Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahidah Laomo
"Wilayah Kotamadya Ujungpandang (KMUP) sekarang ini, adalah bagian dari Kerajaan Gowa-Tallo yang telah mengukir lembaran sejarah selaku kerajaan maritim yang termasyhur di gugusan Nusantara pada abad XV. Perjanjian Bongaya (1668) yang mengakhiri perang berkepanjangan dengan VOC di satu sisi merupakan awal keruntuhan Kerajaan Gowa-Tallo, namun di sisi lain adalah juga titik tolak pertumbuhan Ujungpandang sebagai bandar niaga terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang mencatat perkembangan pesat. Akibat gangguan keamanan - khususnya_ pemberontakan DI-TII (1951-1965) --telah memudarkan kejayaan itu, di saat mana arus barang dan jasa mengalir dari dan ke Surabaya yang mengambil alih fungsi dan peranan "pintu gerbang" KTI.
Setelah memasuki era Orde Baru, dimana keamanan telah pulih kembali, seyogyanya "pintu gerbang" itu kembali ke asalnya, namun kenyataannya tidak demikian. Hal ini menuntut suatu kajian intensif, terlebih lagi pada saat ini, dimana KMUP berada pada posisi yang semakin kritis : menjelang tahun 2000 adalah kurun waktu yang ditargetkan untuk tinggal landas pembangunan nasional, yang berentetan dengan globalisasi perdagangan dunia, mulai dari AFTA 2003, APEC 2010 hingga WTO 2020.
Penelitian ini termasuk jenis deskriptif-eksploratif, dalam hal mana tidak diperlukan hipotesis (Erickson dan Nosanchuk, 1983). Pendekatan empiris dilakukan dengan mengelompokkan data pada enam variabel operasional yang menjadi katalisator globalisasi yakni : (1) SDM; (2) Tata ruang; (3) dunia usaha; (4) Transportasi; (5) Fasilitas sosial; dan (6) Keamanan dan ketertiban masyarakat.
Tujuan penelitian ialah : (1) mendeskripsi aspek-aspek kehidupan kota saat ini, bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia mampu menggerakkan dinamika masyarakat; (2) mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan faktor-faktor kelemahan pelaksanaan dan para pelaku pembangunan di KMUP; dan (3) memprediksi aspek-aspek Ketahanan Wilayah (TANWIL) KMUP dalam kerangka Ketahanan Nasional (TANNAS) menghadapi era globalisasi. Fokus kajian diletakkan pada aspek-aspek yang menjadi katalisator globalisasi yakni perkembangan infrastruktur diteropong dari sudut Konsepsi TANNAS dan Trilogi Pembangunan. Pihhan aspek-aspek tersebut - sesuai dengan judul tesis -pada akhirnya akan memberi jawaban terhadap rangkaian pertanyaan : sampai dimana kesiapan KMUP dan seberapa jauh peranannya kelak dalam era globalisasi yang sudah di ambang pintu.
Dari hasil penelusuran (eksplorasi) berdasarkan sumber literatur dan penelitian lapangan, ditemukan bahwa kunci kemajuan pembangunan KMUP yang menjadi dependent variable terletak pada sektor perhubungan (transportasi) khususnya sub sektor perhubungan laut. Pembangunan sektor transportasi harus didukung oleh tiga komponen independent variable yakni : (1) ketersediaan SDM dalam jumlah maupun mutu, (2) penataan ruang wilayah, dan (3) kelengkapan fasilitas sosial. Kesemuanya akan memberi feedback (umpan balik) terhadap. perkembangan dunia usaha dan kamtibmas selaku intervening variable dalam penelitian ini. Perkembangan dunia usaha akan membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, sedangkan kemantapan kamtibmas akan berdampak terhadap keamanan. Keduanya - kesejahteraan dan keamanan -- adalah inti dari gerak dan upaya pembangunan, yang mengandung makna filosofis keinerdekaan, yakni bebas dari rasa takut dan bebas dari ancaman kelaparan.
