupon rate, remaining life, issued amount, type (Sukuk or conventional), and the Indonesian stock market volatility. The researcher expects that the result of this research will enrich the understanding of the liquidity risk on Indonesian government bonds so that it can be used by the fiscal and monetary authorities and also investors in making decisions.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Candra
Abstrak :
[ABSTRACT
High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil price, as a push factor, positively drives foreign capital flows. Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator, and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy implications, such as government intervention in the secondary market through buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund framework, and promotion of project-financing bonds
ABSTRAK
Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek, Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah. Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal. Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif menggerakkan arus dana asing. Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON, leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek]
2015
T42731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Jonathan Hadipraja
Abstrak :
Krisis keuangan global yang dimulai di AS menyebabkan banyak ekonomi menderita dan mengalami resesi. Banyak pemerintah di seluruh dunia mencoba mengelola krisis melalui kebijakan fiskal ekspansif. Sebuah laporan dari World Bank mengatakan bahwa sejak krisis keuangan global pada tahun 2008, telah terjadi peningkatan utang dan defisit anggaran di antara negara-negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh utang pemerintah terhadap utang korporasi, menganalisis apakah ada perbedaan dampak utang pemerintah terhadap utang jangka pendek dan jangka panjang korporasi, dan untuk mengetahui teori struktur modal yang dianut oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan data dari 117 perusahaan di Tiongkok, Kolombia, Indonesia, Malaysia, dan Meksiko dari tahun 2009 hingga 2010. Dengan menggunakan metode Feasible Generalized Least Squares (FGLS) dan Panel-Corrected Standard Error (PCSE), ditemukan bahwa utang pemerintah memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap hutang perusahaan dan tingkat leverage. Selain itu, utang pemerintah memiliki dampak yang berbeda terhadap utang jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Untuk utang jangka pendek, perusahaan mengikuti teori static trade-off. Sementara itu, perusahaan mengikuti teori pecking order untuk jangka panjang dan total hutang. ......The global financial crisis that started in the U.S. caused many economies to suffer and experience a recession. Many governments around the world try to manage the crisis through expansionary fiscal policy. A report by the World Bank says that since the global financial crisis in 2008, there has been an increase in debt and budget deficit among emerging and developing countries. The objectives of this study are to analyze the impact of government debt on corporate debt, analyze if there is a different impact of government debt on the short-term and long-term debt of corporations, and to know what capital structure theory is followed by the firms. This study uses data from 117 firms in China, Colombia, Indonesia, Malaysia, and Mexico from 2009 to 2010. By using Feasible Generalized Least Squares (FGLS) and Panel-Corrected Standard Error (PCSE), it is found that government debt has a positive and significant effect on the corporate debt and leverage level. Moreover, government debt has a different impact on the firm's short-term and long-term debt. For the short-term debt, the firms follow the static trade-off theory. Meanwhile, the firms follow the pecking order theory for the long-term and total debt
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Wulandari
Abstrak :