Hasil penelitian terhadap ketiga independent variable antara lain ialah bahwa perkembangan SDM menunjukkan kinerja yang cukup baik. Telah terjadi transformasi struktural lapangan usaha penduduk dari sektor-sektor primer ke sektor-sektor sekunder dan tertier. Dalam penataan ruang wilayah dan pembangunan fasilitas sosial, ternyata porsi dana dan wewenang Pemda KMUP sangat kecil. Namun dengan dana dan kewenangan yang dimiliki, Pemda KMUP telah berupaya semaksimal mungkin melakukan terobosan antara lain dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, yaitu instansi sektoral, Pemda Propinsi Sulawesi Selatan, dan investor swasta.
Kecilnya porsi dana dan wewenang yang dimiliki oleh Pemda KMUP untuk menata kotanya sendiri, disebabkan belum adanya undang-undang tentang Pemerintahan Kota. Yang ada ialah undang-undang tentang Pemerintahan Daerah (UU No. 5/1974) dan undang-undang tentang Pemerintahan Desa (UU No. 5/1979). Perilaku globalisasi menuntut otonomi yang jelas dan kewenangan penult dari Pemerintah Kota untuk berimprovisasi sehingga - bagi KMUP - dapat menegakkan kembali hegemoninya selaku pintu gerbang utama KTI.
Modal dasar cukup dimiliki yakni SDM dan letak geografis pada posisi silang antara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudera (Pasifik-Indonesia). Sumberdaya alam atau sumber kekayaan alam (SKA) juga tersedia, namun.dalam kapasitas selaku "pintu gerbang", maka SKA-nya akan menyebar pada kawasan di sekelilingnya, yakni buffer zone (Segitiga Minasamaupa), satellite (23 kabupaten/kotamadya se Propinsi Sulawesi Selatan), dan hinterland (9 propinsi yang terletak di bagian timur peta bumi Indonesia ditambah 2 propinsi di Pulau Kalimantan)."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerdin Soeryagama
"Sektor industri jasa, khususnya jasa pelayanan teknis, akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan industri, perkembangan teknologi Industri, dan mulai terbukanya era globalisasi. Sumber institusi penyedia jasa juga akan semakin beragam, tidak hanya dari pemerintah yang bertindak selaku agent of development, tetapi juga akan diikuti dari kalangan perguruan tinggi, dan kalangan swasta lainnya.
Balai Besar Litbang Industri Bahan dan Barang Tehnik (B4T) sebagai salah satu institusi litbang di lingkungan BPPIP, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, telah melakukan kegiatan Jasa Pelayanan Teknis-JPT yang diberikan kepada masyarakat industri. Masalah utama yang dihadapi B4T dalam kegiatan JPT adalah masih lemahnya kemampuan dalam bidang pemasaran dan kinerja organisasi untuk memuaskan pelanggan. Berkaitan dengan akan makin berkembangnya sektor industri jasa dan pasar persaingan yang meningkat, maka B4T harus memiliki strategi pemasaran yang tepat, agar B4T tetap mempunyai daya saing bahkan unggul di masa mendatang. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran bagi B4T berdasarkan kondisi internal dan eksternal, maupun posisi B4T dalam pasar yang kompetitif.
Untuk mengetahui lingkungan B4T dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder, yang selanjutnya dianalisis melalui SWOT dan AHP. Hasil dari analisis ini diketahui posisi B4T terletak pada Kwadran I, yang mendukung strategi agresif, dan dengan analisis GE matrix diperoleh bahwa B4T berada pada area selective growth, yang menurut A.T. Kearney, B4T harus melakukan evaluasi terhadap potensi kepemimpinannya di pasar melalui segmentasi, mengidentifikasi kelemahannya, dan membangun kekuatannya. Dari analisis strategi generik, B4T dapat menerapkan keunggulan biaya menyeluruh, dan dari strategi bauran pemasaran, B4T lebih sesuai menerapkan strategi harga karena B4T memiliki keunggulan dalam menetapkan tarif jasa yang murah dibandingkan dengan pesaingnya. Namun, dalam kegiatan JPT ini, B4T sebagai institusi pemerintah disarankan untuk lebih menggalakkan upaya pemasaran interaktif, agar tidak kalah bersaing di pasar.

Marketing Strategy of Technical Service (Case Study on the Institute for Research and Development of Material and Technical Product Industry-B4T, Bandung)
Industrial services sector, especially technical services, will be increasing in line with developing of industries, industrial technologies, and globalization era. The provider of such services will vary also, not only from the government institutes that act as agent of development, but also from universities and other private sectors.
The Institute for Research and Development of Material and Technical Product Industry (B4T) as one of the institutes in the Agency for Industrial and Trade Research and Development, Ministry of Industry and Trade has undertaken technical services (JPT-Jasa Pelayanan Teknis) provided for industrial societies. The major constraint faced by B4T is the lack of capability in marketing and organization performance to satisfy the customers. In relation with increasing of industrial services and high competitive market, B4T should have marketing strategies in order to have competitiveness in the market and become a leader in the future. Therefore, the thesis is aimed to formulate the marketing strategies based on B4T's internal and external environment as well as its position in the competitive market.
To understand B4T's atmosphere, the author collected data both secondary and primary, then analyzed using Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The result of such analysis represent that B4T's position is on Quadroon I, in which the strategy that should be practiced is an aggressive growth (growth oriented strategy). By using General Electric (GE) matrix can be explained that B4T is located on selective growth area, in which according to A.T. Kearney, B4T has to evaluate its potential for leadership via segmentation, identify the weaknesses, and build strengths. Through generic strategy, B4T could implement the total cost advantage in order to create safe position in the long run and achieve superior within industry. Marketing mix strategy suggests that B4T will have better strategy to implement price strategy since B4T has advantage in determining the lowest tariff compared to its competitors. However, in its activities, B4T is urged to activate interactive marketing in order to be competitive in the market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ramses D.
"Tesis ini berupaya menjelaskan didalam era globalisasi ini bahwa Teknologi informasi yang telah merambah hampir seluruh dunia via satelit dengan implikasi pada system penyiaran global, secara tidak langsung dengan melihat acara-acara yang ada di media teleivisi, membaca media cetak serta mendengar radio, telah membuat perpindahan suatu budaya, politik. Disamping isu-issu lingkungan hidup, hak asasi manusia dan demokrasi membuat kita dituntut untuk melakukan adaptasi ataupun reformasi secara besar-besaran.
Menguatnya suatu aktor non-pemerintah yaitu Para Kapitalis yang bernaung didalam Korporasi usaha berskala internasional yang memainkan perannya didalam politik, ekonomi, lingkungan, humaniter dan bahkan tidak jarang aktor non-pemerintah tersebut dapat mengacaukan perekonomian suatu negara. Peran tersebut mereka lakukan lewat transaksi di pasar mata uang & stock exchange secara internasional yang dilakukan secara bebas, serta ketidak mampuan Bank Sentral suatu negara untuk mengontrol nilai tukar mata uangnya sehingga krisis multi dimensi terjadi seperti yang dihadapi Indonesia saat ini.
Adanya beberapa negara maju yang berbahasa sama yang memainkan perannya, bagaimana memastikan perusahaan mereka dapat memperoleh irisan kue ekonomi global dengan menggunakan teknologi satelit sebagai mata-mata mereka untuk kepentingan politik dan ekonominya demi kepentingan negaranya yang lebih luas, dan dengan dasar itu juga negara-negara maju tersebut memainkan perannya untuk menguasai negara-negara yang dianggapnya bertentangan dengan kepentingan negara mereka.
Demikian juga suatu Lembaga Keuangan Intenational Monitory Funds (IMF) yang dimotori oleh Amerika Serikat memainkan perannya dengan membuat scenario, dengan dalih memberikan bantuan pinjaman uang kepada negara yang ditujunya, namun dibalik itu ada maksud dan tujuan yang lebih mendalam yaitu untuk menguasai sumberdaya alam dan ekonominya, yang ahirnya negara penerima pinjaman tersebut akan selalu tergantung kepada lembaga keuangan pemberi pinjaman.
Untuk itu kita (pemerintah dan masyarakatnya) dituntut lebih akomodatif serta peka terhadap situasi dan kondisi perubahan yang terjadi setiap saat, agar kita dapat terhindar dari arus ombak globalisasi yang melanda dunia sekarang ini. Disamping itu negara/pemerintah dituntut agar berpihak kepada rakyatnya, serta adaya kerjasama dalam menghadapi situasi yang dihadapinya agar terhindar dari penguasaan negara lain didalam perdagangan pasar bebas dan politik bisnis yang dilakukan oleh negara-negara maju dan negara lainnya.