Bank Sentral Eropa (ECB) sedang dihadapkan dengan inflasi yang tinggi setelah beberapa dekade inflasi di Zona Euro mencapai tingkat yang sangat rendah. Hal ini mengharuskan ECB mengambil tindakan moneter, yaitu dengan melakukan pengetatan perekonomian yang menyebabkan ECB menaikkan suku bunganya untuk pertama kalinya setelah 11 tahun. Sebuah studi peristiwa (event study) digunakan untuk mempelajari dampak pengetatan moneter terhadap harga obligasi pemerintah di zona euro. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetatan moneter menyebabkan peningkatan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah. Dua regresi digunakan untuk menganalisis faktor pendorong abnormal return imbal hasil obligasi selama pengetatan moneter. ......The European Central Bank (ECB) is being faced by a high inflation after decades of low inflation. This led the ECB to take monetary measures by tightening the economy which induced the ECB to increase its interest rates for the first time after 11 years. An event study was conducted to examine the effects this monetary tightening has on the Eurozone government bond prices. The results of the analyses indicated that the monetary tightening lead to increase in government bond yields. Finally, two regressions were run to analyse the drivers of the abnormal returns of bond yields during the monetary tightening.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Darmawan
Abstrak :
Latar belakang penelitian ini adalah perkembangan pasar Obligasi pemerintah yang sangat menarik untuk diamati. Seiama kurun Iima tahun ke belakang volume perdagangan Surat Utang Negara atau obi igasi pemerintah menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut data Bursa Efek Surabaya, untuk tahun berjalan 2005 frekuensi rata-rata perdagangan harian obligasi pemerintah mencapai 2926, jauh di atas frekuensi obligasi korporat sebesar 141 transaksi per hari. Kapitalisasi pasar oleh obligasi pemerintah mencapai Rp 404.768 triliun sedangkan obligasi korporat sebesar Rp 58.363 triliun. Bahkan mungkin peran Obligasi Pemerintah akan semakin dominan dalam menggerakkan perekonomian. Menurut proyeksi dari Majalah Investor edisi 1151VII12005 emisi Surat Utang Negara tersebut akan terserap oleh Perusahaan Dana Pensiun,Asuransi, jugs Manajer Investasi pengelola Reksa Dana. Walaupun Obligasi Pemerintah dinilai cukup aman (tanpa risiko gagal bayar) namun tetap merupakan aset yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Oleh karena itu menarik untuk diamati sejauh mana faktor pasar (suku bunga) memberi eksposur risiko pasar terhadap suatu komposisi Obligasi Pemerintah. Dengan melihat banyaknya Obligasi Pemerintah serf FR, untuk dapat memperoleh suatu komposisi optimal dilakukan pembentukan komposisi portofolio Obligasi Pemerintah dengan metode efficient frontier. Pada sepanjang garis kurva efisien yang diperoleh tersebut diambil satu komposisi portofolio optimal yang ditentukan dengan menggunakan rasio Sharpe. Dengan demikian diperoleh portofolio dengan rasio risk-return optimal. Hasilnya diperoleh suatu komposisi portofolio Obligasi Pemerintah yang berisi 11 Obligasi Pemerintah : - seri FR 0011 dengan bobot (weight) 10,6% dari nilai total portofolio - seri FR 0012 dengan bobot (weight) 0,52% dari nilai total portofolio - seri FR 0014 dengan hobo'. (weight) 0,34% dari nilai total portofolio - seri FR 0018 dengan bobot (weight) 0,25% dari nilai total portofolio - seri FR 0019 dengan bobot (weight) 10,8% dari nilai total portofolio - seri FR 0020 dengan bobot (weight) 14,61% dari nilai total portofolio - seri FR 0022 dengan bobot (weight) 13% dari nilai total portofolio - seri FR 0023 dengan bobot (weight) 0,03% dari nilai total portofolio - seri FR 0024 dengan bobot (weight) 14,9% dari nilai total portofolio - seri FR 0025 dengan bobot (weight) 12,7% dari nilai total portofolio - seri FR 0026 dengan bobot (weight) 11,8% dari nilai total portofolio Dengan demikian telah diperoleh komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah yang akan diukur besaran risiko pasar-nya. Kemudian dilakukan tes statistik untuk menentukan penggunaan jenis volatilitas yang akan diikutsertakan dalam estimasi VaR aset maupun portofolio Obligasi Pemerintah. Market risk factors -nya adalah suku bunga yang mempengaruhi masing-masing proyeksi anus kas (cashflow) kupon, yaitu JIBOR 1 mo, 3mo, 6mo,12mo, IGSYC l yr, 2yr, Syr, 4yr, Syr, 6yr, Tyr, 8yr, 9yr,10yr). Diambil hingga IGSYC IOyr karena maturitas terlama dalam