This thesis is attempting to explain that in this globalization era in which information technology has spread out all over the world through satellite with implication on the global broadcasting system, indirectly through television programs, printed media and radio has made transformation both on cultural and political aspects. In addition to the environmental issues, human right and democracy which demand us to adjust ourselves with these changes and to make total reformation.
Non government actors, in this case the capitalists under international-scale corporations? which are growing stronger and play their important role in political, economic, environmental, and humanity aspects, often destruct local economic pattern. They do their roles through international money market and stock exchange in which they can do it freely, and the inability of Central Bank of a country to control its currency so that multi dimensional crisis occurs in a country like Indonesia.
Some of the advanced countries speaking the same language are trying to win or to take part, "how to ensure their firm get decent slice of the "global economic pie" of information technology benefits. Using satellite technology as their means of intelligence for the sake of the political, economic and general purpose of their countries, and based on that, the advanced countries also play their role to dominate other countries which they consider as their opposing countries.
So is International Monetary Fund (IMF) led by United States of America who plays its role by making scenario, using loan to the target countries, but in fact there is a disguising purpose to exploit natural resource and economy, which in turn the doctor country will be permanently dependent to the creditor or the monetary institution.
Considering the above description, we, the government and the people, must be accommodative and sensitive toward the situations and conditions that change every time, so that we can anticipate the globalization backwash happening on the world. Apart from that, the government must be concerned with public interest in general, and the government must work together with the people to encounter the problems so that they can prevented from other country's domination in the free market political business by advanced countries.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T7098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yul Ari Pramuraharjo
"Pramuraharjo Tahun 2001 adalah tahun penuh tantangan bagi PT. Pembangunan Perumahan (persero). Serangkaian perubahan yang didorong oleh semangat reformasi, serta dampak krisis yang berkepanjangan telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan dan usaha jasa konstruksi pun tidak luput dari pengaruh tersebut. Dengan kondisi yang demikian PT. Pembangunan Perumahan (persero) berupaya menempuh upaya strategis guna memperkuat daya saingnya.
Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak bagi PT. Pembangunan Perumahan (persero) untuk terus menerus menyesuaikan kegiatan bisnisnya dan mempunyai strategi bisnis yang efektif untuk merebut target pasar bahkan ceruk pasar di industri ini. Untuk mencapai hal ini, perlu menganalisis lingkungan industri dan persaingannya (lingkungan eksternal) serta kinerjanya (lingkungan internal) sebagai dasar untuk membuat strategi bisnis yang jelas dan tepat.
Dalam rangka mencari formulasi strategi bisnis yang sesuai maka diperlukan upaya identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk itu maka diadakanlah penelitian ini yang memfokuskan pada upaya penentuan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi perusahaan di tengah persaingan.
Penelitian yang dilakukan di PT. Pembangunan Perumahan (persero) ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan responden para karyawan pada tingkat supervisor dan manager yang berjumlah 15 orang. Alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner terstruktur dengan jenis pertanyaan tertutup.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi strategi yang disarankan bagi PT. Pembangunan Perumahan (persero) adalah strategi investasi dengan menekankan pada strategi penetrasi pasar dan harga sehingga dapat menonjolkan competitive advantage-nya dibandingkan pesaing lain yang sejenis.
Daftar Pustaka : 39 Buku Literatur+ 3 Buletin/Artikel + 1 Evaluasi Kinerja"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Narulita
"Dalam menghadapi era globalisasi dan pasar babas tingkat AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 dan APEC (Asia Pasifrc Economic Conference) 2010 dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) siap bersaing dan memiliki kapabilitas, baik dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental. SDM yang dibutuhkan tentunya adalah SDM yang beretos kerja tinggi. Etos kerja sangat dibutuhkan karena ia sangat berkaitan erat dengan kepuasan personal dalam bekerja dan juga produktivitas kerja.
Etas dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakini. Finder (1998: 73) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat mampu menjadi sumber kepuasan kerja, komitmen dan efektivitas kerja. Budaya organisasi yang baik akan menjadi sumber positif bagi peningkatan etos kerja. Selain itu, Asifudin (2004) menyimpulkan bahwa etos kerja dipengaruhi oleh dimensi individual, sosial, lingkungan alam dan juga dimensi transedental. Yang dimaksud dimensi transendental adalah dimensi yang melampaui batas-batas nilai materi; yakni dengan menjadikan kerja sebagai satu bentuk ibadah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemaknaan shalat, budaya organisasi dan etas kerja pada karyawan PT. Saranagriya Lestari Keramik. Penelitian ini lebih mengutamakan pendekatan kuantitatif dan dilengkapi dengan metode kualitatif. Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik pengambilan samplenya yaitu teknik purposive sampling atau sarnpel dengan karakteristik tertentu. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar luaskan pada 40 (empat puluh) responden dan depth interview (wawancara mendalam) pada 3 (tiga) responden. Untuk metode kuantitatif, digunakan teknik analisis deskriptif, yaitu analisis frekuensi, mean, realibilitas, korelasi product moment dan juga analisis regresi linier. Untuk analisis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SASS 10.0 for windows. Sedangkan untuk metode kualitatif, digunakan teknik analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa yang ditengahkan dapat diterima yaitu:
1.Meningkatnya pemaknaan shalat yang dimiliki individu akan diiringi dengan meningkatnya etos kerja dalam dirinya.
2.Meningkatnya budaya organisasi yang diaplikasikan individu dalam aktivitas kerjanya akan diiringi dengan meningkatnya etos kerja dalam dirinya
3.Ada hubungan yang signifikan antara pemaknaan shalat dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan etos kerja.
Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisa yang ada, peneliti memberikan saran kepada berbagai pihak terkait akan pentingnya digalakkan program yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman shalat bagi para karyawan. Dengan pemahaman shalat yang baik, maka diharapkan karyawan pun dengan sendirinya memiliki etos kerja yang lebih baik. Selain itu, perlu ditingkatkan sosialisasi budaya 5R hingga karyawan lebih mengenal budaya tesebut dengan baik. Hendaknya ada simulasi dalam pelaksanaannya hingga budaya tersebut mampu dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan bukan karena paksaan.

In face of globalization era and free market storey; level of AFTA (Asean Free Trade Area) 2003 and APEC (Asia Pacific Economic Conference) 2010, required SDM (human resource) ready to compete and have capabilities; good in capacities domination of Sciences & Technologies and also mental attitude. Required SDM it is of course SDM which is having high work-ethic. Work-ethic very required by because he very interconnected sliver with satisfaction of personal in working as well as work productivity. Work-ethic formed by various habits, cultural influence and also value system believed. Pinder (1998: 73) please lay open that strong organizational culture can become the source of satisfaction of work, work effectiveness and commitments. Cultural of good organization will become positive source to make-up of work-ethic.
Besides, Asifudin (2004) concluding that work-ethic influenced by individual dimension, social, environmental of nature as well as dimension of transcendental. Transcendental dimension is abysmal dimension of boundaries assess items; namely by making work as one religious service form. This research aim to know role prayer's meaning and Organizational Culture to Work-ethic at employees in one of the company in Cibitung. This research more in majoring of quantitative approach and provided with method qualitative. Method intake of sample which is used in this research is method of non-probability sampling with its intake technique of him that is technique of purposive sampling of sample with certain characteristic. This research use research instrument in the form of questioners spread abroad 40 (forty) respondents and of depth interview (circumstantial interview) at 3 (three) respondents. For quantitative method, used descriptive analysis technique that is frequency analysis, mean, reliabilities, correlation of product moment as well as analysis of regression linear. To analyze in this research, researcher use program of SPSS 10.0 windows for. While for qualitative method researcher used content analysis technique.
Result of research indicates that hypothesizing can be accepted.
1. The increasing of prayer's meaning had by individual will accompany at the height of work-ethic in his-self
2. The increasing of organizational culture which is individual application in its work or activity will accompany at the height of work-ethic in his-self
3. There is relation between Prayer's meaning and organizational culture by together with work-ethic.
Pursuant to result of existing analysis result and conclusion, researcher give suggestion to various related parties for the importance of emboldened program with aim to increase the understanding of prayer to all employees. With good understanding of prayer, hence expected employees even also by itself have better work-ethic. Besides, require to be improved socialization of 5R till employees more recognizing of that culture better. Shall there is simulation in its execution till the culture can be executed with eyes open and not because of constraint.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library