komposisi portofolio adalah 10 tahun. Dari langkah tersebut dapat ditentukan item yang mana saja dari faktor risiko pasar (market risk factors) yang menggunakan standar deviasi ataukah volatilitas EWMA sebagai nilai besaran volatilitasnya. Hal ini sangat penting dilakukan karena nilai volatilitas tersebut dipergunakan dalam proses estimasi VaR. Hasilnya adalah 5 dari 13 faktor risiko memakai volatilitas EWMA (yaitu JIBOR Imo, 3mo, bmo, 12mo, dan IGSYC 9yr) sedangkan sisanya memakai nilai standar deviasi sebagai besaran volatilitasnya. Proses estimasi volatilitas EWMA menggunakan decay factor 0,94 dan confidence level 95%. Langkah terakhir adalah melakukan estimasi VaR portofolio Obligasi Pemerintah. Dalam estimasi ini dilakukan penghitungan korelasi antar market risk factors, yang digabungkan dengan pemetaan arcs kas kupon (lama jatuh tempo) terhadap hari pengamatan diperoleh nilai DeaR (Daily Earning at Risk) atau VaR horison 1 hari untuk masing-masing aset dalarn portofolio_ Hasil VaR untuk masingmasing aset, dengan horison 1 hari, dan confidence level 95%: - seri FR 0011 besar nilai DEaR : Rp. 44,776 dari eksposurnya Rp 106,032,100 - seri FR 0012 besar nilai DEaR : Rp. 22,075 dari eksposumya Rp 52,650,300 - seri FR 0014 besar nilai DEaR : Rp. 14,720 dari eksposurnya Rp 34,117,200 - seri FR 0018 besar nilai DEaR : Rp. 1,762 dari eksposurnya Rp 25,780,000 - seri FR 0019 besar nilai DEaR : Rp. 151,213 dari eksposumya Rp107,900,500 - seri FR 0020 besar nilai DEaR : Rp. 204,809 dari eksposumya Rp146,133,700 - seri FR 0022 besar nilai DEaR : Rp. 40,233 dari eksposurnya Rp 130,241,900 - seri FR 0023 besar nilai DEaR : Rp. 1,208 dari eksposumya Rp 3,071,200 - seri FR 0024 besar nilai DEaR : Rp. 60,886 dari eksposur Rp 148,773,400 - seri FR 0025 besar nilai DEaR : Rp. 46,753 dari eksposur Rp 126,893,900 - seri FR 0026 besar nilai DEaR : Rp. 80,847 dari cksposur Rp 118,405,800 Kemudian nilai tersebul dipergunakan dalam perhitungan estimasi VaR portofolio. Total nilai DEaR aset menghasilkan VaR undiversified horison 1 hari sebesar : Rp. 669,286.-terhadap nilai eksposur portofolio sebesar Rp 1,000,000,000. (=0,067% terhadap nilai portofolio). Sedangkan nilai VaR diversified horison 1 hari (dengan memasukkan besar korelasi antar aset dalam estimasi) adalah sebesar Rp. 312,739.-(=0,0313% terhadap nilai portofolio). Nilai volatilitas return portofolio (volatilitas EWMA) sebesar 0.0145%. Terlihat perbedaan signifikan antara dimasukkannya faktor korelasi antar aset yang membantu estimasi VaR tidak berlebihan. Nilai VaR portofolio diversified horison 5 hari adalah sebesar Rp. 699,306.-. Dan basil estimasi VaR portofolio diversified horison 10 hari adalah sebesar Rp. 988,968. Setelah nilai VaR diperoleh dilakukan backtesting dan validasi dengan Kupiec Test untuk mengetahui apakah model termasuk valid atau konvensional. ]umlah overshoot 9 buah pada confidence level 95 % (nilai non rejection antara 6 dan 21) menunjukkan bahwa model digolongkan valid. Dan penelitian diperoleh 2 kesimpulan yang dapat menjawab pokok permasalahan yang dilontarkan, yaitu: 1. Komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah serf FR pada rentang waktu pengamatan terdiri dad 11 aset dengan komposisi yang telah disebutkan sebelumnya. 2. Diperoleh besaran nilai VaR untuk portofolio optimal dengan besaran seperti telah disebutkan di atas. Nilai VaR portofolio Obligasi Pemerintah terlihat kecil dibandingkan besaran eksposur keseluruhan. Namun hal ini menunjukkan bahwa Obligasi Pemerintah tidak lepas dari risiko pasar yang bukan tidak mungkin bila diabaikan akan menyebabkan kerugian dalam skala besar.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ferdinand Hasiholan
Abstrak :
ABSTRAK
Investor tertarik untuk melakukan investasi karena investasi dianggap menghasilkan nilai lebih jika dana yang tadinya digunakan untuk dikonsumsi, pada akhirnya disimpan dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Demikian juga tujuan traders melakukan trading adalah untuk mendapatkan profit. Mereka dapat memilih varian instrumen (asset class) yang diinginkan sesuai dengan ketersediaan dana, profil risiko dan biaya dalam melakukan transaksi. Bagi trader ritel, selain saham, terdapat pilihan trading seperti obligasi ritel indonesia, sukuk ritel indonesia ataupun reksa dana. Namun pada saat memilih kemana dana harus diinvestasikan, trader juga harus mempertimbangkan berapa biaya transaksi yang harus ditanggung oleh trader dan apakah biaya tersebut dapat ditutup oleh imbal hasilnya. Dari hasil penelitian, setelah menghitung net return keseluruhan obligasi return mempunyai return yang positif. Namun, disisi lain terdapat reksa dana yang mempunyai net return yang positif dan negatif. Hal ini berarti terdapat reksa dana yang returnnya tidak menutupi transaction cost. Tesis ini membahas analisis deskriptif obligasi, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.
ABSTRACT
Investors are willing to invest because investment is considered generating more value if the money invested in a certain assets rather than used for consumption. Even so, traders are trading to make profit. They can choose a variant of instruments or asset class desired according to availability of fund, risk profile and cost of doing transaction. For retail traders, in addition to stocks, there are many choices to trades such as retail bond, retail sukuk or any mutual fund. However, traders must consider how the transaction costs will be covered by all the asset return. After calculated transaction cost and sort all the results, the mutual funds have positive and negative net returns but all retail government bonds have positive returns. It means, all of the retail government bonds can cover their costs therefore result in positive return. But on the other hand, not all of mutual funds produce positive results which means these mutual funds are unable to cover their transaction costs
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Frans Johanes Saut Sotarduga
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas temuan siklus lelang dari obligasi pemerintah yang direpresentasikan oleh perubahan yield dalam beberapa hari di sekitar tanggal lelang pada negara-negara ASEAN-5 Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina dan hubungannya terhadap tingkat persaingan dalam lelang diproksikan dengan bid-to-cover ratio dan dikontrol oleh ekpektasi nilai tukar mata uang lokal dan risiko kredit. Sejalan dengan peneitian sebelumnya, pola siklus lelang ditemukan dalam pasar sekunder untuk setiap sampel tenor benchmark di setiap negara: yield naik menuju tanggal lelang dan kembali turun setelah lelang. Peningkatan tingkat persaingan dalam lelang berkontribusi secara negatif terhadap perubahan yield di pasar sekunder pada hari diadakannya lelang. Variabel kontrol dari ekpektasi nilai tukar mata uang lokal dan risiko kredit signifikan terhadap perubahan yield. Terdapat temuan hubungan perubahan harga di pasar sekunder terhadap when-issued underpricing yang diukur dengan metode yang dimodifikasi dari penelitian terdahulu, mengindikasikan bahwa selisih yang semakin besar antara yield yang dimenangkan dalam lelang terhadap yield di pasar sekunder mendorong dealer untuk segera merealisasikan profitnya di pasar sekunder.
ABSTRACT
This research explores the evidence of auction cycles in government bond auction that represented by yield changes in days around auction dates in ASEAN 5 Countries Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand and its relationship to auction competition proxied by bid to cover ratio controlled by exchange rate expectation of local currency and credit risk. In line with previous research, we find auction cycles pattern in secondary market of each benchmark maturity auctions in sample countries yield moves higher towards auction date and lower after auction date. We also find that higher auction competition is associated with negative contribution to secondary market yield change in auction date. Control variables of exchange rate expectation of local currency and credit risk show significant relationship to yield changes. We find evidence of secondary yield changes to when issued underpricing measured by modification of previous research rsquo s method, indicating that higher spread yield won in auction to yield in secondary market urges dealers to realize profit in secondary market.
2018
T51110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>